Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Selasa, Maret 31, 2015

Cirenghas Tempo Dulu

Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengunjungi Cirenghas secara tidak sengaja. Waktu itu saya bersama seorang teman +taufanny nugraha yang mengajak jalan mengunjungi situs Gunung Padang. Aneh memang, tujuan ke Gunung Padang tapi malah nyasar ke Cirenghas. Tapi keanehan itu justru menjadi berkah buat kami.

Stasiun Cirenghas (dok. Iden Wildensyah)
Yah, berkah yang besar karena bisa mengunjungi berbagai tempat yang baru dan bersejarah. Cirenghas adalah daerah yang termasuk wilayah Sukabumi. Awalnya saya menyangka masih daerah Cianjur karena kedekatannya dengan kota Cianjur dibanding kota Sukabumi. Secara jarak memang, Cirenghas memang lebih dekat dengan Cianjur tetapi adanya jalur kereta api membuat jarak ke Kota Sukabumi menjadi sangat dekat.

Hal ini dituturkan oleh penduduk setempat yang mengatakan bahwa, jalur kereta api lewat Lampegan ini membuat warganya lebih sering beraktivitas ke Kota Sukabumi daripada ke Cianjur. Banyak orangtua yang memilih menyekolahkan anak-anaknya ke Sukabumi daripada ke Cianjur. Stasiun Cirenghas memang terkenal ramai pada masa jayanya. Baik oleh para pedagang maupun oleh para pelajar yang hilir mudik menuju atau dari Cirenghas ke Sukabumi dan sebaliknya.

Dengan wilayah yang berbukit, Cirenghas merupakan wilayah yang sejuk. Banyak sawah di sekitarnya serta kebun, dan sungai yang mengalir dengan jernih. Bukit-bukit tersebut ternyata menyimpan potensi bencana. Saat melewati salah satu bukit di Cirenghas, penduduk sekitar pernah menunjukan adanya bukit emas. Katanya dulu banyak penggali yang datang dari luar tapi kemudian berhenti karena hasilnya tidak banyak.

Bukit-bukit yang ada di Cirenghas banyak ditanami oleh penduduk dengan berbagai jenis tanaman, misalnya jagung, ketela pohon, dll. Penduduknya sangat ramah menyambut orang yang datang ke sana. Dahulu, petani menjual hasil pertaniannya ke Sukabumi dengan menggunakan kereta api. Nah sedemikian besarnya peran kereta api terhadap laju ekonomi masyarakat setempat, begitu jalur ditutup, masyarakat sempat kebingungan. Ada yang tetap berjualan ke Sukabumi dengan kendaraan yang dimilikinya, ada juga yang memilih menggunakan jasa titip jual.

Saya membayangkan betapa riuh rendahnya suasana stasiun Cirenghas tempo dulu oleh banyak orang. Oh iya, satu hal yang menarik dari kereta api jalur ini adalah bisa disetop kapanpun penumpang mau, asal jalan ke arah masinis, maka kereta api bisa berhenti tepat di wilayah rumah kita. Asyik bukan? 
Share:

Minggu, Maret 29, 2015

Sokola Rimba

"Segalanya ada mantera-manteranya, harus terbebas dari segala pikiran buruk" (Nyungsang Bungo)
Sokola Rimba merupakan film Indonesia yang mengangkat kisah hidup Butet Manurung, pengajar asal Jakarta yang mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak Rimba penduduk asli hutan Bukit Duabelas di provinsi Jambi. Diadaptasi dari buku memoar yang ditulis oleh Butet sendiri, film Sokola Rimba dibintangi oleh Prisia Nasution sebagai Butet, serta didukung oleh wajah-wajah asli Orang Rimba.
Butet Manurung (Prisa Nasution) sedang mengajari baca tulis (Sokola Rimba)
Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung (Prisia Nasution) telah menemukan hidup yang diinginkannya, mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Hingga suatu hari Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) nama anak itu, berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di’cap jempol’ oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.
Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bias membawa malapetaka bagi mereka.
Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo, hingga malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.

Share:

Senin, Februari 02, 2015

Mengantar Anak Ke Sekolah

Saat kasus kepolisian vs Komisi Pemberantasan Korupsi, Polisi vs KPK, yang rame disebut sebagai Cicak vs Buaya jilid 2, ada yang menarik perhatian saya. Oh iya, Istilah Cicak vs Buaya ini pertamakali disampaikan oleh Komjen Susno Duadji saat terjadi konflik antara kepolisian dengan KPK. Hal yang menarik dari Cicak vs Buaya ini adalah cerita Bambang Widjojanto yang rutin mengantar jemput sekolah anaknya. Bahkan saat ia ditangkap, ia sedang bersama anaknya usai dijemput dari sekolahnya.

Interaksi Bambang Widjojanto dengan anak juga sangat menarik. Di beberapa group ada broadcast yang sambung bersambung tentang sikap Bambang saat ditangkap kemudian menjelaskan kepada anaknya. Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yg keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yg mau kuliah. Hal ini menunjukan sikap baik seorang ayah. Sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yg akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.

Bambang saat ditangkap dan "diborgol"oleh pihak bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yg sudah berusia 20 tahun. Seorang Bambang sedang menancapkan memori kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.

Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dengan tim bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim. Dalam kondisi seburuk apapun, seorang ayah sebagai pemimpin tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.

Selama ditahan di bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak ttg pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya. Bambang menunjukan diri sebagai seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.

Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan "ini konsekuensi dari pekerjaan ayah". Yah, seorang ayah sebagai pemimpin harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yg tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan.

Mengantar Anak

Mari kembali ke fokus mengantar anak. Di jaman yang serbacepat ini, tuntutan pekerjaan seolah mengalir dengan deras. Tuntutan untuk datang tepat waktu dan pulang tepat waktu dari tempat bekerja seolah mengasingkan manusia dari hal-hal kecil yang bermakna besar. Tuntutan itu sudah menjauhkan manusia untuk berinteraksi dengan anak secara sehat dari pagi sampai malam. Bahkan saking sibuknya ada istilah orangtua weekend. Orangtua yang hanya merasakan perannya di akhir pekan. Itupun terkadang karena capeknya bekerja dari senin sampai sabtu, tak jarang orangtua yang mengabaikan anak-anak bahkan di hari sabtu dan minggu.

Mengalihkan pengasuhan dengan membayar orang lain adalah solusi instan yang hasilnya tak akan baik untuk anak-anak. Orangtua terasing dari anak-anaknya sementara anak-anak butuh perhatian orangtuanya. Fakta banyak anak yang melakukan bunuh diri atau terjerembab dalam lubang obat-obatan terlarang berawal dari kurangnya perhatian rumah atau orangtua terhadap anak-anaknya.

Mengantar anak sekolah di saat ini adalah pengalaman paling langka. Orangtua sebaiknya menggunakan moment mengantar ke sekolah sebagai awal membangun kedekatan yang baik. Angkat topi untuk orangtua yang memiliki keberanian untuk tidak terjebak dalam rutinitas pekerjaan.

Buat saya, tak peduli masalah kesiangan di tempat kerja saat anak merasa membutuhkan, saya akan paksakan untuk bisa memenuhinya. Melihat pentingnya proses mengantar atau jemput anak, saya bersyukur tak pernah hilang kesempatan mengantar anak di pagi hari ke sekolahnya. Saya merasakan kedekatan ketika berjalan bersama anak. Ini juga harus menjadi perhatian banyak orangtua untuk selalu meluangkan waktunya untuk anak-anak sesibuk apapun pekerjaannya.




Bambang Widjojanto (sumber foto Kompas.com)
Share:

Selasa, Januari 27, 2015

Melawan Nyamuk

Hal yang paling sulit saat bermain ke pantai adalah melawan nyamuk. Misalnya ke Pantai Pangandaran, Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Santolo, dan pantai-pantai lainnya. Malam-malam penuh bintang tapi harus berjuang dari serangan nyamuk. Nyamuk pantai bergerombol siap mengisap darah para pelancong, para traveler.

Traveler harus bersiap dengan kondisi malam tak menyenangkan karena nyamuk. Biasanya nyamuk beredar mulai dari maghrib sampai dini hari. Subuh sudah berkurang atau juga karena kita sudah nyenyak tertidur.

fighting mosquitoes
Jauh-jauh hari sebelum mengunjungi pantai, traveler harus menyiapkan kebutuhan anti nyamuk agar perjalanan tetap mengasyikan. Nah untuk terbebas dari nyamuk, inilah tips yang bisa traveler coba.

1. Siapkan lotion anti nyamuk. Sudah banyak beredar dipasaran berbagai merek lotion anti nyamuk. Oleskan pada bagian tubuh yang rentan terkena serangan nyamuk seperti kaki, tangan, dan muka.
2. Bawa selalu minyak angin atau minyak kayu putih. Minyak kayu putih juga bermanfaat mengusir nyamuk dari tubuh kita. Bau minyak kayu putih bisa mengganggu nyamuk.
3. Kulit jeruk jangan dibuang. Kulit jeruk juga mempunyai wangi yang membuat nyamuk menjauh dari tubuh kita. Simpan di dekat tempat tidur kita selama kita istirahat.
4. Minyak Tawon selain bisa mengusir nyamuk juga bisa mengobati bentol-bentol karena gigitan serangga dan juga nyamuk.
5. Kelambu. Alat ini sangatlah ringan dan tradisional. Sejak jaman dahulu, orangtua kita menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Ada kelambu khusus yang praktis untuk traveler. Silahkan cek di toko-toko penyedia alat camping, traveling, dll.
6. Obat nyamuk bakar. Ini tidak direkomendasikan khusus yang menderita gangguan pernafasan. Obat nyamuk bakar efektif mengusir nyamuk yang beterbangan di atas kepala kita dan mengganggu saat istirahat.
Demikian tips praktis mengindari serangan nyamuk buat traveler yang akan mengunjungi daerah seperti pantai. Nyamuk hilang, istirahat tenang dan traveling menjadi semakin menyenangkan.
Share:

Minggu, Januari 25, 2015

Cuaca Tidak Bagus

Percakapan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Santolo antara penjual dan pembeli ikan di sela-sela waktu mereka saling tawar.
"Kenapa hasil tangkapan ikannya gak bagus? Cuaca sedang tidak bagus yah" kata pembeli.
"Ah cuaca mah baik-baik saja, ikannya saja sedang tidak ada" jawab penjual ikan.

Percakapan singkat itu menyadarkan tentang cara memandang setiap hal yang terjadi dalam keseharian. Terkadang menyalahkan pihak luar lebih mudah dibandingkan dari pada meraba ke dalam diri sendiri untuk instrospeksi. Kalau kata Gobind Vasdhev, semua hal di luar diri kita itu bernilai netral, diri kita sendirilah yang memberi nilainya.

Ketiadaan ikan bisa dilihat karena kesalahan cuaca atau karena memang ikannya sedang tiada. Lebih mudah menyalahkan maka salahkan cuaca karen ketiadaan ikan. Padahal di laut yang maha luas, ketersediaan ikan sangat berlimpah. Ikan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Bisa jadi ketiadaan ikan terjadi karena ikannya pergi sementara nelayan menangkap pada tempat yang sama.
Pada hari tertentu setiap bulan ikan memang sulit ditangkap karena pancaran cahaya bulan menganggu konsentrasi nelayan. Pernah lihat film yang tokohnya berjuang di lautan dengan harimau? Film yang berjudul Life Of Pi itu dalan satu scene-nya menceritakan suasana malam hari. Ikan-ikan memancarkan warna-warni yang elok. Punggung ikan bisa terlihat jelas pada malam hari. Nah demikianlah para nelayan juga menentukan jenis ikannya pada malam hari dengan melihat pancaran punggung ikannya.

Kalau hasil tangkapan nelayan berkurang, benar kata penjual ikan, ikannya sedang tidak ada. Jadi tenang saja, nanti akan ada lagi ikannya, akan mudah lagi ditangkap oleh nelayan asal tidak serakah agar ketersediaan di alam terbuka masih melimpah.

Share:

Sabtu, Januari 24, 2015

Hope Kemudian Hopeless

Terpilih secara dramatis oleh rakyat Indonesia, Jokowi kemudian di elu-elukan dunia. Majalah Time memampang muka Jokowi dengan jelas dan dibubuhi "A New Hope" di bagian halaman depan atau covernya.

Sebuah harapan baru masyarakat Indonesia atau harapab baru Amerika Serikat untuk mencengkeramkan kuasanya atas sumber daya alam. Keduanya beririsan sangat tipis mengingat harapan barunya disampaikan secara terang-terangan oleh media Amerika Serikat.

Merasa tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihannya yang sangat tinggi, pemerintah bisa mudah membangun kebijakannya. Pun di sisi masyarakat, Jokowi dianggap mampu menampung semua aspirasi secara langsung tanpa terjebak berbelitnya birokrasi. Harapannya kemudian menggantung setinggi langit kepada Presiden Jokowi yang terpilih.


Sayangnya, harapan yang terlampau tinggi ini juga ternyata sulit direalisasikan. Misalnya tiba-tiba Jokowi menaikan harga BBM yang belakangan kemudian diturunkan lagi. Jokowi bisa saja berkilah karena subsidi harus dialihkan ke sektor yang lain tetapi harga minyak dunia sedang turun drastis. Menurunkan harga premium ternyata tidak diikuti oleh penurunan harga barang dan jasa lainnya. Misalnya ongkos angkutan kota yang tak berangsur turun sejak harga premium turun.

Selama ini masyarakat hanya mengenal Jokowi seorang, tidak melihat lingkaran lebih luas lagi. Ada Megawati yang sebenarnya masih 'ngebet' ingin jadi presiden lagi. Megawati tidak jadi presiden, kalah pamor dari Jokowi tetapi Megawati punya jaringan besar politikus pengatur negeri ini. Mereka yang sudah malang melintang di peta politik republik Indonesia.

Saat ini, disinyalir Jokowi sedang digiring ke killing ground. Jokowi harus siap berada di posisi yang akan dibenturkan dengan pendukungnya sendiri. Beberapa hari yang lalu, Relawan Dua Jari berunjuk rasa. Relawan adalah basis terbesar Jokowi dalam memenangi pemilihan umum. Kasus perselisihan antara KPK dan Polri yang berawal dari polemik yang melibatkan Budi Gunawan adalah sebentuk jembatan pengantar ke arena killing ground. KPK vs Polri sedikit banyak menguras pemikiran Presiden Jokowi. Dua-duanya merupakan pilar penting negara ini. Memberantas korupsi adalah janji Jokowi, kepolisian adalah lembaga penting yang harus diperhatikan mengingat stabilitas negara berbanding lurus dengan stabilitas ekonomi.

Ada kesan Jokowi tak tegas dalam mengintervensi kepolisian perihal penangkapan Bambang Widjayanto. Jokowi tak ada, muncullah beragam tuntutan kepada presiden. Tengok saja hastag #SaveKPK #WhereAreYouJokowi dan lain-lain menjadi trending topic untuk mendesak Jokowi tegas dalam melindungi lembaga anti korupsi.

Dari hope kemudian menjadi hopeless, semoga saja Presiden Jokowi sedang membuat pertimbangan agar tidak makan buah simalakama. Membela KPK dan Polri adalah hal penting jangan sampai kehilangan arah dan fokus dalam menyelesaikannya.

Share:

Realisme Film Hijab

Entah trend atau memang kejenuhan dengan tema film futuristik, film-film yang menampilkan apa adanya jauh lebih menarik. Lebih manusiawi dan memotret realitas tanpa didramatisasi atau dibuat jadi lebay, sebuah film menjadi sangat menarik. Kita bisa tertawa dan menertawakan aktor. Lebih dalam lagi, kita menertawakan diri sendiri.

Kesan menertawakan diri ini muncul dari sutradara Hanung Bramantyo. Ia mengaku membuat cerita film yang mengalir saja dari keseharian yang dialami sang istri, Zaskia Adya Mecca. Sang istri juga ikut bermain dalam film Hijab bersama teman-temannya yang sesama hijabers.

Setiap orang punya alasan untuk memakai hijab, dulu disebut jilbab, jilbabers, kerudung, kudung gaul, dll. Ada yang memang sudah terbangun dari keluarganya, ada juga yang memang terbangun dari lingkungan atau komunitasnya di kampus atau sekolah. Melalui berbagai rintangan, ada yang terus menerus tetapi ada juga yang berjilbab kemudian lepas lagi. Banyak kisah sisi-sisi lain dari cerita para perempuan berjilbab ini. Tren jilbab kemudian meningkat saat seorang desainer muda memasyarakatkan aneka jenis model hijab yang menarik dipandang mata.

Kisah perempuan memakai hijab juga menarik. Ada yang terjebak seperti digambarkan dalam film hijab, ada yang masih enggan memakai hijab dengan alasan "menghijab dulu hatinya sebelum menghijab fisiknya". Ada juga memakai hijab tetapi bagian-bagian tubuh lainnya menonjol tak terhalangi hijab. Untuk yang ini kemudian muncul istilah jilboob dan jilbooty. Setiap orang boleh punya persepsi masing-masing tentang hijab ini tetapi jangan sekali-kali menghakimi sikapnya. Dukung saja niat baiknya.

Film hijab menggambarkan hal menarik yang seadanya. Aneh kalau ada yang menilai film hijab sebagai sesuatu yang tidak baik. Film hijab adalah sisi lainnya dari kehidupan perempuan dibalik hijabnya. Tonton dan nikmati saja dulu kemudian beri apresiasi. Syukur-syukur bisa ikut tertawa dan menertawakan diri sendiri sebagaimana yang dirasakan oleh sang sutradar Hanung Bramantyo.

"Mengapresiasi karya film anak negeri adalah dengan menontonnya di bioskop"

Share:

Selasa, Januari 20, 2015

Bob Sadino

Salah satu pebisnis inspiratif adalah Bob Sadino. Gaya yang eksentrik membuat ia mudah dikenal banyak orang. Dengan celana pendek khasnya, ia selalu menampilkan diri sebagai sosok yang sederhana dalam penampilan tetapi kaya dalam pengalaman. Ia juga kaya dalam pikiran. Tentu saja ia kaya secara materi dengan berbagai macam bisnis yang ia geluti. 

Dari berbagai media saya mengenal Bob Sadino. Dalam salah satu wawancara di televisi, ia banyak mengungkapkan rahasia sukses bisnisnya. Kerja keras dan terus berusaha mengembangkan ide-ide kreatifnya adalah dua hal yang saya catat. Tidak mungkin Kemchick bisa sebesar dan menginternasional seperti sekarang jika tidak bermodal dua hal tadi. Hal menarik yang pernah ia ungkapkan adalah " Orang goblok sulit kerja maka ia buat perusahaan yang mengerjakan orang pintar". 

Mengawali usaha di negeri orang bukanlah hal mudah. Tetapi Bob Sadino mampu membuktikan kerja keras dan kreativitasnya untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Kembali ke Indonesia dengan modal yang cukup besar membuatnya lebih mudah membangun perusahaan dengan berbagai unit bisnis.

Kesederhanaan dalam pakaian dan kedalaman dalam berpikir serta bertindak akan selalu menghiasi dunia bisnis Indonesia. Kini Bob Sadino sudah meninggalkan kita. Jasa besarnya untuk mengangkat Indonesia di ajang Internasional harus kita apresiasi dan terus kita kembangkan. Semoga semua amal baik Bob Sadino diterima di sisiNya. Aamiin!


Share:

Rabu, Januari 14, 2015

Mahar Meninggal

Dunia perfilman Indonesia kini sedang berduka. Salahseorang aktor dalam film Laskar Pelangi, Mahar atau Verrys meninggal dunia. Belum lama ini ia terkenal karena perannya yang keren dalam film besutan Riri Riza dan Mira Lesmana ini.

Sebagai Mahar yang seniman. Senang bernyanyi, bersenandung lagu-lagu melayu, membaca puisi dan mendengarkan lagu rock and roll, Mahar adalah sosok anak yang berbakat.

Ide-idenya cemerlang. Ia bisa berbagi ide tersebut dengan teman-temannya. Salah satu idenya saat pertunjukan antar sekolah dasar di Belitung waktu itu membuat sekolah Muhammadiyah menang karena keunikannya.

Memakai kostum dari daun enau dan buah-buahannya. Sangat kontras dengan tim kontestan dari Sekolah Dasar lain yang konvensional. Walaupun ada harga yang harus dibayar dari kemenangan mereka yaitu gatal-gatal sekujur tubuh karena getah dari buah-buahan tersebut.

Kreativitas anak-anak yang ditunjukan sosok Mahar menginspirasi banyak orang terutama para guru untuk mendidik dengan kreatif dan lebih memahami anak.

Tokoh pemeran Mahar kini sudah tidak bersama kita tetapi saya yakin, inspirasinya akan terus mengalir. Semoga semua amalannya diterima di sisiNya. Aaamiin. Angkat topi untuk sosok pemeran Mahar.

Share:

Selasa, Januari 13, 2015

Tekad

Pagi-pagi terbangun kemudian bersiap-siap menuju kampung tempat bergiat sehari-hari. Setelah mandi, gosok gigi, sholat, sarapan, hidupkan motor melajulah melewati lembah dan punggungan.

Di setiap belokan lembah, ia temui banyak hewan yang riang gembira di pohon. Burung-burung yang berkicau. Tupai yang meloncat dari satu dahan ke dahan lainnya. Sesekali kutemui musang yang melintasi jalanan. Bergegas lari untuk menghindari pemangsa dan manusia. Manusia yang sering memburu hewan-hewan tak berdosa. Apa salah mereka sampai harus diburu? Buat dijual? Dipelihara? Sesungguhnya mereka para pemburu, pembeli, dan pemelihara itu tidak tahu apa yang dirasakan oleh hewan-hewan peliharaannya. Mereka mengurung dalam sangkar, menebak-nebak tentang perasaannya. Lapar beri makan demikian dan seterusnya. Padahal ada perasaan lain yang dirasakan hewan dan tidak diketahui manusia. Perasaan terasing dan tercerabut dari habibatnya adalah hal yang menyiksanya. Bayangkan mereka terpisah dari keluarganya. Anak yang kehilangan induknya. Induk yang kehilangan anaknya.

Perasaan itu mengaduk-aduk sepanjang jalan menuju kampung tempatnya mengajar. Ia pun bertekad untuk mengubah cara pandang anak-anak di kampung itu untuk tidak lagi memburu hewan-hewan tak berdosa. Ia bertekad untuk menghentikan perburuan hewan liar yang dilindungi. Memerangi penjualan hewan dan menggantinya dengan memberdayakan pertanian.

Memutus mata rantai penjualan hewan-hewan liar mulai dari pemburunya. Para pemburu hewan liar akan dibina kegiatan ekonomi yang lebih kreatif dari sekedar memburu. Misalnya dengan mengemas penjualan pertanian di kampungnya dengan lebih kreatif.

Melaju terus motor trailnya melewati jalan setapak sebelum menemui jalan desa. Dengan segudang tekad, ia berjuang untuk kebaikan alam semesta dan semuanya.

Share:

Kamis, Januari 08, 2015

Low Cost Ticket, Helooo!?

Baru mendengar berita yang ajaib dari Menteri Perhubungan Indonesia. Setelah kasus Maskapai AirAsia mencuat kepermukaan karena (katanya) tak memiliki ijin terbang di Surabaya, lalu terjadi kecelakaan Airaisa di Selat Karimata, Menhub lalu mengeluarkan statement menghapus tiket murah penerbangan untuk mengurangi kecelakaan.

Let's go traveling
Nalarnya disimpan dimana? Memangnya dengan menaikan harga tiket dan menghapus tiket murah penerbangan menjadi aman? Musibah dan kecelakaan itu ada dua. Disebabkan karena kelalaian manusia atau murni karena musibah itu sendiri. Manusia itu tidak punya kuasa untuk menentukan hidup dan matinya. Hanya Tuhan. Pada saat terkena musibah, orang muslim selalu mengucapkan "Innalillahi wa innailahi rojiun" segalanya berawal dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah.

Penentuan tiket murah oleh maskapai penerbangan tentu bukan tanpa sebab. Tidak mungkin dibuat kebijakan tiket murah kalau sekedar terbang, apalagi ingin membawa kecelakaan. Semuanya punya keinginan untuk aman. Berangkat aman dan pulang dengan nyaman. Tiket murah pesawat, maskapai apapun dibuat selalin untuk promosi juga mengisi kursi kosong. Sekali terbang sebuah maskapai penerbangan membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya yang cukup besar inilah yang membuat beberapa maskapai penerbangan gulung tikar karena tak mampu membiayai operasional. Logikanya daripada kursi kosong tetapi jadwal harus terbang, ya diturunkan saja harganya. Memangnya maskapai penerbangan seperti angkutan kota yang menunggu penumpang lalu berangkat. 

Rencana menghentikan tiket murah penerbangan akan menyebabkan banyak hal terutama pada sektor pariwisata. Hal-hal yang akan terkena dampak dari kebijakan ini antara lain:

1. Kunjungan wisatawan dari luar negeri akan berkurang. Beberapa wisatawan dari mancanegara sudah terbiasa dalam bepergian dengan pesawat terbang. Mencari tiket murah penerbangan ke negara tujuan akan menjadi hal yang mengasyikan. Jika tiket murah menuju Indonesia ditiadakan, bersiaplah untuk melihat angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun dibanding tahun sebelumnya.

2. Traveler yang akan terganggu jadwalnya. Traveler dari Indonesia menuju daerah-daerah di bagian lain Indonesia bersiaplah menunda banyak waktu untuk mengunjungi kawasannya sendiri. Melihat Raja Ampat secara langsung, diving di sana, dan berinteraksi dengan penduduk sekitar bisa sirna karena tak ada tiket murah pesawat terbang. Begitu juga dengan rencana bepergian ke luar negeri. Misalnya ke Nepal, China, Thailand, dll. Traveling itu menyenangkan, mengunjungi tempat baru dan belajar banyak hal dari orang-orang yang kita temui. Seandainya tiket murah penerbangan hilang, hilanglah kesempatan belajar dari banyak penduduk di belahan bumi yang lain. 

3. Maskapai penerbangan gulung tikar. Yah, seperti yang sebelumnya sudah saya sampaikan. Dalam satu kali penerbangan itu membutuhkan biaya operasional yang sangat besar. Kalau biaya yang ditanggung lebih besar daripada pemasukan, lama-lama maskapai penerbangan bisa gulung tikar karena tak ada penumpang yang mau mengeluarkan biaya untuk membayar tiket yang mahal. Tiket murah penerbangan tetap menjadi andalan. Sekalipun tidak mendapatkan untung dalam sekali terbang tetapi minimal bisa menutup biaya operasional itu sudah dirasakan cukup buat membiayai operasional maskapai penerbangan.

Nah, bagaimanapun tiket murah penerbangan tetap harus ada. Menteri Perhubungan baiknya meninjau ulang jika kebijakan itu benar-benar akan diberlakukan.

Share:

Rabu, Oktober 08, 2014

Cukul

Ada satu daerah di Bandung Selatan yang cukup menarik untuk dikunjungi. Terutama mereka yang suka jalan-jalan menyusuri perkebunan teh, merasakan kesegaran udara pegunungan, dan indahnya danau.

Bandung Selatan selain perkebunan teh di Ciwidey dan Pangalengan, masih banyak lagi yang belum terungkap. Hal ini karena akses jalan menuju perkebunan yang seringkali tidak sebaik jalan jalan di perkotaan. Tetapi jangan khawatir jalur ke Cukul ini sangatlah baik. Jalanan mulus sampai lokasi. Kalaupun ada lubang-lubang sedikit itu hal wajar.

Saya melewati jalur selatan sebelum sampai di Cukul. Jalur yang tak biasa karena jalur selatan menuju Bandung biasanya mengikuti jalur umum. Ini berbeda, dengan semangat menyala, saya putuskan jalurnya berbeda.

Dari arah Garut Selatan, lurus ke arah barat menuju Pantai Rancabuaya. Jalanan sepanjang jalur selatan ini sekarang sudah bagus dibandingkan dua tiga tahun yang lalu. Dari Rancabuaya kemudian belok kanan ke arah Cisewu. Jalanan cukup menanjak dan menurun maka pastikan kendaraan anda prima. Tanjakan dan turunannya sangat curam dengan jurang di sisi kiri dan kanannya. Lebar jalan juga sangat sempit, pada beberapa daerah kita harus melipir jika berpapasan dengan kendaraan dari arah sebaliknya.

Selesai melewati Cisewu selanjutnya jalanan cukup lebar pada saat mendekati daerah perkebunan teh. Cuaca yang cerah membuat pemandangan sekitar sangat indah. Nah di perkebunan ini salah satu puncaknya kita bisa menikmati kantor afdeling Cukul. Di tengah kebun teh dengan danau di lembahnya. Sejenak beristirahat di Cukul sambil menghirup udara segar dan meredakan ketegangan setelah melewati tanjakan dan turunan yang curam. Ada penjual baso yang enak yang bisa kita nikmati setelah 'gogoleran'. Jangan lupakan merekem kenangan. Spot di Cukul sangat menarik untuk para penyuka fotografi.
Jalanan di Jalur Selatan Jawa Barat
Sambil menikmati pantai selama perjalanan
Cukul, tempat asyik buat refreshing
Danau dengan air jernih


Share:

Sabtu, September 27, 2014

Hidup Hari Ini

Suatu hari menjelang sore setelah memberikan instruksi untuk siswa Pendidikan Dasar sebuah Mahasiswa Pecinta Alam dari kampus yang berada di Jalan Setiabudi, Bandung, kami berkumpul di saung yang dijadikan base camp instruktur.

Seorang teman memulai pembicaraan yang menarik, "Tahun depan, kita tidak usah bikin perencanaan pendidikan dasar, langsung sebar formulir kemudian tahap kelas dan tahap lapangan. Orang-orang yang merencanakan pasti itu lagi, ke lapangan juga itu lagi, tinggal kader tiap pos agar tahun depannya mereka tidak ribet lagi bikin perencanaan".

Sekilas perkataan itu seperti bercanda, maklum kalau ada waktu berkumpul, para panitia pasti menyegarkan suasana dengan guyon lucu. Guyonan ini biasanya muncul lagi kalau ada acara kumpul-kumpul anggota. Tak pernah bosan untuk mengulang cerita menyenangkan pada masa lalu.

Nah, kata-kata teman saya itu kemudian saya maknai dikemudian hari. Ada benarnya semua kata-kata dia walaupun ada juga tidak benarnya. Saat itu semua instruktur rata-rata sudah melaksanakan pendidikan dasar minimal dalam jangka waktu 2 tahun. Dinamika di lapangan relatif datar karena semua sudah berjalan lancar dalam relnya masing-masing.

Di sisi yang lain, ada semacam kekhawatiran menurunnya trend penerimaan anggota karena titik jenuh para anggota untuk membuat inovasi. Syukurnya ini tidak terjadi. Kegiatan organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya sampai hari ini.

Seandainya saja semua tidak sadar dengan dinamika dan merasa sombong atas raihan saat itu, bisa jadi organisasi Mahasiswa Pecinta Alam itu sudah lenyap. Alam mengajarkan agar kita tidak sombong. Ini juga yang didengungkan kepada setiap siswa untuk terus semangat menyalakan harapan dalam diri agar bisa memberikan yang terbaik untuk lingkungan, untuk Indonesia.

Hidup hari ini! Saat matahari tak mampu memberikan kehangatan pada tubuh kita, harapkanlah bintang yang memberikannya, jika bintangpun tak mampu, nyalakan kehangatan dari dalam diri sendiri kemudian pancarkan keluar agar orang di sekitarmu merasakan kehangatan akan hadirmu!

Share:

Selasa, Agustus 19, 2014

Turun Tangan dan Sikap Politik

"Saatnya turun tangan, bukan hanya sekadar urun angan" Anies Baswedan.

Anies Baswedan 
Akhir 2013 dalam satu kesempatan diskusi bersama Anies Baswedan, saya merasa terpanggil untuk turun tangan oleh sebuah ajakan membangun Indonesia. Menuntaskan janji kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu janjinya yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia. 

Anies Baswedan seorang yang menginspirasi saya untuk bergerak bersama-sama membangun Indonesia. Semua manusia Indonesia yang merasa tergerak untuk turun tangan, bisa melaksanakannya dalam bidang apapun. Seorang petani, seorang pedagang, seorang guru, seorang pengusaha, dan apapun profesinya bisa turun tangan membangun Indonesia. Kepedulian semuanya bisa dilakukan dengan melakukan kebaikan pada setiap bidang yang dikerjakannya. Tak harus menjadi politikus untuk membangun Indonesia. Untuk turun tangan menuntaskan janji kemerdekaan Indonesia.

Lalu bagaimana dengan sikap politiknya? Ini pertanyaan menarik. Siapapun orangnya yang bergerak dibidang politik, selama dia baik, orang baik, maka inilah kesempatan kita semua untuk mendukungnya. Lepaskan masalah latar belakang, orang baik pasti akan melakukan kebaikan tanpa pamrih. Ini tantangan orang baik, ketika ia sudah menjalankan kebaikan maka bersiaplah menerima kenyataan seolah-olah kebaikannya hanya alat untuk melanggengkan kekuasaannya.

Buat saya, orang baik itu perlu didukung. Seperti kata Anies Baswedan, di republik ini bukan tidak ada orang baik, tetapi orang baik lainnya malah mendiamkan ketika ada orang baik hendak melakukan kebaikannya.

Saya percaya benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Inilah yang selalu menjadi dasar untuk selalu melakukan kebaikan bahkan sekecil apapun. Karena kebaikan sekecil apapun kebaikan akan memberikan dampak yang besar untuk alam semesta. Mari turun tangan, mari dukung orang baik di sekitar kita untuk menularkan kebaikan-kebaikan sehingga menjadin lebih besar.
Share:

Rabu, Juli 02, 2014

Sisi Lain Bambang Pamungkas

Sepakbola selalu memberikan banyak sisi yang menarik untuk dilihat. Bukan hanya bola bundar yang dioper dari satu pemain ke pemain lain kemudian ditendang keras melewati garis penjaga gawang untuk menciptakan skor. Sepakbola juga adalah dinamika kehidupan yang menarik. Ada 22 orang pemain dengan satu wasit dan dua hakim garis yang bermain dengan disaksikan puluhan sampai ribuan orang.

Salah satu dinamika yang menarik adalah pemain sepakbolanya. Ada banyak pemain yang menginspirasi saya dalam kehidupan. Bambang Pamungkas atau sering dipanggil Bepe adalah contoh pemain bola nasional yang inspiratif. Ia bermain bukan sekadar bermain saja. Ia memaknai setiap permainannya dengan baik. Ia memimpin rekan-rekannya untuk bermain dengan baik, mengendalikan emosi temannya yang hilang kendali, serta memotivasi teman-temannya yang mengalami kekalahan setelah permainan.

BEPE20: PRIDE (bolabanget.com)
Sisi-sisi manusia yang menarik dalam kehidupan Bepe saya baca dalam bukunya yang berjudul BEPE20: PRIDE. Bepe menuturkannya dengan baik. Dalam facebooknya, Bepe menuliskan  "BEPE20: PRIDE terasa lebih dramatis karena merupakan kumpulan cerita yang lebih banyak muncul dari era perjuangan Bepe sebagai pemain profesional di saat terjadi dualisme liga, dualisme federasi PSSI dan KPSI, bahkan dualisme tim nasional".

Memang benar, Bepe dalam buku tersebut terasa sebagai manusia yang bergelut dengan dinamika-dinamika kesehariannya. Misalnya dalam satu catatannya ia menuliskan dengan baik saat harus meninggalkan Persija Jakarta dan berlabuh di Pelita Bandung Raya. Ia meninggalkan sebuah klub ibukota yang sangat ia cintai selama hampir satu dekade. Bepe tidak bisa menyembunyikan kegundahan hatinya saat itu. Ia memilih dengan keberaniannya meninggalkan klub untuk mendapatkan hal yang ia kejar. Bukan sekadar uang dalam memilih klub. Bepe membandingkan dengan tawaran beberapa klub sebelum melabuhkan pilihannya. Ada hal yang menarik dirinya begitu kuat, yaitu kesamaan visi dalam pengembangan sepakbola antara dirinya dengan klub barunya.


Banyak lagi pengakuan-pengakuan Bepe yang ia tuliskan dengan runut dan baik serta dramatis seperti pengakuan sebelumnya. Misalnya tentang sikapnya ketika bertemu dengan mantan klubnya yang mengharuskan ia bersikap profesional tetapi hati kecilnya masih berat. Ia masih berasa salah fokus ketika melakukan serangan. Terlebih ketika seorang pemain belakang berkata "Kenapa kamu di sini Kapten, kamu seharusnya di sana (di posisi depan sebagai penyerangnya).

Mantaap! hanya itu yang bisa saya tuliskan untuk menggambarkan buku ini. Bambang Pamungkas pantas mendapat tempat dihati penggemarnya. Maju terus bepe!
Share:

Postingan Populer