Ruang Sederhana Berbagi

Sabtu, Maret 06, 2010

Wasit Kita




Isu PSSI terbaru adalah konspirasi pengaturan skor yang melibatkan wasit. Wasit adalah pengadil di lapangan sepak bola. Adanya wasit permainan menjadi menarik. Tidak ada kekasaran dan tindakan yang bisa mengakhiri karier seorang pemain sepak bola. Bayangkan jika sepak bola tidak ada wasit. Kedua kesebelasan akan bermain seenaknya, semaunya dan sekasar-kasarnya untuk memenangkan sebuah permainan sepak bola.

Diakui atau tidak, keberadaan wasit tetap dibutuhkan untuk mengatur permainan agar tetap menjunjung tinggi sportivitas, enak ditonton dan menghibur. Tetapi dalam kondisi tertentu keberadaan wasit ini menjadi momok yang menakutkan ketika keputusan-keputusannya kontroversial. Mendukung salahsatu team dan memojokkan team satunya lagi. Permainan menjadi tidak seimbang, tidak enak ditonton dan menimbulkan kecurigaan ada ‘permainan’ dibalik permainan sepak bola sesungguhnya. Terlepas dari ‘permainan’ dibalik permainan yang sesungguhnya. Saya melihat bahwa dinamika wasit akan terus berlangsung selama dinamika sepak bola itu ada. Jadi keberadaan wasit akan tetap ada selama ada sepak bola. Begitu juga dinamikanya, akan tetap menjadi bahan perbincangan selama dinamika sepak bola berlangsung.

Wasit terkadang biasanya jadi tertuduh atas kekalahan satu team, tetapi disisi lain wasit juga menjadi pahlawan bagi kemenangan satu team lainnya. Disinilah timbul kecurigaan adanya konspirasi team dengan wasit. Tetapi jangan salah dan menuduh begitu saja, bahkan didunia belahan manapun, keberadaan wasit ini selalu menjadi polemik. Ferguson misalnya, dalam beberapa kesempatan ketika team MU mengalami kekalahan, wasit menjadi biang kekesalannya dengan mengatakan ”tidak fairlah, tidak memberikan waktu injury time yang tepat, dlsb”. Fergusonpun pernah berurusan dengan FA (PSSI-nya Inggris) karena komentar kontroversial tentang wasit saat MU menghadapi Sunderland. Wasit yang memimpin laga itu bernama Alan Wiley, laga itu sendiri diakhir dengan skor 2-2. Ferguson mengatakan bahwa wasit Alan Wiley hanya memberikan tambahan waktu 4 menit 2 detik.

Dari dalam negeri, yang unik dan bisa menjadi bahan pelajaran bagi semua penikmat sepakbola adalah keputusan Irjen Polisi Alex Bambang Riatmojo Kepala Polda Jateng yang menolak wasit kontroversial memimpin laga sepakbola di Jawa Tengah. Kepolisian Daerah Jateng ini bahkan mendata wasit-wasit yang pernah memberikan keputusan kontroversial. Alasannya cukup sederhana tetapi bermakna, wasit yang kontroversial dikhawatirkan memicu kerusuhan.

Fenomena ini unik jika melihat kondisi sepakbola yang melibatkan kepolisian, tetapi kita harus buka mata dan hati bahwa alasan kerusuhan salahsatunya terjadi karena wasit yang tidak baik memimpin laga. Contoh saja ketika kerusuhan saat babak 8 besar Liga Indonesia dua tahun yang lalu saat wasit menganulir 3 gol Arema Malang ke gawang Persiwa Wamena hingga membuat Aremania marah, mengamuk dan merusak stadion Brawijaya.

Wasit.. Sekali lagi tetap menjadi bagian dari dinamika sepakbola. Inilah asiknya sepakbola, dinamikanya terus berjalan seperti kehidupan. Keberadaan wasit bisa menjadi tontonan menarik, mengasikan dan dinamis tetapi disisi yang lain wasit juga bisa membuat tontonan yang harusnya menarik menjadi menyeramkan, bikin geram dan rusuh. Sebagai pecinta sepakbola tanah air, saya berharap dinamika ini menjadi bagian yang selalu membuat sepakbola menarik, indah dan seni yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Wasit diharapkan mampu memimpin pertandingan dengan baik, menunjung tinggi profesionalisme, menjunjung tinggi sportivitas dan fair play. Maju terus sepakbola Indonesia!

Supporter di Si Jalak Harupat (Photo by Iden Wildensyah)

Supporter di Si Jalak Harupat (Photo by Iden Wildensyah)

Share:

0 komentar:

Postingan Populer