Selasa, Desember 31, 2013
Kenangan Kebersamaan
Gerimis Desember
Ruang Bermain
Minggu, Desember 29, 2013
Kesempatan Moyes
Jumat, Desember 27, 2013
Gus Dur
Gus Dur |
Saya tidak mengenal secara pribadi, bahkan bertemu langsungpun dengan Gus Dur belum pernah, tetapi beberapa tulisannya, catatannya, humornya pernah saya baca. Gus Dur memang kontroverial, setiap ucapannya tidak bisa ditebak, sekalipun oleh para ilmuwan. Dengan mudahnya Gus Dur membalik logika dari argumentasi sebelumnya. Selain itu, Kelakarnya yang terus teringat "Gitu aja kok repot" ini menjadi sebuah pernyataan untuk membuat mudah segala sesuatu dan jangan di buat rumit.
Kebijakan luar biasa Gus Dur selagi menjadi Presiden adalah penghormatan kepada etnis China yang tidak dilakukan oleh Presiden sebelumnya. Di masa kepresidenan Gus Dur-lah Barongsai dan Imlek mendapat tempat di Indonesia. Secara pribadi saya berterima kasih, karena memang begitulah seharusnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita juga harus berterima kasih kepada pendatang dari China sewaktu VOC berkuasa di Indonesia.
Kini tokoh Pluralis itu telah tiada, dua hari tepat sebelum tahun 2010. Semoga amal kebaikan Gus Dur menjadi percikan bagi generasi selanjutnya untuk mewarnai Indonesia ke depan lebih baik. Keberanian Gus Dur menjadi teladan untuk kita. Ya Allah, semoga Engkau terima amal dan kebajikan Gus Dur! selamat tinggal Gus!
Rabu, Desember 18, 2013
Merindumu
Singapore 2013 (@idenide) |
Maka bait lagu Jikustik menjadi menarik yang berisi tentang menulis. Inilah bait lagu yang dimaksud.
Kapan lagi kutulis untukmu tulisan-tulisan indahku yang dulu,
pernah warnai dunia, puisi terindahku hanya untukmu..
Mungkinkah kau kan kembali lagi, menemaniku menulis lagi?
Kita arungi bersama puisi terindahku hanya untukmu.
Tak lupa sebuah kerinduan, saya senang membaca bait lagu Payung Teduh 'Resah' saat saya tak bisa menggambarkan saat-saat merasa penjelajahan berakhir dan akan berganti.
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Rabu, Desember 04, 2013
Semut dan Murai
Senin, Desember 02, 2013
Tupai Pemarah
Sayangnya, ia terkenal sering marah-marah tidak jelas kepada apapun benda atau mahluk hidup di depannya. Ia juga suka meledek dan menyombongkan dirinya. Kalau ada barang yang jatuh, ia akan marahi. Kalau ada barang yang tidak pada tempatnya, ia akan marah-marah dan meledek. Semua temannya tidak suka pada dia karena sikap marah-marahnya yang tidak jelas.
Suatu hari, ia melihat pohon. Ia kemudian berkata "hei, pohon kok kamu jelek. Rantingmu ke sana ke mari tidak beraturan". Setelah itu ia bertemu dengan seekor gajah, "hei gajah, kok badanmu gemuk. Gerakanmu tidak lincah!". Saat ia bertemu dengan burung, ''hei burung, kamu jelek banget. Tanganmu kok begitu, cuma punya kaki, yah?"
Semua yang ada dihadapannya selalu ia ledek dan ia marahi. Ia merasa senang saat teman-temannya sedih. Sampai suatu hari, ia tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu, ia sedang berada di sebuah tempat yang gersang. tidak ada pohon satu pun. Ketika itu ia berjalan dan melihat ada sebuah pohon. Ia hendak berteduh tapi pohon berkata, ''aku tidak mau meneduhimu, kamu sudah sering berbuat tidak baik. Kamu tidak bersyukur bahkan pada pohon tempat tinggalmu." Ia kemudian meneruskan perjalanan. Ia semakin kepanasan dan kelelahan. Setelah lama berjalan ia bertemu seekor gajah. Kepada gajah itu ia berkata, "hei gajah, bawa aku pergi dari sini. Aku haus dan ingin minum." Gajah kemudian menjawab, "aku tidak mau membawamu ke tempat yang banyak air, kamu sering meledek aku".
Ia semakin kepanasan dan kehausan. Sampai kemudian ia melihat burung. Ia berpikir burung itu akan membantunya mencari air minum. "Hei burung, bawa aku ke tempat yang banyak air minum." Lalu burung itu berkata, "aku tidak mau menunjukan tempat yang banyak air dan pohon kepadamu. Kamu sering meledek dan marah-marah tidak jelas."
Semakin lama semakin lemah tubuhnya. Ia pun kemudian pingsan. Saat itu juga terbangun dari tidurnya. Ia kemudian melihat sekelilingnya. Ia ternyata masih berada di rumah pohonnya. Ia merenungi mimpinya. Tersadarlah ia bahwa selama ini ia tidak bersyukur atas semua yang sudah ia dapatkan.
Sejak saat itu, tupai mulai mengubah semuanya. Ia tidak lagi marah-marah dan tidak suka meledek. Ia banyak bersyukur kepada semuanya. Ia melihat pohon dan tersenyum berterima kasih. Ia melihat gajah kemudian meminta maaf dan merekapun berteman. Ia bertemu burung, ia menyapa dan berterima kasih juga. Ia berubah menjadi tupai yang baik hati dan penuh syukur.
Minggu, Desember 01, 2013
Belajar Budaya di Saung Angklung Udjo
Anak-anak bermain angklung (dok.iden) |
Menikmati pagelaran orkestra angklung yang harmonis. Sebuah pengalaman menarik yang sangat berkesan.
Konduktor memimpin dengan baik. Terbayang latihan kerasnya untuk menampilkan pagelaran sebaik yang sudah saya lihat ini. Salut buat latihan, ketekunan, dan kekuatan energi belajarnya.
Akhirnya, menikmati keseluruhan pagelaran itu bukan hanya sekedar menikmati saja, tetapi ada proses belajar budaya yang sangat mengasyikan. Apresiasi besar untuk para pementas yang sudah tampil dengan sangat besar.
Rabu, November 27, 2013
Kepada Hujan
Mendung datang berlapis-lapis dan langit menjadi gelap. Ah, kekasih mengapa engkau biarkan aku sendirian menunggu di depan pintu? 2)
Hujan tumpah dengan deras dari langit, aku melihat dan tak mampu menghitung tetes demi tetes air yang turun melewati sirap. Barangkali aku tak memiliki cinta sebanyak curah hujan. Tapi tak bisakah aku diberi kesempatan?.
Ingin aku menjadi hujan yang tak pernah pamrih, yang menyirami bumi tanpa meminta imbalan.
Hujan, mestinya aku belajar darimu bagaimana caranya mencintai. 3)
Cinta adalah titik-titik hujan yang jatuh dari langit. Bunga bermekaran dan kupu-kupu menari-nari di sekelilingnya. Pelangi melengkung indah dan kamu berkecipak-kecipuk di tanah basah. 4)
Kepada hujan |
Rabu, November 20, 2013
Menempuh Badai Sudah Biasa
Hari Berterima Kasih
Minggu, November 17, 2013
Lelaki Yang Dihentikan Hujan
Di tempat yang lain, seorang perempuan menunggu gelisah kedatangan pemuda. Sudah hampir dua jam lelaki yang ditunggunya tidak memberi kabar. Kegelisahan makin menjadi karena hujan bertambah deras. Tidak bisa diam dengan tenang, perempuan itu tampak gusar. Saat pertemuan terakhir mereka di sebuah sudut perpustakaan yang menyenangkan kini mereka hendak bertemu untuk kesekian kalinya. Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, mereka hendak membahas sebuah buku serta menulis beberapa artikel.
Bermain Kelereng
Seorang dari mereka kemudian melemparkan kelerengnya. Diikuti giliran orang kedua, ketiga, dst sampai habis dan kembali ke giliran awal. Mereka bermain dengan senang. Sesekali terdengar seorang bersuara keras memberi ketegasan. Misalnya ia merasa ada temannya yang bermain curang. Teman lainnya kemudian membela atau juga sama-sama mengatakan curang. Jika ia merasa tidak bermain curang, ia akan bertahan untuk mengatakan bahwa ia tidak bertindak curang.
Kamis, November 14, 2013
Warna Warni Angkot
Rabu, November 13, 2013
Tuhan Sedang Pergi
Penggalan di atas saya ambil dari salah satu portal berita. Menarik bagi saya karena kata yang terucap dari seorang Wali Kota Davao di Kepulauan Mindanau, Filipina, Rodrigo Duterte adalah menanyakan Tuhan. Ada kesan ia menyalahkan Tuhan juga. Tetapi ini biasa saja, itu realitasnya seorang dengan jiwa ketuhanan yang masih ada, pasti mempertanyakan Tuhan saat ia merasa harusnya ada Tuhan saat kejadian itu. Tuhan sedang pergi, bisa saja, tetapi harus yakin juga bahwa Tuhan akan datang lagi dengan rencana yang lebih mulia dan besar untuk kebaikan manusia.
Buat saya, Tuhan ada. Sekalipun dalam bencana yang besar. Tuhan menitipkan banyak pelajaran dari peristiwa besar ini. Bisa jadi sekarang kita belum mendapat cobaan sebesar Topan Haiyan. Tetapi mungkin suatu saat nanti juga akan datang kepada kita. Saya sadar itu, fluktuasi kehidupan manusia dan kehidupan di bumi akan demikian seterusnya. Ada saatnya tenang tanpa badai, ada saatnya badai datang.
Tentu saja saya ikut berduka atas musibah Topan Haiyan, di Filipina. Bagaimanapun sebagai manusia, mereka juga bagian dari kehidupan semesta yang luas. Mereka tinggal jauh di sana, tetapi punya peran yang sama sebagai manusia.
Key Economics On The Road
Angkutan Kota |
Selasa, November 12, 2013
Kisah Tak Terduga
Laporan, salam lestari!
Melaporkan kegiatan Mahameru Attack yg pd awalnya kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 6 - 12 Nov 2013.
Di awal kegiatan, team Mahameru Attack melaksanakannya sesuai juknis yg direncanakan. Sampai pada akhirnya 8 Nov 2013, kami tiba di Ranu Pani pd pukul 13.00 Wib. Di pos pendakian awal, banyak pendaki2 yg dr pagi-pun blm diperbolehkan utk mendaki. Setelah kami cari tau, ternyata ada 2 org pendaki dr Jakarta yg terpisah dr rombongannya dan di nyatakan hilang. Namun blm ada kepastian dr pihak TNBTS utk menutup, mencari ataupun membuka kembali gerbang Semeru. Malam itu kami memutuskan utk menunggu keputusan sampai bsk pagi dan membicarakab langkag selanjutnya. Keesokan harinya, hingga pukul 11.00 Wib masih blm ada kepastian. Sempat ada kabar akan adanya Open SAR, dan sudah merundingkan jika ada open Sar kami akan mengutus 2 anggota Gandawesi utk ikut mengingat Basarnas blm knjung dtg. Ketika ditunggu sampai pukul 14.00 Wib, masih blm ada kepastian, kami memutuskab utk mundur krn tdk lg bisa brbuat apa2 di Ranu Pani.
Sekian laporan kami. Maaf team Mahameru Attack tdk bisa mempersembahkan hari pahlawan di puncak Para Dewa. Kami sudah berusaha semampu yg bisa kami lakukan. Mohon dimaklumi.
Salam Lestari!
Senin, November 11, 2013
Tak Terduga
Jumat, November 08, 2013
Menjelajah, Bertualang, dan Belajar
Rabu, November 06, 2013
Berhasil Pulang
Rabu, Oktober 30, 2013
Menanti Hujan
Senin, Oktober 28, 2013
28 Oktober, Mari Berkarya!
Minggu, Oktober 27, 2013
Hari Blogger Nasional
Kamis, Oktober 24, 2013
Cerita Memanah
Senin pagi seperti biasa rutin pagi. Anak-anak bercerita tentang libur akhir pekannya. Beragama cerita yang mereka sampaikan. Sekalipun hanya di rumah, tetapi selalu ada yang menarik.
Misalnya, Bryan yang berkata "bosan, aku di rumah saja. Baru pindahan dan semuanya beres-beres". Berbeda dengan Bryan, Bintang cerita tentang kegiatan akhir pekannya bersama keluarga di arena panahan. Ini yang menarik! Memanah.
Bintang kemudian menyusun ceritanya, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan. Ia berkisah bahwa memanah itu sulit. Berkali-kali ia gagal melepaskan anak panah dengan baik karena pegangannya yang tidak tepat. Walaupun ia berhasil melepaskan anak panah, tetap saja belum mencapai sasaran.
Apa yang disampaikan oleh Bintang ini menjadi awal untuk saya bercerita tentang kisah dibalik memanah. Kebetulan sehari sebelumnya saya melihat ada seorang anak yang memajang photo dirinya berkostum Merida (tokoh kartun perempuan yang ingin jadi pemanah).
Memanah, bukan sekedar melepaskan anak panah saja. Ada pembelajaran menarik di dalamnya yang bisa dibagikan. Memanah dan berkuda adalah dua kegiatan menarik anak laki-laki jaman dahulu. Bahkan Nabi Muhammad menganjurkan anak lelaki untuk bermain panah dan berkuda sebagai kemampuan dasarnya (ditambah juga berenang).
Memanah adalah sebentuk latihan berpikir dan merasa dengan seimbang. Fokus dan menjiwai setiap kali akan melepaskan anak panahnya. Hasil bidikannya adalah bentuk perpaduan yang harmonis antara fokus, konsentrasi, dan kematangan jiwa.
Saya selalu terkesan dengan catatan Paulo Coelho tentang memanah dan melihat bagaimana ia berpikir mendalam dari kegiatan memanah.
"Ketika aku menarik busurku," kata Herrigel kepada guru Zen-nya, "kadang aku merasa seolah-olah aku tak bisa bernapas jika tidak segera melepaskan anak panah itu."
"Kalau engkau terus berupaya mengusik momen-momen saat engkau harus melepaskan anak panah, maka engkau tidak akan pernah mempelajari seni sang pemanah" kata gurunya. "Kadang-kadang, hasrat berlebihan sang pemanah sendirilah yang merusak ketepatan bidikannya." (Paulo Coelho, Kitab Suci Kesatria Cahaya, hal 43)
Semakin kita renungi cerita anak-anak kemudian merefleksikannya dalam catatan atau keseharian, semakin mudah menarik kesadaran dalam ritme yang ingin dibangun.
Rabu, Oktober 23, 2013
Ulat Bulu
Selasa, Oktober 22, 2013
Mencuri Matahari
Rabu, Oktober 16, 2013
Kamu Tetap Bernilai
Dikisahkan seorang pengajar yang memulai seminar dengan memperlihatkan selembar uang dua puluh dolar dan bertanya, "Siapa yang menginginkan lembaran dua puluh dolar ini?"
Paulo Coelho |
Dia meremas-remas lembar uang itu dan berkata, "Siapa yang masih menginginkan uang ini?"
Tangan-tangan kembali teracung.
Dia melemparkan lembar uang yang sudah kucal itu ke tembok, dan setelah lembar uang itu terjatuh, dia menginjak-injaknya, kemudian sekali lagi dia menunjukannya kepada peserta seminar --sekarang uang itu sudah benar-benar kucal dan kotor. Dia mengajukan pertanyaan yang sama, dan orang-orang tadi tetap mengangkat tangan.
"Jangan pernah melupakan pelajaran ini," katanya."Tidak masalah, apapun yang saya lakukan kepada lembar uang ini. Ini tetap selembar uang dua puluh dolar. Dalam hidup kita, sering kali kita dibuat kucal, diinjak-injak, diperlakukan buruk, dihina. Akan tetapi, meski mengalami semua itu, nilai kita tidak akan berubah."
Senin, Oktober 14, 2013
Semua Adalah Ilusi
Semua yang tidak ada di hadapan kita itu hanya ilusi karena sebenarnya kita bisa membuatnya nyata di alam pikiran kita. Kita bisa saja berbicara dengan siapa saja yang kita inginkan, melakukan apa saja dengan mereka melalui alam pikiran kita. Kita bisa melakukan apa saja dengan bebas tanpa mengganggu orang lain di alam pikiran kita. Kita hanya cukup dengan menciptakan dunia di pikiran kita dan kita bebas melakukan apa saja di dunia kita.
Kita bisa saja ke masa depan dengan segala imajinasi yang kita miliki, kita bisa menjelajah jauh beberapa tahun ke depan yang mungkin tahun itu kita tidak hidup lagi. Jadi semua yang ada di dunia ini, yang kita lewati dan yang akan datang hanyalah ilusi.
Terkadang ilusi ini menyadarkan kita tentang hal yang terjadi dan bertentangan dengan pikiran kita adalah sesuatu yang wajar. Itulah ilusi. Demikian dan seterusnya, sebuah fakta dan pikiran bisa selalu bertentangan. Kedua bisa jadi benar tetapi keduanya bisa juga selaras. Pikiran kita dan hati kita mengendalikan semuanya. Seandainya orang lain menilai dengan subjektif tentang kenyataannya, ya terima saja. Lebih mudah! Semua adalah ilusi!
www.searchquotes.com |