Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, Maret 29, 2015

Sokola Rimba

"Segalanya ada mantera-manteranya, harus terbebas dari segala pikiran buruk" (Nyungsang Bungo)
Sokola Rimba merupakan film Indonesia yang mengangkat kisah hidup Butet Manurung, pengajar asal Jakarta yang mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak Rimba penduduk asli hutan Bukit Duabelas di provinsi Jambi. Diadaptasi dari buku memoar yang ditulis oleh Butet sendiri, film Sokola Rimba dibintangi oleh Prisia Nasution sebagai Butet, serta didukung oleh wajah-wajah asli Orang Rimba.
Butet Manurung (Prisa Nasution) sedang mengajari baca tulis (Sokola Rimba)
Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung (Prisia Nasution) telah menemukan hidup yang diinginkannya, mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Hingga suatu hari Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) nama anak itu, berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di’cap jempol’ oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.
Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bias membawa malapetaka bagi mereka.
Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo, hingga malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.

Share:

Senin, Februari 02, 2015

Mengantar Anak Ke Sekolah

Saat kasus kepolisian vs Komisi Pemberantasan Korupsi, Polisi vs KPK, yang rame disebut sebagai Cicak vs Buaya jilid 2, ada yang menarik perhatian saya. Oh iya, Istilah Cicak vs Buaya ini pertamakali disampaikan oleh Komjen Susno Duadji saat terjadi konflik antara kepolisian dengan KPK. Hal yang menarik dari Cicak vs Buaya ini adalah cerita Bambang Widjojanto yang rutin mengantar jemput sekolah anaknya. Bahkan saat ia ditangkap, ia sedang bersama anaknya usai dijemput dari sekolahnya.

Interaksi Bambang Widjojanto dengan anak juga sangat menarik. Di beberapa group ada broadcast yang sambung bersambung tentang sikap Bambang saat ditangkap kemudian menjelaskan kepada anaknya. Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yg keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yg mau kuliah. Hal ini menunjukan sikap baik seorang ayah. Sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yg akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.

Bambang saat ditangkap dan "diborgol"oleh pihak bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yg sudah berusia 20 tahun. Seorang Bambang sedang menancapkan memori kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.

Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dengan tim bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim. Dalam kondisi seburuk apapun, seorang ayah sebagai pemimpin tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.

Selama ditahan di bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak ttg pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya. Bambang menunjukan diri sebagai seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.

Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan "ini konsekuensi dari pekerjaan ayah". Yah, seorang ayah sebagai pemimpin harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yg tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan.

Mengantar Anak

Mari kembali ke fokus mengantar anak. Di jaman yang serbacepat ini, tuntutan pekerjaan seolah mengalir dengan deras. Tuntutan untuk datang tepat waktu dan pulang tepat waktu dari tempat bekerja seolah mengasingkan manusia dari hal-hal kecil yang bermakna besar. Tuntutan itu sudah menjauhkan manusia untuk berinteraksi dengan anak secara sehat dari pagi sampai malam. Bahkan saking sibuknya ada istilah orangtua weekend. Orangtua yang hanya merasakan perannya di akhir pekan. Itupun terkadang karena capeknya bekerja dari senin sampai sabtu, tak jarang orangtua yang mengabaikan anak-anak bahkan di hari sabtu dan minggu.

Mengalihkan pengasuhan dengan membayar orang lain adalah solusi instan yang hasilnya tak akan baik untuk anak-anak. Orangtua terasing dari anak-anaknya sementara anak-anak butuh perhatian orangtuanya. Fakta banyak anak yang melakukan bunuh diri atau terjerembab dalam lubang obat-obatan terlarang berawal dari kurangnya perhatian rumah atau orangtua terhadap anak-anaknya.

Mengantar anak sekolah di saat ini adalah pengalaman paling langka. Orangtua sebaiknya menggunakan moment mengantar ke sekolah sebagai awal membangun kedekatan yang baik. Angkat topi untuk orangtua yang memiliki keberanian untuk tidak terjebak dalam rutinitas pekerjaan.

Buat saya, tak peduli masalah kesiangan di tempat kerja saat anak merasa membutuhkan, saya akan paksakan untuk bisa memenuhinya. Melihat pentingnya proses mengantar atau jemput anak, saya bersyukur tak pernah hilang kesempatan mengantar anak di pagi hari ke sekolahnya. Saya merasakan kedekatan ketika berjalan bersama anak. Ini juga harus menjadi perhatian banyak orangtua untuk selalu meluangkan waktunya untuk anak-anak sesibuk apapun pekerjaannya.




Bambang Widjojanto (sumber foto Kompas.com)
Share:

Selasa, Januari 27, 2015

Melawan Nyamuk

Hal yang paling sulit saat bermain ke pantai adalah melawan nyamuk. Misalnya ke Pantai Pangandaran, Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Santolo, dan pantai-pantai lainnya. Malam-malam penuh bintang tapi harus berjuang dari serangan nyamuk. Nyamuk pantai bergerombol siap mengisap darah para pelancong, para traveler.

Traveler harus bersiap dengan kondisi malam tak menyenangkan karena nyamuk. Biasanya nyamuk beredar mulai dari maghrib sampai dini hari. Subuh sudah berkurang atau juga karena kita sudah nyenyak tertidur.

fighting mosquitoes
Jauh-jauh hari sebelum mengunjungi pantai, traveler harus menyiapkan kebutuhan anti nyamuk agar perjalanan tetap mengasyikan. Nah untuk terbebas dari nyamuk, inilah tips yang bisa traveler coba.

1. Siapkan lotion anti nyamuk. Sudah banyak beredar dipasaran berbagai merek lotion anti nyamuk. Oleskan pada bagian tubuh yang rentan terkena serangan nyamuk seperti kaki, tangan, dan muka.
2. Bawa selalu minyak angin atau minyak kayu putih. Minyak kayu putih juga bermanfaat mengusir nyamuk dari tubuh kita. Bau minyak kayu putih bisa mengganggu nyamuk.
3. Kulit jeruk jangan dibuang. Kulit jeruk juga mempunyai wangi yang membuat nyamuk menjauh dari tubuh kita. Simpan di dekat tempat tidur kita selama kita istirahat.
4. Minyak Tawon selain bisa mengusir nyamuk juga bisa mengobati bentol-bentol karena gigitan serangga dan juga nyamuk.
5. Kelambu. Alat ini sangatlah ringan dan tradisional. Sejak jaman dahulu, orangtua kita menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Ada kelambu khusus yang praktis untuk traveler. Silahkan cek di toko-toko penyedia alat camping, traveling, dll.
6. Obat nyamuk bakar. Ini tidak direkomendasikan khusus yang menderita gangguan pernafasan. Obat nyamuk bakar efektif mengusir nyamuk yang beterbangan di atas kepala kita dan mengganggu saat istirahat.
Demikian tips praktis mengindari serangan nyamuk buat traveler yang akan mengunjungi daerah seperti pantai. Nyamuk hilang, istirahat tenang dan traveling menjadi semakin menyenangkan.
Share:

Minggu, Januari 25, 2015

Cuaca Tidak Bagus

Percakapan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Santolo antara penjual dan pembeli ikan di sela-sela waktu mereka saling tawar.
"Kenapa hasil tangkapan ikannya gak bagus? Cuaca sedang tidak bagus yah" kata pembeli.
"Ah cuaca mah baik-baik saja, ikannya saja sedang tidak ada" jawab penjual ikan.

Percakapan singkat itu menyadarkan tentang cara memandang setiap hal yang terjadi dalam keseharian. Terkadang menyalahkan pihak luar lebih mudah dibandingkan dari pada meraba ke dalam diri sendiri untuk instrospeksi. Kalau kata Gobind Vasdhev, semua hal di luar diri kita itu bernilai netral, diri kita sendirilah yang memberi nilainya.

Ketiadaan ikan bisa dilihat karena kesalahan cuaca atau karena memang ikannya sedang tiada. Lebih mudah menyalahkan maka salahkan cuaca karen ketiadaan ikan. Padahal di laut yang maha luas, ketersediaan ikan sangat berlimpah. Ikan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Bisa jadi ketiadaan ikan terjadi karena ikannya pergi sementara nelayan menangkap pada tempat yang sama.
Pada hari tertentu setiap bulan ikan memang sulit ditangkap karena pancaran cahaya bulan menganggu konsentrasi nelayan. Pernah lihat film yang tokohnya berjuang di lautan dengan harimau? Film yang berjudul Life Of Pi itu dalan satu scene-nya menceritakan suasana malam hari. Ikan-ikan memancarkan warna-warni yang elok. Punggung ikan bisa terlihat jelas pada malam hari. Nah demikianlah para nelayan juga menentukan jenis ikannya pada malam hari dengan melihat pancaran punggung ikannya.

Kalau hasil tangkapan nelayan berkurang, benar kata penjual ikan, ikannya sedang tidak ada. Jadi tenang saja, nanti akan ada lagi ikannya, akan mudah lagi ditangkap oleh nelayan asal tidak serakah agar ketersediaan di alam terbuka masih melimpah.

Share:

Sabtu, Januari 24, 2015

Hope Kemudian Hopeless

Terpilih secara dramatis oleh rakyat Indonesia, Jokowi kemudian di elu-elukan dunia. Majalah Time memampang muka Jokowi dengan jelas dan dibubuhi "A New Hope" di bagian halaman depan atau covernya.

Sebuah harapan baru masyarakat Indonesia atau harapab baru Amerika Serikat untuk mencengkeramkan kuasanya atas sumber daya alam. Keduanya beririsan sangat tipis mengingat harapan barunya disampaikan secara terang-terangan oleh media Amerika Serikat.

Merasa tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihannya yang sangat tinggi, pemerintah bisa mudah membangun kebijakannya. Pun di sisi masyarakat, Jokowi dianggap mampu menampung semua aspirasi secara langsung tanpa terjebak berbelitnya birokrasi. Harapannya kemudian menggantung setinggi langit kepada Presiden Jokowi yang terpilih.


Sayangnya, harapan yang terlampau tinggi ini juga ternyata sulit direalisasikan. Misalnya tiba-tiba Jokowi menaikan harga BBM yang belakangan kemudian diturunkan lagi. Jokowi bisa saja berkilah karena subsidi harus dialihkan ke sektor yang lain tetapi harga minyak dunia sedang turun drastis. Menurunkan harga premium ternyata tidak diikuti oleh penurunan harga barang dan jasa lainnya. Misalnya ongkos angkutan kota yang tak berangsur turun sejak harga premium turun.

Selama ini masyarakat hanya mengenal Jokowi seorang, tidak melihat lingkaran lebih luas lagi. Ada Megawati yang sebenarnya masih 'ngebet' ingin jadi presiden lagi. Megawati tidak jadi presiden, kalah pamor dari Jokowi tetapi Megawati punya jaringan besar politikus pengatur negeri ini. Mereka yang sudah malang melintang di peta politik republik Indonesia.

Saat ini, disinyalir Jokowi sedang digiring ke killing ground. Jokowi harus siap berada di posisi yang akan dibenturkan dengan pendukungnya sendiri. Beberapa hari yang lalu, Relawan Dua Jari berunjuk rasa. Relawan adalah basis terbesar Jokowi dalam memenangi pemilihan umum. Kasus perselisihan antara KPK dan Polri yang berawal dari polemik yang melibatkan Budi Gunawan adalah sebentuk jembatan pengantar ke arena killing ground. KPK vs Polri sedikit banyak menguras pemikiran Presiden Jokowi. Dua-duanya merupakan pilar penting negara ini. Memberantas korupsi adalah janji Jokowi, kepolisian adalah lembaga penting yang harus diperhatikan mengingat stabilitas negara berbanding lurus dengan stabilitas ekonomi.

Ada kesan Jokowi tak tegas dalam mengintervensi kepolisian perihal penangkapan Bambang Widjayanto. Jokowi tak ada, muncullah beragam tuntutan kepada presiden. Tengok saja hastag #SaveKPK #WhereAreYouJokowi dan lain-lain menjadi trending topic untuk mendesak Jokowi tegas dalam melindungi lembaga anti korupsi.

Dari hope kemudian menjadi hopeless, semoga saja Presiden Jokowi sedang membuat pertimbangan agar tidak makan buah simalakama. Membela KPK dan Polri adalah hal penting jangan sampai kehilangan arah dan fokus dalam menyelesaikannya.

Share:

Realisme Film Hijab

Entah trend atau memang kejenuhan dengan tema film futuristik, film-film yang menampilkan apa adanya jauh lebih menarik. Lebih manusiawi dan memotret realitas tanpa didramatisasi atau dibuat jadi lebay, sebuah film menjadi sangat menarik. Kita bisa tertawa dan menertawakan aktor. Lebih dalam lagi, kita menertawakan diri sendiri.

Kesan menertawakan diri ini muncul dari sutradara Hanung Bramantyo. Ia mengaku membuat cerita film yang mengalir saja dari keseharian yang dialami sang istri, Zaskia Adya Mecca. Sang istri juga ikut bermain dalam film Hijab bersama teman-temannya yang sesama hijabers.

Setiap orang punya alasan untuk memakai hijab, dulu disebut jilbab, jilbabers, kerudung, kudung gaul, dll. Ada yang memang sudah terbangun dari keluarganya, ada juga yang memang terbangun dari lingkungan atau komunitasnya di kampus atau sekolah. Melalui berbagai rintangan, ada yang terus menerus tetapi ada juga yang berjilbab kemudian lepas lagi. Banyak kisah sisi-sisi lain dari cerita para perempuan berjilbab ini. Tren jilbab kemudian meningkat saat seorang desainer muda memasyarakatkan aneka jenis model hijab yang menarik dipandang mata.

Kisah perempuan memakai hijab juga menarik. Ada yang terjebak seperti digambarkan dalam film hijab, ada yang masih enggan memakai hijab dengan alasan "menghijab dulu hatinya sebelum menghijab fisiknya". Ada juga memakai hijab tetapi bagian-bagian tubuh lainnya menonjol tak terhalangi hijab. Untuk yang ini kemudian muncul istilah jilboob dan jilbooty. Setiap orang boleh punya persepsi masing-masing tentang hijab ini tetapi jangan sekali-kali menghakimi sikapnya. Dukung saja niat baiknya.

Film hijab menggambarkan hal menarik yang seadanya. Aneh kalau ada yang menilai film hijab sebagai sesuatu yang tidak baik. Film hijab adalah sisi lainnya dari kehidupan perempuan dibalik hijabnya. Tonton dan nikmati saja dulu kemudian beri apresiasi. Syukur-syukur bisa ikut tertawa dan menertawakan diri sendiri sebagaimana yang dirasakan oleh sang sutradar Hanung Bramantyo.

"Mengapresiasi karya film anak negeri adalah dengan menontonnya di bioskop"

Share:

Selasa, Januari 20, 2015

Bob Sadino

Salah satu pebisnis inspiratif adalah Bob Sadino. Gaya yang eksentrik membuat ia mudah dikenal banyak orang. Dengan celana pendek khasnya, ia selalu menampilkan diri sebagai sosok yang sederhana dalam penampilan tetapi kaya dalam pengalaman. Ia juga kaya dalam pikiran. Tentu saja ia kaya secara materi dengan berbagai macam bisnis yang ia geluti. 

Dari berbagai media saya mengenal Bob Sadino. Dalam salah satu wawancara di televisi, ia banyak mengungkapkan rahasia sukses bisnisnya. Kerja keras dan terus berusaha mengembangkan ide-ide kreatifnya adalah dua hal yang saya catat. Tidak mungkin Kemchick bisa sebesar dan menginternasional seperti sekarang jika tidak bermodal dua hal tadi. Hal menarik yang pernah ia ungkapkan adalah " Orang goblok sulit kerja maka ia buat perusahaan yang mengerjakan orang pintar". 

Mengawali usaha di negeri orang bukanlah hal mudah. Tetapi Bob Sadino mampu membuktikan kerja keras dan kreativitasnya untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Kembali ke Indonesia dengan modal yang cukup besar membuatnya lebih mudah membangun perusahaan dengan berbagai unit bisnis.

Kesederhanaan dalam pakaian dan kedalaman dalam berpikir serta bertindak akan selalu menghiasi dunia bisnis Indonesia. Kini Bob Sadino sudah meninggalkan kita. Jasa besarnya untuk mengangkat Indonesia di ajang Internasional harus kita apresiasi dan terus kita kembangkan. Semoga semua amal baik Bob Sadino diterima di sisiNya. Aamiin!


Share:

Rabu, Januari 14, 2015

Mahar Meninggal

Dunia perfilman Indonesia kini sedang berduka. Salahseorang aktor dalam film Laskar Pelangi, Mahar atau Verrys meninggal dunia. Belum lama ini ia terkenal karena perannya yang keren dalam film besutan Riri Riza dan Mira Lesmana ini.

Sebagai Mahar yang seniman. Senang bernyanyi, bersenandung lagu-lagu melayu, membaca puisi dan mendengarkan lagu rock and roll, Mahar adalah sosok anak yang berbakat.

Ide-idenya cemerlang. Ia bisa berbagi ide tersebut dengan teman-temannya. Salah satu idenya saat pertunjukan antar sekolah dasar di Belitung waktu itu membuat sekolah Muhammadiyah menang karena keunikannya.

Memakai kostum dari daun enau dan buah-buahannya. Sangat kontras dengan tim kontestan dari Sekolah Dasar lain yang konvensional. Walaupun ada harga yang harus dibayar dari kemenangan mereka yaitu gatal-gatal sekujur tubuh karena getah dari buah-buahan tersebut.

Kreativitas anak-anak yang ditunjukan sosok Mahar menginspirasi banyak orang terutama para guru untuk mendidik dengan kreatif dan lebih memahami anak.

Tokoh pemeran Mahar kini sudah tidak bersama kita tetapi saya yakin, inspirasinya akan terus mengalir. Semoga semua amalannya diterima di sisiNya. Aaamiin. Angkat topi untuk sosok pemeran Mahar.

Share:

Selasa, Januari 13, 2015

Tekad

Pagi-pagi terbangun kemudian bersiap-siap menuju kampung tempat bergiat sehari-hari. Setelah mandi, gosok gigi, sholat, sarapan, hidupkan motor melajulah melewati lembah dan punggungan.

Di setiap belokan lembah, ia temui banyak hewan yang riang gembira di pohon. Burung-burung yang berkicau. Tupai yang meloncat dari satu dahan ke dahan lainnya. Sesekali kutemui musang yang melintasi jalanan. Bergegas lari untuk menghindari pemangsa dan manusia. Manusia yang sering memburu hewan-hewan tak berdosa. Apa salah mereka sampai harus diburu? Buat dijual? Dipelihara? Sesungguhnya mereka para pemburu, pembeli, dan pemelihara itu tidak tahu apa yang dirasakan oleh hewan-hewan peliharaannya. Mereka mengurung dalam sangkar, menebak-nebak tentang perasaannya. Lapar beri makan demikian dan seterusnya. Padahal ada perasaan lain yang dirasakan hewan dan tidak diketahui manusia. Perasaan terasing dan tercerabut dari habibatnya adalah hal yang menyiksanya. Bayangkan mereka terpisah dari keluarganya. Anak yang kehilangan induknya. Induk yang kehilangan anaknya.

Perasaan itu mengaduk-aduk sepanjang jalan menuju kampung tempatnya mengajar. Ia pun bertekad untuk mengubah cara pandang anak-anak di kampung itu untuk tidak lagi memburu hewan-hewan tak berdosa. Ia bertekad untuk menghentikan perburuan hewan liar yang dilindungi. Memerangi penjualan hewan dan menggantinya dengan memberdayakan pertanian.

Memutus mata rantai penjualan hewan-hewan liar mulai dari pemburunya. Para pemburu hewan liar akan dibina kegiatan ekonomi yang lebih kreatif dari sekedar memburu. Misalnya dengan mengemas penjualan pertanian di kampungnya dengan lebih kreatif.

Melaju terus motor trailnya melewati jalan setapak sebelum menemui jalan desa. Dengan segudang tekad, ia berjuang untuk kebaikan alam semesta dan semuanya.

Share:

Kamis, Januari 08, 2015

Low Cost Ticket, Helooo!?

Baru mendengar berita yang ajaib dari Menteri Perhubungan Indonesia. Setelah kasus Maskapai AirAsia mencuat kepermukaan karena (katanya) tak memiliki ijin terbang di Surabaya, lalu terjadi kecelakaan Airaisa di Selat Karimata, Menhub lalu mengeluarkan statement menghapus tiket murah penerbangan untuk mengurangi kecelakaan.

Let's go traveling
Nalarnya disimpan dimana? Memangnya dengan menaikan harga tiket dan menghapus tiket murah penerbangan menjadi aman? Musibah dan kecelakaan itu ada dua. Disebabkan karena kelalaian manusia atau murni karena musibah itu sendiri. Manusia itu tidak punya kuasa untuk menentukan hidup dan matinya. Hanya Tuhan. Pada saat terkena musibah, orang muslim selalu mengucapkan "Innalillahi wa innailahi rojiun" segalanya berawal dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah.

Penentuan tiket murah oleh maskapai penerbangan tentu bukan tanpa sebab. Tidak mungkin dibuat kebijakan tiket murah kalau sekedar terbang, apalagi ingin membawa kecelakaan. Semuanya punya keinginan untuk aman. Berangkat aman dan pulang dengan nyaman. Tiket murah pesawat, maskapai apapun dibuat selalin untuk promosi juga mengisi kursi kosong. Sekali terbang sebuah maskapai penerbangan membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya yang cukup besar inilah yang membuat beberapa maskapai penerbangan gulung tikar karena tak mampu membiayai operasional. Logikanya daripada kursi kosong tetapi jadwal harus terbang, ya diturunkan saja harganya. Memangnya maskapai penerbangan seperti angkutan kota yang menunggu penumpang lalu berangkat. 

Rencana menghentikan tiket murah penerbangan akan menyebabkan banyak hal terutama pada sektor pariwisata. Hal-hal yang akan terkena dampak dari kebijakan ini antara lain:

1. Kunjungan wisatawan dari luar negeri akan berkurang. Beberapa wisatawan dari mancanegara sudah terbiasa dalam bepergian dengan pesawat terbang. Mencari tiket murah penerbangan ke negara tujuan akan menjadi hal yang mengasyikan. Jika tiket murah menuju Indonesia ditiadakan, bersiaplah untuk melihat angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun dibanding tahun sebelumnya.

2. Traveler yang akan terganggu jadwalnya. Traveler dari Indonesia menuju daerah-daerah di bagian lain Indonesia bersiaplah menunda banyak waktu untuk mengunjungi kawasannya sendiri. Melihat Raja Ampat secara langsung, diving di sana, dan berinteraksi dengan penduduk sekitar bisa sirna karena tak ada tiket murah pesawat terbang. Begitu juga dengan rencana bepergian ke luar negeri. Misalnya ke Nepal, China, Thailand, dll. Traveling itu menyenangkan, mengunjungi tempat baru dan belajar banyak hal dari orang-orang yang kita temui. Seandainya tiket murah penerbangan hilang, hilanglah kesempatan belajar dari banyak penduduk di belahan bumi yang lain. 

3. Maskapai penerbangan gulung tikar. Yah, seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan. Dalam satu kali penerbangan itu membutuhkan biaya operasional yang sangat besar. Kalau biaya yang ditanggung lebih besar daripada pemasukan, lama-lama maskapai penerbangan bisa gulung tikar karena tak ada penumpang yang mau mengeluarkan biaya untuk membayar tiket yang mahal. Tiket murah penerbangan tetap menjadi andalan. Sekalipun tidak mendapatkan untung dalam sekali terbang tetapi minimal bisa menutup biaya operasional itu sudah dirasakan cukup buat membiayai operasional maskapai penerbangan.

Nah, bagaimanapun tiket murah penerbangan tetap harus ada. Menteri Perhubungan baiknya meninjau ulang jika kebijakan itu benar-benar akan diberlakukan.

Share:

Rabu, Oktober 08, 2014

Cukul

Ada satu daerah di Bandung Selatan yang cukup menarik untuk dikunjungi. Terutama mereka yang suka jalan-jalan menyusuri perkebunan teh, merasakan kesegaran udara pegunungan, dan indahnya danau.

Bandung Selatan selain perkebunan teh di Ciwidey dan Pangalengan, masih banyak lagi yang belum terungkap. Hal ini karena akses jalan menuju perkebunan yang seringkali tidak sebaik jalan jalan di perkotaan. Tetapi jangan khawatir jalur ke Cukul ini sangatlah baik. Jalanan mulus sampai lokasi. Kalaupun ada lubang-lubang sedikit itu hal wajar.

Saya melewati jalur selatan sebelum sampai di Cukul. Jalur yang tak biasa karena jalur selatan menuju Bandung biasanya mengikuti jalur umum. Ini berbeda, dengan semangat menyala, saya putuskan jalurnya berbeda.

Dari arah Garut Selatan, lurus ke arah barat menuju Pantai Rancabuaya. Jalanan sepanjang jalur selatan ini sekarang sudah bagus dibandingkan dua tiga tahun yang lalu. Dari Rancabuaya kemudian belok kanan ke arah Cisewu. Jalanan cukup menanjak dan menurun maka pastikan kendaraan anda prima. Tanjakan dan turunannya sangat curam dengan jurang di sisi kiri dan kanannya. Lebar jalan juga sangat sempit, pada beberapa daerah kita harus melipir jika berpapasan dengan kendaraan dari arah sebaliknya.

Selesai melewati Cisewu selanjutnya jalanan cukup lebar pada saat mendekati daerah perkebunan teh. Cuaca yang cerah membuat pemandangan sekitar sangat indah. Nah di perkebunan ini salah satu puncaknya kita bisa menikmati kantor afdeling Cukul. Di tengah kebun teh dengan danau di lembahnya. Sejenak beristirahat di Cukul sambil menghirup udara segar dan meredakan ketegangan setelah melewati tanjakan dan turunan yang curam. Ada penjual baso yang enak yang bisa kita nikmati setelah 'gogoleran'. Jangan lupakan merekem kenangan. Spot di Cukul sangat menarik untuk para penyuka fotografi.
Jalanan di Jalur Selatan Jawa Barat
Sambil menikmati pantai selama perjalanan
Cukul, tempat asyik buat refreshing
Danau dengan air jernih


Share:

Sabtu, September 27, 2014

Hidup Hari Ini

Suatu hari menjelang sore setelah memberikan instruksi untuk siswa Pendidikan Dasar sebuah Mahasiswa Pecinta Alam dari kampus yang berada di Jalan Setiabudi, Bandung, kami berkumpul di saung yang dijadikan base camp instruktur.

Seorang teman memulai pembicaraan yang menarik, "Tahun depan, kita tidak usah bikin perencanaan pendidikan dasar, langsung sebar formulir kemudian tahap kelas dan tahap lapangan. Orang-orang yang merencanakan pasti itu lagi, ke lapangan juga itu lagi, tinggal kader tiap pos agar tahun depannya mereka tidak ribet lagi bikin perencanaan".

Sekilas perkataan itu seperti bercanda, maklum kalau ada waktu berkumpul, para panitia pasti menyegarkan suasana dengan guyon lucu. Guyonan ini biasanya muncul lagi kalau ada acara kumpul-kumpul anggota. Tak pernah bosan untuk mengulang cerita menyenangkan pada masa lalu.

Nah, kata-kata teman saya itu kemudian saya maknai dikemudian hari. Ada benarnya semua kata-kata dia walaupun ada juga tidak benarnya. Saat itu semua instruktur rata-rata sudah melaksanakan pendidikan dasar minimal dalam jangka waktu 2 tahun. Dinamika di lapangan relatif datar karena semua sudah berjalan lancar dalam relnya masing-masing.

Di sisi yang lain, ada semacam kekhawatiran menurunnya trend penerimaan anggota karena titik jenuh para anggota untuk membuat inovasi. Syukurnya ini tidak terjadi. Kegiatan organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya sampai hari ini.

Seandainya saja semua tidak sadar dengan dinamika dan merasa sombong atas raihan saat itu, bisa jadi organisasi Mahasiswa Pecinta Alam itu sudah lenyap. Alam mengajarkan agar kita tidak sombong. Ini juga yang didengungkan kepada setiap siswa untuk terus semangat menyalakan harapan dalam diri agar bisa memberikan yang terbaik untuk lingkungan, untuk Indonesia.

Hidup hari ini! Saat matahari tak mampu memberikan kehangatan pada tubuh kita, harapkanlah bintang yang memberikannya, jika bintangpun tak mampu, nyalakan kehangatan dari dalam diri sendiri kemudian pancarkan keluar agar orang di sekitarmu merasakan kehangatan akan hadirmu!

Share:

Selasa, Agustus 19, 2014

Turun Tangan dan Sikap Politik

"Saatnya turun tangan, bukan hanya sekadar urun angan" Anies Baswedan.

Anies Baswedan 
Akhir 2013 dalam satu kesempatan diskusi bersama Anies Baswedan, saya merasa terpanggil untuk turun tangan oleh sebuah ajakan membangun Indonesia. Menuntaskan janji kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu janjinya yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia. 

Anies Baswedan seorang yang menginspirasi saya untuk bergerak bersama-sama membangun Indonesia. Semua manusia Indonesia yang merasa tergerak untuk turun tangan, bisa melaksanakannya dalam bidang apapun. Seorang petani, seorang pedagang, seorang guru, seorang pengusaha, dan apapun profesinya bisa turun tangan membangun Indonesia. Kepedulian semuanya bisa dilakukan dengan melakukan kebaikan pada setiap bidang yang dikerjakannya. Tak harus menjadi politikus untuk membangun Indonesia. Untuk turun tangan menuntaskan janji kemerdekaan Indonesia.

Lalu bagaimana dengan sikap politiknya? Ini pertanyaan menarik. Siapapun orangnya yang bergerak dibidang politik, selama dia baik, orang baik, maka inilah kesempatan kita semua untuk mendukungnya. Lepaskan masalah latar belakang, orang baik pasti akan melakukan kebaikan tanpa pamrih. Ini tantangan orang baik, ketika ia sudah menjalankan kebaikan maka bersiaplah menerima kenyataan seolah-olah kebaikannya hanya alat untuk melanggengkan kekuasaannya.

Buat saya, orang baik itu perlu didukung. Seperti kata Anies Baswedan, di republik ini bukan tidak ada orang baik, tetapi orang baik lainnya malah mendiamkan ketika ada orang baik hendak melakukan kebaikannya.

Saya percaya benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Inilah yang selalu menjadi dasar untuk selalu melakukan kebaikan bahkan sekecil apapun. Karena kebaikan sekecil apapun kebaikan akan memberikan dampak yang besar untuk alam semesta. Mari turun tangan, mari dukung orang baik di sekitar kita untuk menularkan kebaikan-kebaikan sehingga menjadin lebih besar.
Share:

Rabu, Juli 02, 2014

Sisi Lain Bambang Pamungkas

Sepakbola selalu memberikan banyak sisi yang menarik untuk dilihat. Bukan hanya bola bundar yang dioper dari satu pemain ke pemain lain kemudian ditendang keras melewati garis penjaga gawang untuk menciptakan skor. Sepakbola juga adalah dinamika kehidupan yang menarik. Ada 22 orang pemain dengan satu wasit dan dua hakim garis yang bermain dengan disaksikan puluhan sampai ribuan orang.

Salah satu dinamika yang menarik adalah pemain sepakbolanya. Ada banyak pemain yang menginspirasi saya dalam kehidupan. Bambang Pamungkas atau sering dipanggil Bepe adalah contoh pemain bola nasional yang inspiratif. Ia bermain bukan sekadar bermain saja. Ia memaknai setiap permainannya dengan baik. Ia memimpin rekan-rekannya untuk bermain dengan baik, mengendalikan emosi temannya yang hilang kendali, serta memotivasi teman-temannya yang mengalami kekalahan setelah permainan.

BEPE20: PRIDE (bolabanget.com)
Sisi-sisi manusia yang menarik dalam kehidupan Bepe saya baca dalam bukunya yang berjudul BEPE20: PRIDE. Bepe menuturkannya dengan baik. Dalam facebooknya, Bepe menuliskan  "BEPE20: PRIDE terasa lebih dramatis karena merupakan kumpulan cerita yang lebih banyak muncul dari era perjuangan Bepe sebagai pemain profesional di saat terjadi dualisme liga, dualisme federasi PSSI dan KPSI, bahkan dualisme tim nasional".

Memang benar, Bepe dalam buku tersebut terasa sebagai manusia yang bergelut dengan dinamika-dinamika kesehariannya. Misalnya dalam satu catatannya ia menuliskan dengan baik saat harus meninggalkan Persija Jakarta dan berlabuh di Pelita Bandung Raya. Ia meninggalkan sebuah klub ibukota yang sangat ia cintai selama hampir satu dekade. Bepe tidak bisa menyembunyikan kegundahan hatinya saat itu. Ia memilih dengan keberaniannya meninggalkan klub untuk mendapatkan hal yang ia kejar. Bukan sekadar uang dalam memilih klub. Bepe membandingkan dengan tawaran beberapa klub sebelum melabuhkan pilihannya. Ada hal yang menarik dirinya begitu kuat, yaitu kesamaan visi dalam pengembangan sepakbola antara dirinya dengan klub barunya.


Banyak lagi pengakuan-pengakuan Bepe yang ia tuliskan dengan runut dan baik serta dramatis seperti pengakuan sebelumnya. Misalnya tentang sikapnya ketika bertemu dengan mantan klubnya yang mengharuskan ia bersikap profesional tetapi hati kecilnya masih berat. Ia masih berasa salah fokus ketika melakukan serangan. Terlebih ketika seorang pemain belakang berkata "Kenapa kamu di sini Kapten, kamu seharusnya di sana (di posisi depan sebagai penyerangnya).

Mantaap! hanya itu yang bisa saya tuliskan untuk menggambarkan buku ini. Bambang Pamungkas pantas mendapat tempat dihati penggemarnya. Maju terus bepe!
Share:

Senin, Juni 16, 2014

Lelaki dan Hujan

Di sudut sebuah pertokoan di jalan Dago, Bandung, seorang lelaki berdiri dengan buku di tangannya. Hujan deras membuatnya menyingkir masuk ke pelataran toko. Awalnya ia berdiri di halte angkutan kota, menunggu sebuah angkot yang sesuai dengan tujuannya.

Umbrella (thefabweb.com)
Ia hendak pergi menuju sebuah kafe untuk menemui kekasihnya, seorang perempuan yang sangat ia sayangi. Hujan, ia menengadah ke atas sebentar melihat kemungkinan untuk jalan. Angin dan petir datang silih berganti. Deras sekali hujan yang turun sore itu. Tak mungkin ia berjalan dalam hujan sederas sore itu.

Dari toko mengalun musik Waiting On The Rainny Street kemudian dilanjutkan dengan alunan musik Ray Jung Promise. Suasana semakin bertambah kerinduannya saat mengalun suara halus Chrisyse, Merepih Alam. Lelaki masih tertahan karena hujan semakin deras. Buku TheWitch Of Portobelo di tangannya masih tertutup. Perlahan ia buka kemudian ia baca.

Lalu lalang kendaraan tak berhenti sekalipun hujan. para pengendara motor yang menerobos hujan menggunakan jas hujan untuk mengejar cepat sampai tujuannya. Terkadang, waktu dan tugas yang harus cepat diselesaikan membuat para pemotor rela menerjang hujan.

Lelaki dengan buku di tangannya, masih tertahan di pojok pertokoan. Ia tampak gelisah, gadis pujaan hatinya menunggu di sebuah kafe. Tetapi hujan menghentikan langkahnya. Ia berharap hujan berhenti sejenak agar ia bisa secepatnya berlari menuju kafe dimana seorang gadis sedang menunggunya.
Share:

Selasa, April 22, 2014

Satyagraha dan Anak

Gandhi buat saya adalah sosok yang sangat menginspirasi. Lewat kisah hidupnya ia memberikan banyak pelajaran-pelajaran penting untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup serta mencarikan jalan keluarnya lewat ajaran-ajaran yang sudah ia lakukan. Ia memberikan pelajaran dengan pengalamannya. Sekali lagi, lewat pengalamannya. 

Gandhi bermain dengan anak (deepprayers.blogspot.com)

Salah satu hal yang menarik yang ingin saya bagikan perilah pendidikan anak yang sudah Gandhi lakukan dalam ajarannya yaitu satyagraha. Satyagraha bukanlah merupakan sebuah metode. Apapun yang lebih dari cinta adalah metode. Gandhi melihat satyagraha sebagaimana sebuah perilaku, sebuah kondisi internal dari cinta nirkekerasan yang menjadi kerangka hubungan kita dengan manusia lainnya. Perilaku ini datang dari dalam, bukan dari luar.

Lalu bagaimana hubungannya satyagraha dengan anak? Satyagraha memiliki tempat tersendiri. Kesabaran yang dipadukan dengan ketegasan yang akan membentuk pendekatan ini. Keadaan yang tak dapat disederhanakan dalam satyagraha keluarga adalah bahwa kesejahteraan anak merupakan yang pertama; pertumbuhan dan perkembangan mereka diutamakan di atas kepentingan yang lainnya. Ini berarti mengorbankan sedikit kesenangan pada waktu-waktu tertentu atau menolak, dengan halus tetapi tegas, jauh lebih sering. Yang paling penting, dalam pemikiran Gandhi, adalah teladan orangtua.
Gandhi bermain dengan anak (deepprayers.blogspot.com)

Ada kisah menarik tentang bagaimana Gandhi memberi teladan kepada anak. Pada usia 30-an ada seorang wanita yang datang ke Sevagram dan meminta Gandhi untuk membuat anak lelakinya berhenti makan gula karena tidak baik baginya. Gandhi menjawab dengan samar, "Kembalilah minggu depan."

Wanita itu pergi dengan bertanya-tanya, tetapi kembali seminggu kemudian dengan patuh menuruti instruksi dari Gandhi. "Jangan makan gula," Gandhi bekata kepada si anak ketika menemuinya. "Gula tidak baik untukmu." Lalu ia bercanda dengan si anak sebentar, memeluknya, dan mengembalikannya. Namun, sang ibu tidak mampu menahan rasa penasarannya dan kemudian bertanya, "Bapu, mengapa kau tidak mengatakannya hal ini minggu lalu ketika kami datang kepadamu? Mengapa kau membuat kami datang kembali?"

Gandhi tersenyum. "Minggu lalu," ia berkata sang ibu, "Aku juga sedang makan gula."
Satu lagi, kutipan Gandhi yang terus saya ingat "Bumi ini cukup untuk semua orang, tapi tidak untuk dua orang yang serakah" Selamat hari Bumi, 22 April.


Share:

Senin, April 21, 2014

Perempuan Pemanjat Tebing

Perkenalan saya dengan dunia panjat tebing bermula dari pendidikan dasar pecinta alam di kampus. Saya terjebak sebetulnya, terjebak menikmati! Yah, di pendidikan dasar pecinta alam saya mengenal panjat tebing dan kegiatan alam terbuka lainnya. Teman saya yang mengajak untuk mengikuti pendidikan dasar. Ia yang awalnya antusias tetapi sayang pada saat tahap lapangan, ia sakit sehingga tidak bisa mengikuti. Tahun kedua kuliah, ia baru ikutan lagi. Saya, jadi instrukturnya. Saya sudah jadi anggota pecinta alam sebelum dia. Oh iya, nama saya Sekar Andina Putri.

The Climber (fineartamerica.com)
Citatah, saya tahu nama itu karena setiap kali pulang dari kota tempat saya kuliah ke rumah, saya melewatinya. Dari dalam bis, saya menatap jajaran tebing-tebing kapur itu sambil berharap suatu saat bisa mendatanginya untuk merasakan lebih dekat. Saat pendidikan dasar itulah saya bisa berada dekat dan memanjatnya sampai ke pertengahan tebing. Tidak sampai puncak karena komando pendidikan dasar sudah menetapkan jalur yang harus dilewatinya. Ternyata, susah payah saya memanjat tebing tersebut. Kalau bukan semangat, saya sudah mengundurkan diri saat kesulitan memanjat tebing. Tapi pengalaman inilah yang mengantarkan saya pada dunia yang kemudian menjadi bagian dari aktivitas keseharian saya.

Selesai pendidikan dasar, berbekal uang tabungan serta urunan para anggota pecinta alam di kampus, saya ikut sekolah panjat tebing. Sekolah lanjutan untuk yang berminat mendalaminya. Ada banyak kelas yang diselenggarakan seperti kelas dasar pemanjat pemula, fotografi, dan vertical rescue. Saya ambil kelas dasar pemula. Tahun berikutnya saya ambil fotografi dan vertical rescue. Karena mencintai dunia panjat tebing, saya pun semakin senang melakukan ekspedisi ke tebing-tebing alam. Kejuaran-kejuaraan panjat tebing yang dilakukan oleh pecinta alam, federasi, dan juga organisasi lainnya sering saya ikuti. Kejuaraan dari tingkat daerah, piala presiden, piala menpora, tingkat nasional, dan tingkat internasional pernah saya ikuti.

Perkuliahan, tentu saja saya perhatikan. Bersyukur beberapa dosen sangat mengerti dengan dunia saya. Apalagi kalau mereka tahu prestasi terbaiknya diukir oleh mahasiswinya, mereka senang dan perguruan tinggi tempat saya kuliah pun ikut bangga.

Berada di lingkungan yang didominasi laki-laki tidak membuat saya risih, apalagi saya tahu mereka sangat hormat pada perempuan. Saya tahu mereka dan percaya sepenuhnya mereka yang berada di sekitar saya adalah orang-orang baik yang selalu mendukung, menyemangati, dan mencandai saat berada di alam terbuka. Perempuan tidak harus berada di rumah saja, saya selalu ingat kata-kata ibu. Mungkin ibu juga termasuk perempuan mandiri. Saya ingat sosok R. A. Kartini dengan perjuangan emansipasinya. Jujur saja perjuangan R. A. Kartini menginspirasi saya. Sebagai pemanjat tebing, saya menyukai tantangan-tantangan dan perjuangan sesudah berhasil melewatinya adalah kenikmatan tersendiri. Saya perempuan mandiri, pejuang, dan pemanjat tebing.
Share:

Kamis, April 17, 2014

Solpatu

"Solpatuuuuu!" Demikian saya memasarkan jasa. Saya adalah tukang sol sepatu. Nama saya Dedi tapi orang-orang lebih suka memanggil saya Ujang. Mungkin karena usia saya yang masih kecil, orang sunda memanggil anak kecil dengan "Jang, ujang". Tak apa, saya senang dipanggil ujang. Rasanya sangat akrab kalau ada orang panggil saya ujang. Mulai dari para pedagang di stasiun, kernet elf, kernet angkot di terminal semuanya memanggil saya, ujang.

                            Sepatu (www.deviantart.com)
Awalnya saya nongkrong di statsiun kota. Saya menawarkan jasa semir sepatu. Lama kelamaan pengguna jasa semir sepatunya berkurang. Mungkin orang sudah jarang memakai sepatu kulit seperti yang dulu pernah trend. Bergantilah saya menjadi tukan sol sepatu. 

Bapak saya mewarisi keahliannya. Lewat bapak, saya belajar menjahit dasar sepatu yang terlepas. Dari yang kecil-kecil dan mudah lalu saya beranjak ke sepatu yang agak rumit. Rumit dalam arti solnya kuat dan butuh tenaga lebih untuk menusukkan jarumnya. Bersyukur, serumit-rumitnya saya masih bisa menyelesaikan. Jikapun tidak, saya bawa pulang ke rumah kemudian saya kerjakan di rumah saat tenang. Yah, pekerjaan ini juga butuh ketenangan. Saya tak bisa terburu-buru. Jarum, benang, dan karet sepatu adalah benda yang berbahaya. Seandainya salah menekan bisa merobek kulit sepatu atau malah kulit tangan saya yang kena tusukan jarumnya.

Setiap hari saya berkeliling komplek. Dari satu komplek perumahan ke komplek perumahan lainnya. Berharap ada penghuni yang menggunakan jasa saya. Tak pernah mengeluh, saya jalani hari selalu dengan pengharapan yang lebih baik kepada Tuhan. Selalu berpikir positif kepada Tuhan bahwa rejeki akan datang kepada saya. Iya, saya punya alasan. Saya bekerja untuk orang lain. Saya bekerja dan memberikan jasa agar orang lain bisa nyaman lagi bersepatu. Setelah nyaman bersepatu, mereka bisa bekerja dengan tenang. Bisa mencari rejeki yang banyak untuk anak istri mereka. Hakekatnya seperti bekerja untuk diri sendiri, ternyata saya bekerja juga untuk kebaikan orang lain.

Saya senang menjalani keseharian ini. Demikian juga hal dengan seorang teman saya yang saya temui di komplek perumahan. Namanya Dadan, ia adalah sopir pribadi seorang direktur. Saya kenal karena ia pernah menggunakan jasa saya untuk memperbaiki sepatu majikannya. Sepatu Dadan pun pernah saya sol. Ia begitu menikmati hari-hari sebagai sopir pribadi.

Share:

Kamis, April 10, 2014

Pagi Baru

Pagi ini adalah pagi baru yang akan ku jalani bersama anak-anak hebat di kelas. Selalu aku katakan sebagai hari baru kepada anak-anak. Aku coba tanamkan ini sebagai bahan untuk selalu mencari hal-hal baru pada anak-anak. Setiap pagi, ku kayuh sepeda melewati jalan raya dan beberapa toko yang ada di kota kecil ini. Sisanya melewati jalur kampung yang harus meminggir jika pengendara motor lewat. Maklum, sebuah gang bukan sekedar jalan saja tetapi juga jalur umum untuk mereka yang memiliki motor. Aku, masih setia dengan sepeda ini. Pagi baru ini aku bersiap untuk pergi menemui keceriaan dan kegembiraan anak-anak.

Pagi baru berarti aku bertemu Mahmud, seorang anak yang selalu berpikir positif jika teman-temannya menjahili. Mahmud tidak pernah sekalipun membalas temannya yang jahil pada dia. Dia seolah mengerti bagaimana temannya sedang berproses mengenali diri dan situasi saat berinteraksi dengan sesamanya. Mahmud suka bermain bola, ketangkasannya bermain membuat teman-temannya berebut untuk menjadi bagian kelompoknya.
Rumah Pohon (deviantart.com)

Suatu hari Mahmud datang padaku “Kak, punya ide untuk membuat pesawat luar angkasa”. Mahmud kemudian menceritakan sebuah gagasan-gagasannya yang luar biasa. Aku sesekali menanggapinya untuk mengapresiasi ide yang dia miliki. Gagasan ini bukan sekali dua kali dia sampaikan padaku, pernah satu kali waktu dia bercerita tentang kisah nabi-nabi yang menurut dia sangat menarik karena ada peperangannya.

Pagi baru berarti aku bertema Dani, seorang anak yang penuh cerita lucu. Dani senang melucu di antara teman-temannya. Dani sangat senang ketika teman-temannya tertawa oleh tingkah lucunya. Dani juga suka bercerita tentang proses mendapatkan kisah-kisah lucunya. Selain dari pengalamannya saat bermain di rumahnya, Dani juga mendapatkan kisah lucu tersebut dari buku-buku homur yang dibelikan bapaknya. Bapak Dani sangat mengerti bagaimana anaknya sangat menyukai kisah-kisah lucu.

Kisah lucunya tersebut mulai dari banyolan, cerita orang lain, juga dari tebak-tebakan yang spontan akan memancing tawa seluruh kelas. Suatu hari Dani cerita tentang seorang kakek dan nenek yang baru saja pulang dari dokter. Kakek kebingungan dengan secarik kertas yang diberikan oleh dokter. Kertas tersebut harusnya dibawa ke apotek untuk mendapatkan obat, tetapi karena ketidaktahuan si kakek akhirnya dibawa pulang saja. Di rumah, si nenek menjawab kebingungan si kakek. Nenek bilang “Masukan saja kertasnya ke gelas tambahkan air, mungkin itu jampi-jampi”. Gerrrrrrr semua anak tertawa, mereka melihat sebagai sesuatu yang lucu karena kakek dan nenek tidak mengenal resep dokter, yang mereka ketahui hanya jampi-jampi.

Pagi baru juga berari bertemu Darojat atau biasa dipanggil Ojat oleh teman-temannya. Ojat adalah anak yang cekatan. Ojat paling cepat kalau sudah berkarya, begitu juga saat beres-beres kelas. Sering kali Ojat diminta oleh teman-temannya untuk membantu membereskan sisa berkaryanya. Ojat sangat senang membantu teman-temannya. Kesenangan Ojat membantu temannya itu membuat Ojat banyak teman. Bahkan anak-anak lain yang beda kelas juga sangat senang dengan Ojat. Ojat tidak pernah mengeluh walau pekerjaannya banyak. Inilah yang membuat Ojat disenangi teman-temannya.

Ojat suatu kali pernah meminta ijin untuk tidak masuk sekolah karena harus membantu pamannya panen padi di sawah. Pamannya sangat senang karena Ojat mau belajar bertani, menanam padi, dan juga memanen. Saat itu kebetulan pamannya hendak memanen padi. Ojat tidak mau kehilangan kesempatan belajar. “Kak, aku ijin gak masuk besok yah, paman mau panen dan aku ingin belajar memanen padi”. Begitu kata Ojat sebelum pulang. Aku katakan, “Wah sangat menarik, Jat. Kalau sempat nanti cerita sama teman-temannya, yah”. Benar saja, keesokan harinya, Ojat bercerita dengan antusias bagaimana dia memanen padi, walau cape tetapi banyak hal yang menyenangkan.

Pagi baru berarti aku bertemu Darsa, seorang anak pendiam yang selalu berpikir. Aku katakan demikian karena Darsa nyaris tidak suka berbicara. Darsa lebih banyak diam ketika teman-temannya saling bercanda, bercerita, dan diskusi. Walaupun diam tetapi Darsa menyerap semua informasi yang masuk pada dirinya. Darsa hanya berbicara sesekali saja misalnya ketika dipancing pertanyaan “Menurut Darsa, bagaimana yah pembagian matematika dalam kehidupan kita?”. Darsa menjawab dengan meyakinkan, “Banyak kak, misalnya pada saat membagi kue, membagi permen, membagi pekerjaan, membagi uang. Kan pembagian bukan hanya soal angka-angka”. Darsa memang benar-benar mantap. Dia bisa melihat banyak sudut yang biasanya tidak terjangkau anak-anak seusianya.

Darsa lebih menyukai membaca buku yang dibawanya atau pergi ke perpustakaan untuk mengisi istirahatnya dibandingkan main dengan teman-temannya. Ketika kutanyakan, Darsa menjawab “Ah kak, aku senang membaca saja, kan buku bisa membawa aku ke berbagai tempat menarik di dunia”. Wooow... jawaban yang sangat menarik bagiku. Darsa memang hebat, dan setiap pagi aku harus bersiap dengan informasi baru yang ia dapatkan dari buku yang sudah ia baca.

Pagi baru berarti aku bertema sosok mungil penuh keceriaan, dia adalah Nurmelina. Teman-temannya biasa memanggil Nina. Nina adalah sosok yang menggembirakan teman-temannya. Nina selalu ceria, keceriannya terpancar dari tingkahnya yang energik, lincah, dan selalu tersenyum. Nina juga suka bercerita terutama cerita tentang pahlawan nasional. Nina terinpirasi oleh sosok Tjoet Nyak Dien. Nina mengatakan bahwa Tjoet Nyak Dien adalah perempuan hebat yang berani melawan penjajah. Walaupun penjajah menggunakan senjata api, tetapi Tjoet Nyak Dien tidak takut. Tjoet Nyak Dien berjuang sampai titik darah penghabisan. Aku pernah menanyakan pada dia, “Kalau sekarang kan tidak perang, berarti Nina mengambil pelajaran dari kisah Tjoet Nyak Diennya, seperti apa?”. Nina berkata “Aku harus belajar sungguh-sungguh, Kak. Seperti Tjoet Nyak Dien yang berjuang teguh melawan penjajah, aku juga harus semangat berjuang agar aku bisa belajar semakin baik”.

Pagi baru berarti aku juga bertemu dengan Dodo, anak yang katanya bodoh dan nakal. Aku tidak katakan demikian, Dodo adalah anak yang memiliki potensi besar untuk menjadi atlet. Dodo berbadan besar di antara teman-temannya. Dodo senang kegiatan olah raga, sepertinya Dodo hanya menyukai kegiatan olah raga saja. Dodo seperti malas-malasan kalau sudah kegiatan matematika. Dodo merasa dirinya tidak bisa menghitung. Tetapi bagiku tidak, Dodo sebenarnya pandai matematika, Dodo bisa menyerap dengan baik setiap pelajaran matematika. Sayangnya, Dodo tidak cukup sabar untuk mengerjakan soal-soal matematika.

Pernah satu kali waktu, Dodo seperti marah-marah. Dia mendatangiku dan berkata “Kak, aku tidak suka matematika, aku tidak suka soal ini, soal ini membuatku frustasi!”. Teman-teman kaget dan seketika langsung tegang, Dodo yang berbadan besar sedang marah-marah. Aku coba dekati, aku ajak Dodo diskusi. Sampai akhirnya Dodo berkata “Kak, ternyata mudah, yah!”. Senang rasanya hatiku melihat Dodo mau kembali terlibat dalam kelas. Biasanya Dodo selalu menarik diri untuk pergi dari lingkaran kelompok belajar di kelasnya jika dia merasa sudah tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal yang ada dihadapannya.

Pagi baru berarti aku juga bertemu Maesaroh. Teman-temannya memanggil dia Mae. Dia adalah anak rajin yang selalu rapi. Setiap kali Mae datang, temannya langsung mengerebungi untuk bermain congkak atau bola bekel. Mae bisa adil mengatur teman-temannya hingga mereka menjadi asik bermain. Mae bisa dikatakan sangat perhatian sama temannya, jika ada temannya yang tidak masuk sekolah, Mae biasanya menjenguk kemudian menceritakan pada teman-temannya. Mae juga menginisiasi teman-temannya untuk berkunjung ke temannya yang sakit. Kehadiran Mae membuat temannyas senang. Jika ada temannya yang bertengkar, Mae bisa melerai dan menyelesaikannya dengan baik. Setelah itu mereka bermain lagi dengan asik. Mae suka semua pelajaran, Mae ingin menjadi guru suatu hari nanti. Mae mengatakan bahwa Guru bisa mencerdaskan generasi bangsa. Mencerdaskan bangsa berarti mencerdaskan kehidupan. Dan inilah  kehidupan bagiku, seperti kata Mae yang selalu bijaksana dalam mengatur teman-temannya.

Pagi baru bagiku penuh dengan dinamika, pertanyaan-pertanyaan menarik dari anak-anak, ide-ide baru, keingintahuan baru, dan suasana baru yang akan menghiasi kehidupan. Inilah hari baru saat aku akan bertemu anak-anak hebat yang saling menginspirasi. Inilah generasi-generasi yang harus ku antarkan pada pengalaman-pengalaman belajar yang menyenangkan. Inilah pagi baru saat aku harus pergi.
Share:

Selasa, April 08, 2014

Sate Spesial

"Teee... Sateeeee!" Begitulah teriakan khas saya. Teriakan yang juga sama-sama dilontarkan oleh para pedagang sate dari Madura ini. Sekarang sih sudah saya tambah dengan bunyi gemerincing lonceng kuningan. Perlahan akan saya ganti teriakannya dengan gemerincing ini.

Setiap malam saya berkeliling dari satu komplek perumahan ke komplek perumahan lainnya. Ada yang sudah langganan tetapi banyak juga yang baru. Nah buat yang baru, saya biasanya senang. Para pelanggan saya selain keluarga di komplek perumahan juga keluarga di gang-gang kecil. Oh iya, tak lupa para mahasiswa dan mahasiswi yang kost di sekitaran kampus. Awal bulan saat mereka menerima kiriman uang biasanya makan sate. 

Sate yang saya jual paling banyak sate ayam. Selain ketersediaan ayamnya banyak juga pesanan paling diminati. Tentu saja harganya juga jadi lebih murah dibandingkan dengan sate kambing. Saya juga jual sate kambing walaupun stoknya tidak sebanyak ayam. Saya sediakan buat persiapan jika sesekali ada yang ingin sate kambing.

Syukur buat saya jika malam terang benderang dan cerah. Biasanya banyak warga yang begadang dan berkumpul. Mereka kadang makan-makan bersama di pos. Jika kebetulan saya yang lewat malam itu, bisa saja rejeki malam itu besar buat saya. Apalagi kalau sudah ada yang pesan lewat telepon, sms atau memberi kabar sebelumnya untuk lewat gang yang dimaksud, senang rasanya. Sudah malam cerah, dapat order banyak pula. Saya bisa menabung keesokan harinya dari hasil malam itu.

Malam hujan pun tetap saya jalani keseharian saya. Walaupun harus menahan dingin tetapi saya tetap laksanakan sepenuh hati menjemput rejeki. Saya tak bisa membayangkan bekerja siang hari. Seperti Pak Juju yang menjadi tukang potong rumput. Ia bilang kepada saya sebagai ahli taman.
Sate Ayam dan Sate Kambing itu enak (iden wildensyah)
Share:

Postingan Populer