Pagi ini adalah pagi baru yang akan ku jalani
bersama anak-anak hebat di kelas. Selalu aku katakan sebagai hari baru kepada
anak-anak. Aku coba tanamkan ini sebagai bahan untuk selalu mencari hal-hal
baru pada anak-anak. Setiap pagi, ku kayuh sepeda melewati jalan raya dan
beberapa toko yang ada di kota kecil
ini.
Sisanya melewati jalur kampung yang harus meminggir jika pengendara motor
lewat. Maklum, sebuah gang bukan sekedar jalan saja tetapi juga jalur umum
untuk mereka yang memiliki motor. Aku, masih setia dengan sepeda ini. Pagi baru ini aku bersiap untuk pergi menemui
keceriaan dan kegembiraan anak-anak.
Pagi baru berarti aku bertemu Mahmud, seorang anak
yang selalu berpikir positif jika teman-temannya menjahili. Mahmud tidak pernah
sekalipun membalas temannya yang jahil pada dia. Dia seolah mengerti bagaimana
temannya sedang berproses mengenali diri dan situasi saat berinteraksi dengan
sesamanya. Mahmud suka bermain bola, ketangkasannya bermain membuat
teman-temannya berebut untuk menjadi bagian kelompoknya.
|
Rumah Pohon (deviantart.com) |
Suatu hari Mahmud datang padaku “Kak, punya ide
untuk membuat pesawat luar angkasa”. Mahmud kemudian menceritakan sebuah
gagasan-gagasannya yang luar biasa. Aku sesekali menanggapinya untuk
mengapresiasi ide yang dia miliki. Gagasan ini bukan sekali dua kali dia
sampaikan padaku, pernah satu kali waktu dia bercerita tentang kisah nabi-nabi
yang menurut dia sangat menarik karena ada peperangannya.
Pagi baru berarti aku bertema Dani, seorang anak
yang penuh cerita lucu. Dani senang melucu di antara teman-temannya. Dani
sangat senang ketika teman-temannya tertawa oleh tingkah lucunya. Dani juga
suka bercerita tentang proses mendapatkan kisah-kisah lucunya. Selain dari
pengalamannya saat bermain di rumahnya, Dani juga mendapatkan kisah lucu tersebut
dari buku-buku homur yang dibelikan bapaknya. Bapak Dani sangat mengerti
bagaimana anaknya sangat menyukai kisah-kisah lucu.
Kisah lucunya tersebut mulai dari banyolan, cerita
orang lain, juga dari tebak-tebakan yang spontan akan memancing tawa seluruh
kelas. Suatu hari Dani cerita tentang seorang kakek dan nenek yang baru saja
pulang dari dokter. Kakek kebingungan dengan secarik kertas yang diberikan oleh
dokter. Kertas tersebut harusnya dibawa ke apotek untuk mendapatkan obat,
tetapi karena ketidaktahuan si kakek akhirnya dibawa pulang saja. Di rumah, si
nenek menjawab kebingungan si kakek. Nenek bilang “Masukan saja kertasnya ke
gelas tambahkan air, mungkin itu jampi-jampi”. Gerrrrrrr semua anak tertawa,
mereka melihat sebagai sesuatu yang lucu karena kakek dan nenek tidak mengenal
resep dokter, yang mereka ketahui hanya jampi-jampi.
Pagi baru juga berari bertemu Darojat atau biasa
dipanggil Ojat oleh teman-temannya. Ojat adalah anak yang cekatan. Ojat paling
cepat kalau sudah berkarya, begitu juga saat beres-beres kelas. Sering kali
Ojat diminta oleh teman-temannya untuk membantu membereskan sisa berkaryanya.
Ojat sangat senang membantu teman-temannya. Kesenangan Ojat membantu temannya
itu membuat Ojat banyak teman. Bahkan anak-anak lain yang beda kelas juga
sangat senang dengan Ojat. Ojat tidak pernah mengeluh walau pekerjaannya
banyak. Inilah yang membuat Ojat disenangi teman-temannya.
Ojat suatu kali pernah meminta ijin untuk tidak
masuk sekolah karena harus membantu pamannya panen padi di sawah. Pamannya
sangat senang karena Ojat mau belajar bertani, menanam padi, dan juga memanen.
Saat itu kebetulan pamannya hendak memanen padi. Ojat tidak mau kehilangan
kesempatan belajar. “Kak, aku ijin gak masuk besok yah, paman mau panen dan aku
ingin belajar memanen padi”. Begitu kata Ojat sebelum pulang. Aku katakan, “Wah
sangat menarik, Jat. Kalau sempat nanti cerita sama teman-temannya, yah”. Benar
saja, keesokan harinya, Ojat bercerita dengan antusias bagaimana dia memanen
padi, walau cape tetapi banyak hal yang menyenangkan.
Pagi baru berarti aku bertemu Darsa, seorang anak
pendiam yang selalu berpikir. Aku katakan demikian karena Darsa nyaris tidak
suka berbicara. Darsa lebih banyak diam ketika teman-temannya saling bercanda,
bercerita, dan diskusi. Walaupun diam tetapi Darsa menyerap semua informasi
yang masuk pada dirinya. Darsa hanya berbicara sesekali saja misalnya ketika
dipancing pertanyaan “Menurut Darsa, bagaimana yah pembagian matematika dalam
kehidupan kita?”. Darsa menjawab dengan meyakinkan, “Banyak kak, misalnya pada
saat membagi kue, membagi permen, membagi pekerjaan, membagi uang. Kan
pembagian bukan hanya soal angka-angka”. Darsa memang benar-benar mantap. Dia
bisa melihat banyak sudut yang biasanya tidak terjangkau anak-anak seusianya.
Darsa lebih menyukai membaca buku yang dibawanya
atau pergi ke perpustakaan untuk mengisi istirahatnya dibandingkan main dengan
teman-temannya. Ketika kutanyakan, Darsa menjawab “Ah kak, aku senang membaca
saja, kan buku bisa membawa aku ke berbagai tempat menarik di dunia”. Wooow...
jawaban yang sangat menarik bagiku. Darsa memang hebat, dan setiap pagi aku
harus bersiap dengan informasi baru yang ia dapatkan dari buku yang sudah ia
baca.
Pagi baru berarti aku bertema sosok mungil penuh keceriaan,
dia adalah Nurmelina. Teman-temannya biasa memanggil Nina. Nina adalah sosok
yang menggembirakan teman-temannya. Nina selalu ceria, keceriannya terpancar
dari tingkahnya yang energik, lincah, dan selalu tersenyum. Nina juga suka
bercerita terutama cerita tentang pahlawan nasional. Nina terinpirasi oleh
sosok Tjoet Nyak Dien. Nina mengatakan bahwa Tjoet Nyak Dien adalah perempuan
hebat yang berani melawan penjajah. Walaupun penjajah menggunakan senjata api,
tetapi Tjoet Nyak Dien tidak takut. Tjoet Nyak Dien berjuang sampai titik darah
penghabisan. Aku pernah menanyakan pada dia, “Kalau sekarang kan tidak perang,
berarti Nina mengambil pelajaran dari kisah Tjoet Nyak Diennya, seperti apa?”.
Nina berkata “Aku harus belajar sungguh-sungguh, Kak. Seperti Tjoet Nyak Dien yang
berjuang teguh melawan penjajah, aku juga harus semangat berjuang agar aku bisa
belajar semakin baik”.
Pagi baru berarti aku juga bertemu dengan Dodo, anak
yang katanya bodoh dan nakal. Aku tidak katakan demikian, Dodo adalah anak yang
memiliki potensi besar untuk menjadi atlet. Dodo berbadan besar di antara
teman-temannya. Dodo senang kegiatan olah raga, sepertinya Dodo hanya menyukai
kegiatan olah raga saja. Dodo seperti malas-malasan kalau sudah kegiatan
matematika. Dodo merasa dirinya tidak bisa menghitung. Tetapi bagiku tidak,
Dodo sebenarnya pandai matematika, Dodo bisa menyerap dengan baik setiap
pelajaran matematika. Sayangnya, Dodo tidak cukup sabar untuk mengerjakan
soal-soal matematika.
Pernah satu kali waktu, Dodo seperti marah-marah.
Dia mendatangiku dan berkata “Kak, aku tidak suka matematika, aku tidak suka
soal ini, soal ini membuatku frustasi!”. Teman-teman kaget dan seketika
langsung tegang, Dodo yang berbadan besar sedang marah-marah. Aku coba dekati,
aku ajak Dodo diskusi. Sampai akhirnya Dodo berkata “Kak, ternyata mudah,
yah!”. Senang rasanya hatiku melihat Dodo mau kembali terlibat dalam kelas.
Biasanya Dodo selalu menarik diri untuk pergi dari lingkaran kelompok belajar
di kelasnya jika dia merasa sudah tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal
yang ada dihadapannya.
Pagi baru
berarti aku juga bertemu Maesaroh. Teman-temannya memanggil dia Mae. Dia adalah
anak rajin yang selalu rapi. Setiap kali Mae datang, temannya langsung
mengerebungi untuk bermain congkak atau bola bekel. Mae bisa adil mengatur
teman-temannya hingga mereka menjadi asik bermain. Mae bisa dikatakan sangat
perhatian sama temannya, jika ada temannya yang tidak masuk sekolah, Mae
biasanya menjenguk kemudian menceritakan pada teman-temannya. Mae juga
menginisiasi teman-temannya untuk berkunjung ke temannya yang sakit. Kehadiran
Mae membuat temannyas senang. Jika ada temannya yang bertengkar, Mae bisa
melerai dan menyelesaikannya dengan baik. Setelah itu mereka bermain lagi
dengan asik. Mae suka semua pelajaran, Mae ingin menjadi guru
suatu hari nanti. Mae mengatakan bahwa Guru bisa mencerdaskan generasi bangsa.
Mencerdaskan bangsa berarti mencerdaskan kehidupan. Dan inilah kehidupan bagiku, seperti kata Mae yang
selalu bijaksana dalam mengatur teman-temannya.
Pagi baru bagiku penuh dengan dinamika,
pertanyaan-pertanyaan menarik dari anak-anak, ide-ide baru, keingintahuan
baru, dan suasana baru yang akan menghiasi kehidupan. Inilah hari baru saat aku
akan bertemu anak-anak hebat yang saling menginspirasi. Inilah generasi-generasi
yang harus ku antarkan pada pengalaman-pengalaman belajar yang menyenangkan. Inilah pagi baru saat aku harus pergi.