Ruang Sederhana Berbagi

Sabtu, Februari 27, 2010

Keranjang Takakura di Rumah Kami

Asiknya Mengaduk Sampah di Kerangjang Takakura (dok.pribadi)
Asiknya Mengaduk Sampah di Kerangjang Takakura (dok.pribadi)

Keranjang takakura ini pada awalnya saya kenali dari program zero waste-nya Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) di Bandung. Dari informasi yang selalu dikirim melalui pesan di facebook, saya tertarik mengetahui lebih banyak tentang kerangjang ini.

Ide bersambut saat istri berkunjung ke wilayah Coblong yang melakukan pengelolaan di wilayah sendiri secara swadaya dengan baik. Lingkungan menjadi bersih, suasana sehat dan terasa nyaman tanpa sampah berceceran di mana-mana. Pengelolaan sampah dimulai dari rumah, demikianlah yang selalu terngiang dalam benak kami untuk ikut serta mengurangi sampah perkotaan.

Keranjang Takakura adalah konsep membuat kompos yang diperkenalkan oleh Mr Takakura dari Jepang, pembuatannya sangat sederhana dan tidak terlalu banyak elemen yang harus dikerjakannya. Alat-alat yang harus disediakan terdiri dari kerangjang yang bolong-bolong lengkap dengan penutupnya, kardus bekas, kain hitam, kompos yang sudah jadi dan bubuk sekam.

Pembuatan keranjang Takakura pertama kami gagal, kegagalan ini dikarenakan tidakkeranjangnya terlalu kecil dan tidak dilengkapi dengan kompos yang sudah jadi serta sekam. Sampah tetap saja menumpuk di tempat sampah dengan bercampur baur dan berakhir ditempat sampah umum. Menyiasati ini kami membuat lubang di tanah untuk membuat kompos buatan. Lagi-lagi gagal karena lubangnya terlalu kecil sementara sampah organiknya terlalu banyak.

Sebulan berjalan, ibu membawakan kami keranjang Takakura yang sudah lengkap dengan komposnya. Sayapun kembali beraksi menyiapkan semua kebutuhan kerangjang Takakuran, alhasil setelah sebulan berjalan sampah dirumah kami bisa berkurang sedikit demi sedikit, kompos dari keranjang Takakura digunakan untuk memupuki tanaman di taman rumah kami.

Kerangjang Takakura itu

Persediaan pertama adalah kerangjang, lalu kardus bekas (bisa digunakan kardus bekas mie, mainan dlsb), lalu kompos yang sudah jadi, sekam dan kain hitam.

Sekam yang sudah dibungkus kain kassa (dok.pribadi)
Sekam yang sudah dibungkus kain kassa (dok.pribadi)
Kompos yang sudah jadi (dok.pribadi)
Kompos yang sudah jadi (dok.pribadi)

Nah sekarang kita lihat realisasi antara teori dan kenyaatan, sesuai anjuran bahwa yang bisa dimasukan kedalam keranjang Takakura sisa makanan, kulit buah-buahan dan nasi. Lalu sisa sayuran mentah dari dapur seperti batang sayuran yang tidak terpakai, sebelum dimasukan harus diiris dipotong-potong dengan ukuran kecil kecil, saya ambil contoh ketika selesai mengupas Buah Apel.

Makanan yang dikupas (dok.pribadi)
Makanan yang dikupas (dok.pribadi)

Apel yang sudah terkupas, disajikan di atas meja dan kulitnya di iris lalu dimasukan ke kerangjang takakura yang sudah tersedia, satukan dengan kompos.

Dimasukan ke Kerangjang Takakura (dok.pribadi)
Dimasukan ke Kerangjang Takakura (dok.pribadi)

Setelah dimasukan, lalu diaduk-aduk sampai semuanya bersatu antara kompos yang sudah jadi dengan sisa makanan yang dimasukan.

Diaduk (dok.pribadi)
Diaduk (dok.pribadi)

Setelah diaduk lalu ditutup dengan sekam yang sudah disediakan dan dikemas agar siap diangkat dan ditutup.

Ditutup dengan Sekam (dok.pribadi)
Ditutup dengan Sekam (dok.pribadi)

Langkah selanjutnya menutup dengan kain hitam dan rapatkan dengan penutup tempat sampah tersebut. Diamkan selama beberapa hari,Setelah sisa makanan tercampur dengan kompos, hasil kompos keranjang Takakura bisa digunakan untuk memupuki tanaman-tanaman kesayangan anda.

Ditutup Kain Hitam (dok.pribadi)
Ditutup Kain Hitam (dok.pribadi)
Ditutup dengan penutup kerangjang (dok.pribadi)
Ditutup dengan penutup kerangjang (dok.pribadi)

Semoga bermanfaat.. Salam lestari

Share:

Sabtu, Februari 13, 2010

Menebar Ikan Melepas Burung Di Situ Lembang

Bagi para pecinta alam di Indonesia, Situ Lembang bukan nama asing lagi. Tercatat beberapa kegiatan jamboree pecinta alam pernah dilaksanakan di situ lembang. Salahsatunya Gladian Panji Geografi oleh Wanadri, Kopassus dan Bakosurtanal. Lalu Pelatihan Penanggulangan Bencana oleh salahsatu pecinta alam di Kota Bandung dan tentu saja kegiatan pendidikan dasar pecinta alam. Situ Lembang adalah daerah terbatas, tidak semua orang bias mengakses masuk ke situ tersebut. Setidaknya ada dua pos jaga yang harus dilewati. Jika tidak membawa ijin dari Kopassus, jangan berharap bisa masuk wilayah tersebut. Situ Lembang adalah danau yang terletak diantara Gunung Sunda dan Gunung Tangkubanparahu. Suhunya tidak bisa ditebak, apalagi dalam bulan-bulan desember, januari dan maret. Perubahan cuacanya sangat drastis, dari cerah bisa alam waktu yang cepat mendung lalu hujan dengan suhu yang sangat menusuk kulit.

Begitupula seperti yang terjadi Pada 17 januari 2010, ditengah cuaca yang tidak menentu antara cerah dan hujan, Gandawesi KPALH bekerjasama dengan Anaphalis Javanica salahsatu pecinta alam di Kota Bandung, melakukan gerakan sadar lingkungan di Situ Lembang

Peserta terdiri dari anggota Gandawesi dan Anaphalis Javanica serta mahasiswa Fakultas Pendidikan Dan Kejuruan Universita Pendidikan Indonesia (UPI). Gerakan sadar lingkungan ini dalam rangka menumbuhkembang gerakan lingkungan. Selama ini situ lembang dijadikan lokasi pendidikan dasar pecinta alam. Kegiatan adalah kepedulian mahasiswa dan kelompok pecinta alam di kota bandung terhadap kelestarian lingkungan, dalam arti yang sempit kegiatan ini sebagai timbal balik atas jasa lingkungan terhadap kegiatan kepecintaalaman, jika selama pendidikan dasar situ lembang dicari makanan sementara gerakan sadar diusahakan agar tetap banyak makanan.

Kegiatan ini terdiri dari pelepas burung, ikan dan marmot. Peserta dari yang termuda sampai yang tertua larut keceriaan ketika melepas satu persatu binatang lucu-lucu tersebut. Semoga saja ikan, burung dan marmot yang dilepas di situ lembang bisa berkembang dengan baik dan hubungan timbale balik antara alam dengan pemanfaatannya seimbang.

Inilah sebagian dokumentasi pelepasan burung, ikan dan marmut di Situ Lembang

Upacara sebelum memulai

Upacara sebelum memulai

Pembina Upacara, Kang Endang memberikan sambutan

Pembina Upacara, Kang Endang memberikan sambutan

Sambutan dari pihak Anaphalis Javanica

Sambutan dari pihak Anaphalis Javanica

Ceria melepas ikan ke Situ Lembang

Ceria melepas ikan ke Situ Lembang

Byuuur, Ririn melepas ikan

Byuuur, Ririn melepas ikan

Dede 'Ubul' Heriadi hendak melepas burung

Dede 'Ubul' Heriadi hendak melepas burung

Hujan turun, berteduh dan berfoto bersama selesai acara

Hujan turun, berteduh dan berfoto bersama selesai acara

Share:

Postingan Populer