Baru mendengar berita yang ajaib dari Menteri Perhubungan Indonesia. Setelah kasus Maskapai AirAsia mencuat kepermukaan karena (katanya) tak memiliki ijin terbang di Surabaya, lalu terjadi kecelakaan Airaisa di Selat Karimata, Menhub lalu mengeluarkan statement menghapus tiket murah penerbangan untuk mengurangi kecelakaan.
Nalarnya disimpan dimana? Memangnya dengan menaikan harga tiket dan menghapus tiket murah penerbangan menjadi aman? Musibah dan kecelakaan itu ada dua. Disebabkan karena kelalaian manusia atau murni karena musibah itu sendiri. Manusia itu tidak punya kuasa untuk menentukan hidup dan matinya. Hanya Tuhan. Pada saat terkena musibah, orang muslim selalu mengucapkan "Innalillahi wa innailahi rojiun" segalanya berawal dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah.
Let's go traveling |
Penentuan tiket murah oleh maskapai penerbangan tentu bukan tanpa sebab. Tidak mungkin dibuat kebijakan tiket murah kalau sekedar terbang, apalagi ingin membawa kecelakaan. Semuanya punya keinginan untuk aman. Berangkat aman dan pulang dengan nyaman. Tiket murah pesawat, maskapai apapun dibuat selalin untuk promosi juga mengisi kursi kosong. Sekali terbang sebuah maskapai penerbangan membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya yang cukup besar inilah yang membuat beberapa maskapai penerbangan gulung tikar karena tak mampu membiayai operasional. Logikanya daripada kursi kosong tetapi jadwal harus terbang, ya diturunkan saja harganya. Memangnya maskapai penerbangan seperti angkutan kota yang menunggu penumpang lalu berangkat.
Rencana menghentikan tiket murah penerbangan akan menyebabkan banyak hal terutama pada sektor pariwisata. Hal-hal yang akan terkena dampak dari kebijakan ini antara lain:
1. Kunjungan wisatawan dari luar negeri akan berkurang. Beberapa wisatawan dari mancanegara sudah terbiasa dalam bepergian dengan pesawat terbang. Mencari tiket murah penerbangan ke negara tujuan akan menjadi hal yang mengasyikan. Jika tiket murah menuju Indonesia ditiadakan, bersiaplah untuk melihat angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun dibanding tahun sebelumnya.
2. Traveler yang akan terganggu jadwalnya. Traveler dari Indonesia menuju daerah-daerah di bagian lain Indonesia bersiaplah menunda banyak waktu untuk mengunjungi kawasannya sendiri. Melihat Raja Ampat secara langsung, diving di sana, dan berinteraksi dengan penduduk sekitar bisa sirna karena tak ada tiket murah pesawat terbang. Begitu juga dengan rencana bepergian ke luar negeri. Misalnya ke Nepal, China, Thailand, dll. Traveling itu menyenangkan, mengunjungi tempat baru dan belajar banyak hal dari orang-orang yang kita temui. Seandainya tiket murah penerbangan hilang, hilanglah kesempatan belajar dari banyak penduduk di belahan bumi yang lain.
3. Maskapai penerbangan gulung tikar. Yah, seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan. Dalam satu kali penerbangan itu membutuhkan biaya operasional yang sangat besar. Kalau biaya yang ditanggung lebih besar daripada pemasukan, lama-lama maskapai penerbangan bisa gulung tikar karena tak ada penumpang yang mau mengeluarkan biaya untuk membayar tiket yang mahal. Tiket murah penerbangan tetap menjadi andalan. Sekalipun tidak mendapatkan untung dalam sekali terbang tetapi minimal bisa menutup biaya operasional itu sudah dirasakan cukup buat membiayai operasional maskapai penerbangan.
Nah, bagaimanapun tiket murah penerbangan tetap harus ada. Menteri Perhubungan baiknya meninjau ulang jika kebijakan itu benar-benar akan diberlakukan.