Ruang Sederhana Berbagi

Selasa, Desember 27, 2016

Berjalan Mengelilingi Bumi

Sempat terlintas dalam benak ini ketika selesai menonton film Around The World In 80 Days, berjalan kaki mengelilingi dunia. Fantastis bukan? Nah karena ini sangat fantastis, berarti persiapan juga harus fantastis. Membayangkan setiap hari di sebuah daerah baru yang tidak dikenal sebelumnya.
Berjalan Mengelilingi Bumi Sepertinya Menantang

Pertanyaannya adalah butuh berapa lama waktu untuk mengelilingi dunia dengan berjalan kaki? Pertanyaannya keren kan? Yah, ini pertanyaan yang ternyata sempat terlontar dari banyak orang. Pertanyaan unik selalu memunculkan keingintahuan yang unik juga, dan jawaban yang tidak terduga.

Sebuah majalah pendidikan menjawab keingintahuan ini. Dalam catatannnya dituliskan sebagai berikut: Jika kita berjalan mengelilingi Bumi dalam satu putaran, jaraknya kira-kira 40.000 km. Jika seorang berjalan 5.000 langkah setiap hari dengan jarak tiap langkah 0,5 m maka hasilnya akan terjadi seperti ini:

5.000 langkah x 0,5 m x 365 hari = 912.500 m
Karena 1 km = 1.000 m  maka 40.000 km = 40.000.000 m
40.000.000 m : 912.500 m = 43,8

Jadi, untuk mengelilingi Bumi dalam satu putaran membutuhkan waktu 43,8 tahun!

Nah, catat 43,8 tahun! Sekarang tambahkan dengan umur kamu saat ini. Kalau mulai dari umur sekarang, berarti selesai mengelilingi pada umur berapa tahun? Silahkan hitung sendiri.
Share:

Jumat, Desember 23, 2016

Bulan Desember, Film Keluarga, dan Santa Klaus

"Its good for your heart, and your legs, and your feet" (Charlie Brown)
"Knowledge will give you power, but character respect" (Bruce Lee)
"Be peaceful, be courteous, obey the law, respect everyone; but if someone puts his hand on you, send him to the cemetery" (Malcolm X)

Desember berarti akhir tahun, berarti liburan akhir tahun. Yah.. Liburan ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, jalan-jalan, main bareng, dan nonton film yang menarik. Film di bulan Desember seru sekali. Isi dan muatannya sangat menarik, misalnya tentang keluarga, persahabatan, kisah santa, dan masih banyak lagi film seru yang ringan untuk ditonton. Menonton film menjadi hal yang mengasyikan untuk mengisi liburan. Liburan benar-benar digunakan untuk merefresh kepenatan berdinamika dengan ritme harian di tempat berkarya, merefresh dari ide-ide yang bergerombol yang seolah saling memburu keluar kepala menjadi tulisan atau karya apapun. 

Di beberapa stasiun televisi nasional atau internasional acaranya hampir sama, berisi tentang kegiatan seputar Natal dan Tahun Baru. Film-film yang diputar rata-rata sama, yaitu semangat Natal, keharuan, kegembiraan dan drama keluarga.

Santa Klaus 
Majalah Primetime mencatat bahwa film-film bertema Natal pernah booming pada 1940-an dan 1950-an. Film-film itu biasanya berisi kisah sederhana dengan pesan Natal yang membuat haru dan permukaan mata basah. Beberapa film yang masih saya ingat diantaranya, Home Alone, Die Hard, Fred Claus, The Grinch dan film-film lainnya. Sebuah film bisa membuat banyak ide, tergantung dari sisi mana kita melihatnya dan menarik kesimpulannya. Sebuah film bagus bisa menjadi tidak bagus jika dilihat subjektif, tetapi film biasa saja, cerita sederhanya akan menjadi bermakna jika dikaji secara objektif. Tidak ada salahnya kita melihat kebaikan-kebaikan universal dalam sebuah film Natal. Banyak sekali pelajaran dari sebuah film bertema Natal dan tahun baru.

Visualisasi sineas luar dalam menyampaikan pesan sangat baik hampir tidak mendapatkan cela. Film Natal bisa menjadi hiburan alternatif untuk merefresh otak yang terlalu mekanis memandang hidup, bekerja sepanjang minggu, memeras produktifitas dan lupa memberi asupan bergizi bagi otak dalam bentuk hiburan.

Fenomena Santa Klaus Dan Tips Menjadi Santa Klaus
Desember menarik selanjutnya adalah Santa Klaus. Coba tanyakan apa yang menarik di malam natal bagi anak-anak? Jawaban Santa Klaus. Santa Klaus itu selalu memakai baju berwarna merah dengan janggut putih dan topi khasnya, diantar menggunakan kereta yang ditarik oleh rusa-rusa ajaib bisa terbang.

Di luar kisahnya yang nyata atau hanya dongeng, Santa Klaus diciptakan sangat menarik untuk anak-anak. Setiap permohonan anak-anak akan dikabulkan oleh Santa Klaus dimalam natal melalui cerobong asap rumah. Santa Klaus membawa pesanan permintaan anak-anak di dalam kantung berwarna merah seirama dengan bajunya.

Mengapa ada Santa Klaus untuk anak-anak? mengapa orang dewasa tidak mendapatkan hadiah dari Santa Klaus. Santa Klaus ternyata menyayangi anak baik, permintaan anak baik akan dikabulkan oleh Santa Klaus. membuat cerita tentang Santa Klaus membuat anak-anak menyenangi malam natal dan perayaan natal itu sendiri. Natal selalu ditunggu agar mendapatkan hadiah dari Santa Klaus dengan catatan harus menjadi anak baik.

Santa Klaus menjadi cerita rakyat sejak abad ketiga Masehi. Kisah ini menemukan inspirasi pada diri Uskup Nikolas di Myra, Turki. Sang Uskup terkenal baik hati dan gemar memberi hadiah bagi orang tak mampu.

Imajinasi tentang Santa Klaus ternyata berkembang dari waktu ke waktu. Awalnya, orang-orang Eropa membayangkan Santa Klaus berperawakan tinggi, kurus, pendiam. Pada 1882, Clement C. Moore, sastrawan Amerika, dalam puisinya, The Night Before Chrishtmas, menggambarkan sang Santa sebagai sosok gendut, berjanggut putih, mengisap cerutu panjang, dan naik kereta yang ditarik rusa: citra ini bertahan sampai kini.

Tips menjadi Santa Klaus menurut Tempo pada edisi Desember 2009 adalah sebagai berikut. Pertama, tak merokok atau minum minuman beralkohol di tempat umum. Kedua, tak pernah bersumpah atau mengatakan hal-hal jahat dan kejam. Ketiga, cek aroma mulut, jangan sampai mengeluarkan bau rokok. Keempat, gunakan cold vest atau jaket bagian dalam yang diisi es untuk membuat tubuh lebih sejuk.
Share:

Kamis, Desember 15, 2016

2 Tempat Tujuan Traveling Yang Diharapkan

Setiap orang yang suka traveling ke tempat-tempat baru biasanya punya harapan untuk mengunjunginya. Baik itu ke kota-kota baru, kampung-kampung baru, puncak-puncak gunung baru, dan masih banyak lagi. Beberapa tempat menarik, misalnya dari percakapan akrab dengan sesama traveler. Biasanya saling berbagi tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi.

Buat saya, tentu saja ada. Salah satunya saya dapatkan dari percakapan dengan beberapa teman yang sama-sama suka traveling. Ada juga yang saya dapatkan hanya karena penasaran setelah melihat keindahannya melalui foto. Beberapa tempat di bawah ini bisa menjadi tujuan menarik untuk dikunjungi. Inilah 2 tempat tujuan traveling yang menjadi harapan saya untuk dikunjungi suatu saat nanti. Liburan sebentar lagi! Ayo traveling ke tempat ini:

1. Machu Picchu
Machu Picchu (bahasa Quechua Machu Pikchu, "Gunung Tua" sering juga disebut "Kota Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m di atas permukaan laut. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Machu Picchu
 2. Huangsan
Huangshan ( bahas Cina : 黄 山 ; Cina tradisional : 黄山; pinyin : Huang Shan ; secara harfiah "Yellow Mountain"), adalah pegunungan di selatan provinsi Anhui di bagian timur Cina. Gunung-gunung itu diukir oleh gletser selama Kuarter. Vegetasi pada kisaran adalah tebal di bawah 1.100 meter (3.600 kaki), dengan pohon-pohon yang tumbuh hingga pepohonan di 1.800 meter (5.900 kaki).
Huangshan

Huangshan

Nah, cukup dua saja dulu. Sisanya masih banyak lagi. Mimpi saja dulu, biarlah waktu yang menentukan saat yang tepat mengunjunginya. Amiin
Share:

Rabu, Desember 14, 2016

Jelajah Geotrek Matabumi Sebagai Pendidikan Alternatif Yang Menarik

Jelajah Geotrek Matabumi bisa menjadi alternatif pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak dan juga orang dewasa. Sejatinya belajar adalah menghadirkan antusiasme serta kejutan-kejuatan yang akan dikenang sampai kapanpun. Pengalaman belajar yang tidak dirasa sebagai pembelajaran, mengalir begitu saja lewat kesenangan-kesenangan bermain dan berinteraksi dengan alam.

Jelajah Geotrek sudah dilakukan sejak lama, inilah kesempatan pertama kali secara formal saya turut serta berada di tengah-tengah penyelenggara Matabumi dan interpreter T Bachtiar. Sisanya saya lakukan secara mandiri dengan mendatangi tempat-tempat yang direkomendasikan dalam buku Wisata Bumi Cekungan Bandung yang disusun oleh T Bachtiar dan Budi Brahmantyo. Buku yang menginspirasi saya untuk mengunjungi tempat-tempat dengan nilai edukasi yang tinggi karena hubungannya dengan pelajaran sains dan pelajaran-pelajaran lainnya.

Jelajah Geotrek Pangalengan Bersama Matabumi (iden wildensyah)
Sebagaimana dituturkan oleh T Bachtiar dalam setiap tempat yang dikunjungi, nilai penjelajahan atau perjalanan menjadi sangat bermakna. Bukan sekadar berjalan menjelajahi, menikmati, kemudian meninggalkannya begitu saja. Lewat komunitas Matabumi, T Bachtiar menyampaikan banyak pesan-pesan pembelajaran yang mendalam. Tentang sisi-sisi lain kehidupan yang berhubungan dengan alam, sejarah, kebajikan, dan pelajaran lainnya.

Jika materi pelajaran di sekolah disampaikan teoritis dengan penjelasan yang monoton oleh guru, maka di alam terbuka, pembelajaran itu terbentang luas. Para peserta, khususnya buat anak-anak bisa melihat langsung, bisa merasakan langsung, dan bisa memaknai langsung pembelajarannya tanpa harus repot-repot menjelaskan lewat ceramah. Jangan sampai anak-anak tidak tahu asal muasal segala hal yang ada di kehidupan ini. Akan sangat lucu jika dikemudian hari ketika anak ditanyakan darimana asalnya telur, semua menjawab dari pabrik karena menganggap telur dihasilkan oleh pabrik persis seperti menghasilkan mobil, motor, dll. Dengan geotrek, seperti yang disampaikan T Bachtiar, diharapkan anak-anak bisa tahu banyak hal lewat pengalaman langsung. Mengetahui asal muasal teh yang diseduh dari tumbuhan teh yang ditanam, listrik yang menyala dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dan masih banyak lagi.

Dari sisi pembelajar, Geotrek bisa menjadi stimulan untuk anak-anak dan orang dewasa belajar lagi tanpa mengurangi keasyikan jalan-jalannya. Saya takjub dan merasa pembelajaran selama melakukan perjalanan hari itu mengalir dengan alamiah. Inilah sebentuk pendidikan alternatif yang menjadi angin segar untuk Indonesia.
Share:

Rabu, Desember 07, 2016

Logika Terbalik Mendaki Gunung

It’s not the mountain we conquer, but ourselves.” (Sir Edmund Hillary)

Kesenangan mendaki gunung memang tiada duanya. Sekali mendaki gunung, selanjutnya bisa bikin ketagihan. Di luar risiko-risiko berat yang terjadi selama proses mendaki gunung, kegiatan ini tetap menjadi favorit siapa saja yang menyukai tantangan. Tantangan berarti siap dengan segala resikonya. Seperti cedera, cape bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Tidak ada yang bisa menjelaskan alasan kuat perihal kesenangan mendaki gunung ini. Jawaban umum kenapa mendaki gunung ''Because it's there''. Karena di sana, sambil menunjuk puncak gunung.

Logika terbalik mendaki gunung

Yah, karena puncak gunung di sana, nun di puncak sana, dan kami mau mendakinya. Bukan karena alasan rekreasi, olahraga ataupun memecahkan kepenasaran. Mendaki gunung karena dia disana. Tidak lebih tidak kurang. Yang mengherankan tentu saja, efeknya. Efek mendaki gunung adalah perasaan untuk mendaki gunung kembali. Setelah sukses mendaki satu gunung, tantangan selanjutnya adalah gunung berikutnya. Demikian dan demikian terus. Mendaki gunung memberikan sensasi banyak hal, dari mulai hal yang sangat filosofis, seperti menyadarkan betapa kecilnya manusia dalam ciptaan Tuhan, hingga permasalahan pragmatis seperti naik gunung yah sekadar naik gunung saja, memuaskan hasrat kepenasaran akan sebuah gunung tinggi. Yang patut dipertimbangkan sewaktu naik gunung selain persiapan fisik dan mental juga logistik dan perlengkapan penunjang lainnya seperti, tenda untuk menginap, sleeping bag, Jas hujan, baju hangat dan baju ganti serta makanan penunjang. Ini menjadi sangat penting karena naik gunung harus membawa perlengkapan ekstra safety agar selama perjalanan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Logika Terbalik 

Bisa saja mendaki gunung seadanya tanpa harus repot-repot membawa perlengkapan. Cukup baju yang melekat ke tubuh dan beberapa perbekalan lainnya yang tidak begitu banyak. Tetapi tahukah anda, bahwa mendaki gunung itu penuh dengan resiko bahaya yang mengancam jiwa?. Sudah banyak kejadian pendaki gunung yang tewas karena kekurangan logistik dan persiapan yang tidak matang. Bagaimana mungkin mendaki gunung seadanya. Tetapi jika dipikir kembali, mendaki gunung itu berarti menempuh perjalanan panjang yang menanjak. Logika normalnya, jika perjalanan menanjak maka beban yang ada di badan kita harus dilepaskan satu persatu hingga akhirnya badan kita menjadi ringan. Ringan berarti perjalanan lancar. Tapi, itu logika pada umumnya bahwa menanjak atau mendaki berarti beban kita harus dikurangi agar perjalanan lancar.

Logika pada umumnya itu akan menjadi terbalik ketika mendaki gunung. Semakin banyak perlengkapan safety kita berarti semakin berat beban kita, tetapi semakin ringan kita ketika menerima bahaya sewaktu-waktu. Misalnya badai dingin malam hari, bagi yang membawa persediaan baju hangat dan sleeping bag akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan pendaki yang membawa sarung sekedarnya saja. Atau ketika perut menagih makanan, bagi mereka yang membawa logistik banyak akan terasa ringan karena tinggal ambil dari persediaan. Sementara bagi mereka yang membawa seadanya, tanggung risiko jika kelaparan.

Mahasiswa Pecinta Alam mendaki puncak gunung Merapi

Anda akan berat berada di alam terbuka tanpa persediaan logistik yang memadai. Jadi, mending berat membawa perlengkapan safety serta persediaan logistik yang memadai tetapi akan menjadi ringan ketika sudah berada di alam terbuka, daripada ringan karena membawa perlengkapan seadanya dan logistik semaunya tetapi akan menjadi berat ketika sudah berada di alam terbuka. Mendaki gunung penuh dengan resiko yang mengancam setiap saat. Persiapkan matang-matang perlengkapan, logistik makanan, serta fisik dan mental sebelum melakukan pendakian gunung. Persiapan yang bagus akan mendukung kegiatan pendakian dengan lancar.
Share:

Selasa, Desember 06, 2016

Kolaborasi Dalam Pendidikan Dasar Pecinta Alam

Ini sebuah moment Pendidikan Dasar Pecinta Alam yang dibangun dengan semangat kolaborasi. Pendidikan Dasar di alam terbuka membutuhkan kecakapan khusus buat semua pegiatnya. Kolaborasi dengan anggota Kopasus dan anggota Wanadri sudah dilakukan sejak kursus kepelatihan untuk satuan komando Pendidikan Dasar. 

Kolaborasi untuk membangun pondasi pendidikan dasar yang baik, menumbuhkan semangat bekerjasama dengan semua potensi pecinta alam yang ada. Kolaborasi ini sejatinya bukan sekadar membuat calon siswa menjadi anggota Gandawesi yang Samagata, Samala, dan Samahita. Lebih dari itu, kolaborasi ini untuk Indonesia! Untuk sebuah semangat kebangsaan yang dibangun dengan semangat pribadi yang tangguh, terampil, cekatan, kreatif, dan berwawasan lingkungan. 
Kolaborasi Dalam Pendidikan Dasar Pecinta Alam (iden wildensyah)

Menjadi Mahasiswa Pecinta Alam
Menjadi mahasiswa adalah kebanggaan tersendiri buat siapapun yang mengalaminya. Banyak pengalaman yang menarik seperti menjadi aktivis, pegiat organisasi mahasiswa, dan juga menjadi mahasiswa pecinta alam. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa pecinta alam yang menjadi legenda sampai hari ini. Soe Hok Gie dianggap mewakili suara-suara kaum muda yang berani, progresif, dan tentu saja pecinta alam. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa yang menjadi sejarah dalam dunia Mahasiswa Pecinta Alam. Mapala UI adalah hasil dari olah pikirnya. Bersama kawan-kawan Mapala UI-nya, Soe Hok Gie menuntaskan gelora jiwa muda dengan mendaki gunung.

Di organisasi mahasiswa pecinta alam, semua anggota diwajibkan untuk melakukan kajian terlebih dahulu mulai dari persiapan sampai akhir pendakian tentang risiko dan hal-hal penting lainnya. Tentu akan senang jika perjalanan mendaki gunung berakhir dengan baik.
Berorganisasi di mahasiswa pecinta alam itu sangat menantang dan dinamis. Kadang dituntut bermental sekeras baja untuk mempertahankan idealisme, terkadang juga harus melunakan baja tersebut untuk mengakui argumentasi orang lain yang lebih baik agar tetap bisa bekerjasama. 

Tak ada guru yang baik selain pengalaman itu sendiri. Sebanyak-banyaknya membaca buku teori berorganisasi jika tidak diaplikasikan tetap hasilnya nol besar. Tetapi jika sudah membaca teori berorganisasi, teori kepemimpinan, kemudian mengaplikasikannya di organisasi mahasiwa pecinta alam, maka lengkaplah kemampuan secara teori dan praktik.

Pendidikan dasar sejatinya menumbuhkan jiwa-jiwa yang tangguh, bermental baja dan mandiri. Seperti tekad Gandawesi! Ini adalah tentang menumbuhkan generasi yang peduli lingkungan, peduli kepada sesama, cinta tanah air dan bangsa. Salam hormat dari saya untuk Bang Yos dari Kopasus untuk percikan semangat dan kolaborasi yang indah!
Pendidikan Dasar Pecinta Alam Untuk Samagata, Samahita, Samala! (iden wildensyah)
Cerita tentang pendidikan dasar bisa dilihat juga disini
Share:

Senin, Desember 05, 2016

Pentingnya Mengajarkan Lagu Kebangsaan Di Sekolah

Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!Sukarno, dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi

Lagu-lagu kebangsaan Indonesia menggambarkan semangat, kegigihan, kecintaan, persatuan dan kesatuan, serta kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman yang selalu dinyanyikan pada saat perayaan hari-hari penting nasional. Lagu Indonesia Raya rutinnya dinyanyikan pada saat upacara bendera. Saya masih ingat saat sekolah, setiap senin adalah upacara bendera. Upacara bendera kata guru saya selain menanamkan kecintaan pada negara Indonesia tetapi juga menanamkan kedisiplinan.
Menumbuhkan semangat kebangsaan lewat lagu kebangsaan 
Kecintaan kepada negara Indonesia karena pada saat upacara bendera selain menyanyikan lagu kebangsaan, juga ikut merenungkan bangsa Indonesia secara umum. Kemudian mendoakan para pahlawan yang sudah gugur pada saat mengheningkan cipta, dan bersemangat dengan bangsa Indonesia saat menyanyikan lagu kebangsaan. Semangat dan harapan ini terus dipupuk dalam diri siswa-siswa yang sedang mengikuti upacara bendera. Mereka benar-benar menyanyikan dengan semangat, lantang, dan kompak. Sementara pengibar bendera mengerek bendera sampai ke ujung tiang yang ada di tengah-tengah lapangan upacara bendera.

Pada saat mengerek bendera sampai ke ujung, ada yang ditunggu-tunggu sebagai bahan candaan. Maklum masih remaja, ketika ada hal menarik untuk ditertawakan langsung menarik perhatian. Saat yang ditunggu tersebut adalah kesesuaian antara akhir lagu kebangsaan dengan sampainya bendera di ujung tiang bendera. Jika terjadi kesesuaian maka bahan candaan hilang dan upacara lancar, sementara jika tidak terdapat kesesuaian maka spontan beberapa orang akan tersenyum bahkan mungkin tertawa. Walau tidak terbahak-bahak tapi peristiwa lucu saat upacara bisa menjadi perbincangan ketika waktu istirahat tiba. Kelucuan-kelucuan yang menarik dikenang sekarang. Bukan karena menertawakan lagu kebangsaan atau upacara benderanya, lebih karena merasa lucu atas tingkah polah remaja.

Semangat Kebangsaan

Lagu kebangsaan yang membuat bersemangat lainnya adalah Hari Merdeka. Kalau menyanyikan lagu ini, rasanya semangat benar-benar berkobar sangat besar. Tambah membesar ketika dinyanyikan serentak dalam jumlah orang yang menyanyikannya banyak. Lagu kebangsaan ini dinyanyikan biasanya pada saat upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. Perhatikan liriknya “Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat dikandung badan!”. Bergetar semangat ini saat lirik tersebut. Inilah saat yang menarik dan bersemangat ketika upacara bendera.

Sementara lagu syahdu yang harus khidmat pada saat lagu kebangsaan yang dinyanyikannya ketika mengheningkan cipta. Ketika menyanyikan lagu ini, rasanya merinding, apalagi pemimpin upacara meminta untuk mendoakan arwah para pahlawan yang sudah gugur. Mendengar kata ‘arwah’ saja rasanya sudah merinding, apalagi ditambah dengan lagu mengheningkan cipta yang syahdu dan senyap. Yah... pada saat dinyanyikan lagu ini, suasana terasa senyap dan hening. Bayangan menjelajah ke para pahlawan yang sudah gugur pada saat berjuang merebut kemerdekaan dan juga berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Di tengah-tengah suasana senyap, sunyi, dan khidmat ini, terselip juga rasa patriotisme yang tinggi. Ada semacam kebanggaan yang muncul saat ketika upacara. Saat-saat mengheningkan cipta adalah saat merenungkan dan bersyukur atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan bangsa asing. Merenungkan dan mengheningkan diri untuk merasakan lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk kebaikan di masa yang akan datang. Pada saat itu pula, ada semacam tuntutan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Patriotisme memang tidak hadir dari slogan-slogan, dia hadir dari perenungan dan tindakan semua bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Patriotisme

Patriotisme yang muncul dari upacara bendera tentu sangat berbeda dengan patriotisme yang muncul dari teori-teori yang diajarkan di dalam kelas. Teori-teori yang ada dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa, dan Pendidikan Kewarganegaraan, hanyalah sebagian kecil usaha yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tetapi patriotisme yang hadir dari perenungan yang mendalam saat upacara berbeda, rasanya lebih baik dibandingkan dengan teori-teori saja. Terpenting juga, lagu kebangsaan bisa menumbuhkan kebanggaan dan patriotisme bagi yang menghayatinya.

Setiap lagu kebangsaan memberikan rasa yang berbeda untuk siapa saja yang menyanyikan dengan penghayatan tinggi. Salah satu contoh lainnya adalah lagu kebangsaan berjudul Ibu Kita Kartini. Saat menyanyikan lagu ini, ada rasa yang sangat berbeda dengan lagu kebangsaan lainnya seperti Hari Merdeka dan Indonesia Raya. Dalam lagu Ibu Kita Kartini, ada semacam cita rasa wanita yang kuat dan tegar. Perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia sangat fenomenal. Lagu Ibu Kita Kartini adalah sebentuk apresiasi atas jasa pahlawan perempuan yang berani menegakkan emansipasi wanita.

Sementara pada saat menyanyikan lagu syukur, ada segenap rasa syukur yang dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kadang ini menjadi saat-saat yang mengharukan, apalagi misalnya dinyanyikan setelah mengikuti pendidikan dasar pecinta alam. Pada saat pelantikan menjadi anggota baru, menyanyikan lagu syukur dengan senandung saja membuat suasana sangat haru bercampur baur dengan kesenangan karena sudah berhasil melewati tahapan berat di Pendidikan Dasar.

Lagu kebangsaan lainnya yang menarik dan memberikan semangat adalah Halo-Halo Bandung. Walaupun hanya berada di Bandung tetapi kekuatan lagu ini sangatlah besar. Halo Halo Bandung adalah lagu penyemangat yang membara dan membakar semangat untuk bergerak maju. Dalam lirik lagu Halo Halo Bandung terkandung semangat besar “mari bung rebut kembali”. Ada semacam pesan untuk berjuang tanpa lelah dalam mengambil kembali Bandung yang sudah dibakar.

Share:

Jumat, November 25, 2016

4 Kemampuan Dasar Untuk Menjadi Guru Menyenangkan Saat Ini

"Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important" Bill Gates

Catatan ini adalah pengalaman, bisa jadi semacam hasil refleksi belajar bersama anak-anak di sekolah. Sama halnya dengan THAB (Teknik Hidup Di Alam Bebas) yang dipelajari kemudian dipraktikan pada saat mendaki gunung, susur pantai ataupun kegiatan di alam terbuka lainnya.
Kemampuan dasar seorang guru ini dibuat karena banyak hal yang tidak terduga sebelumnya. Memberikan banyak makna dan banyak pelajaran penting buat saya secara pribadi. Saya tidak mengalami menjadi guru anak-anak sebelum menulis catatan ini, maka dari itu saya membaca untuk memahami hal yang ingin saya ketahui seputar guru.
Saya membiasakan diri untuk merefleksikan diri dari setiap kejadian di sekolah dan juga di luar sekolah. Saya percaya bahwa anak itu lahir dengan naluri untuk tumbuh dan berkembang. Orang tua dan guru berperan dalam mengarahkan karena peran ini memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter anak. Untuk itu saya meringkas pengalaman ini dalam bentuk kemampuan dasar seorang guru.
Kemampuan Dasar ini dibagi dalam 4 bagian: (1) kemampuan berkesenian, (2) kemampuan berteater, (3) kemampuan berolahraga, dan tentu saja (4) kemampuan berfilsafat. Saya menuliskan urutan filsafat masih dalam tanda tanya, apakah perlu di urutan pertama atau keempat? rasanya peringkat ke 4 adalah hal yang logis karena anak bertanya hal mendasar setelah mereka mampu berbicara.

(1). Kemampuan Berkesenian
Guru di sekolah waldorf sedang menghias dinding sekolahnya
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Seorang guru dituntut untuk bisa memiliki cita rasa seni serta kemampuan untuk mempraktekkannya. Seni ini menyangkut seni suara dan seni rupa dan seni-seni lainnya. Seni suara memungkinkan seorang guru mengajak anak bernyanyi untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan. Sementara seni rupa penting dimiliki karena menggambar, melukis, dll adalah hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Seni rupa kadang abstrak jadi saya ajak menggambar anak terkadang dengan pola yang alami saja, misalnya corat coret dengan pensil berwarna, lalu menggambar tarikan-tarikan garis. Seni itu luas jadi semakin baik seorang guru dalam mengapresiasi seni semakin menarik bagi anak untuk bereksplorasi. Semakin anak terinspirasi dengan hal-hal yang indah.

(2). Kemampuan Berteater
Kemampuan bermain peran dengan baik terutama pada saat-saat tertentu
Saya menyebutnya sebagai kemampuan bermain peran. Pernahkah anda melihat film Pursuit of Happines yang perankan oleh Will Smith dan anaknya Jaden? dalam satu adegan, Will Smith berkeinginan mengajak anaknya tidur di tempat yang tidak biasa (sebuah toilet), agar anaknya mau dan merasa penting, dia memerankan tokoh anak dengan mengatakan ”ayo cepat kita ke dalam gua, ada dinosaurus yang akan memakan jika kita tetap di sini”
Saya sangat terharu melihat adegan ini, dan bagi saya ini adalah bagian dari kemampuan seorang guru untuk anak didiknya. Sewaktu mendongeng atau pada saat-saat tertentu kadang guru dituntut untuk berperan menjadi kuda, kadang menjadi kucing kadang menjadi pangeran juga. Hal ini penting terutama dalam pendidikan anak.

(3) Kemampuan Berolahraga
Berolahraga bersama anak akan selalu menyenangkan

Ya… guru harus suka olahraga, olahraga apapun harus bisa, dan anak didik pasti meniru. Seorang anak akan diminta memperagakan olahraga yang ada buku, main sepak bola, basket, golf dan semua yang dia dapatkan dari buku atau dari hal yang ia lihat di media-media. Guru yang senang berolahraga juga akan tampil prima, tampil penuh kepercayaan diri dan mampu menjadi sosok yang inspiratif karena kehadirannya yang energik.

(4) Kemampuan Berfilsafat
Berfilsafat akan selalu menyenangkan terutama ajakan berpikir mendalam pada setiap pertanyaan anak

Saya melihat ini sebagai sebuah keharusan, karena anak didik terutama anak-anak kecil akan bertanya hal-hal yang mendasar. Coba saja kalau seorang anak bertanya: "Apa itu warna, apa itu putih, apa itu kuning, apa itu merah? Lebih dalam lagi misalnya "kenapa tanah warnanya cokelat, kenapa daun itu hijau?" Dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mendasar yang muncul dari anak-anak.
Filsafat bagi saya penting untuk menjelaskan hal yang rumit menjadi sederhana, tidak mungkin seorang guru menjelaskan hal-hal mendasar dengan kajian ilmiah sementara anak didiknya tidak mengerti, nah seorang guru membutuhkan filsafat untuk menyederhanakan hal yang rumit ini. Filsafat penting untuk diketahui tetapi arahkan sesuai dengan umurnya, dengan kapasitas pemahamannya. kalau perlu kursus filsafat selain penting bagi diri sendiri juga penting bagi menjelaskan hal mendasar pada anak.
Di luar ini semua, anak adalah amanah, titipan Tuhan, diajarkan atau tidak dia pasti hidup, pilihannya sebagai guru dan orang tua wajib mengarahkan anak dengan baik sehingga berkembang menjadi anak yang baik, atau mewakilkan kepada alam untuk berkembang. Jangan mewakilkan anak berkembang pada televisi apalagi sinetron Indonesia!
Share:

Kamis, November 17, 2016

Merayakan Kebahagiaan di Festival Dongeng dan Cerita Menarik Lainnya

Hujan, badai, dan banjir di Bandung pada bulan November ini sedang banyak terjadi. Sebagian menyebutnya dengan banjir bandang, sebagian lagi menyebutnya banjir biasa musim hujan. Kenyataan akan adanya hujan dan badai tidak menyurutkan orangtua dan anak-anak untuk datang ke Gedung Indonesia Menggugat untuk merayakan kebahagiaan di Festival Dongeng bertajuk Festival Bandung Mendongeng pada tanggal 13 November 2016.
Di dalam gedung sudah berjajar anak-anak duduk dengan rapi. Stand penjual makanan di samping sebelah kanan dan pojok mainan di samping kiri. Beberapa anak membaca di sudut bersama Elmuloka. Sebagian lagi anak-anak bermain di sudut boardgame bersama Manikmaya. Beberapa lagi menghias dan bermain melihat teman-temannya berkarya.
Kak Yuda dan Kak Dhiko sedang memandu acara festival dongeng (inimagz.com)

Di ruang tengah, tampak beberapa pendongeng dengan penuh keceriaan dan ekspresi bercerita banyak hal. Sesekali tawa terdengar riuh rendah dari ruang tengah. Anak-anak duduk tertib mendengarkan satu persatu pendongeng yang tampil. Mereka benar-benar antusias siang itu. Melebur satu dan lainnya dengan cerita yang mereka ikuti.
Sebut saja dongeng kota hujan yang menampilkan kisah kelomang dan kancil. Dengan ekspresi yang menarik, pendongeng dari dongeng kota hujan menyerupai tokoh yang sedang dibawakannya. Sesekali ia meraih penonton untuk meneriakan sesuatu yang selanjutnya diikuti oleh penonton. Bukan hanya anak-anak, tetapi orang dewasa juga turut serta menirukan gerakan atau membunyikan sesuatu sesuai ajakan pendongeng.
Kelomang yang cerdik tetapi juga licik berhasil memenangkan permainan. Ia tahu kecerdikannya itu mampu mengalahkan lawannya. Pada saat yang bersamaan, ia juga menyadari ketika lawannya menjadi bersedih. Ia meminta maaf dan menyampaikan trik-trik khusus dan membuka topeng teman-temannya sepanjang perjalanan.
Kejutan-kejutan yang dibuat pendongeng cukup membuat siang itu terasa semarak. Anak-anak banyak yang terkaget, terkejut, sekaligus senang dan tertawa-tawa. Inilah ekspresi kebahagiaan yang muncul di festival dongeng tersebut.
Dongeng kota hujan hanya satu pendongeng yang saya ceritakan, sisanya banyak sekali yang memeriahkan kebahagian siang itu. Tercatat ada beberapa pendongeng dari luar negeri seperti Singapura, India, dan Inggris. Oh iya, sebelum mereka pentas, ada workshop seputar dongeng yang juga berlangsung selama festival. Kak Aio dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia hadir juga Gedung Indonesia Menggugat Tersebut. Kak Aio sudah lama malang melintang di jagad dongeng Indonesia, ia yang menginisiasi Festival Dongeng Indonesia di Museum Nasional Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Dari dalam negeri, pendongeng yang datang bukan hanya dari Kota Bandung saja tetapi juga dari luar kota seperti Bogor, Lampung, dan Jakarta. Mereka membagi keceriaan dalam dongeng yang menarik. Ada yang menggunakan musik dan alat peraga lainnya. Musik dan alat peraga dongeng ini membuat suasana semakin menarik dan menyenangkan.
Buat saya, festival dongeng selain merasakan kebahagiaan berbagi juga menjadi ajang bertemu dengan teman-teman pegiat dongeng dan juga pegiat pendidikan alternatif di Kota Bandung. Saking sempit dunia ini, kadang ungkapan 4L itu benar adanya. Lo Lagi Lo Lagi! Saya bertemu dengan teman-teman baru dan juga teman-teman lama yang menginpirasi saya bergiat. Mereka tak segan membagikan tips-tips menarik seputar pendidikan ditataran praktis.      
Kebersihan Pangkal Kesehatan
Saya mengingat petikan lagu ini sejak pertama kali berdiskusi di Temu Pendidik Nusantara di Cikal beberapa bulan yang lalu. Kebersihan memang menjadi hal yang menarik. Selama kegiatan berlangsung, semua pihak sigap untuk saling menjaga kebersihan. Tak terkecuali pengunjung. Untuk panitia, saya yakin mereka sudah melakukan briefing dengan baik agar menjaga kebersihan ini. Pengunjung yang datang ke festival dongeng tersebut juga benar-benar memperhatikan kebersihan ini.
Di setiap pojok yang saya datangi, nyaris tak menyisakan sampah yang berserakan khas Indonesia kalau ada event-event sekalipun bernama kegiatan lingkungan. Pengunjung membawa kembali sampahnya atau minimal menaruh ke tempat sampah yang disediakan. Jika terlupa, panitia kebersihan memungut sampah tersebut kemudian menyimpannya di tempat yang semestinya.
Saat petikan lirik lagu itu masih berdengung di kepala saya, seorang pengisi dongeng yang juga aktif menyuarakan kepeduliannya kepada musik anak muncul. Mas Ibut atau nama lengkapnya Ribut Cahyono tepat berada di depan saya. Ya sudah, berdendanglah kita “Kebersihan pangkal kesehatan”
Share:

Senin, November 14, 2016

10 Nilai Penting Dalam Pendidikan Anak

Jika ada nilai yang harus dikeluarkan oleh sebuah sekolah terhadap anak didiknya berarti pertama-tama nilai itu harus diberikan kepada guru atau fasilitatornya terlebih dahulu. Nilai ini buat saya bukan sekadar nilai, bukan angka, tetapi lebih dalam dari itu. Nilai dan makna yang akan menjadi pondasi dasar dalam setiap kegiatan di masyarakat. Baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga.
10 nilai penting dalam pendidikan anak ini terutama buat para pendidiknya sebelum memberikan referensi kepada anak didiknya. Hal ini menjadi sangat penting karena nilai-nilai ini harus diinternalisasi dalam diri pendidikan. Sebenarnya bukan hanya 10, tetapi lebih banyak lagi nilai kehidupan yang baik untuk diterapkan sebagai dasar dalam mendidik anak-anak.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing)

Nilai-nilai itu antara lain, integritas, tekad, kompetensi, loyalitas, kerjasama, kepemimpinan, konsistensi, keteguhan, cinta, dan kreativitas.
1. Integritas
Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
2. Tekad
Tekad/te·kad/ /tékad/ v kemauan (kehendak) yang pasti; kebulatan hati; iktikad: memasang --; sudah bulat -- nya; membarui -- nya;
3. Kompetensi
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
4. Loyalitas
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Loyalitas hanya bisa didapatkan, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah
5. Kerja sama
Kerja sama adalah/ Kerja sama yaitu/ Kerja sama merupakan/ yang dimaksud Kerja sama/ arti Kerja sama/ definisi Kerja sama. Pengertian Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
7. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Demikian juga dengan pekerjaan-pekerjaan kecil, namun dilakukan secara konsisten tentu akan memberikan manfaat yang sangat besar. Konsistensi adalah kunci dalam kesuksesan dalam hidup ini. Secerdas apapun seseorang, tapi selama tidak memiliki sifat ini, tidak akan pernah menghasilkan apa-apa dalam kehidupan ini.
8. Keteguhan
Keteguhan adalah kekuatan atau ketetapan (hati, iman, niat, dsb); kekukuhan: ~ hati dan ketabahan jiwa yg beginilah yg menunjukkan sifat keperwiraannya; ~ setianya tidak diragukan lagi.
 9. Cinta
Cinta adalah Emosi yang berasal dari kasih sayang yang kuat dan rasa tertarik terhadap suatu objek (dapat berupa apa saja seperti manusia, hewan, tumbuhan, alat-alat dan lain sebagainya) dengan cenderung ingin berkorban, memiliki rasa empati, perhatian, kasih sayang, ingin membantu dan mau mengikuti apapun  yang diinginkan oleh objek yang di cintainya. Sebenarnya cinta itu sulit untuk di definisikan karena sifatnya subjektif jadi setiap individu dapat memiliki pemahaman yang berbeda mengani cinta, tergantung bagaimana ia menghayati dan pengalaman yang dialaminya.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan waktu dan masa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
10. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). (diolah dari berbagai sumber)
Share:

Jumat, November 11, 2016

Pembelajaran Mendalam Yang Hadir Di Buku Kami Tidak Seragam dari Sanggar Anak Alam Yogya

Jika orientasi pendidikan hanyalah urusan duniawi semata, maka apalah guna nyalimu? Ia bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan materi” (Sanggar Anak Alam)

Setiap kali ada karya siswa yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya melebihi harapan guru, di situ saya selalu merasa takjub dengan potensi anak-anak. Apresiasi yang besar juga saya sampaikan untuk para fasilitator yang mengantarkan proses belajar menyenangkan. Fasilitator yang mampu memfasilitasi anak hingga mengeluarkan potensi terbaik dari dalam dirinya.
Pembelajaran mendalam atau deep learning adalah salah satu fokus pembelajaran yang sering saya lakukan. Untuk diri saya, pembelajaran mendalam membuat saya memahami sisi-sisi lain dari setiap hal yang saya pelajari. Sementara mengantarkan asyiknya pembelajaran mendalam buat anak menjadi pengantara agar anak tidak sekadar belajar saja. Lebih dari sekadar belajar tetapi memaknai, mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam keseharian, dan mampu menjadi bagian utuh dalam dirinya yang tidak terpisah satu sama lain.
Mula-mula lewat proses berpikir mendalam pada setiap kejadian atau pada setiap pelajaran setelah itu terbiasa melakukannya dalam keseharian. Berpikir mendalam akan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan penting yang akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pertanyaan menjadi jalan masuk untuk mempelajari sesuatu, penuh rasa ingin tahu, takjub, kemudian bertanya sesuatu yang mendasar lewat ‘mengapa?’. Mengapa begini, mengapa begitu, bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana jika begini, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan terbuka yang membuat gairah untuk mencari tahu semakin besar.
Peran Guru
Guru di jaman sekarang bukan lagi sosok super yang tahu segala hal. Guru bukan lagi sumber ilmu pengetahuan. Guru sekarang harus bisa menjadi fasilitator untuk pembelajaran anak. Membangun kemandirian anak agar mampu belajar dengan cara sendiri. Guru tidak perlu tahu segala sesuatu karena bantuan teknologi membuat anak bisa mengakses sendiri pengetahuan yang ingin ia dapatkan. Guru hanya memberikan sebuah stimulan tentang bagaimana mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut. Guru tak perlu menjawab semua pertanyaan karena hal ini bisa membuat anak tergantung segalanya kepada guru. Efeknya saat tidak ada guru, anak menjadi malas untuk belajar mandiri, belajar mencaru tahu sendiri, ngulik, dan efek kemalasan lainnya.
Guru yang baik di jaman sekarang harus mampu menyesuaikan kebutuhan pembelajaran anak dengan memfasilitasi pembelajaran di mana pun dan kapan pun. Jika sudah memahami konsep pengalaman adalah guru terbaik, maka sebaik-baiknya guru cukup dengan memberikan pengalaman pada tiap anak didiknya kemudian biarkan anak yang mengambil pelajaran dari pengalaman yang sudah dialaminya.
Less is more, semakin sedikit guru berperan dalam kehidupan anak maka semakin besar potensi anak untuk belajar lewat pengalaman dirinya sendiri. Demikian juga sebaliknya semakin besar peran guru, maka semakin kecil peran anak untuk belajar mandiri.
Sanggar Anak Alam Yogyakarta (salamjogja.wordpress.com)
Pembelajaran mendalam di Sanggar Anak Alam
Lewat pengalaman yang dilalui bersama teman-temannya, anak-anak di Sanggar Anak Alam Yogyakarta mampu mengambil pelajaran penting yang berguna untuk kehidupannya. Anak-anak yang karyanya ditulis dalam buku Kami Tidak Seragam menunjukan kedalaman berpikir yang sangat menarik. Sebut saja Natalia Nane atau Nane anak kelas 6 yang menuliskan pengalaman bertanding badminton. Ia tidak sekadar bermain badminton, ia tidak sekadar bertanding, ia tidak sekadar berlatih, ia mengambil pelajaran penting dari kegiatan yang dilakukannya.
Di buku itu menulis “Selama ini aku dilatih dan disiapkan oleh Pak Ari untuk menjadi pemain tunggal. Pemain tunggal biasanya mengupayakan agar lawan bergerak ke sekeliling lapangan sesering mungkin, dan agar dia berpindah dari posisi basis atau pangkalannya. Pada akhirnya, lawan terpaksa melakukan pukulan yang lemah, agar bola itu bisa dipukul jatuh. Dan lawan harus dibuat bergerak pontang-panting terus, dengan mengubah teknik pukulan dari dropshot ke lop dan melakukan lop sedalam mungkin ke sudut backhandnnya”.
Di akhir ia juga menulis sebuah pengalaman yang sangat indah “Untuk menjadi pemain badminton yang berhasil, aku harus disiplin berlatih, makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan berdoa kepada Tuhan agar membantu serta merestui usahaku ini”.
Di cerita yang lain, Elang Sakti Wiwardana kelas 5 misalnya menuliskan sisi yang menarik tentang proses pembelajaran mendalam ini. Risetnya tentang kegiatan memancing. Dari kegiatan memancing ia menulis pembelajaran yang ia dapatkan. Misalnya ia menulis “menunggu ikan itu sangat lama dan membutuhkan kesabaran yang tinggi....... Memancing itu butuh kesabaran, walaupun aku tidak dapat ikan tetapi aku tetap senang”. Kesenangan adalah awal dari pembelajaran yang bermakna. Dengan senang hati ia tidak akan merasa capai untuk belajar bahkan ia tidak merasa sedang belajar padahal banyak sekali pembelajaran yang ia dapatkan.
Kedua cerita singkat itu sangat indah dan dalam bukan? Yah buat saya, ia tidak sekadar memancing, bermain, dan berlatih saja tetapi ia membagi tips dan pelajaran penting dari sebuah pengalaman yang sudah dilaluinya. Pengalaman yang dituliskan Nane buat beberapa anak yang berlatih mungkin saja terlewatkan. Demikian juga pengalaman memancing Elang, bisa terlewatkan begitu saja karena berbagai alasan seperti capai dan malas berpikir. Sayangnya hal itu tidak berlaku buat mereka. Mereka tetap mengambil pelajaran dari kegiatan mancing atau berlatih badminton. Jangan lupakan berdoa kepada Tuhan, kedalaman spiritualisme muncul dari seorang anak kelas 6 lewat kegiatan berlatih badminton. Persis seperti kutipan di atas, “Jika orientasi pendidikan hanyalah urusan duniawi semata, maka apalah guna nyalimu? Ia bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan materi”. Ayo sebarkan semangat pembelajaran mendalam karena pendidikan bukan sekadar urusan duniawi, ada yang lebih dalam dari itu!

Kami Tidak Seragam, Rekam Jejak Anak Salam (Iden Wildensyah)



Share:

Kamis, November 10, 2016

Cerita Menarik Ketika Kami Tidak Seragam Dari Buku Rekam Jejak Anak Salam

Orang banyak berkonsentrasi belajar dari buku dan melupakan untuk belajar dari alam bebas yang sebenarnya lebih kaya, alam terkembang jadi guruRabindranath Tagore

Belajar di era teknologi sekarang semakin terbuka dan mudah. Kemudahan yang didapat kemudian memberikan dua sisi mata uang yang menarik. Di satu sisi membuat semua orang bisa melek informasi setiap waktu, di sisi yang lain membuat beberapa orang malas untuk mencari sesuatu yang baru ketika merasa semua bisa disediakan dengan mudah. Keseimbangan untuk tetap mencari sesuatu yang baru lewat kegiatan sehari-hari menjadi sangat penting. Salah satu kuncinya adalah melatih bertanya!
Di dunia pendidikan sekarang, di mana semua kemudahan sudah tampak di depan mata, kemampuan bertanya itu menjadi sangat penting. Melatih anak untuk bertanya menjadi sebuah tantangan tersendiri setidaknya buat saya selama bergiat di sekolah alternatif. Pada awal bergiat di sekolah, anak sangat sulit untuk bertanya. Kesulitan anak untuk bertanya ini bisa jadi efek dari metode pembelajaran sebelumnya yang masih konvensional seperti anak duduk dan guru ceramah seharian penuh. Duduk pasif dan hanya mengulang kata-kata gurunya. Giliran diberikan kesempatan bertanya, semua membisu begitu saja. Kemampuan bertanya diawali oleh kemerdekaan yang harus dimiliki anak, anak yang merdeka tidak akan merasa sungkan untuk bertanya. Bertanya tentang fenomena alam, bertanya tentang keseharian, bertanya tentang pelajaran, bertanya tentang keterkaitan materi satu dengan materi lainya, dan pertanyaan lainnya. Buat saya munculnya kemampuan bertanya ini juga diawali oleh guru yang merdeka yang siap memberikan cara untuk mengarahkan anak mendapatkan jawaban. Bukan guru yang menjawab semua pertanyaan anak sehingga anak menjadi dimanjakan oleh ketersediaan jawaban yang spontan dijawab saat ada pertanyaan dari anak.
Kami Tidak Seragam, Rekam Jejak Anak Salam (Iden Wildensyah)

Membangun keterampilan untuk berlatih bertanya menjadi pengantar menarik buku Kami Tidak Seragam karya Sanggar Anak Alam Yogyakarta. Sanggar Anak Alam yang dikenal dengan nama SALAM ini membagikan proses pembelajaran menarik lewat buku. Toto Rahardjo dalam pengantar buku menuliskan bahwa proses belajar pada dasarnya melatih berpikir, tidak sekadar menambah pengetahuan, pendidikan tidak berhenti dalam dunia persekolahan tetapi merupakan proses belajar sepanjang hayat.
Mengaitkan Pembelajaran
Kemampuan bertanya bisa mewujud dalam bentuk praktik pembelajaran di sekolah yang selalu mengaitkan antara teori dengan realitas. Kemampuan mengaitkan ini menjadi sangat penting karena anak akan belajar menyeluruh dari satu aspek yang dipelajari. Nah, salah satu permasalahan besar pendidikan di Indonesia adalah sekolah hanya fokus pada ranah teori pengetahuan saja tetapi lupa mengaitkannya dengan realitas. Lewat daur belajar yang dipraktikan di SALAM Yogya, anak diajak untuk mengenal, memahami asal usul, sebab akibat, struktur sejak dari menemukan data, fakta, sampai dengan kesimpulan.
Praktik-praktik yang berdasarkan daur belajar tersebut muncul dalam bentuk laporan yang menarik serta cerita-cerita yang unik dari persfektif anak. Misalnya pada halaman 67 seorang anak kelas 4 menuliskan tentang riset jus jeruk. Dalam riset tersebut anak tidak sekadar melihat buah jeruk saja, ia menuliskan juga alasan pemilihan jeruk. Walaupun tetap saja ada faktor ibu dalam memilih jeruk tersebut. Ia menuliskan manfaat jeruk manis, menggambarkan bagian-bagian dari buah jeruk, kemudian menggambarkan daur hidup jeruk dari mulai biji lalu tumbuh tunas menjadi pohon lalu berbuah dan kembali ada biji.
Dalam cerita laporan riset jus jeruk, ia menuliskan “Sebelum membuat jus jeruk aku mencuci alat pemerasnya. Setelah itu aku memotong 2 jeruk lalu aku peras. Setelah itu aku memotong 4 jeruk terus aku memerasnya lalu dimasukan dalam gelas lalu aku yang minum.... “
Banyak sekali kisah-kisah lain sebagai hasil pembelajaran menyenangkan di SALAM Yogya yang ada dalam buku tersebut. Hampir kesemuanya memiliki keterkaitan yang kuat dengan kehidupan ini. Tidak ada yang terpisah satu sama lain. Anak menuliskan pengalaman di sekolah dan juga kegiatan di luar sekolah. Bidang-bidang yang ada dalam kehidupan bercampur baur dalam buku setebal 144 Halaman ini. Sebut saja fotografi, olahraga, musik, pertanian, teknologi, elektronika, lengkap menjadi kesatuan yang utuh dalam pembelajaran di sekolah.
Tidak Seragam Itu Pilihan
Di tengah penyeragaman-penyeragaman yang kencang dihembuskan oleh berbagai pihak, memilih tidak seragam adalah sebuah hal yang sangat menarik. Penyeragaman bisa muncul dalam berbagai wujud yang menyeramkan. Sebut saja proses standarisasi sekolah-sekolah mulai dari seragam anak-anak, seragam guru, bentuk bangunan yang sama, bahkan buku paket juga diseragamkan atas nama pemerataan pendidikan. Pada kenyataan, pendidikan seharusnya bisa mengapresiasi keberagaman manusia. Manusia beragam dalam banyak hal, latar belajang budaya, adat istiadat, dan keberagaman lainnya yang mendasari Bhineka Tunggal Ika.
Tidak seragam bisa dikaitkan sebagai bentuk pakaian yang dipakai sehari-hari dengan membebaskan anak untuk memakai baju apapun yang penting sopan dan juga lebih dalam dari sekadar fisik yaitu pemikiran. Keberagaman pemikiran hendaknya menjadi acuan untuk tetap bisa saling berkolaborasi satu sama lain. Hasil riset anak-anak di SALAM Yogya ini memunculkan keberagaman dalam pemikiran anak-anak yang khas. Yah, mereka tidak seragam bukan saja pakaiannya tetapi juga pemikirannya.
Saya merasakan banyak sekali pembelajaran yang bisa diserap dari proses belajar anak di SALAM Yogya ini, proses belajar yang sangat bermakna sehingga meninggalkan kesan yang mendalam untuk siapa saja yang bergiat bersama-sama di sekolah tersebut. Bukan hanya untuk anak yang sedang belajar, orangtua yang mendampingi, dan fasilitator yang membuka pengalaman baru tetapi juga untuk pembaca seperti saya. Pengalaman yang sangat berharga untuk menjadi referensi dalam mendidik anak. Inilah sebentuk solusi praktis dan kreatif untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Praktik pendidikan  di lapangan yang menarik. Tidak sekadar berteori saja persis seperti penutup dalam buku “Daripada sibuk bersungut tentang isu-isu pendidikan yang terasa makin seragam dan tidak masuk akal, saya memilih untuk belajar lagi tentang apa sesungguhnya makna belajar. Mengutip sebuah cara pandang SALAM: Belajarlah dimanapun kamu berada, karena pengetahuan sesungguhnya ada di setiap hembusan nafas”
Share:

Rabu, November 09, 2016

Inspirasi Guru Kreatif Ala Master Shifu Yang Perlu Kita Contoh

"Po, wait. What goes on inside your head I do not always understand. But what goes on in your heart will never let us down" Master Shifu

Dalam film Kungfu Panda, ada sosok guru yang sangat inspiratif menurut saya. Di awali dari sosok guru Master Oogway yang mampu melihat lebih dalam kemampuan Po yang tidak dilihat oleh orang lain. Master Oogway menepis semua keraguan dari luar tentang sosok calon Pendekar Naga. Master Oogway tidak melihat tampilan luar Po yang berbadan besar, cepat merasa lelah, bergerak tidak taktis, bukan pendekar kungfu ideal yang sudah menguasai ilmu sebelumnya, dan segala keraguan atas diri Po.
Inspirasi Guru Kreatif Ala Master Shifu Yang Perlu Kita Contoh
Keraguan pemilihan Po sebagai calon Pendekar Naga ini muncul juga dari dalam diri Master Shifu. Ia tak habis pikir ketika Master Oogway menunjukan bahwa Po adalah calon Pendekar Naga. Berkali-kali ia meyakinkan jika Po adalah pilihan yang salah tapi Master Oogway yakin dengan pilihannya. Master Shifu yang sudah sangat percaya dengan kemampuan mumpuni dari Master Oogway tidak bisa mengelak.
Di sinilah petualangan guru dan murid dimulai, Master Shifu harus mengajarkan kungfu yang tepat kepada muridnya yang secara penampilan luar tidak menunjukan sosok sebagai pendekar. Berkali-kali ia menggunakan cara yang ia lakukan kepada murid-muridnya. Ia merasa satu-satunya cara mengajarkan ilmu kungfu yang tepat adalah dengan metode yang ia sudah lakukan sebelumnya. Sebanyak itu pula ia mengalami kegagalan. Po, berbeda! Po bukan Pendekar Kungfu sebelumnya.
Po hanya seorang anak pungut dari pedagang mie, bakpau, dimsum, cokelat cake, teh hijau, dan semua jenis makanan lainnya. Di kepalanya hanya ada makanan, bukan ilmu kungfu. Setiap kali merasa lelah, makanan adalah hal yang terbayang dalam dirinya. Ia hanya punya satu keyakinan dan tekad bahwa ia adalah pendekar naga!
Nah bisa jadi, tekad dan keyakinan itulah yang membuat Master Oogway yakin dan memilih dirinya untuk dididik menjadi seorang pendekar naga. Walaupun butuh perjuangan yang ekstra bagi Master Shifu untuk mengajarkan kungfu.
Melihat Sisi Yang Lain
Jika saja Master Shifu tidak melihat sisi yang lain dan memaksakan metode pengajarannya kepada Po, maka yakin Po tidak menjadi Pendekar Naga. Semuanya hanya akan berakhir pada keputusasaan antara keduanya, Po tidak berhasil karena capai dan Master Shifu berakhir karena putus asa. Lelah dan berakhir sudah cerita pendidikannya. Beruntungnya, sisi kreatif seorang guru muncul. Master Shifu melihat potensi lain yang bisa dijadikan sebagai pengantar bahan ajar ilmu kungfu lewat makanan.
Yah, makanan menjadi jalan masuk untuk Po belajar ilmu kungfu. Hasilnya secara tanpa sadar Po menguasai beberapa ilmu kungfu. Po juga semakin bisa menguasai dirinya dengan cara memikirkan makanan pada hal yang harus ia kejar, misalnya. Po akhirnya menemukan potensi terbesar dalam dirinya tanpa harus kehilangan hal yang ia sukainya.
Banyak sekali Po di sekitar kita, di dalam kelas-kelas di sekolah sosok seperti Po bisa mewujud dalam bentuk yang beragam tetapi intinya tetap sama. Mereka adalah calon pendekar naga yang harus dilatiha minimal dasar-dasarnya. Selebihnya biarkan mereka berproses sehingga menyadari sendiri siapa dirinya dan apa perannya di muka bumi ini.
Mendidik ragam anak seperti Po membutuhkan kejelian guru untuk mendapatkan celah masuk pada dirinya. Kita tidak bisa memaksakan hanya satu cara belajar untuk semua anak yang kita didik. Jika di kelas ada 20 orang berarti harus ada dua puluh atau bahkan lebih cara mendekati anak untuk belajar sesuai dengan caranya agar efektif. Guru yang kreatif harus mampu menemukan cara-cara kreatif dalam mendidik. Menemukan cara dari anak didik sendiri atau referensi dari guru yang lain untuk mengantarkan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelas.   
Cari sisi lainnya untuk mengeluarkan potensi terbesar yang ada dalam diri anak didik. Jangan sama ratakan setiap anak dalam belajar, terlebih jangan buat kompetisi di kelas tetapi bangunlah kolaborasi satu sama lain agar anak menikmati setiap proses belajarnya di kelas. Dengan berkolaborasi satu sama lain maka setiap anak dituntut untuk bisa bekerja sama, anak dituntut untuk bisa berempati dengan temannya, anak dituntut dari dalam dirinya sendiri. Tuntutan yang datang bukan dari luar tetapi harus dari dalam dirinya. Inilah kesadaran belajar yang akan membuat anak mandiri. Kesadaran belajar yang tumbuh dari dalam diri anak. Kesadaran untuk menjadi pembelajar yang merdeka. 
Share:

Selasa, November 08, 2016

Mendongeng Adalah Salah Satu Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan

"Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it" -Hannah Arendt-

Sudah lama saya menggunakan media mendongeng sebagai bagian dari pembelajaran menarik. Dongeng adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Dalam dongeng terdapat banyak petuah-petuah dari orangtua yang disampaikan melalui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Dongeng adalah sebuah hiburan yang selalu dinantikan pada zaman dahulu. Biasanya dilakukan menjelang tidur. Seorang tua duduk di tengah-tengah kemudian dilingkari oleh generasi muda. Mereka adalah anak-anak usia sekolah yang selalu disuruh orangtuanya untuk mendengarkan dongeng dan kisah-kisah yang akan disampaikan oleh pendongengnya.

Kebajikan jaman dahulu disampaikan melalui dongeng! Mendongeng Menjadi Salah Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan
Di rumah, orangtua biasanya akan mendongeng untuk anak-anaknya sebelum tidur. Setelah maghrib kemudian berkumpul di ruang tengah dan mulailah mendengarkan cerita-cerita yang menarik. Ada yang diikuti dengan makanan ringan dan minuman penghangat. Seperti kacang tanah, ubi, goreng singkong, dan lain-lain.

Dongeng-dongeng yang dituturkan beragam mulai dari kisah kebajikan sampai legenda-legenda. Tokoh-tokohnya seperti hewan atau manusia yang ada pada masa lampau. Hewan-hewan akan diceritakan dengan jenaka dan sesekali mengundang tawa anak-anak. Tetapi sesekali juga akan membawa kisah tragis. Pendongeng biasanya jarang memberikan nasehat-nasehat setelah mendongeng. Ia akan memberikan seutuhnya kepada pendengarnya untuk mengambil makna dan pelajaran dari dongeng yang sudah dituturkannya.

Di kelas, saya juga meneruskan tradisi dongeng ini. Biasanya saya ambil dari buku kumpulan dongen yang dikumpulkan oleh Grimm Brother dan juga buku-buku lainnya yang mendukung terutama untuk dongeng bahasa Sunda seperti dongeng sakadang kuya dan sakadang kancil. ada juga buku Pamekar Basa yang menceritakan kisah seorang anak kelas 3 bersama keluarganya di kampung. Di buku itu, ada kisah-kisah dongeng sunda-nya.

Seperti kata Hannah Arendt "Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it"  Yah memilih dongeng sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena dalam dongeng ada banyak makna yang menarik untuk menjadi pembelajaran tanpa merasa sedang belajar, diceramahi tanpa merasa diceramahi, disalahkan tanpa merasa disalahkan. Khusus untuk kesalahan tentu diceritakan untuk dihindari dan dicari solusinya oleh pendengar tanpa intervensi pendongengnya.

Sampai hari ini, bagi saya mendongeng dan mendengarkan dongeng menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Share:

Senin, November 07, 2016

Pentingnya Membangun Semangat Pembelajaran Mendalam

The essence of deeper learning is changing the manner in which we work with young people.” –Superintendent James Merrill, Virginia Beach Public Schools.

Belajar adalah pengalaman yang dimaknai. Pengalaman yang dimaknai akan membuat kita mengingat semua hal yang kita pelajari. Bagaimana kita memaknai lebih dalam dan bagaimana kita membagi makna tersebut kepada anak-anak adalah salah satu inti pembelajaran mendalam atau dikenal juga dengan nama deeper learning.
Pentingnya Membangun Kemampuan Berpikir Mendalam Untuk Anak-anak 

Saya mengistilahkannya bukan sekadar saja. Bukan sekadar menyampaikan materi, bukan sekadar memberi tahu, bukan sekadar membiasakan. Tetapi lebih dalam dari itu, membuatnya bermakna. Sebuah penjumlahan matematika akan menjadi hanya penjumlahan saja jika tidak dimaknai sebagai bagian dari kehidupan. Kita bisa menghantarkan lebih dalam untuk anak-anak. Harapannya, kelak anak-anak selain mengerti tentang cara-caranya tetapi anak terbiasa juga untuk berpikir secara mendalam pada sesuatu yang ada di sekitar mereka atau pada pengalaman yang mereka dapatkan. Tidak hilang begitu saja.

Hal utama yang harus menjadi perhatian adalah prosesnya berjalan mulai dari fasilitator, guru, orangtua atau siapapun. Anak-anak akan terbiasa bahkan sampai pada tahap menjadi itu melalui proses pembiasaan dari luar. Fasilitator penting untuk memberi referensi tentang berpikir mendalam ini.

Dalam praktiknya, berpikir mendalam bisa dilakukan dengan cara membangun pondasi nilai-nilai baik setiap hari melalui diskusi, worksheet, permainan, dan karya. Melalui penghantaran yang konsisten setiap harinya, nilai-nilai baik itu akan muncul tanpa disadari dalam keseharian anak-anak. Misalnya anak menjadi lebih berpikir solutif ketimbang saling menyalahkan. Anak menjadi lebih tenang dan damai karena merasa menjadi bagian penting dalam berkelompok.

Dalam berinteraksi dengan teman, nilai-nilai baik ini seolah tertanam setiap saat. Kita tidak tahu kedalamannya dalam setiap diri anak saat ia memaknai peristiwa yang terjadi. Kita juga tidak akan tahu proses 'ngajadi' dalam diri anak-anak. Tetapi yang tetap harus kita lakukan adalah terus berusaha menanamkan nilai-nilai baik ini setiap hari. Keseharian yang baik akan menjadi referensi bagi anak kelak ketika ia menjalani hidup secara mandiri.


Share:

Jumat, November 04, 2016

Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Belajar dan bermain adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Jika melihat jauh ke belakang, ke masa dahulu kala bahwa dalam permainan tradisional terdapat banyak pembelajaran yang bisa diambil. Menurut Mohammad Zaini Alif dari Komunitas Hong, lewat permainan tradisional yang sederhana dan dekat dengan alam, anak-anak diberi jalan untuk mencari tahu. Permainan tradisional menjadi media untuk transfer ilmu pengetahuan hidup dari generasi lalu ke generasi yang akan datang. Terdapat 3 unsur inti pembelajaran dalam permainan tradisional yaitu ke sesama manusia, lingkungan dan Tuhan sebagai manifesto spiritualisme.
Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Seiring kemudian muncul sekolah yang dikembangkan oleh para pendatang ke Indonesia dengan pemilahan sekolah inlander dan sekolah pribumi, permainan tradisional pun mengalami sedikit demi sedikit penyusutan. Walaupun di beberapa daerah kegiatan permainan tradisional ini masih dilakukan oleh anak-anak sekolah saat jeda istirahat. Mereka memainkan dengan suasana yang ceria diluar pelajaran. Dari sinilah kemudian menjadi tersekat antara pelajaran dan permainan. Sekat itu yang kemudian menggiring opini terdapat perbedaan mendasar dalam belajar dan bermain.

Sejatinya jika melihat ke permainan tradisional, justru bermain itulah yang menjadi media pembelajaran. Tidak ada sekat antara belajar dan bermain. Opini yang berkembang dengan mensekat definisi bahwa belajar adalah sesuatu yang serius, statis, dan duduk di dalam kelas. Sementara bermain ada sesuatu yang tidak serius, dinamis, dan dilakukan di luar ruangan.

Inilah yang kemudian menjadikan sekolah menjadi sesuatu yang membosankan karena membatasi ruang gerak anak-anak. Padahal, kegiatan utama pada masa anak-anak adalah bermain. Mereka belajar pada saat bermain, mereka mencerna setiap pesan yang kemudian menjadi bekal ketika dia dewasa. Dalam pemikiran anak-anak bisa jadi sebenarnya pendidikan tentang rumus, matematika, sosial, dan budaya terkandung sangat dalam di setiap permainan.

Saat sekarang yang bisa dilakukan salahsatunya mengubah mindset bahwa bermain itu sama dengan belajar. Demikian pula ketika belajar itu sama dengan bermain. Jika demikian terjadi saya yakin belajar bukan lagi sesuatu yang membosankan, belajar akan menjadi sangat menarik sebagaimana anak-anak bermain.
Share:

Rabu, November 02, 2016

Bermain Permainan Tradisional Yang Menyenangkan

Semasa kecil, hari minggu pagi adalah waktunya bermain. Bermain sepuas hati karena punya banyak waktu luang. Semua anak-anak di kampung berkumpul di satu tempat lapang. Satu persatu datang setelah tuntas sarapan atau mengerjakan tugas yang diberikan orangtuanya. Misalnya ada yang disuruh dulu menyiram tanaman, ada yang disuruh mengantar dagangan, dan lain-lain.

Waktunya bermain adalah waktu yang paling menyenangkan. Biasanya permainan yang akan dimainkan seringkali musiman atau usum-usuman. Kalau lagi rame bermain kelereng, hampir setiap waktu bermain kelereng. Kalau lagi rame main petak umpet, pasti main petak umpet. Banyak sekali permainan tradisional yang dimainkan setiap hari minggu.

Banyak sekali contoh-contoh permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak. Misalnya: egrang, permainan dengan bambu yang dinaiki. Keseimbangan adalah kuncinya. Seorang yang hendak menaiki egrang, harus mampu menjaga keseimbangannya.
Bermain jajangkungan atau egrang
Lompat tali yang dimainkan dengan dua orang pemegang tali dan satu orang atau lebih berloncatan di antara dua orang pemegang tali. Tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki juga senang bermain lompat tali ini. Istilah ucing yang akan kebagian memegang tali. Motorik kasar anak, keseimbangan, serta koordinasi antara mata dan gerakan harus benar. Kalau tidak, harmonisasi antara loncatan dan ayunan tali tidak akan terwujud.
Loncat Tali
Gasing. Permainan yang dibuat dari kayu atau bambu ini sangat digemari banyak anak laki-laki. Di berbagai tempat banyak jenis permainan gasing. Ngadu gasing adalah saat dimana dua orang atau lebih saling melemparkan gasingnya kemudian melihat gasing yang paling lama berputar yang akan terpilih sebagai pemenang.
Gasing
Lodong. Permainan ini biasanya khusus dimainkan pada bulan ramadhan saja. Menunggu waktu buka puasa kemudian bermain lodong. Lodong terbuat dari bambu yang ukuran diameter lingkarannya besar. Nama bambunya, awi lodong. Seperti mercon, dengan karbit dan air serta api, lodong akan meledak saat kenai api. Saling berbalas dentuman. Semakin besar semakin bagus dan meriah.
Lodong
Pepeletokan atau bebedilan bambu. Ini permainan perang-perang yang senjatanya dibuat dari bambu dan pelurunya kertas basah. Saat bermain, tiap anak akan berkelompok kemudian menyingkir dan saling serang markasnya. Kalau tim lawan sudah ampun, maka tim satunya lagi tampil sebagai pemenang.
Pepeletokan

Nah, itulah beberapa jenis permainan tradisional. Bermain tidak bisa dipisahkan dengan belajar. Saat bermain maka saat itu juga belajar. 
Share:

Rabu, Oktober 26, 2016

Di Antara Hujan Itu Engkau Menangis Tersedu

Hujan turun deras sekali, sakit hati yang teramat sangat tak dirasanya. Ia berlari dan terus berlari. Derai air mata yang turun sederas air hujan terus membasahi pipinya. Basah yang tidak ia rasakan. Sekujur tubuhnya kini sudah kuyup. Ia tak perdulikan semuanya. Ia ingin pergi sejauh-jauhnya.
Di Antara Hujan itu Engkau Menangis Tersedu
Siang itu di sebuah kampung, di tengah-tengah perkebunan teh. Perkampungan asri yang bersih dengan cuaca yang dingin ketika pagi dan sore hari. Setiap rumah berderet rapi. Rumah yang disebut bedeng itu selalu terlihat kepulan asap. Asap dari perapian untuk menghangatkan ruangan.
Di bagian belakang rumah itu tempat berkumpul keluarga. Di sudutnya terdapat tungku untuk memasak yang juga berfungsi sebagai tempat menghangatkan badan.
Di antara rumah ada sebuah warung yang dijadikan tempat berkumpul para pemuda. Setiap sore selepas bekerja, mereka berkumpul. Bersendagurau, bernyanyi bersama-sama dengan gitar tua yang dibawakan pemuda lainnya. Sesekali, warung itu juga tempat bertemunya pemuda dan pemudi untuk menjalin kasih. Janjian untuk bertemu, mengobrol asyik di bangku taman yang disediakan pemilik warung. Sebuah meja dan beberapa bangku menjadi pelengkap warung. Di atas meja itu, kopi dan berbagai macam gorengan menjadi keharusan agar suasana semakin terasa hangat. Obrolan menjadi tambah menarik dengan kopi yang dituang dalam cangkir.
Cuaca cerah sore adalah kemewahan tersendiri. Menyingkirkan kabut yang biasa menyelubungi. Sinar matahari terasa hangat, berwarna kuning keemasan menelisik masuk di antara ranting dan dedaunan dari pohon besar yang berderet rapi mengelilingi kampung.
Sore itu tak biasa, titik-titik air hujan sudah turun sejak pagi. Matahari tak muncul diganti dengan gerimis dan hembusan udara dingin menusuk kulit. Para pemetik teh yang rutin menuju bukit sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Menggunakan tudung kepala besar, baju hangat dibalut plastik cukup untuk melindungi dari air hujan. Berjalan beriringan sambil bercengkerama satu sama lain. Gurauan itu membuat seharian memetik tak akan terasa capai. Selesai memetik kemudian pergi ke kebun untuk mengambil lalapan sebagai santapan keluarga dibarengi dengan ikan asin dan sambal yang dimasak dadakan.
Sore itu, di warung biasa, di sebuah meja yang dipayungi atap rumbia, dua orang mengadu kasih sedang terjebak perasaan yang tak menentu. Ada kebekuan di antara keduanya. Dingin di luar sedingin hati mereka berdua. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka.
Hujan mulai turun deras. Perempuan tak kuat menahan air mata yang sedari tadi ia tahan. Tak kuat menahan amarah yang muncul begitu saja. Ia berlari ke jalan kampung. Berlari untuk meninggalkan lelaki yang terdiam. Ia tak bisa lagi bersama dengan lelaki yang selama ini ia banggakan. Hujan menyelamatkan dirinya. Air hujan menyamarkan tangisannya. Geluduk menyamarkan isakannya. Ia terus berlari meninggalkan semua kenangan.
Hujan menghapus duka. Hujan melunturkan kenangan indah yang pernah mereka lewati. Buat dia, hujan seolah menjadi obat untuk melupakan lelaki yang ditinggalkannya.
Berbeda dengan perempuan yang terus berlari menghindari, lelaki itu tak kuasa jua menahan tangisannya. Sebuah tangisan dengan sedikit penyesalan harus ia tumpahkan. Ia tidak bisa lagi membohongi hati kecilnya. Masih ada sebuah nama yang terus melekat. Nama yang pernah mengisi hari-harinya. Nama yang terus membayanginya dimanapun berada. Sebuah nama yang menjadi pujaan hatinya. Tetapi kini ia merasa kosong. Nama itu melayang jauh tak tahu kemana sekarang. Wujud dan rupa yang membayang seiring nama itu teringat harus ia lupakan. Ia harus memilih nama lain untuk mengisi hari-harinya. Nama perempuan lain yang menjadi pilihan untuk mengisi hidupnya sampai akhirnya ajal menjemput kelak.
[Bulan Indah Januari]

Share:

Postingan Populer