Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Anies Baswedan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anies Baswedan. Tampilkan semua postingan

Senin, Juli 27, 2015

Sambutan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI

Pada Upacara Bendera di Hari Pertama Sekolah Tahun Ajaran 2015/2016.


Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua. Kita mengawali hari dengan berkumpul bersama di halaman ini. Kita bersama-sama melaksanakan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan kita, menghormat bendera sembari berbaris rapi sebagai satu komunitas sekolah yang sama. Hari ini istimewa karena inilah hari pertama kita pada tahun ajaran 2015/2016 ini.
Pada hari pertama sekolah ini pula, upacara yang sama ini digelar di setiap sekolah di seluruh penjuru negeri kita tercinta ini. Pada hari ini kalian berdiri rapi bersama saudara-saudara sebayamu dari Sabang sampai Merauke melaksanakan upacara hari pertama memasuki tahun ajaran baru. Semua berseragam rapi, menghormati bendera yang sama, sang dwi warna, menyanyikan lagu kebangsaan yang sama, Indonesia Raya.
Hari ini kita bukan sekadar berkumpul di lapangan. Panjang barisan kalian kalau bergandeng tangan sambung-menyambung akan menghubungkan Kota Sabang di Pulau We hingga Kota Merauke di Papua, yang panjangnya 8.514 km, hingga 4 kali. Berkumpulnya kalian di hari ini adalah juga mengirim pesan bahwa barisan besar ini adalah barisan anak bangsa yang sedang bergerak bersama mendorong kemajuan dan menyongsong masa depan gemilang untuk negeri ini.
Bagi para siswa semua yang saya cintai dan banggakan, di tahun ajaran baru ini, perbaruilah semangat kalian. Belajarlah dengan kesungguhan. Tuntaskanlah setiap pelajaran, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, berlatihlah untuk bisa memimpin dan dipimpin. 
Kalian adalah pemilik masa depan Republik tercinta ini. Kalian tidak hanya sekedar pewaris, tapi di tangan kalianlah masa depan bangsa ini berada. Masa depan negeri ini ada di genggaman anda sekalian! Namun masa depan gemilang tak datang dengan sendirinya, tapi harus diraih melalui kerja keras dan perjuangan, dimulai dari bangku sekolah ini. Pesan saya adalah tinggikan mimpimu, cita-citamu, lalu kerja keraslah, berdoa dengan kesungguhan lalu targetkan pada dirimu bukan hanya berusaha untuk meraih cita-citamu, tapi kalian harus bisa melampaui cita-citamu itu. 
Bagi Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan yang saya hormati dan banggakan, anak-anak didik yang hadir disini adalah amanah dari orang tua dan bangsa. Mereka percayakan pada Ibu dan Bapak untuk mendidik, mencerdaskan dan mencerahkan mereka.
Bagi sebagian Guru, hari ini adalah hari pertama bertugas di kelas baru, mata pelajaran baru atau bertemu dengan siswa-siswa baru. Demikian juga bagi Kepala Sekolah, ini adalah hari pertama menyambut siswa-siswa yang masuk dari jenjang paling bawah. Jangan biarkan upacara setiap Senin ini menjadi sekadar kegiatan seremonial, tapi harus menjadi wahana bagi seluruh warga sekolah untuk berinteraksi secara reguler dan menjadi wahana bagi Kepala Sekolah untuk memberikan paparan dan arahan bagi seluruh warga sekolah secara rutin.
Mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pendidikan kita dengan menyadari bahwa bukan hanya para siswa, tetapi kita semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajar. Mari kita tumbuh kembangkan anak didik kita bukan saja untuk meraih angka-angka tinggi di tiap mata pelajaran, tapi mari kita berikan pada mereka keteladanan dalam berbudi pekerti dan kita tumbuhkan karakter kepemimpinan mereka. Mari kita kembangkan budaya sekolah yang bisa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, bekerja sama dan berkreativitas bagi semua anak didik kita. Mulai hari ini, mari kita kuatkan jalinan silaturahmi sekolah dengan keluarga melalui interaksi yang baik dan rutin antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang Tua/Wali. Mari kita kembangkan semua itu melalui kegiatan intra-kurikular, ekstra-kurikuler maupun kegiatan non-kurikuler. Republik ini membutuhkan generasi baru yang bisa menjawab dan memenangkan tantangan di jamannya nanti. 
Karena itu pulalah, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai babak baru bagi kita semua. Ini saat bagi kita untuk membentuk sekolah menjadi taman, menjadi ekosistem pendidikan yang penuh tantangan tapi menyenangkan bagi semua warganya. Siswa senang belajar di sekolah, guru-guru tulus dan gembira dalam mendidik serta menginspirasi, Kepala Sekolah yang bersemangat membangun budaya baik di sekolahnya serta membina warganya.
Ini juga kesempatan bagi kita untuk memulai pembiasaan dalam ekosistem sekolah ini. Saat kita menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan menjadi karakter dan budaya warganya. Mari biasakan lakukan hal baik, mari kerjakan dengan rutin, karena apa yang kita biasakan akan membentuk budi pekerti kita. 
Perlu diingat bahwa budi pekerti ini bukan hanya tentang siswa, tapi juga budi pekerti dari kita semua di dunia pendidikan; termasuk budi pekerti dari seluruh warga sekolah, dari Siswa, Guru, Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya.
Dalam usaha penumbuhan budi pekerti ini, mari kita libatkan orangtua secara dekat, karena Orangtua dan Guru adalah mitra yang perlu bergandengan tangan saat menuntun tumbuh kembang siswa. Jangan lupakan pula pelibatan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah. Jangan jadikan sekolah sebagai ruang tertutup, namun bukalah satu dindingnya kepada luasnya kenyataan yang ada di masyarakat. Ajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut berbagi kepada siswa di sekolah dan ajak siswa terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat di sekitar sekolah.
Mari kita niatkan ikhtiar ini sebagai langkah awal untuk menumbuhkan siswa kita menjadi anak-anak pembelajar. Langkah pertama di tahun ajaran ini bagi Kepala Sekolah dan Guru untuk menjadi teladan sepanjang tahun. Dan bila kita terus bekerja dengan semangat yang sama di sepanjang tahun dan diikuti tahun-tahun berikutnya, maka kita semua sedang bergerak cepat membentuk bangsa kokoh. 
Para siswa yang sedang berdiri di lapangan ini adalah putra-putri bangsa yang akan memimpin Indonesia saat kita merayakan  100 tahun Indonesia Merdeka. Izinkan anak-anak kita tumbuh semua potensinya, menjadi yang terbaik dari dirinya, dan kelak mereka bisa bersama-sama menjadi generasi baru, pembuat Indonesia jadi negeri maju, sejahtera yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. 
Selamat berjuang sepanjang satu tahun ke depan!
Salam hangat dan hormat dari seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Anies Baswedan
Share:

Selasa, Agustus 19, 2014

Turun Tangan dan Sikap Politik

"Saatnya turun tangan, bukan hanya sekadar urun angan" Anies Baswedan.

Anies Baswedan 
Akhir 2013 dalam satu kesempatan diskusi bersama Anies Baswedan, saya merasa terpanggil untuk turun tangan oleh sebuah ajakan membangun Indonesia. Menuntaskan janji kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu janjinya yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia. 

Anies Baswedan seorang yang menginspirasi saya untuk bergerak bersama-sama membangun Indonesia. Semua manusia Indonesia yang merasa tergerak untuk turun tangan, bisa melaksanakannya dalam bidang apapun. Seorang petani, seorang pedagang, seorang guru, seorang pengusaha, dan apapun profesinya bisa turun tangan membangun Indonesia. Kepedulian semuanya bisa dilakukan dengan melakukan kebaikan pada setiap bidang yang dikerjakannya. Tak harus menjadi politikus untuk membangun Indonesia. Untuk turun tangan menuntaskan janji kemerdekaan Indonesia.

Lalu bagaimana dengan sikap politiknya? Ini pertanyaan menarik. Siapapun orangnya yang bergerak dibidang politik, selama dia baik, orang baik, maka inilah kesempatan kita semua untuk mendukungnya. Lepaskan masalah latar belakang, orang baik pasti akan melakukan kebaikan tanpa pamrih. Ini tantangan orang baik, ketika ia sudah menjalankan kebaikan maka bersiaplah menerima kenyataan seolah-olah kebaikannya hanya alat untuk melanggengkan kekuasaannya.

Buat saya, orang baik itu perlu didukung. Seperti kata Anies Baswedan, di republik ini bukan tidak ada orang baik, tetapi orang baik lainnya malah mendiamkan ketika ada orang baik hendak melakukan kebaikannya.

Saya percaya benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Inilah yang selalu menjadi dasar untuk selalu melakukan kebaikan bahkan sekecil apapun. Karena kebaikan sekecil apapun kebaikan akan memberikan dampak yang besar untuk alam semesta. Mari turun tangan, mari dukung orang baik di sekitar kita untuk menularkan kebaikan-kebaikan sehingga menjadin lebih besar.
Share:

Selasa, Februari 25, 2014

Live Twit Anies Baswedan di Celah Celah Langit Bandung

1. Siap live twitt nih buat di CCL Bandung bersama untuk Indonesia kreatif!
2. Dan sudah ada di antara para pengunjung CCL Bandung. siap untuk malam ini
3. Nih berada di antara kita menyaksikan pencak silat
4.  mendengar sambutan tuan rumah Kang Iman Soleh.
5. Jangan pisahkan ruang kebudayaan dengan senimannya! Ini penting kata Kang Iman Soleh saat
6. Hadir bareng : Malam ini mas mllkn silaturahmi budaya di CCL, Ledeng Jl Setiabudi :)
7. sedang menyimak performance Siska dengan alunan kecapi yang memukau
8. Mas Imam Suryantoko sedang memandu acara bareng di CCL Bandung
9.  menyimak puisi Peri Sandi yg tampil semangat tentang Sengkon Karta.
10. Pak sudah di depan! Siap menyimak bersama
12.  sudah mulai! Dititipi pupuk, pertanian, & kebudayan oleh Kang Iman Soleh.
13. Ledeng bukanlah daerah yang asing bagi dulu sering ke IKIP bdg krn ibunya beliau kuliah di IKIP
14. Ini gerakan kebudayaan bukan program kebudayaan. Kebudayaan dilakukan di tempat seniman itu berada
15. Anak muda itu bicara masa depan bukan masa lalu
16. Orang baik bertumbangan karena tidak cukup menghadapi kekuatan uang. Mari ! Jangan mendiamkan!
17. Doa saja tak cukup, kita harus berusaha, kita harus untuk Indonesia
Share:

Jumat, Februari 07, 2014

Pemimpin Yang Menginspirasi

Saat gegap gempita Barack Obama di Amerika Serikat menjelang pemilihan umumnya, saya termasuk orang yang mengagumi sosok tersebut. Kagum bukan semata-mata karena berhasilnya media membuat Barack Obama menjadi terlihat kinclong tetapi lebih dari itu, saya kagum karena inspirasinya. Barack Obama seperti menampilkan sisi-sisi pemimpin alternatif pada saat itu. Lewat orasi serta tulisan-tulisannya yang menginspirasi rakyat Amerika Serikat untuk bergerak bersama-sama. “Yes We Can!” menjadi trade mark yang sangat kental dengan kebersamaanya. “Yes We Can”  yang bukan “Yes You Can“. Ia hendak membawa masyarakat untuk bersama-sama menjadi bagian dari perubahan.

Anies Baswedan (www.aniesbaswedan.com)
Saya kemudian membayangkan ada sosok seperti itu di Indonesia. Seorang yang membawa obor pencerahan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, kreatif, dan berdaya. Lama saya menanti sambil terus berusaha melakukan hal-hal kecil lewat diskusi-diskusi serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang terus dilakukan. Sampai akhirnya, seorang Anies Baswedan muncul kepermukaan. Saya mengenal Anies Baswedan bukan hanya dari Indonesia Mengajar, salah satu program kebangsaannya yang mampu menggerakan ribuan anak muda untuk bergerak. Jauh sebelumnya dari beberapa artikel serta tulisan tentang Anies Baswedan yang sudah saya baca. Anies Baswedan adalah pemimpin masa depan Indonesia yang mampu menginspirasi masyarakat untuk bergerak bersama-sama.

Inspirasi Pendidikan

Dalam salah satu diskusi yang saya ikuti, Anies Baswedan pernah menyampaikan dasar pemikiran Indonesia Mengajar. “Indonesia Mengajar adalah sebentuk usaha kita, generasi sekarang untuk menuntaskan janji kemerdekaan” demikian kata Anies Baswedan. Janji kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini yang penting diketahui semua masyarakat. Jika kita sudah mendapatkan banyak dari negara ini, maka saatnya kita bergerak bersama-sama untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Pendidikan adalah salah kunci memenuhi janji kemerdekaan tersebut. Pendidikan manusia yang mampu menjadi manusia yang berdaya, bukan lagi manusia yang terjajah. Saat Indonesia merdeka, Belanda meninggalkan rakyat Indonesia yang buta huruf hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia yang bisa membaca pada saat itu. Kenyataan ini masih berlangsung sampai sekarang. Artinya, masih banyak hal yang belum merasakan kemerdekaan jika sebagian rakyat belum bisa membaca. Anies Baswedan mengetuk semua anak muda untuk bergerak. “Mendidik adalah tugas orang terdidik!” kata Anie Baswedan.  Sebuah kalimat yang sangat menggetarkan saat mendengarnya. Tak terbayangkan selama ini, jika kepedulian akan pendidikan masih mengandalkan orang lain, bukan pribadi-pribadi yang terdidik. Semangat inilah yang membuat kaum terdidik rela meninggalkan banyak profesinya untuk menjadi bagian dari pendidikan manusia Indonesia yang lebih baik.

Pendidikan adalah kunci memberdayakan manusia Indonesia. Ketika kunci ini mampu dimaksimalkan dengan baik, maka sumber daya manusia Indonesia akan mampu mandiri. Manusia Indonesia akan mampu berdiri di kaki sendiri. Menjadi tuan atas tanah sendiri. Manusia Indonesia yang beragam dengan potensi daerah yang berbeda serta jarak yang jauh dari pusat kota, tidak menyurutkan tangan-tangan Anies Baswedan untuk menjangkaunya. Tangan Anies Baswedan melalui Pengajar Muda mampu meraih dan menyebarkan inspirasi-inspirasi kebangsaan yang sangat luas. Tidak hanya berkutat di Jakarta yang kemudian akan membuat iri daerah lain. Jangkauan yang luas ini, membuat Anies Baswedan mampu dikenal secara luas di Indonesia.

Begitu pentingnya sebuah pendidikan untuk membangun sumber daya manusia sudah banyak disampaikan contoh-contohnya. Jepang sebagai negara kecil, New Zealand, dan masih banyak lagi, menaruh harapan kemajuan negaranya lewat pendidikan. Jika ini sudah berhasil dilakukan di Indonesia secara merata, saya yakin seperti halnya keyakinan Anies Baswedan, rakyat Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya. Menjadi masyarakat yang adil dan makmur, menjadi bangsa yang kreatif, menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya. Dan janji kemerdekaan, secara perlahan bisa dilunasi dengan baik oleh generasi sekarang.

Inspirasi Pemimpin

Kekuatan ide dan inspirasi mampu mengalahkan uang dan publikasi konvensional. Saya yakin itu dengan sepenuh hati. Seorang Anies Baswedan memberikan banyak inspirasi untuk bergerak. Saat ini, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan. Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi untuk bergerak bersama-sama memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada bangsa ini. Bukan seorang manusia super power yang bisa menyelesaikan masalah dari sekian banyaknya masalah di Indonesia.

Seperti yang sering disampaikan Anies Baswedan, “Kesalahan sekarang adalah menganggap masalah yang terjadi bukan sebagai masalah dirinya. Masalah bangsa Indonesia dianggap sebagai masalah orang lain”. Hal yang sangat mendasar dalam kehidupan bangsa ini adalah rasa memiliki. Ketika masalah dianggap sebagai masalah orang lain, maka kepedulian kita akan berkurang. Tetapi saat masalah dianggap sebagai masalah sendiri, maka sekuat tenaga kita akan bergerak menyelesaikannya. Bayangkan jika seorang pemimpin harus menyelesaikan semua masalah bangsa ini, siapapun tak ada yang akan sanggup menyelesaikannya sendirian. “Turun tangan, bukan urun angan” kata Anies Baswedan dalam setiap diskusinya. Kata yang tepat untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar turut ambil bagian dalam setiap masalah dan menjadi pribadi-pribadi yang mampu menjadi inspirator kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemimpin yang menginspirasi adalah pemimpin yang menggerakan untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi atas masalah bangsa ini. Seperti halnya Barack Obama yang hadir dengan ide-ide segar kebangsaan, saya melihat inspirasi kebangsaan ini juga hadir lewat sosok Anies Baswedan. Tidak salah jika saya katakan bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang menginspirasi perubahan seperti Anies Baswedan. Inilah saatnya kita semua menjadi bagian dari perubahan. Soekarno dan Hatta dua orang proklamator sudah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak bersama-sama mengisi kemerdekaan. Kini saatnya semua turun tangan untuk mengambil bagian dari melunasi janji kemerdekaan Indonesia.
Share:

Minggu, September 22, 2013

Inspirasi Anies Baswedan

Suatu hari di siang yang cerah, saya mendapat kesempatan untuk datang di diskusi yang dihadiri oleh Anies Baswedan.Tentu saja ini menjadi spesial karena kehadiran Anies Baswedan, tokoh muda Indonesia yang masuk dalam jajaran 100 orang intelektual muda berpengaruh di dunia pada abad ini.
Anies Baswedan menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman tentang pendidikan, masa depan pendidikan Indonesia, dan Indonesia Mengajar. Anies memulai dengan mengatakan bahwa siapa saja di antara kita yang membicarakan harapan, masa depan dengan belajar dari sejarah, dialah seorang muda. Sementara seorang tua hanya berbicara tentang romantika sejarah di belakang. Berbicara pendidikan berarti berbicara masa depan bangsa Indonesia. Segudang masalah pendidikan Indonesia hanya bisa diselesaikan oleh siapapun yang bergerak untuk memperbaikinya. Bukan oleh konsultan, bukan juga oleh peneliti yang hanya memberikan solusi tetapi tidak sanggup berada dalam masalah.
Anies Baswedan
Anies mengatakan bahwa hal pertama yang bisa dilakukan adalah memasuki masalah itu sendiri. Jadikan diri kita sebagai bagian dari masalah pendidikan, masalah harus dimiliki agar kita tergerak untuk memperbaikinya dengan karya nyata. Indonesia Mengajar adalah bagian dari karya nyata seorang Anies Baswedan dalam memberikan pengalaman baik untuk guru maupun anak-anak sekolah di pelosok. Indonesia Mengajar adalah bentuk pemenuhan janji bangsa Indonesia dalam ”Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang tertuang dalam UUD 45.
Guru.. Yah.. Bagi Anies, guru punya peran strategis dalam membangun semangat kebangsaan dan membangun bangsa yang terdidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi kualitas guru yang ada belum sepenuhnya memadai, guru-guru berkualitas hanya ada di kota-kota besar dengan fasilitas gaji yang memadai, rumah, dan tunjangan ini itu. Berbeda dengan guru yang ada di pelosok, padahal murid-murid tidak mengenal kota dan desa. Murid-murid adalah anak yang memiliki potensi
luar biasa dalam belajar. Dan jangan dilupakan bahwa generasi selanjutnya yang akan meneruskan bangsa ini adalah anak-anak sekarang.

Anies sebagaimana akademisi lainnya, juga memberikan data dan fakta global seputar pendidikan. Tentang Amerika, China, India, Taiwan, dan Singapura yang fokus pada pendidikannya sangat besar dibanding Indonesia. Kemudian fakta-fakta tentang produk hasil sekolah yang kemudian menjadi bagian dari kebanggaan bangsanya.
Anies juga menyoroti tentang kualitas mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan lulusan Perguruan Tinggi di luar negeri seperti China. Jauhlah pokoknya kalau bicara fakta yang dipaparkan Anies Baswedan.
Di acara tersebut juga hadir budayawan Aat Soeratin yang membuka acara dengan mengkhidmati hari kemerdekaan RI dengan menyanyikan lagu kebangsaan serta merangkai acara awal dan akhir yang menarik. Setelah Anies Baswedan memaparkan pandangannya tentang pendidikan, diskusi interaktif dilakukan dengan peserta. Setelah acara diskusi beres, menjelang akhir acara, Anies Baswedan menyalakan obor di depan merah putih. Obor semangat kebangsaan yang harus terus dinyalakan untuk generasi bangsa yang lebih baik. Anies sudah membawa semangat kebangsaan pada diskusi sore itu!
Share:

Postingan Populer