Ruang Sederhana Berbagi

Senin, Juni 16, 2014

Lelaki dan Hujan

Di sudut sebuah pertokoan di jalan Dago, Bandung, seorang lelaki berdiri dengan buku di tangannya. Hujan deras membuatnya menyingkir masuk ke pelataran toko. Awalnya ia berdiri di halte angkutan kota, menunggu sebuah angkot yang sesuai dengan tujuannya.

Umbrella (thefabweb.com)
Ia hendak pergi menuju sebuah kafe untuk menemui kekasihnya, seorang perempuan yang sangat ia sayangi. Hujan, ia menengadah ke atas sebentar melihat kemungkinan untuk jalan. Angin dan petir datang silih berganti. Deras sekali hujan yang turun sore itu. Tak mungkin ia berjalan dalam hujan sederas sore itu.

Dari toko mengalun musik Waiting On The Rainny Street kemudian dilanjutkan dengan alunan musik Ray Jung Promise. Suasana semakin bertambah kerinduannya saat mengalun suara halus Chrisyse, Merepih Alam. Lelaki masih tertahan karena hujan semakin deras. Buku TheWitch Of Portobelo di tangannya masih tertutup. Perlahan ia buka kemudian ia baca.

Lalu lalang kendaraan tak berhenti sekalipun hujan. para pengendara motor yang menerobos hujan menggunakan jas hujan untuk mengejar cepat sampai tujuannya. Terkadang, waktu dan tugas yang harus cepat diselesaikan membuat para pemotor rela menerjang hujan.

Lelaki dengan buku di tangannya, masih tertahan di pojok pertokoan. Ia tampak gelisah, gadis pujaan hatinya menunggu di sebuah kafe. Tetapi hujan menghentikan langkahnya. Ia berharap hujan berhenti sejenak agar ia bisa secepatnya berlari menuju kafe dimana seorang gadis sedang menunggunya.
Share:

0 komentar:

Postingan Populer