Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Bermain Belajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bermain Belajar. Tampilkan semua postingan

Kamis, April 16, 2015

Ujian Nasional, Enjoy saja!

Ujian Nasional atau disingkat UN adalah hajat tahunan setiap sekolah dimulai dari kementerian pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota, dinas pendidikan daerah, rayon, sub rayon, dan sekolah. Sebuah gelaran yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang mulai dari orang di pemerintahan sampai rakyat di manapun berada. Menunggu untuk segera menyelesaikannya dan tuntas agar bisa melanjutkan ke SMP buat siswa kelas 6 SD, melanjutkan ke SMA untuk siswa kelas 9 SMP, dan melanjutkan kuliah untuk siswa kelas 12 SMA.

Mari memanjat tebing selepas Ujian Nasional (UN) (iden)
Banyak yang juga ketar-ketir menghadapi UN ini. Ada yang melakukannya dengan cara belajar sungguh-sungguh sampai mati-matian. Ada yang ke dukun, ada yang berdoa bersama, ada yang bakti sosial, dan masih banyak lagi persiapan agar UN bisa dilewati dengan baik, lancar dan hasilnya sangat memuaskan. Tak salah memang, manusia seharusnya demikian, berusaha dan terus berusaha.

Selain ada yang ketar-ketir, ada juga santai sesantai-santainya. Enjoy menghadapi UN dengan tidak bertindak berlebihan. Menganggap UN sebagai sesuatu yang biasa saja. Mengalir seperti air dan tinggal dikerjakan saat pelaksanaannya. Isi di LJK (Lembar Jawab Komputer) dengan tepat dan benar lalu kumpulkan dan beres. Waktunya cuma 3 hari, eh ada Ujian Sekolah, Ya sudah, ujian sekolah juga hadapi dengan santai saja. Enjoy dan nikmati saja prosesnya. Kalau sekarang ada yang Ujian Nasional Online, maka kerjakan dengan baik. Isi sesuai instruksi dengan tepat. Jaringan internet bukan urusan siswa, itu urusan penyelenggara. Buat jaga-jaga, gak apa-apa bawa modem sendiri, pada saat jaringan terganggu, kamu masih bisa menjawab soal UN. Jangan sekali-kali mencari jawaban UN di mesin pencari. Misalnya dengan mengetik "Kunci Jawaban UN 2015". Itu kecurangan luar biasa. Ingat, sesuatu yang curang itu tidak baik.

Anggap saja UN itu sebagai ujian kenaikan menuju jenjang selanjutnya. Bukan satu-satu harga mati untuk kelulusan apalagi menteri Anies Baswedan sudah menetapkan bahwa UN bukan penentu kelulusan. UN hanya bagian dari tantangan untuk diselesaikan agar mendapat hasil yang baik. UN adalah tantangan hidup saat ini buat kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA. Sisanya akan banyak lagi tantangan di depan yang membutuhkan semangat belajar dan semangat pantang menyerah yang akan membutuhkan persiapan dengan baik.



Share:

Kamis, April 09, 2015

LEGO dan Pembelajaran Kreatif

Tak bisa dipungkiri bahwa LEGO sudah menjadi alat pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak di sekolah. Beberapa sekolah bahkan sudah menjadi LEGO sebagai bagian utuh dalam proses belajarnya. Mulai dari merancang sampai membuat sesuatu yang mengasyikan buat anak-anak.

LEGO dan anak-anak 
Matematika, bisa hadir dengan mudah dipermainan LEGO. Dengan berbagai ukurannya, LEGO memungkinkan guru untuk mengajarkan konsep dasar perkalian, nilai tempat dan nilai angka, dan lain-lain. Dalam seni peran juga LEGO bisa dijadikan sebagai karakter yang menarik untuk anak-anak. Saya sering menjadikan LEGO sebagai bagian utuh dalam proses belajar, baik di rumah ataupun di sekolah.

Untuk kreativitas lanjutannya, LEGO bisa dibuat sebagai film dengan teknik Stop Motion. Beberapa kali saya mencoba walaupun belum sempurna tetapi sudah cukup untuk proyek bersama anak-anak. Misalnya proyek dongeng, proyek kendaraan, dan proyek cerita lainnya.

LEGO bersifat fleksibel yang membuat kita bisa mengkreasikan segala bentuk sesuai keinginan kita. Panduan diawal biasanya hanya sebagai patokan untuk membuat karya bentuk seperti kendaraan, pesawat, dll. Biasanya anak-anak akan suka membongkar ulang setiap mainannya. Jangan khawatir karena LEGO mempunyai kekhasan dalam proses rancang bangunnya. Bisa dibentuk apa saja.
Jadi, ayo buat pembelajaranmu menjadi menyenangkan dengan LEGO.
Di bawah ini adalah cerita tentang sebuah pintu.


Share:

Rabu, Februari 25, 2015

Bermain Congklak

Congklak adalah permainan tradisional yang ada di tiap daerah dengan nama berbeda. Untuk wilayah Jawa Barat, namanya Congklak. Di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, namanya beda lagi, yang ada lagunya cublak cublek suweng.

Congklak
Congklah terdiri dari dua sisi dengan tujuh lubang di satu sisinya. Masing-masing lubang berisi tujuh biji. Dua lubang lagi bernama gunung yang berfungsi sebagai tempat menyimpan biji. Nah dari tujuh lubang ini, berarti ada 49 biji yang harus disediakan dalam satu sisi. Untuk sisi lainnya, sama saja yaitu 49. Satu sisi dimainkan oleh seorang anak yang berhadapan dengan anak yang diajak mainnya. Dua orang berhadap-hadapan untuk bermain. Setelah disepakati bermain, dua orang akan bermain bersama-sama berbarengan sampai ada pihak yang menyimpan di lubang yang kosong. 

Ada banyak strategi memenangi permainan ini. Misalnya dengan menembak, yaitu membiarkan satu kali permainan saja dengan langsung menyimpan biji di tempat kosong yang berhadapan langsung dengan lubang penuh biji di tempat lawan. Strategi selanjutnya adalah membuat selama mungkin permainan sehingga memungkinkan pemain menumpuk banyak biji di gunungnya.

Anak menikmati ini. Mereka bermain sambil diulas perkalian. Karena congklak juga bagian menarik dari sebuah keterampilan matematika, khususnya perkalian dan juga keterampilan dalam memenangi permainan. Ayo dukung permainan tradisional dengan memainkannya lagi.

Share:

Kamis, September 25, 2014

Merindu Sawah dan Ladang

Sudah lebih dari sebulan saya bergiat di sebuah sawah dan ladang. Sawahnya sekarang menguning. Ada butir-butir biji yang menggelayut dibatang padi. Ada kebahagian yang terpancar dari wajah penggarap lahan.
Setiap hari, sawah dipelihara dengan penuh perhatian. Diberi air secukupnya serta diberi asupan vitamin dari kompos yang ada. Tidak ada pupuk kimia disini. Semuanya organik karena tahu bahwa pupuk organik itu sangat baik. Sementara pupuk kimia lebih banyak negatifnya daripada keuntungan positif terutama untuk kehidupan sekitar dan pertanian jangka panjang. Misalnya ketergantungan tanah pada pupuk kimia, tanah menjadi kering, dan masih banyak lagi dampak negatif pupuk kimia.
Tali dibentangkan dari satu sudut ke sudut lainnya untuk mengusir burung pipit dan ayam yang memakan biji-biji padi. Kaleng bekas kue disimpan diujung tali. Kelontrang-kelontrang! Demikian bunyi kaleng tersebut.
Di bagian atas, ladang yang ditanami berbagai sayuran sudah menunggu digarap lagi. Pakcoy baru saja dipanen. Kini giliran kacang panjang. Petak-petak di ladang yang tanahnya gembur itu sangat menanti setiap ayunan cangkul. Setiap ayunan seolah membawa doa dan harapan agar sayuran tumbuh dengan baik.
Sesiangan sampai pukul 11.00 saya berada di ladang tersebut. Saya membantu mang Akim mencangkul ladang. Ada kesenangan dan keasyikan yang saya rasakan ketika mencangkul. Seperti merindu sawah dan ladang yang dulu pernah saya cangkul.
Share:

Sabtu, Agustus 16, 2014

Menerima Kekalahan

Boxing
Hal terbesar yang dimiliki seorang petarung, selain melakukan yang terbaik untuk memenangi setiap pertarungannya juga bersiap untuk mengakui kemenangan lawan. Sama-sama bertanding secara fair dengan wasit yang mengatur dan pengawas pertandingan.
Semua mengeluarkan potensi terbaiknya saat bertarung. Setelah waktu selesai, keputusan pemenang ditentukan oleh kekuatan terbesar yang dimiliki seorang petarung saat berlatih. Seorang petarung yang berlatih giat akan memenangi pertarungan dibandikan dengan petarung yang malas bertanding.
"Pada akhirnya, menang kalah bukan sebuah persoalan besar ketika kita sudah mengeluarkan potensi terbaik yang kita miliki" Kata Joe Taslim dalam sebuah kesempatan.
Memang benar, sejatinya seorang petarung, akan menerima kekalahan secara fair. Bisa jadi kali ini ia kalah, tetapi jauh dilubuk hatinya ia mampu memenangi pertandingan ketika ia mampu belajar dari kekalahan saat ini.
Siapapun pernah mengalami pertarungan dalam hidup ini. Dalam bentuk apapun, pertarungan akan menunjukan siapa pemenangnya. Teringat lagi kisah pertarungan tinju antara Rocky Balboa melawan petinju muda. Secara kualitas, Rocky Balboa mengatakan ia kalah karena usia yang tak muda lagi, tetapi secara lebih mendalam, ia mengatakan "Aku berhasil memukul harimaunya". Petinju muda yang memenangi pertandingan memberikan penghormatan yang bagus kepada Rocky Balboa dengan tak lagi jumawa dan sombong karena kekuatannya.
Inilah sebuah pertarungan, kalah menang bukan soal tetapi berlatih menerima kemenangan dan menerima kekalahan secara lebih jantan jauh lebih mulia.

Share:

Selasa, Desember 31, 2013

Ruang Bermain

Siang itu selepas pulang sekolah, empat anak-anak bermain di belakang rumah. Di sebuah tempat kosong yang biasa digunakan anak-anak pada sore hari setelah ngaji atau pagi-pagi jika hari minggu. Beragam mainan mereka mainkan di tempat kosong itu, mulai dari sepak bola, main kelereng, galasin, sondah, lompat tali, dll.

Di tempat kosong itu, keceriaan hadir. Ruang bersama yang menjadi bagian keseharian anak-anak untuk bermain. Sejatinya bukan hanya bermain tetapi mereka juga belajar tentang banyak hal. Misalnya ketelitian, kecermatan, kelincahan, sosialisasi, dan kepekaan kepada sesama teman.

Tempat kosong ruang terbuka itu penuh makna buat anak-anak. Kehadirannya mampu menghiasi dinamika belajar yang sesungguhnya. Adakalanya pikiran menerawang ke ruang terbuka itu untuk bermain bersama teman-teman ketika waktu sekolah masih berlangsung. Keinginan dan rencana untuk bermain setelah waktu sekolah usai terkadang menyita waktu bahkan terlihat seperti sedang melamun.

Pelajaran kalah oleh keinginan bermain di ruang terbuka bersama teman-teman. Mungkin salah karena tidak seharusnya. Tetapi demikian anak-anak, senang bermain bersama teman-teman untuk belajar hal yang tidak diajarkan di sekolah.

Sekolah tetap penting, tantangannya adalah menyediakan ruang terbuka yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bersama-sama.
Salah satu kegiatan menarik di halaman belakang ruang kosong untuk bermain kelereng.
Share:

Minggu, November 17, 2013

Bermain Kelereng

Enam orang anak bermain di lapangan tanah dekat rumah mereka. Lapangan yang berukuran sekitar 6 x 3 itu cukup untuk bermain kelereng. Permainan yang mereka biasa lakukan selepas sekolah.
Bersama-sama membuat jarak lempar terlebih dahulu. Setelah cukup, jarak yang sudah disepakati kemudian diberi garis penanda. Selanjutnya adalah membuat lingkaran tepat di tengah-tengah sebagai kalang atau tempat menaruh kelereng sesuai kesepakatan. Misalnya menaruh masing-masing dua kelereng. Jika ada enam pemain, maka terkumpul dua belas kelereng di kalang tersebut. Pemenang berhak mengambil semua kelereng yang ada di kalang.



Seorang dari mereka kemudian melemparkan kelerengnya. Diikuti giliran orang kedua, ketiga, dst sampai habis dan kembali ke giliran awal. Mereka bermain dengan senang. Sesekali terdengar seorang bersuara keras memberi ketegasan. Misalnya ia merasa ada temannya yang bermain curang. Teman lainnya kemudian membela atau juga sama-sama mengatakan curang. Jika ia merasa tidak bermain curang, ia akan bertahan untuk mengatakan bahwa ia tidak bertindak curang.

Walau demikian, permainan terus berjalan. Kadang sambil menggerutu, mereka tetap melanjutkan permainan. Mereka merasakan kesenangan saat berhasil menuntaskan permainan. Bagi yang memenangi permainan, ia akan terus bersemangat bermain. Bagi mereka yang kalah, mereka juga tetap bersemangat untuk memenangi dan mengambil kembali kelereng yang sudah ada di tangan pemenang. Tentu saja lewat permainan lagi.

Keenam anak yang bermain kelereng itu tak terganggu kehadiran orang dewasa yang lewat. Mereka bergembira bersama. Dan yang terutama menarik adalah mereka belajar lewat permainan!
Share:

Postingan Populer