Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Holistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Holistik. Tampilkan semua postingan

Sabtu, November 21, 2015

2 Contoh Daur Ulang di Lokasi Pertambangan

Selama perjalanan menuju ketinggian Grasberg, ada peringatan agar semua orang yang akan menuju ketinggian tersebut jangan melakukan kegiatan yang sia-sia karena tipisnya kadar oksigen di Grasberg. Prinsip tidak boleh menyia-nyiakan ini mengingatkan saya pada prinsip daur ulang sampah. Prinsip daur ulang ini seyogyanya harus menjadi perhatian semua pihak yang peduli lingkungan. Mendaur ulang berarti membuat sebuah benda yang tadinya tidak bernilai menjadi bernilai kembali. Jika tidak didaur ulang, maka benda tersebut akan menjadi sekumpulan sampah yang kemudian menjadi beban tanah untuk mengurainya kembali. Untuk sampah plastik, dibutuhkan bahkan sampai ribuan tahun untuk terurai kembali.

Sampah jenis plastik menjadi momok yang menakutkan untuk siapapun yang bergerak dan peduli lingkungan. Secara sadar, kampanye lingkungan untuk mengurangi sampah plastik dilakukan dengan rutin. Menolak kemasan plastik saat berbelanja, diet kantong plastik, dan lain-lain adalah dua bentuk upaya mengurangi plastik.

Di lokasi tambang PT Freeport Indonesia baik di Tembagapura atau di daerah area reklamasi MP 21 (departemen lingkungan), terdapat hal yang menarik dalam proses pengolahan sampahnya. Untuk di lokasi lapangan, mengolah sampah-sampah besar seperti ban bekas adalah keharusan karena membuang begitu saja malah menjadi bumerang bagi lingkungan sekitar. Alternatifnya, ban-ban bekas tersebut dibuat menjadi bangunan penahan longsoran pada beberapa titik.

Nah, inilah dua contoh daur ulang yang dilakukan di site yang menarik buat saya.

1.     Pertama, Ban bekas. Mobil kendaraan operasional di lapangan adalah jenis-jenis mobil besar. Tinggi ban mobil truk pengangkut bisa sampai setinggi orang dewasa bahkan untuk beberapa jenis melebihi tinggi badannya. Di lereng yang curam dan potensi longsornya tinggi, ban ban bekas ini kemudian ditumpuk sedemikian rupa menjadi bangunan penahan longsor. Pada beberapa bagian, sudah ditumbuhi dengan rumput-rumput seperti jenis Deschampsia Klossii. Proses mendaurulang ban bekas ini pada melewati banyak tahapan. Menumpuk kemudian mengurug dengan sisa-sisa batuan tambang yang tidak diambil mineralnya.

Daur Ulang Ban Bekas di Area MP 21 (Iden Wildensyah)
Di area MP 21, ban-ban bekas ini menjelma menjadi bahan penutup pinggir kolam ikan di lahan reklamasi. Deretan ban bekas yang disusun sedemikian rupa membuat kolam menjadi lebih indah. Selain ikan-ikan yang hidup seperti sedia kala. Tidak ada bedanya antara kolam di lahan reklamasi dengan kolam di tempat biasa seperti yang sering kita jumpai di masyarakat sunda.

 Kedua, Minyak Jelantah. Minyak jelantah sisa penggorengan dari makanan yang disediakan untuk para karyawan PT Freeport Indonesia tidak terbuang sia-sia. Minyak ini kemudian diolah menjadi biodiesel yang akan digunakan sebagai sumber bahan bakar kendaraan operasional di lokasi tambang seperti bus untuk mengangkut karyawan dan juga kendaraan operasional lainnya.

Itulah dua contoh proses kepedulian lingkungan di lokasi tambang yang serba terbatas. Terbatas karena lokasinya yang jauh dari jangkauan kota. Keterbatasan ini menjadi motivasi untuk melakukan setiap kegiatan dengan seefektif mungkin. Hal yang terbuang sia-sia akan merugikan siapapun. Termasuk saat menginjakan kaki di ketinggian. Dengan selalu berpikir kreatif untuk memaksimalkan barang yang ada agar kembali bernilai, maka kita sudah melangkah lebih maju daripada membuang hal yang akhirnya akan sia-sia.
Share:

Senin, Februari 02, 2015

Mengantar Anak Ke Sekolah

Saat kasus kepolisian vs Komisi Pemberantasan Korupsi, Polisi vs KPK, yang rame disebut sebagai Cicak vs Buaya jilid 2, ada yang menarik perhatian saya. Oh iya, Istilah Cicak vs Buaya ini pertamakali disampaikan oleh Komjen Susno Duadji saat terjadi konflik antara kepolisian dengan KPK. Hal yang menarik dari Cicak vs Buaya ini adalah cerita Bambang Widjojanto yang rutin mengantar jemput sekolah anaknya. Bahkan saat ia ditangkap, ia sedang bersama anaknya usai dijemput dari sekolahnya.

Interaksi Bambang Widjojanto dengan anak juga sangat menarik. Di beberapa group ada broadcast yang sambung bersambung tentang sikap Bambang saat ditangkap kemudian menjelaskan kepada anaknya. Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yg keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yg mau kuliah. Hal ini menunjukan sikap baik seorang ayah. Sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yg akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.

Bambang saat ditangkap dan "diborgol"oleh pihak bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yg sudah berusia 20 tahun. Seorang Bambang sedang menancapkan memori kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.

Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dengan tim bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim. Dalam kondisi seburuk apapun, seorang ayah sebagai pemimpin tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.

Selama ditahan di bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak ttg pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya. Bambang menunjukan diri sebagai seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.

Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan "ini konsekuensi dari pekerjaan ayah". Yah, seorang ayah sebagai pemimpin harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yg tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan.

Mengantar Anak

Mari kembali ke fokus mengantar anak. Di jaman yang serbacepat ini, tuntutan pekerjaan seolah mengalir dengan deras. Tuntutan untuk datang tepat waktu dan pulang tepat waktu dari tempat bekerja seolah mengasingkan manusia dari hal-hal kecil yang bermakna besar. Tuntutan itu sudah menjauhkan manusia untuk berinteraksi dengan anak secara sehat dari pagi sampai malam. Bahkan saking sibuknya ada istilah orangtua weekend. Orangtua yang hanya merasakan perannya di akhir pekan. Itupun terkadang karena capeknya bekerja dari senin sampai sabtu, tak jarang orangtua yang mengabaikan anak-anak bahkan di hari sabtu dan minggu.

Mengalihkan pengasuhan dengan membayar orang lain adalah solusi instan yang hasilnya tak akan baik untuk anak-anak. Orangtua terasing dari anak-anaknya sementara anak-anak butuh perhatian orangtuanya. Fakta banyak anak yang melakukan bunuh diri atau terjerembab dalam lubang obat-obatan terlarang berawal dari kurangnya perhatian rumah atau orangtua terhadap anak-anaknya.

Mengantar anak sekolah di saat ini adalah pengalaman paling langka. Orangtua sebaiknya menggunakan moment mengantar ke sekolah sebagai awal membangun kedekatan yang baik. Angkat topi untuk orangtua yang memiliki keberanian untuk tidak terjebak dalam rutinitas pekerjaan.

Buat saya, tak peduli masalah kesiangan di tempat kerja saat anak merasa membutuhkan, saya akan paksakan untuk bisa memenuhinya. Melihat pentingnya proses mengantar atau jemput anak, saya bersyukur tak pernah hilang kesempatan mengantar anak di pagi hari ke sekolahnya. Saya merasakan kedekatan ketika berjalan bersama anak. Ini juga harus menjadi perhatian banyak orangtua untuk selalu meluangkan waktunya untuk anak-anak sesibuk apapun pekerjaannya.




Bambang Widjojanto (sumber foto Kompas.com)
Share:

Selasa, Desember 23, 2014

Camping Bersama Anak

Dalam pendidikan holistik, bergiat di alam terbuka adalah sebuah hal yang menyenangkan. Ada banyak muatan pendidikan hidup saat anak-anak camping. Dengan camping di alam terbuka, anak bisa bebas bermain sambil belajar untuk hidup mandiri. Alam terbuka mengajarkan kita kemandirian. Misalnya mengurus diri sendiri saat kedinginan, memasak sendiri, dll.
Camping (www.pixgood.com)
Berkemah dengan anak membutuhkan ekstra persiapan. Persiapan yang matang sangat diperlukan demi kelancaran acara di alam terbuka. Dari pengalaman memfasilitasi camping anak-anak, persiapan teknis dan nonteknis itu sangat penting. Misalnya menyiapkan mental anak-anak tentang kondisi alam terbuka yang kadang tidak bisa diprediksi. Kalau bersama anak yang berkebutuhan khusus, persiapan ekstra harus lebih lagi agar mereka juga sama-sama siap untuk bergiat.

Ada beberapa tips praktis untuk anda jika hendak berkemah dengan anak yang saya rangkum dari berbagai sumber. 
1. Pilih waktu yang tepat
Bergiat di alam terbuka itu unpredictable. Cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Kalau sedang musim hujan bisa tiba-tiba hujan besar atau hujan gerimis. Lebih parah lagi kalau tiba-tiba ada badai. Nah untuk menyikapi ini, pilihlah saat waktu relatif stabil. Cuaca tidak cepat berubah sehingga alur acara di alam terbuka bisa lancar.

2. Pastikan kondisi tenda aman dan nyaman
Pilihlah tenda dengan ukuran yang pas sesuai kebutuhan agar bisa istirahat nyaman. Jangan kebesaran atau juga kekecilan. Kondisi tenda yang prima, struktur yang kuat, dan tahan angin juga tahan air. Pilih juga tempat camping yang kering, terlindung dari angin, dan pastikan letaknya dekat dengan sarana umum misalnya toilet. 
Dengan kondisi tenda yang baik dan nyaman, anak bisa istirahat dengan optimal dan siap untuk petualangan keesokan harinya.

3. Siapkan perlengkapan dengan baik
Perlengkapan seperti baju hangat, raincoat, baju ganti, dll perlu dipersiapkan dengan matang. Perlengkapan yang baik disimpan dalam tas, dipacking dengan tepat agar tidak berantakan saat memasukan atau mengeluarkan barang-barang saat dibutuhkan.

4. Bekal makanan bergizi
Makanan adalah faktor penting selama bergiat di alam terbuka. Makanan memungkinkan anak untuk bergiat dengan optimal mengikuti semua rangkaian acara. Sesuai tahap tumbuh kembangnya, di fase anak-anak ini makanan sangat penting. Anak-anak bahkan cenderung lebih mudah lapar. Sediakan makanan ringan yang praktis untuk mengantisipasi kondisi darurat.

5. Dekat dengan sumber air bersih
Air bersih adalah kebutuhan primer dimanapun berada terutama saat camping bersama anak-anak. Untuk itu pilihlah lokasi camping yang memiliki akses ke tempat air bersih. Jika tidak ada, siapkan bekal air bersih sebanyakmungkin. Air sungai bisa menjadi alternatif. Sumber air sungai di gunung relatif lebih bersih dan karena belum tercemar. Mandi di sungai bisa menjadi pengalaman menarik buat anak-anak. Pastikan selalu dalam pengawasan orang dewasa agar keamanannya terjaga.

6. Bawa mainan atau buku cerita
Tujuan camping bisa menjadi alternatif untuk melepaskan kebiasaan rutinitas sehari-hari. Lepasnya rutinitas dalam keseharian anak-anak akan terasa berat buat mereka. Gejala yang muncul dari mereka misalnya rewel pada jam-jam tertentu. Nah untuk mengantisipasi hal ini, buku cerita dan mainan kesayangannya akan mengobati rewel tersebut. Paling tidak bisa menjadi pengalih perhatian mereka. Pada saat-saat tertentu, membacakan buku cerita di alam terbuka akan memberikan pengalaman yang baru buat anak-anak.

Camping bersama anak-anak bisa menghadirkan pengalaman menarik buat mereka. Sebaik-baiknya guru adalah pengalaman. Semakin banyak anak merasakan pengalaman secara langsung, ia akan belajar banyak dari pengalaman tersebut. Jadi, ayo persiapkan acara camping bersama anak-anak. Dijamin seru!

Share:

Perubahan

“Tidak ada yang tetap kecuali perubahan “ Heraclitus

Change! (www.excella.com)
Orang Yunani itu mengingatkan kita bahwa hukum alam semesta adalah perubahan. Musim datang silih berganti. Tidak ada yang tetap. Ini sifat mendasar, tetapi tampaknya kita terkadang melupakan hukum itu sehingga mengalami kekecewaan dan kesengsaraan yang tak perlu. Segalanya berubah. Hidup ini dinamis. Itulah yang membuatnya indah. Perubahan itu memaksa kita untuk bertindak.

“Anda adalah bagian dari alam semesta, seperti halnya bintang dan pepohonan, dan anda berumah tinggal disini. Dan entah anda memahaminya atau tidak, alam ini membuka dirinnya” – Desiderata-
“Sebuah pohon sebesar anda bermula dari sebuah biji yang sangat kecil, perjalanan sejauh satu mil dimulai dari satu langkah kecil’ – Lao tse-
“Imajinasi menguasai dunia” –Disraeli-

Setiap kita yang bergiat dalam dunia kreatif, perubahan itu banyak jenisnya, ada perubahan sosial, perubahan sosial budaya, perubahan kimia, dan perubahan wujud benda. perubahan adalah sesuatu yang biasa saja. Adanya perubahan yang menyebabkan kita terus bergiat dengan kreatif. Perubahan membuat segalanya dinamis. Ada perubahan berarti adanya kehidupan. Hidup yang rata dianggap sebagai hidup yang biasa-biasa saja. Tetapi hidup yang penuh dinamika menjadi lebih menarik dan menantang. Inilah hidup yang selalu berubah persis seperti hari yang berubah setiap waktu, detik yang berubah setiap saat, dan apapun yang hidup dan tak hidup sekalipun selalu berubah.


Perubahan wujud benda mengingatkan saya pada pelajaran  di sekolah dasar, ada banyak perubahan benda. Misalnya perubahan benda dari air menjadi es, perubahan benda dari es menjadi uap, perubahan benda dari gas ke air, dan masih banyak lagi perubahan benda tersebut. Jangan lupakan juga perubahan kimia. Dalam tubuh kita terjadi banyak reaksi dan terjadi proses perubahan kimia.Makanan salah satu contoh perubahan kimia yang bisa kita lihat secara langsung. Dari makanan yang mengandung karbohidrat kemudian mengalami perubahan kimia menjadi banyak fungsi yang dibutuhkan untuk hidup kita.Terima kasih kepada Andrew Matthews "Being Bappy"-nya, Buku ini salah satu buku inspiratif untuk para pekerja kreatif yang selalu mendidik kreatif. Buku ini tentang perubahan hidup, tentang perubahan wujud, dan perubahan manusia yang berguna untuk dibaca.


Share:

Selasa, November 25, 2014

Membongkar Prototipe Guru Lama


Prototipe (pro·to·ti·pe) n model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas. Dalam istilah internet Prototipe adalah model kerja dasar dari pengembangan sebuah program (software) atau perangkat lunak. Prototipe dalam Bahasa Inggris “prototype” disebut juga dengan purwarupa. Prototipe biasanya dibuat sebagai model untuk tujuan demonstrasi atau sebagai bagian dari proses pengembangan atau pembuatan sebuah software
Ikuti di twitter @kreatifmendidik untuk melihat 
alternatif pembelajaran menarik
Kata prototipe berasal dari Bahasa Latin, yaitu kata “proto” yang berarti asli, dan “typus” yang berarti bentuk atau model. Dalam konteks non-teknis, prototipe adalah contoh khusus sebagai wakil dari kategori tertentu. Dalam bidang desain, prototipe atau purwarupa atau disebut juga dengan arketipe adalah bentuk awal sebagai contoh atau standar ukuran dari sebuah entitas. Sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi dikarenakan salah satu inti ajaran agama Sikh adalah kepercayaan terhadap ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah pendiri agama ini. Orang India, Cina, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu, seorang guru sangat dihormati dan terkenal di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk mendapat keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang tua mereka.

Secara formal di Indonesia, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.

Gambaran Guru

Inilah gambaran umum guru yang sering muncul dibenak masing-masing orang. Berkumis bisa tipis atau tebal, berambut rapi, berkacamata dan bersafari rapi. Sayapun dulu sempat membayangkan bahwa guru itu bentuknya seperti ini. Oh iya, kata teman saya selain rapi dan selalu klimis, juga senang meroko (Maaf ini sering saya temukan pada beberapa guru sekolah saat rapat nun jauh di tempat yang dirahasiakan).

Guru-guru seperti ini, seperti gambaran umum yang selalu muncul lengkap dengan motornya yaitu vespa adalah ciri khas guru yang selalu baik. Ia mampu memberikan kesan yang mendalam kepada semua masyarakat tentang sisi guru yang baik. Kesan ini bisa terus menerus menempel dalam diri masyarakat sehingga ia bisa dikenang terus bahkan sampai rambut, kumis tipisnya, baju safarinya, dan juga suara klakson vespanya. Berkahilah para guru ya Tuhanku!

Guru Sekarang
Tanpa mengurangi rasa hormat pada semua guru yang sudah berpakaian rapi dan tampil berkesan, saya sebenarnya lama mengidam-idamkan sebuah bentuk baru dari guru-guru yang ada di Indonesia. Saya pernah mendengar di sebuah sekolah di Kota Yogyakarta, tatanan rapi dalam bentuk fisik ini pernah didobraknya. Mereka membolehkan gurunya tampil kasual, memakai celana jeans, kaos oblong, dan rambut yang bisa dipanjangkan.

Di sebuah sekolah di Kota Bandung, ternyata saya menemukan bentuk-bentuk baru guru yang lebih fresh dan tampil natural. Guru-gurunya bisa dibilang kreatif dan mungkin saja melanggar pakem guru yang ada dalam gambaran dahulu. Memakai kaos, bercelana jeans, rambut gondrong, dll. Kreatifitas mereka menjadi modal dalam mendidik anak-anaknya di kelas.
Mereka lebih terlihat segar dan kreatif. Wajarlah jika kemudian anak-anak didiknya juga akan lebih kreatif daripada guru-gurunya. Dengan pakaian yang bisa luwes, maka pendekatan ke anak didik pun akan lebih luwes dan dekat. Mereka jadi bisa berinteraksi dengan anak-anak secara bebas. Bebas tapi tetap membangun sikap hormat satu sama lainnya.

Sekedar baju saja ternyata tidak cukup, pakaian itu hanya permukaannya saja, yang harus dilihat lebih dalam adalah jiwa dan semangatnya. Bukan sekedar berpakaian yang harus dibongkar dari guru lama, tetapi juga sikap pembelajar serta karakter pendidik yang harus dijiwai. Pernah beberapa kali saya mengikuti seminar yang pesertanya guru-guru. Sikap mereka tidak menunjukan hormat yang baik pada saat ada pembicara, ada yang asyik mengobrol, main hape, dan terutama pada saat mengantri, ada beberapa guru yang berpakaian safari 'nyelonong' begitu saja. Ia tak mau mengantri. Dan, yang bikin saya gregetan adalah buang puntungnya yang sembarangan. Sangat tidak menunjukan sikap sebagai pendidik yang berbaju safari rapi.

Pada saat mengikrarkan diri kita menjadi guru, maka sewajarnya kita harus menjiwai peran kita sebagai guru. Tak bisa dipisahkan antara kehidupan dalam kelas dengan kehidupan di luar kelas. Kata John Dewey "Education is not preparation for life; education is life itself"Bebaskan diri kita dari pakem-pakem dan gambaran yang kaku tentang guru lama, buat sesuatu yang baru. Kreativitas dalam mendidik sangat menentukan di era sekarang. Guru yang kreatif akan lebih menyenangkan dibandingkan guru yang konvensional dan kaku. (diolah dari berbagai sumber)

Iden Wildensyah (@idenide) saat ini bergiat di Sekolah Alam Bandung.
Mengelola twitter @kreatifmendidik

Share:

Sabtu, November 22, 2014

Olah Sampahmu!

"Buanglah sampah pada tempatnya!" Itu slogan lama. Ajakan untuk membuang sampah itu bisa jadi pada saat itu kebiasaan orang membuang sampah sembarangan. Kemudian disediakan tempat sampahnya maka masalah sampah selesai.

Kini, setelah sistem open dumping sudah usang karena volume sampah yang semakin hari semakin meningkat di Tempat Pembuangan Akhir Sampahnya, maka membuang sampah pada tempatnya menjadi masalah baru. 

Sebuah lembaga yang giat mengampanyekan gerakan zero waste bernama YPBB di Kota Bandung, sudah lama mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah mulai dari diri sendiri. Konsepnya jika semua orang berhasil tidak menghasilkan sampah, maka sampah tidak akan ada. Cara ini sangat ideal untuk mendidik warga kota menjadi lebih kreatif dalam memperlakukan sampah.

Sebagai pendidik, ajakan lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah itu harus terus dikampanyekan. Jangan cukup berhenti hanya sekedar mampu membuang sampah pada tempatnya saja, lebih dari itu mengajak lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah.

Ayoo, olah sampahmu!

Gambar di bawah ini bisa dijadikan referensi buat berkarya



Share:

Senin, November 17, 2014

Merancang

Salahsatu kegiatan di sekolah yang sering saya lakukan adalah merancang. Apapun yang menarik untuk dirancang. Misalnya kendaraan, pesawat, robot, rumah, lingkungan sekolah ideal, dll. Dalam setiap kegiatan merancang, anak dibebaskan untuk berkreasi seunik dirinya. Tidak ada batasan. Jikapun ada instruksi, itu dilakukan semata-mata membuat patokan agar anak bisa menangkap proses pembelajaran dalam rancangannya.

Setiap pelajaran bisa dipadupadankan dalam proses merancang ini. Istilah kerennya bisa diintegrasikan. Misalnya saat belajar tentang sifat bahan, anak bisa merancang dengan jenis bahan yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Anak mengukur berdasarkan imajinasinya. Setelah itu, saat memasuki materi energi dan sumber energi, anak bisa memadukan pengetahuannya tentang energi ke dalam rancangannya. 

Pengetahuan-pengetahuan dasarnya harus diperkuat dalam diri anak-anak. Selanjutnya proses merancang akan semakin menguatkan lagi tentang keterkaitan satu ilmu dengan ilmu pengetahuan lainnya.

Proses kreatif dan imajinasi juga akan semakin terasah dalam diri anak-anak. Mereka akan terbiasa krearif dalam mengolah rancangannya. Misalnya dengan warna-warni yang lebih ekspresif.  Begitu juga penambahan fungsi lain pada setiap rancangannya.

Senang rasanya saat ada anak yang kemudian menjadikan proses rancangannya tidak terpatok pada pelajaran saja atau pada instruksi saja. Ia melakukannya murni karena insiatif sendiri untuk mengimajinasikan sesuatu yang ada dalam pikirannya.

Jadi, ajak terus anak-anak untuk merancang apapun yang ada di dalam pikirannya. Imajinasi yang terasah sejak kecil mampu membuat anak kreatif dikemudian hari. 

Share:

Sabtu, November 15, 2014

Mencintai Matematika

Matematika bagi beberapa anak terlihat seperti menakutkan. Hal ini wajar karena matematika menjadi salah satu pelajaran yang sulit untuk dipahami. Apalagi dengan konsep-konsep yang abstrak, anak-anak sulit untuk membayangkannya. Dengan penghantaran materi yang tidak bertahap, langsung ke hal abstrak, makin sulitlah anak memahaminya.

Di tahap awal, pendidikan matematika untuk anak-anak bisa diawali dengan hal-hal yang nyata. Dari benda yang bisa disentuh dan dirasakan oleh anak tanpa melabeli dengan kata-kata matematika. Hal ini untuk mengajak anak merasakan bahwa matematika adalah bagian dari kehidupan. Bukan sesuatu yang jauh dan hanya dipelajari di sekolah.

Ditahap selanjutnya, ajak anak untuk menghitung misalnya uang saat belanja di pasar. Anak akan terasa langsung pada proses matematika untuk kehidupan. Atau melihat-lihat angka yang tertera pada pelat nomor kemudian ajak main dengan menjumlahkannya saat melihat pelat nomor kendaraan lainnya.

Di rumah, banyak sekali aktivitas yang bisa membuat matematika menjadi sangat menyenangkan. Misalnya permainan kartu, sondah, ular tangga, monopoli, lego, bisa menjadi alternatif lain dalam mengantarkan matematika secara tidak sadar. Misalnya menghitung langkah setelah dadu dilempar, kemudian ajak anak untuk menjumlahkan setelah muncul angka dari dadu.

Kalau di luar ruangan, bisa lebih banyak lagi. Misalnya saat menaiki tangga, ajak anak untuk menghitung setiap langkahnya. Lalu saat melihat ubin yang coraknya menarik, tidak salah untuk menghitungnya kemudian menjumlahkan. 

Mendekatkan matematika dengan kehidupan adalah tugas semua. Jangan dipilah-pilah bahwa seolah matematika hanya ada di sekolah saja. Kesalahan fatal ketika pembelajaran di sekolah dipisahkan dengan keseharian anak-anak. Dengan mendekatkan dalam keseharian anak, saya yakin semua pelajaran akan terasa menyenangkan dan proses belajar akan berlangsung secara terus menerus baik dalam kehidupan anak.

Share:

Rabu, November 12, 2014

Sepatu

Beberapa hari yang lalu saya ke sebuah toko untuk membeli sepatu. Sepatu adalah hal penting dalam menentukan prioritas belanja. Bukan karena penting, mahal, dan berharganya, tetapi karena sulitnya menentukan pilihan sepatu. Saya paling sulit membeli sepatu sendiri. Teorinya sih mudah, cari yang cocok dan sesuai dengan diri kita. Bisa juga dibaca sebagai sepatu yang cocok dengan isi dompet.
Ada banyak kisah menarik tentang sepatu ini. Saking menariknya sebuah cerita sepatu, Dahlan Iskan pernah bercerita banyak tentang hal ini dalam buku cerita yang berjudul "Sepatu Dahlan". Maknanya sangat dalam karena sepatu tersebut adalah kisahnya waktu kecil.

Sepatu juga menjadi bagian yang menarik dalam film "Shaolin Soccer". Seorang perempuan jago Thai Chi penjual martabak, menjahit sepatu Stephen Cow yang sudah usang. Sepatu itu mengantarkan para jagoan mengalahkan manusia teknologi.

Tali Sepatu

Saya mengawali awal sekolah dasar dengan sepatu bertali. Perjuangan pagi hari setelah sarapan sebelum berangkat sekolah adalah menalikan sepatu. Dengan berkali-kali diberi arahan dari orangtua, saya berusaha sekuat tenaga menalikannya. Walaupun hasil belum bagus tetapi dengan usaha yang terus menerus, saya bisa lancar juga ketika memasuki kelas 2 SD. Pernah satu kali waktu ketika pelajaran olahraga, sepatu saya terlepas tetapi karena saat itu belum bisa menalikan, akhirnya dibantu oleh guru olah raga.

Perkembangan sekarang untuk merespon kesulitannya anak dalam memakai sepatu bertali, muncul sepatu tak bertali. Cukup dengan karet pegas saja dibagian yang biasanya ada tali. Anak tinggal memasukan kakinya yang sudah berkaus kaki lalu berangkat ke sekolah. Ringkas dan praktis memang, tetapi dibalik itu ada sesuatu yang terlewat yaitu proses belajar anak.

Anak melewatkan sebuah pembelajaran menarik tentang menalikan sepatu. Keterampilan dasar ini akan menjadi bagian penting dikemudian hari. Dalam sebuah proses menalikan sepatu ada pembelajaran tentang mendengarkan arahan dan melakukan sesuai instruksi. Dengan mendengarkan yang baik, anak bisa menangkap instruksi dengan baik. Di bawah sadarnya, ia akan mengolah setiap informasi yang masuk ke otaknya kemudian ia proses menjadi tindakan. Ketika tindakannya benar, pada saat itu kita bisa melihat anak mengolah dengan baik. Tetapi jika ia terus menerus melakukan kesalahan, bisa jadi ia salah menangkap instruksi atau kita harus introspeksi melihat kembali instruksinya.

Motorik kasar dan halus anak secara tidak langsung diasah sejak pagi hari dari rumah. Motorik kasar dan halus ini bisa kita amati dari proses menyusun rangkaian tali agar bisa menjadi simpul yang benar saat terpasang di sepatu. Misalnya ia menalikan terlalu kencang dengan simpul mati, hasilnya saat ia membuka sepatunya ia akan kesulitan membuka karena tali terikat mati. Beda halnya saat ia langsung memasukan kakinya ke sepatu tanpa proses menalikan. Belum ada penelitian sih tapi rasanya setiap hal kecil yang dilakukan oleh anak akan selalu punya makna buat pembelajaran dirinya.

Ada baiknya selalu ajak anak untuk melewati proses yang menyenangkan dalam kesehariannya termasuk mengikat tali sepatu.




Share:

Rabu, September 18, 2013

Catatan Bergambar

Sejujurnya saya kagum dengan catatan anak-anak sekolah Waldorf yang saya datangi di Thailand. Mereka mencatat dengan sangat indah. Sesuatu yang wajar di sekolah Waldorf karena keindahan adalah bagian dari kehidupan. 
Life is beautiful, hidup itu indah. Mereka, para guru di Waldorf seperti sudah tertanam chip keindahan untuk menginspirasi para murid-muridnya. Demikian juga dengan murid-muridnya yang sudah diberikan bentuk-bentuk keindahan sejak dini. Melalui dongeng atau fairy tale yang diceritakan dari sumber buku Grimm Brother. Keindahan dalam berkarya ini kemudian juga diturunkan dalam bentuk apapun. Misalnya membuat catatan bergambar, membuat ukiran pada kayu, membuat bentuk-bentuk yang menarik rajutan, dan lain-lain.
Ini pula yang mendasari saya membangun semangat keindahan dalam setiap apapun. Menulis bergambar yang indah. 
Sangat kontras memang, di sekolah dulu kita dibedakan antara belajar dan menggambar atau berkarya. Bahkan buku tulisan yang bergambar sering dimarahi guru. 
Nah, sekarang saya balik. Setiap catatan harus diberi gambar agar seimbang otak kiri dan otak kanan. Menulis itu kerja otak kiri sementara menggambar itu kerja otak kanan. Harapannya sih semoga dengan membuat catatan indah itu membangun manusia holistik menjadi kenyataan.
Mencatat itu menyeimbangkan!

Share:

Postingan Populer