Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Menyenangkan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Menyenangkan. Tampilkan semua postingan

Jumat, April 07, 2017

Menjadi Guru Yang Asyik Ala School Of Rock

Ada banyak kisah menjadi guru inspiratif yang bisa diambil dari film-film Holywood. Sebut saja menjadi guru ala Master Shifu, guru kreatif ala Dead Poets Society, dan masih banyak lagi sosok-sosok guru keren yang berjuang untuk anak didiknya dan juga berjuang untuk sekolahnya.

Salah satu guru yang sangat menginspirasi saya adalah Dewey Finn dalam film School Of Rock. Dewey Finn yang diperankan oleh Black Jack adalah seorang gitaris yang menjadi pengangguran setelah dikeluarkan dari group band rock-nya. Karena terdesak akan kebutuhan hidupnya, Dewey akhirnya menerima tawaran menjadi guru SD di sekolah bergengsi Horace Green. Posisi itu ia dapatkan setelah mengaku sebagi Ned Schneebly.

Pada awalnya Dewey merasa bingung, dengan apa yang harus ia ajarkan dan bagaimana cara mengajar di kelas tersebut, dengan tradisi kelas yang sangat formal dan dengan pertanyaan kritis yang lugu dari murid-muridnya, Dewey mencoba untuk mengajar dengan cara yang sesuka hati, dan sesekali bingung dengan para muridnya.

Dewey kemudian mendapat ide untuk membentuk sebuah band rock bersama murid-muridnya. Ia membuat proyek band rock sebagai tugas sekolah untuk mengikuti festival musik rock "battle of the bands". Dewey menjalankan rencana aksinya, dengan mengatur posisi sesuai minat dan bakat anak. Ternyata rencana itu tidak semudah yang ia bayangkan.

Dewey harus merayu para muridnya untuk mengikuti keinginannya tersebut. Dewey juga harus memikirkan beberapa muridnya yang tidak memiliki memiliki bakat musik, supaya dapat tempat di dalam proyek tersebut.

Dewey akhirnya berhasil membentuk kerjasama di antara murid-muridnya, sesuai peran masing-masing. Interaksi berlangsung dalam suasana dinamis dan demokratis. Tidak ada jarak antara murid dan guru. 

Dalam proyek tersebut, Dewey juga memiliki celah masuk untuk mengajarkan sejarah. Ia nengajarkan sejarah musik rock serta tokoh dan group band yang pernah ada seperti Led Zeppelin, Jimmi Hendrix, dan Black Sabath. Proyek ini diberi nama School of Rock dari para muridnya.

Dewey adalah salah satu contoh guru inspiratif yang tidak kehilangan passionnya dalam bermain musik dan menjadikan celah masuk untuk membuat kegiatan bersama anak didiknya di dalam  kelas. Abaikan RPP, evaluasi, dan kegiatan-kegiatan administratif lainnya yang bisa menyibukan guru sampai lupa tugas utamanya sebagai pendidik anak-anak di dalam kelas yang sedang bersama dirinya. Guru harus kreatif, guru harus inspiratif karena guru kreatif dan guru inspiratif akan selalu terkenang sebagai pengalaman belajar yang mengasyikan. 


Share:

Selasa, April 04, 2017

Ketika Aku Melawan Stigma Yang Disematkan Orang Lain Pada Anakku

"Seandainya aku menyerah, mungkin aku gak bisa lihat anakku sekarang kuliah di Perguruan Tinggi" demikian seorang ibu memulai pembicaraan. "Di sini pentingnya kenapa guru gak boleh menjudgement, menghakimi, ataupun memberikan penilaian pada anak didiknya" ibu dari seorang anak sebut saja namanya Merah Delima. Penilaian akan melekat terus dalam diri anak. Jika penilaiannya salah, kasihan anak tersebut. Seolah-olah ia sudah diberi cap seumur hidupnya oleh orang lain.

Merah Delima lahir normal, ia tidak menunjukan gejala apapun sampai usia lima tahun. Menjelang masuk sekolah, ia mulai terlihat berbeda dari anak-anak seusianya. Merah Delima tidak bisa diam. Selalu berlari-lari ke sana ke mari. Gak mau duduk bersama teman-temannya.

Penasaran dengan kondisi anaknya, sang ibu membawa Merah Delima ke psikolog. Hasilnya di luar dugaan. Berdasarkan hasil observasi psikolog, Merah Delima dinyatakan mendapatkan nilai psikotest di atas rata-rata. Ia termasuk anak yang jenius. Ibunya setengah tidak percaya menerima hasil tersebut karena Merah Delima tidak bisa membaca sampai kelas 2 Sekolah Dasar. Penilaian itu dirasa tidak tepat karena Merah Delima seolah berbanding terbalik dengan penilaian orang lain. Baik teman-temannya, gurunya, dan orangtua yang lain. Merah Delima disebut anak bodoh, gak bisa diatur, dan segala stigma negatif yang muncul karena perilaku masa kecilnya 'berbeda' dari anak-anak seusianya. 

Jangan tanya jika menerima nilai raport kelasnya, Merah Delima selalu menjadi anak dengan urutan nilai paling akhir, pertama dari urutan terakhir. Nilai-nilai pelajarannya banyak yang 'merah'. Kalau istilah sekarang jauh dari KKM. Beruntung dia bukan sekolah di SD Konvensional yang nilai raport menentukan kenaikan kelas. Merah Delima terus naik bersama teman-temannya. 

Mendapatkan penilaian buruk dari orang lain tak lantas membuat ibunya patah semangat, sang ibu tetap yakin jika anaknya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ia percaya dengan dorongan positif dan kasih sayang yang terus diberikannya. Setiap malam ia doakan Merah Delima. Membawa harapan dan membisikan kata-kata positif seperti, "ibu yakin kamu bisa belajar dengan baik" "Merah Delima anak yang kreatif" "Merah Delima mampu menjadi anak baik yang selalu ceria dan menyenangkan bersama teman-teman" serta semua dorongan dan doa positif darinya yang selalu disampaikan kepada Merah Delima.

Sang ibu mengenang, kegiatannya di Sekolah Dasar yang tidak bisa bergerak lama kelamaan membentuk pola. Merah Delima ternyata menari! Ia mengikuti irama alam semesta. Bersyukur, Sekolah alternatif tempat Merah Delima bertemu teman-temannya termasuk sekolah yang tidak melakukan penilaian kepada anak didiknya terutama nilai angka-angka seperti pada umumnya sekolah.

Kesenangan menari tersebut ternyata mampu diakomodir oleh sang ibu. Merah Delima masuk kelas balet. Ia belajar balet dengan cepat dibandingkan anak-anak lainnya. Keseimbangan motorik kasarnya terbukti menjadi penguat untuk dirinya melakukan gerakan-gerakan balet. 

Kegiatan lainnya seiring waktu bisa diikuti dengan baik oleh Merah Delima. Nilai pelajaran umum yang awalnya ditakuti oleh orangtuanya secara perlahan mampu ia lewati dengan hasil yang sangat memuaskan. 

Kini, Merah Delima sedang meraih cita-citanya kuliah di sebuah perguruan tinggi sesuai dengan minat dan cita-cita. "Ah, jika saja saya terjebak stigma dan penilaian orang lain pada anakku, mungkin aku gak bisa melihat anakku kuliah dengan kemandirian yang besar" katanya menutup pembicaraan dengan setitik air turun dari sudut matanya mengenang kisah perlawanannya pada penilaian orang lain.

Hilangkan segala penghakiman pada anak dan biarkan dia belajar dengan nyaman sesuai cara terbaiknya.



Share:

Rabu, Desember 14, 2016

Jelajah Geotrek Matabumi Sebagai Pendidikan Alternatif Yang Menarik

Jelajah Geotrek Matabumi bisa menjadi alternatif pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak dan juga orang dewasa. Sejatinya belajar adalah menghadirkan antusiasme serta kejutan-kejuatan yang akan dikenang sampai kapanpun. Pengalaman belajar yang tidak dirasa sebagai pembelajaran, mengalir begitu saja lewat kesenangan-kesenangan bermain dan berinteraksi dengan alam.

Jelajah Geotrek sudah dilakukan sejak lama, inilah kesempatan pertama kali secara formal saya turut serta berada di tengah-tengah penyelenggara Matabumi dan interpreter T Bachtiar. Sisanya saya lakukan secara mandiri dengan mendatangi tempat-tempat yang direkomendasikan dalam buku Wisata Bumi Cekungan Bandung yang disusun oleh T Bachtiar dan Budi Brahmantyo. Buku yang menginspirasi saya untuk mengunjungi tempat-tempat dengan nilai edukasi yang tinggi karena hubungannya dengan pelajaran sains dan pelajaran-pelajaran lainnya.

Jelajah Geotrek Pangalengan Bersama Matabumi (iden wildensyah)
Sebagaimana dituturkan oleh T Bachtiar dalam setiap tempat yang dikunjungi, nilai penjelajahan atau perjalanan menjadi sangat bermakna. Bukan sekadar berjalan menjelajahi, menikmati, kemudian meninggalkannya begitu saja. Lewat komunitas Matabumi, T Bachtiar menyampaikan banyak pesan-pesan pembelajaran yang mendalam. Tentang sisi-sisi lain kehidupan yang berhubungan dengan alam, sejarah, kebajikan, dan pelajaran lainnya.

Jika materi pelajaran di sekolah disampaikan teoritis dengan penjelasan yang monoton oleh guru, maka di alam terbuka, pembelajaran itu terbentang luas. Para peserta, khususnya buat anak-anak bisa melihat langsung, bisa merasakan langsung, dan bisa memaknai langsung pembelajarannya tanpa harus repot-repot menjelaskan lewat ceramah. Jangan sampai anak-anak tidak tahu asal muasal segala hal yang ada di kehidupan ini. Akan sangat lucu jika dikemudian hari ketika anak ditanyakan darimana asalnya telur, semua menjawab dari pabrik karena menganggap telur dihasilkan oleh pabrik persis seperti menghasilkan mobil, motor, dll. Dengan geotrek, seperti yang disampaikan T Bachtiar, diharapkan anak-anak bisa tahu banyak hal lewat pengalaman langsung. Mengetahui asal muasal teh yang diseduh dari tumbuhan teh yang ditanam, listrik yang menyala dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dan masih banyak lagi.

Dari sisi pembelajar, Geotrek bisa menjadi stimulan untuk anak-anak dan orang dewasa belajar lagi tanpa mengurangi keasyikan jalan-jalannya. Saya takjub dan merasa pembelajaran selama melakukan perjalanan hari itu mengalir dengan alamiah. Inilah sebentuk pendidikan alternatif yang menjadi angin segar untuk Indonesia.
Share:

Senin, Desember 05, 2016

Pentingnya Mengajarkan Lagu Kebangsaan Di Sekolah

Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!Sukarno, dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi

Lagu-lagu kebangsaan Indonesia menggambarkan semangat, kegigihan, kecintaan, persatuan dan kesatuan, serta kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman yang selalu dinyanyikan pada saat perayaan hari-hari penting nasional. Lagu Indonesia Raya rutinnya dinyanyikan pada saat upacara bendera. Saya masih ingat saat sekolah, setiap senin adalah upacara bendera. Upacara bendera kata guru saya selain menanamkan kecintaan pada negara Indonesia tetapi juga menanamkan kedisiplinan.
Menumbuhkan semangat kebangsaan lewat lagu kebangsaan 
Kecintaan kepada negara Indonesia karena pada saat upacara bendera selain menyanyikan lagu kebangsaan, juga ikut merenungkan bangsa Indonesia secara umum. Kemudian mendoakan para pahlawan yang sudah gugur pada saat mengheningkan cipta, dan bersemangat dengan bangsa Indonesia saat menyanyikan lagu kebangsaan. Semangat dan harapan ini terus dipupuk dalam diri siswa-siswa yang sedang mengikuti upacara bendera. Mereka benar-benar menyanyikan dengan semangat, lantang, dan kompak. Sementara pengibar bendera mengerek bendera sampai ke ujung tiang yang ada di tengah-tengah lapangan upacara bendera.

Pada saat mengerek bendera sampai ke ujung, ada yang ditunggu-tunggu sebagai bahan candaan. Maklum masih remaja, ketika ada hal menarik untuk ditertawakan langsung menarik perhatian. Saat yang ditunggu tersebut adalah kesesuaian antara akhir lagu kebangsaan dengan sampainya bendera di ujung tiang bendera. Jika terjadi kesesuaian maka bahan candaan hilang dan upacara lancar, sementara jika tidak terdapat kesesuaian maka spontan beberapa orang akan tersenyum bahkan mungkin tertawa. Walau tidak terbahak-bahak tapi peristiwa lucu saat upacara bisa menjadi perbincangan ketika waktu istirahat tiba. Kelucuan-kelucuan yang menarik dikenang sekarang. Bukan karena menertawakan lagu kebangsaan atau upacara benderanya, lebih karena merasa lucu atas tingkah polah remaja.

Semangat Kebangsaan

Lagu kebangsaan yang membuat bersemangat lainnya adalah Hari Merdeka. Kalau menyanyikan lagu ini, rasanya semangat benar-benar berkobar sangat besar. Tambah membesar ketika dinyanyikan serentak dalam jumlah orang yang menyanyikannya banyak. Lagu kebangsaan ini dinyanyikan biasanya pada saat upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. Perhatikan liriknya “Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat dikandung badan!”. Bergetar semangat ini saat lirik tersebut. Inilah saat yang menarik dan bersemangat ketika upacara bendera.

Sementara lagu syahdu yang harus khidmat pada saat lagu kebangsaan yang dinyanyikannya ketika mengheningkan cipta. Ketika menyanyikan lagu ini, rasanya merinding, apalagi pemimpin upacara meminta untuk mendoakan arwah para pahlawan yang sudah gugur. Mendengar kata ‘arwah’ saja rasanya sudah merinding, apalagi ditambah dengan lagu mengheningkan cipta yang syahdu dan senyap. Yah... pada saat dinyanyikan lagu ini, suasana terasa senyap dan hening. Bayangan menjelajah ke para pahlawan yang sudah gugur pada saat berjuang merebut kemerdekaan dan juga berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Di tengah-tengah suasana senyap, sunyi, dan khidmat ini, terselip juga rasa patriotisme yang tinggi. Ada semacam kebanggaan yang muncul saat ketika upacara. Saat-saat mengheningkan cipta adalah saat merenungkan dan bersyukur atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan bangsa asing. Merenungkan dan mengheningkan diri untuk merasakan lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk kebaikan di masa yang akan datang. Pada saat itu pula, ada semacam tuntutan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Patriotisme memang tidak hadir dari slogan-slogan, dia hadir dari perenungan dan tindakan semua bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Patriotisme

Patriotisme yang muncul dari upacara bendera tentu sangat berbeda dengan patriotisme yang muncul dari teori-teori yang diajarkan di dalam kelas. Teori-teori yang ada dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa, dan Pendidikan Kewarganegaraan, hanyalah sebagian kecil usaha yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tetapi patriotisme yang hadir dari perenungan yang mendalam saat upacara berbeda, rasanya lebih baik dibandingkan dengan teori-teori saja. Terpenting juga, lagu kebangsaan bisa menumbuhkan kebanggaan dan patriotisme bagi yang menghayatinya.

Setiap lagu kebangsaan memberikan rasa yang berbeda untuk siapa saja yang menyanyikan dengan penghayatan tinggi. Salah satu contoh lainnya adalah lagu kebangsaan berjudul Ibu Kita Kartini. Saat menyanyikan lagu ini, ada rasa yang sangat berbeda dengan lagu kebangsaan lainnya seperti Hari Merdeka dan Indonesia Raya. Dalam lagu Ibu Kita Kartini, ada semacam cita rasa wanita yang kuat dan tegar. Perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia sangat fenomenal. Lagu Ibu Kita Kartini adalah sebentuk apresiasi atas jasa pahlawan perempuan yang berani menegakkan emansipasi wanita.

Sementara pada saat menyanyikan lagu syukur, ada segenap rasa syukur yang dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kadang ini menjadi saat-saat yang mengharukan, apalagi misalnya dinyanyikan setelah mengikuti pendidikan dasar pecinta alam. Pada saat pelantikan menjadi anggota baru, menyanyikan lagu syukur dengan senandung saja membuat suasana sangat haru bercampur baur dengan kesenangan karena sudah berhasil melewati tahapan berat di Pendidikan Dasar.

Lagu kebangsaan lainnya yang menarik dan memberikan semangat adalah Halo-Halo Bandung. Walaupun hanya berada di Bandung tetapi kekuatan lagu ini sangatlah besar. Halo Halo Bandung adalah lagu penyemangat yang membara dan membakar semangat untuk bergerak maju. Dalam lirik lagu Halo Halo Bandung terkandung semangat besar “mari bung rebut kembali”. Ada semacam pesan untuk berjuang tanpa lelah dalam mengambil kembali Bandung yang sudah dibakar.

Share:

Jumat, November 25, 2016

4 Kemampuan Dasar Untuk Menjadi Guru Menyenangkan Saat Ini

"Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important" Bill Gates

Catatan ini adalah pengalaman, bisa jadi semacam hasil refleksi belajar bersama anak-anak di sekolah. Sama halnya dengan THAB (Teknik Hidup Di Alam Bebas) yang dipelajari kemudian dipraktikan pada saat mendaki gunung, susur pantai ataupun kegiatan di alam terbuka lainnya.
Kemampuan dasar seorang guru ini dibuat karena banyak hal yang tidak terduga sebelumnya. Memberikan banyak makna dan banyak pelajaran penting buat saya secara pribadi. Saya tidak mengalami menjadi guru anak-anak sebelum menulis catatan ini, maka dari itu saya membaca untuk memahami hal yang ingin saya ketahui seputar guru.
Saya membiasakan diri untuk merefleksikan diri dari setiap kejadian di sekolah dan juga di luar sekolah. Saya percaya bahwa anak itu lahir dengan naluri untuk tumbuh dan berkembang. Orang tua dan guru berperan dalam mengarahkan karena peran ini memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter anak. Untuk itu saya meringkas pengalaman ini dalam bentuk kemampuan dasar seorang guru.
Kemampuan Dasar ini dibagi dalam 4 bagian: (1) kemampuan berkesenian, (2) kemampuan berteater, (3) kemampuan berolahraga, dan tentu saja (4) kemampuan berfilsafat. Saya menuliskan urutan filsafat masih dalam tanda tanya, apakah perlu di urutan pertama atau keempat? rasanya peringkat ke 4 adalah hal yang logis karena anak bertanya hal mendasar setelah mereka mampu berbicara.

(1). Kemampuan Berkesenian
Guru di sekolah waldorf sedang menghias dinding sekolahnya
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Seorang guru dituntut untuk bisa memiliki cita rasa seni serta kemampuan untuk mempraktekkannya. Seni ini menyangkut seni suara dan seni rupa dan seni-seni lainnya. Seni suara memungkinkan seorang guru mengajak anak bernyanyi untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan. Sementara seni rupa penting dimiliki karena menggambar, melukis, dll adalah hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Seni rupa kadang abstrak jadi saya ajak menggambar anak terkadang dengan pola yang alami saja, misalnya corat coret dengan pensil berwarna, lalu menggambar tarikan-tarikan garis. Seni itu luas jadi semakin baik seorang guru dalam mengapresiasi seni semakin menarik bagi anak untuk bereksplorasi. Semakin anak terinspirasi dengan hal-hal yang indah.

(2). Kemampuan Berteater
Kemampuan bermain peran dengan baik terutama pada saat-saat tertentu
Saya menyebutnya sebagai kemampuan bermain peran. Pernahkah anda melihat film Pursuit of Happines yang perankan oleh Will Smith dan anaknya Jaden? dalam satu adegan, Will Smith berkeinginan mengajak anaknya tidur di tempat yang tidak biasa (sebuah toilet), agar anaknya mau dan merasa penting, dia memerankan tokoh anak dengan mengatakan ”ayo cepat kita ke dalam gua, ada dinosaurus yang akan memakan jika kita tetap di sini”
Saya sangat terharu melihat adegan ini, dan bagi saya ini adalah bagian dari kemampuan seorang guru untuk anak didiknya. Sewaktu mendongeng atau pada saat-saat tertentu kadang guru dituntut untuk berperan menjadi kuda, kadang menjadi kucing kadang menjadi pangeran juga. Hal ini penting terutama dalam pendidikan anak.

(3) Kemampuan Berolahraga
Berolahraga bersama anak akan selalu menyenangkan

Ya… guru harus suka olahraga, olahraga apapun harus bisa, dan anak didik pasti meniru. Seorang anak akan diminta memperagakan olahraga yang ada buku, main sepak bola, basket, golf dan semua yang dia dapatkan dari buku atau dari hal yang ia lihat di media-media. Guru yang senang berolahraga juga akan tampil prima, tampil penuh kepercayaan diri dan mampu menjadi sosok yang inspiratif karena kehadirannya yang energik.

(4) Kemampuan Berfilsafat
Berfilsafat akan selalu menyenangkan terutama ajakan berpikir mendalam pada setiap pertanyaan anak

Saya melihat ini sebagai sebuah keharusan, karena anak didik terutama anak-anak kecil akan bertanya hal-hal yang mendasar. Coba saja kalau seorang anak bertanya: "Apa itu warna, apa itu putih, apa itu kuning, apa itu merah? Lebih dalam lagi misalnya "kenapa tanah warnanya cokelat, kenapa daun itu hijau?" Dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mendasar yang muncul dari anak-anak.
Filsafat bagi saya penting untuk menjelaskan hal yang rumit menjadi sederhana, tidak mungkin seorang guru menjelaskan hal-hal mendasar dengan kajian ilmiah sementara anak didiknya tidak mengerti, nah seorang guru membutuhkan filsafat untuk menyederhanakan hal yang rumit ini. Filsafat penting untuk diketahui tetapi arahkan sesuai dengan umurnya, dengan kapasitas pemahamannya. kalau perlu kursus filsafat selain penting bagi diri sendiri juga penting bagi menjelaskan hal mendasar pada anak.
Di luar ini semua, anak adalah amanah, titipan Tuhan, diajarkan atau tidak dia pasti hidup, pilihannya sebagai guru dan orang tua wajib mengarahkan anak dengan baik sehingga berkembang menjadi anak yang baik, atau mewakilkan kepada alam untuk berkembang. Jangan mewakilkan anak berkembang pada televisi apalagi sinetron Indonesia!
Share:

Jumat, November 04, 2016

Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Belajar dan bermain adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Jika melihat jauh ke belakang, ke masa dahulu kala bahwa dalam permainan tradisional terdapat banyak pembelajaran yang bisa diambil. Menurut Mohammad Zaini Alif dari Komunitas Hong, lewat permainan tradisional yang sederhana dan dekat dengan alam, anak-anak diberi jalan untuk mencari tahu. Permainan tradisional menjadi media untuk transfer ilmu pengetahuan hidup dari generasi lalu ke generasi yang akan datang. Terdapat 3 unsur inti pembelajaran dalam permainan tradisional yaitu ke sesama manusia, lingkungan dan Tuhan sebagai manifesto spiritualisme.
Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Seiring kemudian muncul sekolah yang dikembangkan oleh para pendatang ke Indonesia dengan pemilahan sekolah inlander dan sekolah pribumi, permainan tradisional pun mengalami sedikit demi sedikit penyusutan. Walaupun di beberapa daerah kegiatan permainan tradisional ini masih dilakukan oleh anak-anak sekolah saat jeda istirahat. Mereka memainkan dengan suasana yang ceria diluar pelajaran. Dari sinilah kemudian menjadi tersekat antara pelajaran dan permainan. Sekat itu yang kemudian menggiring opini terdapat perbedaan mendasar dalam belajar dan bermain.

Sejatinya jika melihat ke permainan tradisional, justru bermain itulah yang menjadi media pembelajaran. Tidak ada sekat antara belajar dan bermain. Opini yang berkembang dengan mensekat definisi bahwa belajar adalah sesuatu yang serius, statis, dan duduk di dalam kelas. Sementara bermain ada sesuatu yang tidak serius, dinamis, dan dilakukan di luar ruangan.

Inilah yang kemudian menjadikan sekolah menjadi sesuatu yang membosankan karena membatasi ruang gerak anak-anak. Padahal, kegiatan utama pada masa anak-anak adalah bermain. Mereka belajar pada saat bermain, mereka mencerna setiap pesan yang kemudian menjadi bekal ketika dia dewasa. Dalam pemikiran anak-anak bisa jadi sebenarnya pendidikan tentang rumus, matematika, sosial, dan budaya terkandung sangat dalam di setiap permainan.

Saat sekarang yang bisa dilakukan salahsatunya mengubah mindset bahwa bermain itu sama dengan belajar. Demikian pula ketika belajar itu sama dengan bermain. Jika demikian terjadi saya yakin belajar bukan lagi sesuatu yang membosankan, belajar akan menjadi sangat menarik sebagaimana anak-anak bermain.
Share:

Jumat, September 16, 2016

Kolaborasi Kreatif Menghias Mural di Kota Bandung

Senja (15 Tahun, bukan nama sebenarnya) bergegas memakai sepatu menuju mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah. Pagi itu ia sangat bersemangat karena akan menjadi salah satu orang yang terlibat dalam proyek seni di Kota Bandung. Ia akan menjadi bagian dari kelompok relawan menghias mural di kawasan Babakan Siliwangi tepat di jalan Siliwangi. Senja dan teman-temannya sudah berkoordinasi sebelum hari pelaksanaan. Berkoordinasi tentang alat dan bahan, tentang tema, dan tentang segala sesuatu yang harus dipersiapkan agar saat menghias mural semuanya berjalan dengan baik.
Kolaborasi Kreatif Menghias Mural di Kota Bandung (Iden Wildensyah)

Senja adalah salah satu remaja dari sebuah sekolah menengah di Kota Bandung yang ikut serta dalam proyek seni mural. Mural di dinding jalan Siliwangi Kota Bandung merupakan sebuah cerita yang sangat menarik untuk disimak. Tahun 2016 ini, proyek seni mural di jalan Siliwangi dikerjakan secara bersama-sama dengan melibatkan banyak pihak di luar jurusan Seni Rupa ITB. Jika proyek sebelumnya, Seni Rupa ITB sangat dominan dalam menggarap seni mural ini maka tahun ini termasuk yang berbeda dalam tema dan proses pengerjaannya.

Kolaborasi Bukan Kompetisi

Saya selalu teringat bahwa di jaman sekarang sudah bukan lagi waktunya mengembor-gemborkan kompetesi. Alih-alih berkompetisi, para pakar pendidikan dan futurolog di dunia banyak menyarankan untuk memperbanyak kolaborasi. Berkompetisi hanya dengan diri sendiri. Cukup dengan diri sendiri untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Sementara dengan orang lain, darimanapun golongannya, lebih baik membangun kolaborasi. Kolaborasi memungkinkan keselarasan dan keharmonisan. Sementara kompetisi hanya akan membuat kondisi sebaliknya terlebih di tempat yang belum dewasa saat menerima kemenangan atau menghadapi kekalahan.

Kolaborasi bersifat positif dan membangun satu sama lain. Sementara kompetisi hanya akan menghasilkan individu-individu yang egois dan mementingkan kemenangan tanpa memperdulikan orang lain. Berkolaborasi satu sama lain dalam hal apapun menjadi tantangan tersendiri untuk para pegiat pendidikan alternatif. Dalam pendidikan alternatif yang tidak tersekat oleh ruang, semua orang atau kelompok adalah pendidik untuk siapapun yang berinteraksi dengannya. Ketika satu kelompok mampu memberikan pendidikan yang baik untuk kelompok lainnya maka akan terjadi kebaikan yang terus menerus. Dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Tentu saja semua berawal dari individu yang mau terbuka untuk kolaborasi satu sama lain tanpa melihat embel-embel kepentingan dibalik kehadiran individu lainnya.

Jika niat baik untuk membangun sebuah kondisi yang baik, maka kolaborasi kreatif yang dilakukan dalam kegiatan menghias mural di Kota Bandung bisa menjadi stimulan yang baik untuk kolaborasi di tempat-tempat kreatif lainnya. Niat baik untuk menghadirkan kebaikan bagi lingkungan sekitar. Persis seperti niat dan semangat seorang Senja yang begitu antusias menghias mural dari pagi sampai sore.

“Senang kak, senang banget bisa menjadi relawan menghias mural ini. Cape sih tapi tidak apa-apa. Kalau mural sudah selesai, kelihatannya kan jadi indah” Demikian Senja berkata sambil membereskan alat-alat lukis dan cat yang sudah digunakannya sejak pagi tadi. Senja pun mengakhiri kegiatan hari itu di sebuah jalan yang akan ia kenang sampai tua dan menjadi cerita untuk anak-anaknya kelak.
Mural di Jalan Siliwangi (Iden Wildensyah)

Bukan hanya Senja yang merasa senang, kolaborasi kreatif ini juga menjadi ajang berkumpulnya komunitas-komunitas di Kota Bandung. Ada pegiat blogger dan komunitas sepeda yang juga begitu antusias membuat sejarah di Kota Bandung. Para pegiat pendidikan, para pegiat seni, para pecinta kreativitas yang tergabung dalam proyek menghias mural di Kota Bandung ini tentu akan semakin senang ketika kelak sesudah semua dinding terhias dijaga bersama-sama. Proses menjaga ini sepenuhnya diserahkan kepada warga Kota Bandung. Dengan kesadaran penuh untuk saling menjaga satu sama lain, bukan tak mungkin keharmonisan sebagai buah dari kolaborasi kreatif ini akan muncul secara kolektif dalam setiap diri warga yang melihat dan menikmati keindahannya.

Hari sudah sore, Senja dan teman-temannya sudah pulang. Tinggal beberapa kelompok mahasiswa yang masih menyelesaikan beberapa bagian yang belum dituntaskannya. Mereka masih mengayunkan kuasnya, mengambil warna cat sesuai hiasan yang ingin dibuatnya. Kolaborasi kreatif hari pertama ditutup dengan perasaan yang sangat lega.  
Share:

Rabu, September 14, 2016

Pentingnya Memahami Makna Kata Untuk Anak-Anak

Sebut saja namanya Mawar Merah, usianya 10 tahun bersekolah di sebuah sekolah yang mentereng. Sehari-hari diantar jemput oleh supir pribadinya dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Dalam tas yang besar selain buku-buku pelajaran yang tebal, terselip sebuah telepon genggam pintar. Untuk ukuran anak seusianya, keberadaan telepon genggam tersebut seolah sudah lumrah. Di dalamnya terdapat banyak aplikasi yang didominasi oleh permainan. Sisanya aplikasi media sosial dan aplikasi fotografi instan. 

Selepas sekolah, Mawar berkumpul dengan teman-temannya di sudut sekolah, cekikikan atau tertawa-tawa bersama. Mereka asyik bermain menggunakan telepon pintarnya. 
Membaca kemudian memahaminya!

Jauh sebelum waktu sekolah bubar, ia mengikuti ulangan Bahasa Indonesia. Betapa sulitnya ia mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. Berkali-kali ia mendatangi gurunya di depan kelas hanya untuk bertanya arti dari kata yang ada di soal tersebut. Kata-kata "Rutin, menyinggung, melambai, dan kata-kata lainnya yang ia tak mengerti.

Cerita di atas adalah gambaran betapa anak-anak sekarang begitu sulit memahami arti kata. Jangankan ditanya makna kata, untuk mengartikannya juga sangat butuh waktu yang panjang sampai akhirnya bisa mengerti. 

Jangan sepelekan masalah bahasa ini, bahasa adalah awal untuk anak memahami fenomena di sekitar. Setelah mengerti lalu memahami dan bisa melaksanakan. Lalu bagaimana selanjutnya agar anak mencintai bahasa Indonesia. Inilah beberapa tips yang bisa dilakukan di rumah dan juga di sekolah untuk membangun kesadaran berbahasa dan mampu memahami setiap kata yang terdapat dalam setiap kalimat. 

1. Budayakan membaca buku. Membaca buku di era sekarang itu sangat menantang. Keasyikan membaca seolah hilang tergantikan oleh asyiknya bermain games di tablet atau di telepon genggam. Sekolah dan rumah harus menyediakan waktu khusus untuk membaca. Dengan sedikit paksaan membaca rutin, diharapkan anak mampu membiasakan diri dekat dengan buku. Kalau sudah biasa, secara perlahan ia akan mencintai buku bacaan.

2. Sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Saat anak bertanya tentang sebuah kata yang tidak dimengerti, arahkan langsung untuk mencari di kamus. Apapun yang anak tidak mengerti arti kata, kamus menyediakan penjelasan yang memadai. Jangan reaktif menjawab karena anak hanya akan menunggu jawaban kita, arahkan untuk mencari agar ia aktif belajar.

3. Menulis jurnal atau diari. Terbiasa menulis jurnal harian atau diari akan membuat anak terbiasa mengolah kata-katanya. Selain mengolah kata, anak juga akan terbiasa untuk mengolah emosi. Ia tahu kapan menuliskan hal baik yang akan baik dibaca orang lain atau hal tak baik yang akan mengakibatkan hal tak baik saat dibaca orang lain.

4. Review setiap bacaan dengan membuat resensi atau catatan singkat. Mengajak anak meresensi adalah tahap selanjutnya dari menyukai bacaan. Meresensi akan mengasah kepekaan anak terhadap apapun yang ia baca. Kadang, ide-ide baru muncul saat kita meresensi sebuah buku bacaan. 

Nah, dengan membiasakan keempat hal tadi, Mawar Merah yang tadinya kesulitan memahami kata, mudah-mudahan ia menjadi lancar mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia. Bukan hanya itu saja, Mawar Merah juga akan lancar dipelajaran lain misalnya sains, terpadu, bahasa Inggris dan lain-lain.
Share:

Selasa, September 06, 2016

Sains yang menyenangkan di Sekolah Kuntum Cemerlang

‎”Ada benda-benda di sekitar kita dan sangat dekat dengan kaki kita. Tetapi kita belum pernah melihatnya, karena kita tidak benar-benar berusaha melihatnya.” (Alexander Graham Bell)
‎”Sains bukan daftar fakta dan prinsip yang harus dipelajari dengan cara dihafal. Sains adalah cara melihat dunia dan mengajukan pertanyaan.” (F. James Rutherford)

Menembus padatnya lalu lintas di Jalan Setiabudi, Bandung kemudian berbelok ke arah kanan menuju Cipaku. Sebuah sekolah di kawasan yang rimbun, asri, dan sejuk bersiap menyambut. Seperti biasa, matahari selalu memberikan kehangatan pada pagi hari yang dingin. 

Bandung yang dingin pada pagi hari bahkan jika mencapai puncaknya musim kemarau atau musim hujan, pagi hari di Bandung bisa diselimuti oleh kabut yang turun kemudian perlahan-lahan pergi ketika hangatnya matahari mulai terasa.
Anak-anak di Sekolah Kuntum Cemerlang
 sedang melakukan percobaan sains (dok. Iden Wildensyah

Sekolah Kuntum Cemerlang atau lebih banyak dikenal dengan singkatan SKC adalah sekolah menarik yang ada di Bandung. Banyak sekali program yang ditawarkan untuk anak didiknya dalam memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dengan pendekatan belajar yang holistik, di SKC kita akan menemukan paduan belajar dengan kegiatan yang menarik untuk anak-anak. Anak-anak akan diajak untuk berpikir kritis terhadap segala sesuatu yang terjadi. Berpikir kritis adalah salah satu pondasi dasar pendidikan alternatif. Anak-anak begitu menyukai setiap kegiatan yang mereka ikuti. Sebut saja salah satunya yaitu kegiatan sains. Sains memiliki tempat yang baik di SKC. Sedari dini, anak-anak sudah dikenalkan dengan konsep-konsep sains yang menarik. Sains di sekitar kita kemudian dikaji bersama-sama antara siswa dan guru. 

Tak jarang, penelitian untuk membuktikan sesuatu dilakukan untuk menarik minat anak-anak terhadap sains. Misalnya penelitian tentang tumbuhan yang menyerap Karbondioksida dan melepaskan oksigen. Mereka akan lakukan penelitian di laboratorium yang cukup lengkap untuk ukuran sekolah di Kota Bandung. 

Bukan hanya di sekolah saja, praktik lapangan juga sering dilakukan di SKC dengan mengunjungi lokasi-lokasi yang akan diobservasi. Misalnya meninjau kehidupan laut dengan langsung belajar di lokasi seperti Pangandaran. Mengenal hutan langsung belajar ke Taman Hutan Raya. Mengenal kenampakan alam dan fenomena gunung berapi langsung belajar dan meninjau lokasi gunung berapi. 

Bukan hanya sains, praktik observasi lapangan juga berhubungan dengan sejarah. Misalnya mengunjungi lokasi candi, tempat adat, dan masih banyak lagi lagi kegiatan menarik seputar observasi lapangan yang dilakukan oleh anak-anak di SKC. 

Kekuatan sains di SKC ini tidak bisa dianggap enteng. Pengalaman membuktikan jika Sekolah Kuntum Cemerlang selalu berkontribusi dalam lomba sains yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait. Penelitian siswa-siswanya sangat menarik untuk dikaji. Sains menjadi sangat menyenangkan di SKC. 

Bukan hanya sains, kegiatan lainnya juga tak kalah menarik. Sebut saja belajar dengan menggunakan media LEGO. Dengan LEGO yang sudah mereka miliki, anak-anak diajak untuk merancang mulai dari bangunan atau konstruksi sederhana sampai konstruksi yang rumit. Mulai dari yang pasif sampai bentuk konstruksi yang aktif atau bisa digerak-gerakan untuk tujuan tertentu. 

Salah satu hal yang juga menarik perhatian saya adalah pelajaran creative writing atau menulis kreatif. Buat ini juga menjadi keistimewaan dari SKC. Anak-anak diajak untuk mampu menuliskan setiap ide yang mereka miliki dengan cara-cara yang kreatif. Kreativitas adalah bentuk menarik dari sekolah alternatif. Keberadaan kreativitas menjadi nyawa untuk mengembangkan ide-ide. Ketika anak mampu menuliskan ide-ide secara kreatif dan menyampaikan ke khalayak dengan menarik, ia sudah memiliki satu poin untuk bekal kehidupan. 

Sebagaimana sekolah alternatif lainnya, sekolah tidak boleh jauh dari masalah-masalah kehidupan karena sekolah adalah kehidupan itu sendiri. Anak diajak untuk kreatif sejak dini pada hakikatnya adalah untuk memberi pengalaman hidup secara kreatif di kemudian hari. Saya yakin SKC termasuk salah satu bentuk miniatur kehidupan dimana anak-anak belajar lebih banyak dari pengalamannya setiap hari beraktivitas di sekolah bersama guru dan teman-temannya. 
Share:

Kamis, Mei 28, 2015

Kata Kata Inspirasi Mendidik

Saya menemukan ini dari sebuah jaringan media sosial dan penting untuk saya sharing lagi di sini. Penting untuk diketahui karena sangat inspiratif.

Education (.huffpost.com)
Inilah kata kata inspiratif kreatif mendidik, pesan dari orangtua yang sudah lama bergerak dalam bidang pendidikan sebelum era kita saat ini.

Pendidikan bukan persiapan untuk hidup
Pendidikan adalah hidup itu sendiri
(John Dewey)

Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda
Untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka.
(Robert Maynard Hutchins)

Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang, Tapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup
(Gloria Steinem)

Yang hebat didunia ini bukanlah tempat dimana kita berada melainkan arah yang kita tuju.
(Oliver Wendell Holmes)

Arah yang diberikan pendidikan untuk mengawali hidup seseorang akan menentukan masa depannya
(Plato)

Murid yang dipersenjatai dengan informasi akan selalu memenangkan pertempuran
(Meladee McCarty)

Seorang Guru Menggandeng tangan, Membuka pikiran, Menyentuh hati, Membentuk masa depan. Seorang Guru berpengaruh selamanya Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir
(Henry Adam)

Kebajikan atau pengetahuan saja takkan cukup sebagai modal menjadi Guru Anugrah mengajar adalah bakat yang khas dan melibatkan kebutuhan serta hasrat dalam diri sang Guru sendiri.
(John Jay Chapman)

Salah satu tanda seorang pendidik yang hebat adalah kemampuan memimpin murid-murid, menjelajahi tempat-tempat baru yang bahkan belum pernah didatangi sang pendidik
(Thomas Groome)

Mengajar berarti belajar lagi
(Oliver Wendell Holmes)

Guru biasa memberitahukan
Guru baik menjelaskan
Guru ulung memeragakan
Guru hebat mengilhami
(William Arthur Ward)

Aku menyentuh masa depan. Aku mengajar
(Christa McAuliffe)

Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda
Tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan.
( Franklin D Roosevelt)

Kita tidak bisa mengajari orang apapun
Kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka
(Galileo Galilei)

Jika kau memberi tahu mereka
Mereka hanya akan melihat gerakan bibirmu
Jika kau menunjukan kepada mereka
Mereka akan tergoda untuk melakukannya sendiri
(Maria Montessori)

Yang penting bukan bagaimana caramu hidup Tapi hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu Seorang majikan bisa memberitahumu apa yang ia harapkan darimu Tapi seorang Guru membangkitkan pengharapanmu sendiri
(Patricia Neal)

Seni mengajar dalah seni membantu penemuan
(Mark Van Doren)

Aku bukan seorang Guru tapi seorang pembangkit
(Robert Frost)

Tujuan mengajar adalah untuk membuat anak bisa maju tanpa Gurunya
(Elbert Hubbard)

Jangan pernah meragukan keberhasilan
Sekelompok kecil orang yang bertekad mengubah dunia Karena hanya kelompok seperti itulah yang pernah berhasil melakukannya
(Margaret Mead)

Setiap orang berbakat di bidang tertentu
Kita hanya harus menemukan apa bakatnya
(Evelyn Blose Holman)

Aku bukan seoarang Guru hanya sesama musafir yang kau tanyai arah
Aku menujuk ke arah depan—kedepan diriku sendiri dan ke depan dirimu
(George Bernard Shaw)

Apa yang ingin dipelajari murid
Sama pentingnya dengan apa yang ingin diajarkan Guru
(Lois E.LeBar)

Bertindaklah seolah apa yang kau lakukan membuat perbedaan
Karena kenyataannya memang begitu
Ajari murid-murid menggunakan bakat apapun yang mereka miliki.
Hutan akan sunyi jika yang berkicau
Hanyalah burung-burung yang paling merdu kicaunya
Kita cemas akan jadi apa anak kita nantinya
Namun kita lupa bahwa ia sudah jadi seseorang sekarang
(Stacia Tusher)

Mengajar bukan profesi. Mengajar adalah kegemaran
Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang menakutkan bahwa aku
adalah unsur penentu di dalam kelas.
Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya
Suasana hatikulah yang membuat cuacanya.
Sebagai seorang Guru, aku memiliki kekuatan yang sangat besar
untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira.
Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham,
bisa bercanda atau mempermalukan,
melukai atau menyembuhkan.
Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan
apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda
dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia atau direndahkan.
( Haim Ginott)

Anak-anak di dalam kelas kita mutlak lebih penting daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka
(Meladee McCArty)

Aku seorang Guru
Guru adalah seorang pemimpin
Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku
Aku tidak berjalan di atas air
Aku tidak membelah lautan
Aku hanya mencintai anak-anak
(Marva Collins)

Kau bisa membayar orang untuk mengajar tapi kau tak bisa membayar mereka untuk peduli
(Marva Collins)

Salah satu hal yang bisa dilakukan seorang Guru adalah mengirim pulang seorang murid di siang hari dalam keadaan menyukai diri mereka
sedikit lebih daripada ketika ia datang di pagi hari
(Ernest Melby)

Anak-anak adalah sumber alam kita yang paling berharga
(Herbert Hoover)

Setiap murid bisa belajar,
hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan cara yang sama
(George Evans)

Jika kau harus berteriak, lakukanlah untuk membangkitkan semangat seseorang. Rahasia pendidikan adalah menghormati sang murid
(Ralph Waldo Emerson)

Mengajari anak-anak berhitung memang bagus, tapi yang terbaik adalah mengajari mereka apa yang perlu diperhitungkan
(Bob Talbert)

Masuklah ke dalam dunia mereka
Bawalah mereka ke duniamu!


Share:

Sabtu, Mei 02, 2015

Hari Pendidikan dan Kreatif Mendidik

Sudah banyak yang tahu, yah anggap saja demikian bahwa 2 Mei itu adalah Hari Pendidikan Nasional setelah 1 Mei kemarin Hari Buruh Internasional. Apakah ada korelasi antara pendidikan dengan buruh? Ini pertanyaan menarik. Untuk menjawabnya harus ada penelitian atau minimal kajian mendalam antara keduanya. Misalnya tentang apakah pendidikan itu bagian penting dari buruh atau sebaliknya buruh itu bagian penting dari pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara di google
Hari Pendidikan Nasional selalu identik dengan seorang tokoh yang bernama Ki Hadjar Dewantara. Sosok pahlawan nasional yang pemikirannya dan orang berasal dari Indonesian tetapi dipraktikan di Finlandia. Finlandia kemudian menjelma menjadi sebuah negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia mengalahkan Jepang yang pada beberapa tahun pernah menjadi negara dengan sistem pendidikan yang baik. 

Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh dibalik perguruan Tamansiswa yang mempraktikan konsep-konsep pendidikannya dengan baik sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Tokoh inspiratif tersebut mampu membuat terobosan pendidikan konvensional pada jamannya. 

Saya membaca beberapa buku Ki Hadjar Dewantara kemudian meresapi makna dan mencoba melakukan pendekatan pendidikan di kelas sesuai dengan referensi yang dituliskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Rasanya sangat menyenangkan saat membangun suasana kelas yang asyik untuk belajar dibandingkan dengan kelas yang monoton. Saya menyebutnya dengan Kreatif Mendidik. 

Kreatif Mendidik adalah sebentuk manifesto pendidikan yang saya dalami dan saya kembangkan bersama anak-anak. Berawal dari sebuah buku yang saya tulis juga yang berjudul Mendidik Itu Kerja Kreatif. Buku yang ada eh yang diterbitkan sebuah penerbit online terbesar yaitu Bitread (sila mengunduh di aplikasi android dengan kata kunci BITREAD) ini berisi pengalaman dan sisi-sisi lain dari sebuah kalimat Kreatif Mendidik dan Mendidik Kreatif.




Share:

Jumat, April 17, 2015

UN itu Tantangan lho!

UN atau Ujian Nasional adalah sebentuk tantangan.lho! Seperti halnya sebuah tantangan maka, kita harus mempersiapkan diri untuk menyelesaikan tantangannya dengan baik. Nah, diperlukan sikap-sikap yang baik untuk menjadi seorang penantang dengan hasil yang memuaskan. Apa saja sikap-sikap yang baik tersebut? Tiap orang tentu punya banyak sekali cara untuk mempersiapkan diri menjadi penantang.

UN itu tantangan, lho! (iden)
Inilah beberapa tips yang bisa kamu jadikan sebagai tantangan menjadi diri yang lebih baik.

1. Persiapkan segala macam materi pelajaran dengan baik dengan cara mempelajarinya. Jangan dipersiapkan saja tetapi tidak dipelajari. Hal yang penting harus dipelajari harus pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan. Tanpa mengurangi nilai pelajaran yang lain yaa.

2. Persiapkan mental juara. Mental adalah hal penting dalam setiap apapun. Penting untuk mempersiapkan mental karena kamu berhubungan dengan dirimu sendiri dalam menghadapi UN. Sikap pantang menyerah, terus belajar, terus berjuang, dan selalu sigap dalam hal apapun adalah hal mendasar yang harus kamu kuasai.

3. Bekerja sama dengan semua pihak termasuk teman dan gurumu untuk menyukseskan pelaksanaan UN. Jangan mau berontak tanpa dasar yang kuat. Jangan menolak UN tanpa dasar yang kuat. Ikuti saja karena UN sekarang bukan penentu kelulusan. UN bukan lagi momok yang menakutkan.

4. Selalu berdoa dan jaga kesehatan. Berdoa setiap waktu agar pada pelaksanaannya kamu diberikan kekuatan. Ingat, kekuatan doa itu sangat besar. Minta doa dari kedua orangtuamu, dari orang-orang yang baik juga, dan dari semua orang. Mintalah pertolongan dari Tuhanmu dengan doa  mereka agar diberi kelancaran.

Nah, itulah yang menjadi UN itu sebagai tantangan lho! Buat sebagai tantangan agar UN menjadi menyenangkan. Bersiap untuk UN dan setelah UN juga yah!

Share:

Sabtu, April 11, 2015

Bermain LEGO Ninjago

LEGO adalah sebuah brand yang sudah tidak diragukan lagi. Dengan kualitas yang mumpuni, sangatlah wajar harga mainan ini termasuk mahal. Tetapi apalah artinya harga jika memberikan nilai pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan kreatif.

LEGO Ninjago (www.lego.com)
Sudah beberapa tahun ini saya menggunakan LEGO sebagai bagian utuh dalam pembelajaran. Bermain dengan LEGO sangatlah menyenangkan. Demikian juga saat belajar, karena menyenangkan, proses belajar menjadi tak terasa. Merancang misalnya, anak-anak sangat menyukai kegiatan merancang. Merancang hal-hal yang berhubungan dengan tema pembelajaran. Misalnya membuat hewan dari balok-balok LEGO, membuat kendaraan, membuat pesawat, membuat rumah, dan masih banyak lagi rancangan yang bisa dilakukan dengan menggunakan LEGO sebagai bahan dasarnya.

Setelah merancang, biasanya anak-anak diajak untuk menggambarkan hasil rancangannya. Bisa variatif sesuai kebutuhan. Menggambar dulu rancangannya atau membuat dulu rancangannya lalu digambar. Dari gambar mereka, serta cerita yang mereka tuangkan, kita bisa memahami karakter mereka. Kesenangan mereka, dan minat mereka. Walaupun mungkin bisa saja berubah pada setiap anak tetapi untuk menggambarkan anak pada saat itu, kegiatan berkarya bisa dijadikan sebagai alternatif.

Salah satu LEGO yang senang dimainkan oleh anak-anak adalah LEGO Ninjago. Karakter Ninja tetapi versi Amerika jadi dibuat menjadi Ninjago atau Ninja + LEGO. Walaupun demikian, cerita Ninjago tetap berlatar Jepang dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya. Perkembangannya semakin pesat karena tidak bertumpu pada kekuatan fisik saja. Ninjago juga seiring keberadaan LEGO yang selalu berdasar pada proses perancangan bentuk-bentuk, maka di Ninjago, hadir pula kendaraan, pesawat, naga, dan bentuk-bentuk konstruktif lainnya.

Sangat menyenangkan memang, ayo berkarya dengan LEGO Ninjago dan kembangkan kreativitasmu!


Share:

Rabu, Februari 25, 2015

Cerita[nya] Menginspirasi

Catatan ini adalah kisah di balik kegiatan Kelas Inspirasi Bandung #3 Kelompok 40. 
Saat-saat bersama terutama kelompok 40 yang dikirim ke SDN Babakan Ciparay Timur itu sangatlah seru dan menyenangkan. Banyak keseruan dan keasyikan yang muncul antar sesama inspirator.
Sebenarnya keinginan untuk ikut sudah muncul sejak pertama kali dilakukan 2 tahun yang lalu. Tapi baru bisa tahun KI 3. Dengan berbagai dinamika tahun-tahun sebelumnya, saya gagal berpartisipasi. Tapi kegagalan tersebut saya obati dengan mempersiapkan diri agar bisa ikut pada kegiatan tahun selanjutnya.
Banyak sekali ide-ide yang bisa dibagikan saat kegiatan Kelas Inspirasi ini. Ide berbagi inspirasi dengan multiprofesi ini muncul saat bertemu . Waktu itu kita berpikir "tidak salah kalau di kita coba yang berbeda!"
Awalnya ketika kebingungan menentukan profesi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Nah di sini kemudian muncul ide kreatif sedikit jail dan sedikit lagi iseng. Profesi yang muncul dan terpikir waktu itu adalah profesi jadi manusia! Ya profesinya manusia! Saat semua terkotak kita bikin tak berkotak.
Jadi manusia saja, profesi apapun yang penting berguna dan bermanfaat. Utk anak SD terutama adalah menginspirasi!
Saat terkotak dalam profesi A, B, C, maka jadi manusia bisa jadi apapun. Saya milih jadi pejalan kaki, pendongeng, pemusik, guru, traveler.
Setelah itu, sayapun menyiapkan segalanya. Guitalele, kopiah, kameja, kaos oblong, topi, dan dasi. Siap menginspirasi .
Dan akhirnya, memilih multiprofesi untuk menginspirasi anak-anak. Setelah mengobrol saat evaluasi, kenyataan, bukan hanya beberapa orang yang bingung menentukan profesinya, ternyata banyak juga.
Masuk kelas pertama jadi guru, guru agama, matematika, musik. Anak-anak antusias mendengar ceritaku, mendengarkan kisah tentang mencintai negeri Indonesia dan belajar bersungguh-sungguh untuk mencintai Indonesia .

Di antara anak!
Kelas kedua jadi pemusik, traveler, pejalan kaki. Anak-anak makin senang bernyanyi lagu nasional. Mencintai negeri Indonesia dengan lagu-lagu nasional seperti Tanah Airku, Ibu Pertiwi, Syukur, Terima Kasih Guru, dan Rayuan Pulau Kelapa. 
Mari bersyukur!
Kelas ketiga jadi pemusik, pejalan kaki. Mereka semakin senang bernyanyi lagu anak-anak, ingat lagu anak! Saat gempuran lagu-lagu dewasa yang dinyanyikan anak-anak maka lagu anak-anak seperti karangan Ibu Sud, Pak Kasur, dll, menjadi pilihan tepat untuk kembali dinyanyikan karena isinya sangat bagus, tentang semangat, tentang mencintai tanah air, tentang kebersamaan, tentang keindahan, dan tentang persaudaraan. . 

Bersama mereka bisa menjadi apapun!
Namanya kelas inspirasi, berarti harus menginspirasi! Itu kata yang saya camkan saat ikut dengan apapun profesinya.
Di sisi anak, kehadiran inspirator di sehari itu harus bisa menyegarkan keseharian mereka yang berdinamika bersama gurunya dalam satu tahun.
Sesuatu yg segar, mengasyikan, menyenangkan akan selalu terkenang dalam kehidupan anak-anak .
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik .
Di sisi sekolah, SDN Babakan Ciparay Timur termasuk sekolah yang asyik, kompak dan menerima kehadiran kita dgn baik. Inspirator buat mereka, seperti mendapat kehormatan untuk menerima rombongan dari  untuk berbagi cerita di sekolahnya. Hal ini terlihat dari antusiasme para guru dan kepala sekolah. Antusiasme yang juga menular kepada anak-anak.
SDN Babakan Ciparay Timur selanjutnya ditulis SD bacip timur itu sekolah hijau peduli lingkungan. Ada roof garden

lihatlah, ini roofgarden! menarik!
Di setiap sudutnya banyak himbauan agar peduli lingkungan. Harus bawa misting kalau mau jajan ke luar, harus selalu memungut sampah. Membawa misting untuk menampung makanan dari jajanan adalah pilihan yang tepat. Wadah makanan yang selalu kita bawa bisa mengurangi sampah. Jadi gerakan zero waste berlangsung dengan baik di SDN Babakan Ciparay Timur ini.
Oh iya, dari sekolah sambutan guru2 dan kepala sekolahnya juga sangat ramah. Mereka terbuka dan menyambut baik.

ini adalah saat Kepala Sekolah memberikan sambutan di awal kegiatan
Dan terutama tidak kalah menariknya juga adalah kelompok 40. Ada @jainarbarliana dan duh yang lain apa yah akun twitternya?
El Comandante mau diajak diskusi 'aneh' di kubangan no 7 Taman Film Bandung. Bersyukur saya sekelompok sama dia hahaha.

Hidup lebih bermakna dengan saling menginspirasi satu sama lain. Menginspirasi itu membahagiakan!
Eh, di Kel 40 ada Teh Jainar (@jainarbarliana) , sosok inspiratif multitalent yang menguasai bahasa isyarat, darinya tahu lambang 'love'. Awalnya kita tahu lambang tangan tiga (kelingking, telunjuk, dan jempol) dikenal sebagai lambang metal


Di kelas, ada yang bertanya "Sebenarnya profesi bapak apa sih?" saya bisikin aja. "Bapak adalah Power Ranger yang sedang menyamar"!
Jadi, menginspirasi anak-anak itu mudah, tidak harus dengan sesuatu yang jauh, dekatkan saja dengan dunianya, mereka akan terinspirasi
jadilah diri sendiri, mengalir, sewajarnya, unpredictable, maka kegiatan menginspirasi akan semakin mengasyikan.
Sesuatu yang mengalir, sewajarnya, apa adanya, lebih mudah diterima oleh anak di kelas. Anak selalu lebih peka menangkap kejujuran :)
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik.
Baru masuk kelas, "Bapak siapa?" terheran-heran lalu saya dekati anak itu, "Bapak adalah Batman!. "Kok gak berubah?". "Ini siang, nak!"
Nah, sekian dulu aja berbagi cerita sebagai berbagai profesi di .


Catatan ini adalah bagian utuh dari twit yang sudah disampaikan di @idenide.
Share:

Postingan Populer