Selasa, April 04, 2017
Ketika Aku Melawan Stigma Yang Disematkan Orang Lain Pada Anakku
Rabu, Desember 14, 2016
Jelajah Geotrek Matabumi Sebagai Pendidikan Alternatif Yang Menarik
Jelajah Geotrek sudah dilakukan sejak lama, inilah kesempatan pertama kali secara formal saya turut serta berada di tengah-tengah penyelenggara Matabumi dan interpreter T Bachtiar. Sisanya saya lakukan secara mandiri dengan mendatangi tempat-tempat yang direkomendasikan dalam buku Wisata Bumi Cekungan Bandung yang disusun oleh T Bachtiar dan Budi Brahmantyo. Buku yang menginspirasi saya untuk mengunjungi tempat-tempat dengan nilai edukasi yang tinggi karena hubungannya dengan pelajaran sains dan pelajaran-pelajaran lainnya.
Jelajah Geotrek Pangalengan Bersama Matabumi (iden wildensyah) |
Jika materi pelajaran di sekolah disampaikan teoritis dengan penjelasan yang monoton oleh guru, maka di alam terbuka, pembelajaran itu terbentang luas. Para peserta, khususnya buat anak-anak bisa melihat langsung, bisa merasakan langsung, dan bisa memaknai langsung pembelajarannya tanpa harus repot-repot menjelaskan lewat ceramah. Jangan sampai anak-anak tidak tahu asal muasal segala hal yang ada di kehidupan ini. Akan sangat lucu jika dikemudian hari ketika anak ditanyakan darimana asalnya telur, semua menjawab dari pabrik karena menganggap telur dihasilkan oleh pabrik persis seperti menghasilkan mobil, motor, dll. Dengan geotrek, seperti yang disampaikan T Bachtiar, diharapkan anak-anak bisa tahu banyak hal lewat pengalaman langsung. Mengetahui asal muasal teh yang diseduh dari tumbuhan teh yang ditanam, listrik yang menyala dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dan masih banyak lagi.
Dari sisi pembelajar, Geotrek bisa menjadi stimulan untuk anak-anak dan orang dewasa belajar lagi tanpa mengurangi keasyikan jalan-jalannya. Saya takjub dan merasa pembelajaran selama melakukan perjalanan hari itu mengalir dengan alamiah. Inilah sebentuk pendidikan alternatif yang menjadi angin segar untuk Indonesia.
Jumat, April 22, 2016
Hari Bumi dan Kepedulian Kita
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.
Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian besarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub. Interior Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar berupa fluida yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bagian mantel.
Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris. Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari). Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.
Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global. Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan aksi militer.
Hari Bumi di Gandawesi KPALH |
Hari Bumi di Gandawesi
Teman-teman Gandawesi secara rutin memperingati Hari Bumi. Bentuk-bentuknya variatif seperti diskusi, pameran, performance art dan pemberian bibit tanaman kepada semua peserta. Waktu itu seorang ketua pelaksana, Diego Dirgantara mengatakan bahwa acara peringatan Hari Bumi adalah bagian dari upaya penyadaran lingkungan yang moment-nya bersamaan dengan Hari Bumi tanggal 22 April. Begitupula dengan ketua dewan pengurus Gandawesi, yang menuturkan bahwa kerusakan lingkungan itu sudah nyata dan kepedulian mahasiswa belum terlihat nyata, masih temporer, makanya yang perlu dilakukan sekarang adalah terus menerus mengampanyekan gerakan lingkungan. Diskusi di Hari Bumi bersama Gandawesi menjadi salahsatu bentuk kepedulian Gandawesi sebagai pencinta alam terhadap lingkungan. Cerita tentang Gandawesi bisa dilihat di www.gandawesi.or.id.
Kamis, April 21, 2016
Perempuan dan Lingkungan Hidup
Perempuan dan Lingkungan Hidup |
Perempuan dan Lingkungan Hidup
Perempuan yang dilekatkan dengan sifat feminin selama berabad-abad, baik secara natural maupun kultural, lebih dekat relasinya dengan bumi. Secara natural, femininitas perempuan membawa perempuan menjadi sosok yang caring & nurturing, bernaluri merawat dan memelihara, sebagaimana perannya sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan, yang kemudian (secara otomatis diharapkan melakukan peran) merawat dan memelihara anak-anak yang dikandung dan dilahirkannya. Peran merawat dan memelihara itu membuat perempuan banyak berhubungan langsung dengan lingkungan dan bumi secara luas dan positif, sedangkan laki jika berhubungan dengan bumi lebih secara negatif (berburu). Perempuan menjadi bukan hanya secara otomatis lebih peduli terhadap bumi dan segala yang hidup, namun juga menjadi lebih mudah mengidentifikasikan diri dengan bumi yang melahirkan banyak kehidupan. Sementara itu secara kultural, secara training, perempuan selama berabada-abad lebih diakrabkan dengan dunia domestik dan bercocok tanam yang lebih dekat dengan alam, maka lagi-lagi, perempuan menjadi sahabat alam, sedangkan laki-laki menjadi musuh alam.
Menurut Vandana Shiva, kesalahan sudah dimulai pada definisi mengenai ranah yang dianggap produksi, yaitu mengendai pengertian dan definisi tentang yang produktif dan tidak produktif. Menurut konsep yang sudah diterima oleh umum, yang sangat bias laki-laki, sesuatu dianggap masuk ranah produktif ketika sudah ada internvesi teknologi dan tenaga yang sayangnya adalah bias laki-laki tadi. Contohnya adalah hutan di Kalimantan yang kaya akan keaneragaman hayati dan menjadi sumber kehidupan bagi sejumlah suku dan sub-suku di Kalimantan tidak masuk dalam kategori hutan produktif, karena tidak pernah ada jamahan traktor, atau benih pabrikan, atau tangan-tangan insinyur pertanian dengan berbagai teorinya. Sama seperti mata air yang mengalir dari pegunungan, dan menghidupi jutaan orang yang dilewati sungai tersebut juga tidak dianggap sebagai produktif sampai datang para investor, memasang bendungan berkatup, atau memasukkan air ke dalam botol dan menjualnya ke masyarakat yang sebenarnya tidak membutuhkan botol-botol plastik tadi. Fakta bahwa selama ribuan tahun sebelum ada internvensi teknologi alat berat dan internvensi pabrikan tadi sudah ada tangan-tangan perempuan dan laki-laki, tetapi terutama perempuan, yang membuat hutan dan sungai mampu nenghidupi ribuan penduduk di sekitarnya, tidak bisa diperhitungkan sebagai sebuah proses produksi. Saya katakan terutama perempuan, karena dengan gender divisioan labor tradisional seperti diuraikan di atas, perempuan yang lebih banyak secara langsung berinteraksi dan memanfaatkan sumberdaya alam tersebut.
Dalam analogi demikian, kerja perempuan dalam mengambil air bersih dari mata air sampai di atas meja makan, dan atau mengambil hasil hutan dan mengubahnya menjadi makanan di atas meja makan atau bahkan di warung-warung kecil di depan rumahnya tidak masuk dalam kategori produktif. Masih menurut Shiva, perempuan beraktifitas di ranah ekonomi subsistense, berproduksi dan reproduksi dalam kemitraan dengan alam, menjadi ahli di bidangnya secara lebih holistis dan ramah lingkungan. Namun model pengetahuan, keahlian, dan bidang produksi yang mereka lakukan itu tidak dakui oleh teori kapitalisme dan kaum reduksionis.
Menurut Shiva, kita perlu berhati-hati dengan pandangan yang selama ini seperti sudah diamini oleh dunia modern (diperkenalkan oleh Francois Bacon) bahwa “knowledge is power”. Dalam teori Bacon, pengetahuan adalah sumber kekuasaan, karena pengetahuan sanggup menghasilkan keuntungan, memperbesar kemampuan dan kekuasaan manusia. Shiva menganggap hal tersebut sebagai tradisi epistemologi Barat yang membawa kekuatan patriarkis dan bersifat reduksionis. Hal ini disebabkan karena tradisi pemikiran itu mengubah kemampuan manusia untuk mengetahui alam dengan menyingkirkan cara-cara mengetahui yang berbeda yang memiliki paradigma lain, yang tidak berbicara keuntungan dalam perspektif material dan ekonomis semata, dan sekaligu pelaku pengetahuan lain tadi.
Para Perempuan Penggerak Lingkungan Hidup di Dunia
Perkembangan permintaan sumber daya di seluruh dunia telah mengancam kesehatan lingungan hidup dunia sampai ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kecuali kebijakan baru ditetapkan, situasi ini dapat memiliki implikasi menghancurkan bagi perkembangan manusia. Dalam konteks ini, wanita dan anak-anak dapat menjadi peserta yang sangat aktif dalam membela lingkungan dan menghentikan, atau bahkan membalikkan degradasi dari sumber daya alam kita.
Pada tingkat dunia, ada kesadaran yang tumbuh akan kebutuhan dan pentingnya membuat perempuan berkontribusi terhadap identifikasi masalah lingkungan, serta dalam perencanaan kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada pembangunan yang berkesinambungan dari komunitas mereka.
Selama 200 tahun terakhir, proses industri telah bertanggung jawab atas peningkatan tingkat polusi dan degradasi udara, air, dan tanah. Selain eksploitasi sumber daya alam tak terlarang, praktek-praktek pertanian yang tidak sehat memiliki efek sangat buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat dan kualitas hidup. Perempuan dan anak-anak telah sangat terpengaruh.
Perempuan , terutama yang sedang hamil, sangat rentan terhadap beberapa ancaman lingkungan, khususnya wanita yang tinggal di daerah pedesaan atau di pinggiran kota marjinal di negara-negara berkembang. Sampai saat ini, wanita memiliki beberapa pilihan akan jenis gaya hidup yang mereka ingin pimpin dan lebih sedikit kesempatan untuk mengubah kondisi yang tidak memuaskan dan meningkatkan kesehatan keluarga dan diri mereka sendiri.
Karena peranan mereka sebagai manager rumah, penyedia ekonomi, dan peran mereka dalam reproduksi, perempuan rentan terhadap masalah kesehatan dan bahaya dalam beberapa situasi. Terutama sistem reproduksi perempuan hamil rentan terhadap kontaminasi lingkungan. Setiap langkah dalam proses reproduksi dapat diubah oleh zat-zat beracun di dalam lingkungannya. Zat-zat beracun ini dapat meningkatkan resiko aborsi, cacat lahir, keterbelakangan pertumbuhan janin, dan kematian pra-lahir.
Meskipun dalam waktu lama perempuan telah dianggap sebagai penerima bantuan pasif, bukan peserta aktif dalam pembangunan, peranan mereka sangat penting baik bagi perekonomian negara-negara berkembang maupun untuk masa depan lingkungan. Dalam hal itu, sebagai pendidik lingkungan dan motivator bagi perubahan, perempuan adalah agen kunci dalam proses yang mengarah ke pembangunan yang lebih berkelanjutan dan sehat di planet ini.
Perempuan adalah pelindung tradisional lingkungan. Sebuah survei dunia akan sikap publik terhadap lingkungan yang disponsori oleh Program Lingkungan PBB menunjukkan bahwa wanita, bila dibandingkan dengan laki-laki, lebih cenderung memilih standar hidup yang lebih rendah dengan resiko kesehatan yang lebih sedikit daripada standar hidup yang lebih tinggi dengan resiko kesehatan yang lebih.
Mungkin contoh terbaik akan partisipasi perempuan dalam kegiatan lingkungan diwakili oleh pemenang Hadiah Nobel Wangari Maathai, pendiri gerakan Green Belt. Melalui usahanya, lebih dari 30 juta pohon telah ditanam oleh para partisipan gerakan ini di tanah publik dan swasta. Karyanya telah memimpin pemulihan hutan-hutan Kenya yang berkurang cepat dan telah memberdayakan perempuan pedesaan dalam teknik pelestarian lingkungan.
Di Nepal, Saraswoti Bhetwal telah mampu bertahan sebagai petani berkat teknik-teknik yang dipelajari di Pusat Internasional bagi Pembangunan Pegunungan Terpadu (PIPP), seperti pemanenan atap air, irigasi tetes, pembuatan kompos, dan pemerataan teras.
Di Amerika Latin, perempuan pribumi menjadi lebih aktif dalam penggunaan strategi pengurangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, peningkatan partisipasi perempuan dalam sumber-sumber pemikir dan aktivitas pelatihan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk mendidik masyarakat dan pembuat kebijakan tentang hubungan penting antara wanita, penggunaan sumber daya alam, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam hal itu, perempuan memiliki akses yang lebih baik ke isu-isu lingkungan lokal dan bagaimana untuk melakukan pendekatan dibandingkan dengan pria. Perempuan sering memiliki peran kepemimpinan dalam mengurangi penggunaan yang tidak perlu terhadap sumber daya, mempromosikan etika lingkungan, dan daur ulang sumber daya untuk meminimalkan limbah.
Ada bukti yang berkembang bahwa perempuan di beberapa negara di seluruh dunia mengambil peran sentral dalam gerakan penting lingkungan. Dan ada peningkatan keyakinan bahwa kebijakan pembangunan yang tidak melibatkan wanita dan juga seperti halnya laki-laki tidak akan sukses dalam jangka panjang. (artikel ini diolah dari berbagai sumber)
Senin, April 11, 2016
Taman Kupu Kupu dan Diorama Ekosistem
Taman Kupu Kupu dan Diorama Ekosistem |
Ada banyak pohon dan perdu di sekitar kawasan. Teduh di bawah pohon tapi panas jika terkena langsung terik matahari. Saya melihat juga lokasi pembibitan tanaman hutan dan tanaman produktif. Pada beberapa petak, gundukan tanah menggunung ditutupi oleh plastik dengan lubang pada tiap beberapa meter. Kelak, dari tiap lubang itu akan tumbuh berbagi jenis sayuran seperti tomat, cabe, dan lain-lain.
Selain pertanian, dikembangkan juga tempat budidaya ikan air tawar di sebuah kolam. Kolam ini unik, bagian pinggirnya dipasang ban bekas dari kendaraan proyek yang sudah tidak digunakan lagi. Berjajar rapi dan terlihat estetis karena penataannya yang bagus.
Taman Kupu Kupu
Melewati kolam kemudian saya memasuki sebuah ruangan besar dengan jaring melengkung di permukaan atasnya. Inilah taman kupu-kupu. Rasanya tak jauh berbeda dengan taman kupu-kupu di kawasan Cihanjuang, Bandung.
Di dalamnya ada berbagai jenis kupu-kupu khas Papua yang beterbangan ke sana ke mari. Hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Mengisap sari madu bunga, jika sudah puas mengisap, terbang lagi.
Kupu-kupu ini kemudian akan bertelur di daun atau di dahan-dahan pohon yang ada di sana. Setelah bertelur kemudian akan menjadi ulat. Ulat yang memakan daun dan kotorannya akan menjadi pupuk bagi pohon yang didiaminya. Selepas itu, mereka akan menjadi kepompong. Nah saat menjadi kepompong ini, petugas akan memindahkan ke dalam ruang khusus sampai menjadi kupu-kupu.
Demikian prosesnya akan berulang setiap waktu karena kupu-kupu patuh terhadap proses siklus alamiah.
Graha Diorama Ekosistem.
Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan pendidikan lingkungan, PR Freeport Indonesia lewat Bagian Pengelola Lingkungan membangun Diorama Ekosistem. Diorama Ekosistem ini adalah bagian yang menarik untuk pendidikan lingkungan. Jika ingin mengetahui ekosistem serta hewan-hewan endemik Papua, anda cukup mengunjungi Diorama Ekosistem ini dan lihatlah betapa kaya dan beragamnya flora dan fauna di Papua.
Dari mulai ketinggian 0-10 sampai ketinggian 4.000 mdpl tersaji di dalam diorama ekosistem tersebut. Jika selama ini kita hanya mengenal burung cendrawasih dan burung rangkong yang ada di Papua, ternyata masih banyak lagi satwa endemik yang menarik untuk kita ketahui.
Untuk anak-anak sekolah, tentu saja diorama ini sangat menarik. Dari penuturan pengelola, sudah ada banyak sekolah di sekitar Timika yang mengunjungi lokasi reklamasi lahan bekas tailing yang ada diorama ekosistem tersebut sambil bermain, outing, bahkan camping.
Bersyukurlah, untuk mereka yang sudah melihat langsung, membaginya dalam kesan yang mendalam akan membuat kita semakin bersyukur atas segala ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Kamis, April 07, 2016
Ingin Mengendarai Haul Truck? Coba Dulu Simulatornya
Memasuki ruang simulator kendaraan di Institut Pertambangan Nemangkawi terasa seperti berada di ruang bermain arena ketangkasan di pusat-pusat perbelanjaan. Tak terasa bahwa ruangan itu adalah inkubator pencetak generasi muda Indonesia dan pemuda-pemudi Papua khususnya untuk menjadi seorang teknisi terlatih di bidang pertambangan khususnya operator lapangan.
Semua bidang operasi pertambangan harus dilakukan secara cermat dan seksama. Maka dari itu setiap individu yang akan terjun di lapangan harus terlatih dan terampil dalam bidangnya. Khusus untuk mengoperasikan kendaraan super besar yang bannya setinggi mobil jeep type double cabin atau setinggi rumah satu lantai, harus benar-benar tersertifikasi khusus oleh lembaga independen yang mengurus bidang lisensi mengendarai kendaraan raksasa ini.
Untuk itu, Institut Pertambangan Nemangkawi memfasilitasi para peserta didiknya dengan ragam fasilitas yang memadai agar siap terjun di lapangan dengan baik. Simulator kendaraan berat salah satunya. Yah, simulator ini berbeda untuk tiap jenis kendaraannya. Dump truck tentu berbeda dengan kendaraan penggali, tentu juga berbeda cara mengoperasikannya. Bus, truck, jeep, dan masih banyak lagi jenis kendaraan yang beroperasi di lokasi tambang PT Freeport Indonesia. Simulator ini tentu saja berbeda dengan simulator di kepolisian untuk test saat ingin mendapatkan Surat Ijin Mengemudi.
Bagaimana dengan simulator di arena permainan? Tentu saja beda. Walaupun saat pertama kali melihat berjajar seperti di arena permainan, ini berbeda. Banyak sekali tombol-tombol instruksi yang harus diamati. Lalu lampu indikator yang juga lumayan harus diingat saat mengendarainya. Isyarat yang muncul juga harus benar-benar diperhatikan. Misalnya jenis-jenis gangguan yang bisa muncul tiba-tiba saat mengendarai.
Bunyi alarm? Iya! Ada bunyi peringatan jika kita salah langkah. Bunyi ini untuk mengingatkan banyak hal termasuk yang terpenting adalah bahaya atau kewaspadaan. Rem, ini juga terhitung rumit. Ada tiga jenis rem. Saya lupa satu persatu tapi intinya rem ini pertama jika harus berhenti, menahan kendaraan, dan memberi kesempatan kepada pengendara untuk loncat dari Haul Truck. Tapi jangan khawatir, pedalnya cuma dua yaitu gas dan rem.
Tibalah saat mencoba. Instruktur dari Institut Pertambangan Nemangkawi menjelaskan langkah-langkahnya mulai dari starter, mesin menyala, lalu menjalankannya. Ringan bukan? Teori iya, seperti ringan. Tinggal injak gas untuk maju dan injak rem untuk berhenti. Kenyataan, tiba-tiba ada kendaraan dari belakang mau menyusul dan kita harus menepi. Lalu saat mau berbelok ke kanan misalnya, tiba-tiba ada kendaraan lain dari depan dan harus mendahulukan mereka. Kita harus berhenti menunggu. Atau tiba-tiba ada hujan es, ada hujan salju, tanah jadi licin. Kendaraan Haul Truck tidak bisa dikendalikan. Sudah diinjak rem tapi masih maju, pakai rem tangan masih maju. Lalu rem mesin yang otomatis berhenti menyalakan alarm bahaya. Maka loncatlah secepatnya keluar dari kendaraan raksasa tersebut.
Nah, sekelumit cerita itu menggambarkan betapa mengendarai sebuah kendaraan raksasa Haul Truck itu sangat menantang dan butuh latihan yang terus menerus. Berlatih membuat kita paham segala sesuatu yang berhubungan dengan kendaraan. Berlatih di simulator kendaraan di Institut Pertambangam Nemangakawi sungguh sangat dibutuhkan untuk mereka yang akan terjun di lokasi tambang.
Sabtu, Januari 16, 2016
Pembangunan Berkelanjutan dan Keberlanjutan Ekologi
Rabu, Januari 13, 2016
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Perlu keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan lingkungan (iden wildensyah) |
Jumat, November 20, 2015
Pengelolaan dan Pengawasan Ketat di Area Reklamasi
Suksesi Alami di Lahan Reklamasi PT Freeport Indonesia (Iden Wildensyah) |
Laboratorium Lingkungan PT Freeport Indonesia (Iden Wildensyah) |
Rabu, November 04, 2015
Kelola sampahmu, Simpan Dan Dapatkan Keuntungan Dari Bank Sampah
Bank Sampah (iden wildensyah) |
Bank Sampah (iden wildensyah) |
- Nasabah datang ke Bank Sampah dengan membawa buku tabungan
- Membawa sampah yang akan ditabung (Sampah telah terpilah jenisnya), berat minimal adalah 1 kg.
- Sampah yang dibawa dicatat dan ditimbang oleh petugas