Ruang Sederhana Berbagi

Selasa, April 30, 2013

Ide Dimana Kau!

Saat sebuah ide kesulitan memunculkan dirinya, saat itulah saya benar-benar kesulitan mencari celah untuk menulis. Menulis selalu berhubungan dengan ide, kehadiran ide itu sangat mutlak. Tetapi apa kabar jika sebuah ide seperti menghilang begitu saja? Jawabannya adalah hmmmm diam!
Diam dan hanya mengosongkan pikiran saja. Itu yang terbaik daripada memaksakan diri tetapi malah jadi tidak efektif. Bagi saya, menulis ini benar-benar saat ide kosong. Saat saya tidak menemukan celah untuk menulis. Walaupun memaksa untuk membuat tulisan tetapi bukan tulisan yang sesuai dengan kebiasaan.

Bagaimana sebuah ide tiba-tiba saja muncul, oh iya, terkadang ada benarnya saat-saat berkuliah di sebuah kampus di Setiabudi 207, Bandung. Kebiasaan menunda pekerjaan atau tugas kuliah itu bukan karena hobi, atau disengaja (walau kadang memang demikian juga, sih), tetapi karena ide selalu hadir disaat menjelang akhir. Jadi maaf Pak Dosen dan Bu Dosen. Saya memang demikian bahkan sampai saat ini. 
Tetapi yang harus diingat, walau selalu menjelang akhir ide itu datang, masalah tanggung jawab adalah hal penting bagi saya. Saya tidak suka siapapun mengabaikan tanggung jawab. Kalau masalah ide, itu tentang kesiapan diri menuliskannya. Nah, akhirnya tulisan ini juga hadir karena pertanyaan Ide, Di Mana Kau!
Share:

Rabu, April 10, 2013

Membukukan Perjalanan (2)

Jalan-Jalan Belajar
Setelah satu buku Gandawesi terbit, inspirasi kemudian muncul untuk membukukan perjalanan pribadi. Dari berbagi media yang sudah memuat catatan perjalanan seperti Buletin Wanadri, Pikiran Rakyat, Kompas Jawa Barat, saya mengumpulkannya untuk kemudian dirangkum dalam sebuah buku.
Buku ini jadi buku keempat yang lahir setelah buku yang berjudul "Bermain Belajar". Karena satu ide dengan kegiatan belajar, maka buku ini diberi judul "Jalan-Jalan Belajar".
Mengapa "Jalan-Jalan Belajar"? itu pertanyaan umum. Karena bukan semata-mata melakukan perjalanan, tetapi sebuah perjalanan tentang mencari ilmu, perjalanan mencari inspirasi, perjalanan tentang belajar dari satu tempat ke tempat lain.
Buku Jalan-Jalan Belajar juga berisi inspirasi tentang pemikiran orang-orang yang sudah belajar dan jalan-jalan jauh sebelumnya seperti kisah Marco Polo, kisah Christhoporus Colombus, kisah Alexander Tramp, dan masih banyak lagi sosok-sosok yang inspiratif yang membuat sejarah melakukan penjelajahan ke berbagai tempat.
Dari sisi terdekat, orang-orang serta kelompok yang menginspirasi untuk melakukan penjelajahan seperti organisasi Gandawesi KPALH di Kampus Setiabudi dan tentu saja dari tokoh-tokoh di Wanadri seperti Iwan Abdurahman. Bahkan dalam satu halaman, saya menuliskan sebuah kisah petualangan berisi candaan tetapi penuh makna. Beginilah ceritanya:

Suatu kali Abah Iwan (Iwan Abdurahman) di acara pesta kejutan berbungkus seminar menyampaikan satu hal yang menarik. "Oh, Bahaya?!" Dalam tulisan mungkin jadinya ada dua tanda, tanda tanya dan tanda seru. Menandakan keheranan dan pertanyaan.
Abah bercerita tentang pengalaman para pengarung samudera dalam ekspedisi garis depan nusantara. Mereka berhasil mengarungi samudera dengan perahu. Tentu saja dengan perahu bukan yang lain. Tetapi yang spesialnya adalah perahunya, perahu tak bercaping. Perahu sederhana yang katanya sering digunakan nelayan biasa untuk melaut.
Saat ekspedisi sudah berhasil, beberapa orang dari kelautan yang entah itu militer laut, dinas laut, atau yang ahli bertualang di laut kemudian bilang "Hebat benar kalian, dengan perahu ini berhasil menyelesaikan ekpsedisi"
Di jawab sama mereka "Memangnya kenapa?"
Kemudian mereka menjelaskan "Perahu ini terlalu sederhana untuk mengarungi lautan. Ini BAHAYA!"
Jawaban para pengarung yang mengesankan "Oh, bahaya?!"
Coba kita renungkan! Apa dibalik makna "Oh, bahaya?!" 


Nah, menarik bukan? jadi ayo pesan sekarang juga di www.nulisbuku.com. Sampai bertemu di buku selanjutnya, yah!
Share:

Membukukan Perjalanan


"Buku ini akan bersifat lebih universal, lebih menyeluruh dan lebih menggambarkan bagaimana Gandawesi menjadi bagian penting dalam membangun kehidupan mental seorang Gandawesi"  
Gandawesi : Meretas Jalan Membangun
 Generasi Peduli Lingkungan
Cita-cita membuat sebuah buku tentang perjalanan Gandawesi sudah tertanam jauh sebelum akhirnya mewujud pada tahun 2010. Ini berawal dari tercecernya dokumen penting yang memuat laporan perjalanan dan juga catatan-catatan lainnya. Jika seandainya catatan yang tercecer itu disatukan dalam sebuah bundel kemudian dikemas dalam bentuk yang menarik, mungkin lebih baik. Ide bundel laporan makalah sudah dilakukan oleh teman saya. Dari dokumen bundel itu, banyak yang belajar tentang Teknik Hidup di Alam Bebas. Sementara laporan perjalanan, belum ada yang membundel.
Sebenarnya Gandawesi sendiri bisa dibilang bukan untuk yang pertama kalinya mengeluarkan sebuah catatan perjalanan, jurnal, catatan kegiatan, artikel, yang memang biasa dimuat dalam Blog, Buletin Gandawesi, maupun Majalah Dinding Gandawesi. Akan tetapi, khusus untuk buku ini yang dikemas berbeda dari yang sudah ada belum mewujud.
Dibuatlah  tim kerja pembuatan buku. Tim ini yang harus membuat perumusan, sampai distribusi, beberapa anggota bertugas untuk mencatat beberapa file perjalanan anggota Gandawesi yang juga akan menjadi menu pelengkap pada beberapa halaman di dalamnya.
Buku itu kemudian memuat tiga segmen utama, yaitu catatan tentang sejarah berdirinya Gandawesi, perjalanan kegiatan Gandawesi dari awal sampai sekarang, dan beberapa catatan yang ditulis oleh anggota berdasarkan pengalamannya masing-masing, disamping bubuhan kisah-kisah serta artikel lainnya yang menarik untuk dibaca.
Sangat menarik, karena banyak pengalaman dari sekedar merangkum banyak catatan kemudian membukukannya. (Iden Wildensyah)
Share:

Selasa, April 09, 2013

Mawar

Jelita menusuk hati
Tak bosan mata memandang
Setajam duri runcing
Merona memerah senja
sungguh sayang!


Share:

Postingan Populer