Ruang Sederhana Berbagi

Jumat, November 30, 2012

Pengantar Sisi Lain Arsitektur, Sipil, dan Lingkungan


“Kesadaran ekologis yang mendalam adalah kesadaran spiritual atau religius” (Fritjop Capra)
 Setiap bidang yang berhubungan dengan manusia sangat menarik untuk dikaji dengan melihat sisi lainnya. Ada banyak keterkaitan yang saling mendukung satu sama lain. Keterkaitan ini membuat simpul-simpul masalah saling berhubungan. Di samping itu, solusi yang diharapkan bisa muncul dengan berpikir holistik, terintegrasi, dan melibatkan banyak pemikiran lainnya.Dalam paradigma berpikir holistik, masalah lingkungan selalu berkaitan satu sama lain. Lingkungan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Untuk melihat keterkaitan ini misalnya Mahasiswa Teknik Sipil dan Mahasiswa Teknik Arsitektur bisa belajar dengan memulainya dari melihat masalah air. Ketika membahas tentang siklus air dalam mata kuliah hidrologi, terdapat keterkaitan antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. 

Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.Dari siklus air bisa kita lihat keterkaitan antara matahari, suhu, penguapan, hutan, sungai, dan laut. Jika salah satu proses ada yang salah atau bermasalah maka bersiaplah menghadapi perubahan yang akan terjadi. Dampaknya bukan saja pada manusia tetapi juga pada mahluk hidup yang mendiami bumi. Sekarang sudah berkembang isu tentang hutan dan banjir, pemanasan global, pembalakan liar. Semua isu itu sangat erat dengan kondisi lingkungan yang terjadi.

Air merupakan sumber daya alam strategis yang keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia. Air yang di zaman dulu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari dan pertanian, kini merupakan komoditi yang diperebutkan untuk berbagai kepentingan. Hal terjadi karena ketersediaan air (dalam hal ini air tawar) ternyata tidak tersedia dengan cukup. Air tawar yang terdapat di sungai, danau maupun air tanah kurang dari 1 % dari jumlah total air di permukaan bumi. Hubungan selanjutnya selain pada perencanaan ruang, ketersediaan air bagi perumahan juga pada perencanaan jalan dan drainase kota. Ini menunjukan terdapat banyak kaitan yang saling berhubungan dari satu titik pembahasan, yaitu air. 

Banyak juga masalah lain yang meluas padahal awalnya hanya berasal dari satu titik saja. Misalnya penulis menemukan kesulitan pada saat mencari kategori lingkungan, arsitektur, atau teknik sipil pada isu yang sedang hangat, yaitu konstruksi berkelanjutan. Konstruksi pada dasarnya bukan saja manifesto teknik sipil, dia juga menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur, tetapi ketika berbicara tentang keberlanjutan berarti sudah masuk lingkungan. Sementara ketika berbicara lingkungan, maka semua hal yang ada di dalamnya sudah saling berkaitan.Sisi lain fenomena menjamurnya baja ringan dan gempuran produsen dari China yang memasok kebutuhan baja ringan murah, menjadi bahasan menarik ketika dihubungkan dengan lingkungan. Ini menyangkut jejak ekologis dan jawaban atas pertanyaan “benarkah baja ringan ramah lingkungan?”. 

Baja ringan diklaim memiliki sifat yang ramah lingkungan, karena menggunakan material yang bisa mengurangi pembalakan liar (illegal logging). Hal ini juga karena tidak jarang kita menemui brosur rangka atap baja ringan dengan kode ekolabel atau ramah lingkungan, label yang menjelaskan produk yang dijual adalah ramah terhadap lingkungan. Namun apakah benar ramah lingkungan?. Untuk mengetahui itu, baiknya kita ketahui dulu penjelasan tentang produk yang ramah lingkungan atau ekolabel. Di sini kita diajak untuk melihat dan berpikir lebih dalam tentang baja ringan.Lebih luas misalnya ketika melihat lingkungan, lingkungan harus dilihat secara utuh dan holistik tidak bisa parsial dengan memilah-milah. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan akan menyangkut semua bidang yang bersentuhan dengan manusia. Segala tindakan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan biotik dan abiotik. Dari hal terkecil yang dilakukan manusia, selalu ada dampak yang terjadi pada lingkungan sekitar. Dalam hal ini, penulis setuju dengan kutipan Gandhi bahwa bumi ini cukup untuk semua orang tapi tidak untuk keserakahan kita. Isu-isu ramah lingkungan, konsep green building, konstruksi berkelanjutan, dan lain-lain sudah sangat banyak kita temui melalui slogan dan berita-berita di media masa. Tetapi, pernahkah kita berpikir tentang sisi lainnya? Misalnya tentang memikirkan kembali konsep hijau. 

Berpikir lebih mendalam tentang isi yang disampaikan melalui banyak media tentang isu hijau, membuat kita bisa mengerti lebih dalam tentang ungkapan Gandhi. Di sinilah kita butuh untuk “rethingking konsep green” yang sudah sering kita dengar.Masih banyak isu-isu lingkungan lainnya yang perlu kita pikirkan serta solusi yang diharapkan. Ini menyangkut tindakan bijaksana dalam memperlakukan lingkungan sekitar. Dari hal terkecil yang kita bisa agar lingkungan menjadi lebih baik. Kadang kita tidak menyadari banyak hal di sekeliling kita yang bisa membuat bencana, atau bahkan memberikan banyak solusi atas krisis lingkungan yang sedang terjadi. Sisi-sisi yang dituliskan dalam buku ini nyaris tidak ditemukan dalam perkuliahan. 

Dengan berbekal pengalaman empiris saat penulis berhubungan dengan banyak pihak seperti kontraktor, arsitek perencana, dan aktivis lingkungan. Buku ini memaparkan banyak sisi-sisi yang menarik tentang dunia konstruksi, arsitektur, dan lingkungan. Sisi yang menarik dalam pandangan holistik yang saling berkaitan satu sama lain. Harapannya semoga buku ini menjadi bagian holistik dalam dunia teknik sipil, arsitektur, dan lingkungan. Harapan selanjutnya tentu saja kepedulian terhadap lingkungan yang semakin baik di masa yang akan datang.

Judul            :  Sisi Lain Arsitektur, Teknik Sipil, dan Lingkungan
Penerbit      : Alfabeta, Bandung 2012
Penulis        :  Iden Wildensyah





Share:

Selasa, November 27, 2012

Belajar Dari Carlos Tevez


Banyak pelajaran menarik dari atlet sepak bola yang bisa kita ambil hikmahnya. Misalnya mencermati seorang atlet sepak bola yang bernama Carlos Tevez. Nah, buat penggemar Liga Primer Inggris, nama Carlos Tevez bukan seorang yang asing. Pemain asal Argentina yang sempat menjadi pilihan Sir Alex Ferguson saat membela MU dan selalu dipuja pendukung setan merah saat berhasil membobol gawang lawan. Tevez tidak bertahan lama di MU karena sikapnya yang kurang baik, dia kemudian dijual ke saingan terdekat MU. "Tetangga yang berisik" demikian Sir Alex menyebut klub saingannya Manchester City. Kepindahannya sontak membuat pendukung MU mencibir tetapi bagi pendukung "The Citizens", Tevez adalah idola baru. Terbukti memang, Tevez menjadi senjata ampuh mengalahkan MU pada derby Kota Manchester.
Peristiwa penyisihan group Liga Champion saat Manchester City melawan Bayern Munich, membuyarkan cita-cita pendukung The Citizens merengkuh piala Champion. Pasalnya adalah Carlos Tevez. Tevez menolak main. Saat itu saya melihat karir Tevez pasti berakhir. Kenyataannya memang benar, Roberto Mancini menegaskan karir Tevez sudah habis. Tevez tidak menjadi pilihan Mancini, Tevez tidak bermain ketika teman-temannya bermain.
Selama beberapa bulan, Tevez benar-benar harus instrospeksi diri. Tevez tidak diikutkan dalam laga-laga penting selama masa itu. Barulah kemudian, setelah hampir 5 bulan Tevez didiamkan, atas pertimbangan banyak pihak Tevez meminta maaf kepada Mancini atas sikapnya yang tidak baik waktu main di Munich. Gayung bersambut,Mancini berbesar hati memaafkan Tevez. Sedikit demi sedikit Tevez kemudian memasuki kembali atmosfer Liga Inggris yang ketat. Apalagi pada waktu itu perebutan posisi pertama sangat sengit dengan rival sekota Manchester. MU adalah saingan terberat yang harus diselesaikan.
Kehadiran kembali Tevez menjadi bagian penting bagi kekompakkan tim yang sedang berjuang meraih hasil maksimal di akhir musim kompetisi. Kehadiran memberikan banyak sisi positif. Setelah sisi positif ini muncul, ternyata Mancherter City mampu melewati saat-saat kritis di Liga Inggris. Misalnya pada saat derby kota Manchester yang kemudian dimenangkan oleh City. Sampai pada akhirnya setelah 44 tahun menunggu gelar liga primer Inggris, The Citizen berhasil meraih trofi Liga Primer Inggris.
Share:

Mandeg

Siang di sebuah ladang, matahari masih belum tampak. Mendung menggelayut di atas bukit tersebut. Cuaca menjadi dingin dengan tiupan angin pembawa awan-awan hujan.
Dua orang anak muda berbincang santai sambil merokok. Mereka melepas lelah setelah mencangkul sampai waktu "pecat sawed". Waktu pecat sawed berarti pekerjaan harus dihentikan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan kepada kerbau makan. Sambil menunggu kerbau makan rumput hijau di tempat yang disediakan, pekerja yang ngawuluku atau membajak ladang juga ikut beristirahat dengan menyantap makanan yang dibawa oleh para istri mereka.
Berbeda dengan mereka yang sudah berumah tangga, ada sebagian pemuda yang membawa bekal sendiri dari rumah masing-masing. Biasanya mereka makan kemudian dilanjutkan dengan merokok. Saat-saat seperti itu sangat menyenangkan. Melepas sejenak dari pekerjaan hari itu yang harus diselesaikan.
"Kang, ini teh gimana yah?" Tanya Kurdi kepada Lamsijan
"Ada apa kamu teh, Kurdi?"Lamsijan balik bertanya.
"Itu ladang sebelah wetan mau di bajak sekarang juga. Katanya Mang Engkos, kalau gak dibajak sekarang, takut gak keburu nanam jagung" Kata Kurdi menjelaskan masalahnya.
"Oh, itu. Begini bae, Di, gimana kalau si jangkung bawa sama kamu. Biarin saya mah pake si jabrig buat nerusin di sini" KataLamsijan.
"Iya, kang. tapi gimana di sini juga kan butuh cepat diselesaikan. Ntar Pak Haji marah kalau gak beres hari ini" Kata Kurdi.
"Heueuh oge nya. Nya eunggeuslah, daripada teu kaditu teu kadieu, urang bereskeun heula we nu didieu. Mun beres bareng ka nu wetan" Kata Lamsijan menjelaskan.
"Nya atuh, yuk kita kerjakan!"Kata Kurdi
Mereka pun melanjutkan pekerjaannya hari itu, ngawuluku ladang buat nanam jagung.
Share:

Kamis, November 22, 2012

Manajemen Konflik

Di pelataran sekretariat himpunan mahasiswa berkumpul beberapa orang yang sedang asyik berbincang. Dengan ditemani kopi, teh manis, dan alunan gitar yang dibawakan seorang mahasiswa, sore hari adalah saat yang menyenangkan bagi mereka. Seolah menyegarkan suasana perkuliahan yang kaku, dosen yang monoton, dan kampus yang sama kakunya. Mereka dinamis, banyak sekali kreativitas yang muncul dari mereka, seperti even-even pagelaran seni tingkat fakultas, jurusan, kota, bahkan nasional pernah mereka kerjakan bersama-sama.
Seolah terspesialisasi cara kerja mereka membuat kegiatan, ada yang sangat bagus saat merancang dan membuat pamflet, baligho, spanduk, dan berbagai publikasi lainnya. Ada yang pandai menyusun acara, ada yang pandai melobi. Pokoknya mereka sangat baik dalam membuat kegiatan.
Sore itu berkumpul dengan akrab. Di sebuah bangku panjang dan meja kecil, mereka berkumpul.
John yang baru datang kemudian bertanya kepada salah satu dari mereka. John terkenal sebagai ketua pelaksana. Seolah tercetak dalam dirinya bahwa dia spesialisasi ketua pelaksana. Bawaannya yang tegas, cukup untuk mendidik para 'kroco' (sebutan untuk anak baru yang digabungkan untuk magang). Para kroco selalu siap sedia untuk melakukan apapun yang dilakukan kakak-kakak mahasiswa.
John bertanya "Bro, gimana ketemu dekan besok sudah kau siapkan presentasinya?"
Doni yang ditanya langsung menjawab "lho bukannya ketemu dekan baru bisa dilakukan minggu depan?" 
"Besok, bro. Masa kamu tidak melihat schedule yang kita buat?" Tanya John.
"Engga, engga.. ini ada yang salah" Jawab Doni.
"Makanya, lu lihat lagi deh schedule!" Kata John.
"Gua pegang schedule tiap hari, bro" Jawab Doni.
"Coba kau lihat!" Perintah John
Sejenak kemudian Doni pergi meninggalkan teman-temannya yang sedang berkumpul di pelataran itu.
"Hei, lu udah bikinin kopi buat si John belum" Kata Luki kepada salah satu kroco yang ikut nongkrong.
"Iya, Bang. Sebentar aku bikinin" Kata salah satu kroco yang kemudian disusul kroco lainnya dengan sigap pergi meninggalkan tongkrongan untuk membuatkan kopi.
Setelah beberapa saat, muncullah Doni dengan muka panik.
"Bro, gua salah. Lu bener, besok kita ketemu Dekan" Kata Doni yang ketakutan kena damprat John.
"Ah lu, gimana sih kerja gak bener, schedule itu penting, bro. Lu jangan sampai besok gak ada lagi yah, lu sih pacaran mulu sama anak baru. Pokoknya besok gua gak mau tahu, presentasi harus udah dibikin. Lu yang presentasi dan gua yang melobi agar perijinan turun hari itu juga!" John tegas dan panjang lebar menjelaskan kepada Doni.
"Iya, bro. Gua salah. Ntar malam gua bikin presentasi, pokoknya besok sudah siap" Jawab Doni.
"Sip, itu baru bertanggungjawab namanya, gua senang kerja sama lu"John memuji kawannya. 
Seiring kemudian, kroco mahasiswa magang yang membuat kopi sudah datang. Mereka pun melanjutkan sore yang ceria, melanjutkan keriangan suasana berorganisasi dengan menyenangkan.
Manajemen konflik selanjutnya bisa dilihat di sini



Share:

Minggu, November 18, 2012

Rungkad

13532515261329052128Kamari poho cai can dikocorkan ka kamalir sawah, atuh eta sawah digirang rungkad galenganna, Kapanggih poe isukan, dibejaan ku Mang Juned yen galengan sawah kuring nu lebah kaler kudu digancang diomean bisi kaburu banjir deui. Mang Juned geus ngabejaan tilu poe katukang perkara sawah di Ciburahol teh. Ngan dasar sok diengke-engke. Atuh pas hujan badag peuting tadi, galengan rungkad. Mang Entis rek dibejaan tapi keur euweuh di imah. Bejana mah keur di pasir, ngahuma. Hayangna mah harita keneh kuring indit nyusul ka huma, tapi euweuh kuda. Kabeh keur dipake bapa indit ka dayeuh. Bapa kuring tea teu bisa dicaram lamun geus aya kahayang indit ka dayeuh, hayang neangan bako palembang cenah. Bako ti kebon geus beak. Bapa indit naek si jalu. Si jalu kuduna aya ayeuna. Nya atuh galengan nu rungkad teh can bisa diomean da euweuh si jalu.
Share:

Postingan Populer