Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Cerita Pendek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Pendek. Tampilkan semua postingan

Rabu, Desember 31, 2014

How Good You Want To Be?

Tahun 2014 sebentar lagi berakhir. Pasti banyak cerita selama mengarungi tahun 2014. Cerita-cerita seru yang membuat tahun 2014 menjadi sangat berkesan. Pelajaran-pelajaran penting mengalir sedemikian rupa pada setiap individu yang menjalaninya. Semua tahu, guru terbaik adalah pengalaman. Selama mengalami tahun 2014, pengalaman-pengalaman yang terjadi baik yang berkesan mendalam atau sekedar lewat saja, semuanya adalah guru buat kita. Guru-guru itu membawa pelajaran kehidupan untuk kita maknai.

Whatever You Think, Think The Opposite! (Paul Arden)
Selama menjalani, kita menginginkan kebaikan tetapi adakalanya malah ketidakbaikan yang menimpa. Bisa jadi itu yang terbaik yang Tuhan berikan pada kita. Baik di mata kita belum tentu baik di mata Tuhan. Tetapi tidak baik di mata kita bisa jadi kebaikan di mata Tuhan. Kita hanya tidak menyadarinya. Tuhan mengajak kita untuk lebih bersabar menunggu waktu yang tepat.

Teringat salah satu catatan Paul Arden, It's  All My Fault yang berusaha menasehati dengan baik.
If you are involved in something that goes wrong, never blame others. Blame no one but yourself. If you touched something, accept total responsibility for that piece of work. If you accept responsibility, you are in a position to do something about it. 
The point is that, whatever other people's failings might be, you are the one to shoulder the responsibility. There are no excuses.

Terimalah setiap pelajaran penting dalam hidup ini untuk kebaikan diri sendiri. Tidak ada alasan untuk mencari-mencari kesalahan ke pihak luar. Intinya ada di dalam diri.

Everybody wants to be good, but no many are prepared to make the sacrifices it takes to be great.
To many people, being nice in order to be liked is more important. There's equal merit in that, but you must not confuse being good with being liked.
Most people are looking for a solution, a way become good. There is no instant solution, the onle way to learn is through experience and mistakes.
You will become whoever you want to be.





Share:

Kamis, Desember 04, 2014

Setiap Anak Itu Unik

Setiap anak dilahirkan dengan keunikan, seperti Alien dia merasa akan menguasai bumi dan berusaha agar tidak kembali tetapi kadang orangtua tidak menyadari bahwa anak memiliki potensi dan energi yang luar biasa” (David Gerrold)

                            Imagine (www.redorbit.com)
Saya menonton film ini tanpa disengaja, tahu judulnya pun setelah saya habis nonton. Saya sangat menyukai setiap film yang menceritakan hubungan anak dan orang dewasa, baik itu ayah anak ataupun anak dengan orang dewasa di luar ayahnya. Kisahnya berkisar seorang penulis duda (diperankan Cusack) yang diyakinkan seorang petugas sosial (diperankan Okonedo) untuk mengadopsi seorang anak lelaki bernama Dennis (diperankan Coleman) yang dianggap berasal dari planet Mars. Dennis seorang anak laki-laki yang menghabiskan waktu nya dalam kotak pendingin (sejak ia alergi matahari) yang berat dan memakai ikat pinggang yang terbuat dari baterai untuk menghindari The Earth’s gravity dia tidak akan terus ke bawah.

David adalah seorang penulis sains fiksi, dia mengadopsi Dennis walaupun ditentang oleh Agen dan saudara perempuannya. penentangan ini wajar saja, pertama sang agen khawatir perhatian David malah tercurahkan pada anaknya. Kedua, proyek bukunya bisa berantakan.Anak yang diadopsi ternyata memiliki kelebihan, kelebihan ini yang ternyata membuatnya menjadi seorang yang unik. David belajar banyak dari kelebihan anak ini. Dalam satu adegan, Dennis bermain dengan dilindungi oleh kardus, kemana-mana dibersembunyi didalam kardus itu, alasannya karena ia takut matahari. Di pinggangnya dia pasangi pemberat yang dia buat sendiri dari batere bekas untuk menahan agar gravitas tidak menyedot dia ke Mars.

Dialog yang seru tentu saja di adegan menjelang akhir cerita, ketika David berusaha menyelamatkan Dennis di atas atap observatorium yang diyakini Dennis sebagai tempat untuk kembali ke Mars. Dialog ini sangat kuat, isinya sangat bermakna sampai akhirnya mereka bisa bersatu.Proyek film THE MARTIAN CHILD diangkat dari cerpen David Gerrold, sedangkan Jonathan Tollins dan Seth Bass menulis skenarionya.
Share:

Senin, November 17, 2014

Merancang

Salahsatu kegiatan di sekolah yang sering saya lakukan adalah merancang. Apapun yang menarik untuk dirancang. Misalnya kendaraan, pesawat, robot, rumah, lingkungan sekolah ideal, dll. Dalam setiap kegiatan merancang, anak dibebaskan untuk berkreasi seunik dirinya. Tidak ada batasan. Jikapun ada instruksi, itu dilakukan semata-mata membuat patokan agar anak bisa menangkap proses pembelajaran dalam rancangannya.

Setiap pelajaran bisa dipadupadankan dalam proses merancang ini. Istilah kerennya bisa diintegrasikan. Misalnya saat belajar tentang sifat bahan, anak bisa merancang dengan jenis bahan yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Anak mengukur berdasarkan imajinasinya. Setelah itu, saat memasuki materi energi dan sumber energi, anak bisa memadukan pengetahuannya tentang energi ke dalam rancangannya. 

Pengetahuan-pengetahuan dasarnya harus diperkuat dalam diri anak-anak. Selanjutnya proses merancang akan semakin menguatkan lagi tentang keterkaitan satu ilmu dengan ilmu pengetahuan lainnya.

Proses kreatif dan imajinasi juga akan semakin terasah dalam diri anak-anak. Mereka akan terbiasa krearif dalam mengolah rancangannya. Misalnya dengan warna-warni yang lebih ekspresif.  Begitu juga penambahan fungsi lain pada setiap rancangannya.

Senang rasanya saat ada anak yang kemudian menjadikan proses rancangannya tidak terpatok pada pelajaran saja atau pada instruksi saja. Ia melakukannya murni karena insiatif sendiri untuk mengimajinasikan sesuatu yang ada dalam pikirannya.

Jadi, ajak terus anak-anak untuk merancang apapun yang ada di dalam pikirannya. Imajinasi yang terasah sejak kecil mampu membuat anak kreatif dikemudian hari. 

Share:

Rabu, November 12, 2014

Sepatu

Beberapa hari yang lalu saya ke sebuah toko untuk membeli sepatu. Sepatu adalah hal penting dalam menentukan prioritas belanja. Bukan karena penting, mahal, dan berharganya, tetapi karena sulitnya menentukan pilihan sepatu. Saya paling sulit membeli sepatu sendiri. Teorinya sih mudah, cari yang cocok dan sesuai dengan diri kita. Bisa juga dibaca sebagai sepatu yang cocok dengan isi dompet.
Ada banyak kisah menarik tentang sepatu ini. Saking menariknya sebuah cerita sepatu, Dahlan Iskan pernah bercerita banyak tentang hal ini dalam buku cerita yang berjudul "Sepatu Dahlan". Maknanya sangat dalam karena sepatu tersebut adalah kisahnya waktu kecil.

Sepatu juga menjadi bagian yang menarik dalam film "Shaolin Soccer". Seorang perempuan jago Thai Chi penjual martabak, menjahit sepatu Stephen Cow yang sudah usang. Sepatu itu mengantarkan para jagoan mengalahkan manusia teknologi.

Tali Sepatu

Saya mengawali awal sekolah dasar dengan sepatu bertali. Perjuangan pagi hari setelah sarapan sebelum berangkat sekolah adalah menalikan sepatu. Dengan berkali-kali diberi arahan dari orangtua, saya berusaha sekuat tenaga menalikannya. Walaupun hasil belum bagus tetapi dengan usaha yang terus menerus, saya bisa lancar juga ketika memasuki kelas 2 SD. Pernah satu kali waktu ketika pelajaran olahraga, sepatu saya terlepas tetapi karena saat itu belum bisa menalikan, akhirnya dibantu oleh guru olah raga.

Perkembangan sekarang untuk merespon kesulitannya anak dalam memakai sepatu bertali, muncul sepatu tak bertali. Cukup dengan karet pegas saja dibagian yang biasanya ada tali. Anak tinggal memasukan kakinya yang sudah berkaus kaki lalu berangkat ke sekolah. Ringkas dan praktis memang, tetapi dibalik itu ada sesuatu yang terlewat yaitu proses belajar anak.

Anak melewatkan sebuah pembelajaran menarik tentang menalikan sepatu. Keterampilan dasar ini akan menjadi bagian penting dikemudian hari. Dalam sebuah proses menalikan sepatu ada pembelajaran tentang mendengarkan arahan dan melakukan sesuai instruksi. Dengan mendengarkan yang baik, anak bisa menangkap instruksi dengan baik. Di bawah sadarnya, ia akan mengolah setiap informasi yang masuk ke otaknya kemudian ia proses menjadi tindakan. Ketika tindakannya benar, pada saat itu kita bisa melihat anak mengolah dengan baik. Tetapi jika ia terus menerus melakukan kesalahan, bisa jadi ia salah menangkap instruksi atau kita harus introspeksi melihat kembali instruksinya.

Motorik kasar dan halus anak secara tidak langsung diasah sejak pagi hari dari rumah. Motorik kasar dan halus ini bisa kita amati dari proses menyusun rangkaian tali agar bisa menjadi simpul yang benar saat terpasang di sepatu. Misalnya ia menalikan terlalu kencang dengan simpul mati, hasilnya saat ia membuka sepatunya ia akan kesulitan membuka karena tali terikat mati. Beda halnya saat ia langsung memasukan kakinya ke sepatu tanpa proses menalikan. Belum ada penelitian sih tapi rasanya setiap hal kecil yang dilakukan oleh anak akan selalu punya makna buat pembelajaran dirinya.

Ada baiknya selalu ajak anak untuk melewati proses yang menyenangkan dalam kesehariannya termasuk mengikat tali sepatu.




Share:

Sabtu, September 27, 2014

Antara Lelaki dan Bajunya

Ketahuilah bahwa lelaki dan baju spesialnya itu ada semacam ikatan yang mendalam. Kalau lelaki sudah menyukai satu baju, berarti dia itu tipe setia. Gak suka ganti-ganti setiap lihat yang baru. Tak tergoda untuk mengganti walaupun baju kelihatan seperti lusuh karena dipakai setiap hari.
Lelaki dan baju spesialnya yang selalu dipakai setiap hari itu bisa juga berarti ia memiliki banyak baju yang sama persis, desainnya, ukurannya, warnanya, dan segala. Berarti ia punya uang, minimal untuk membeli baju yang sama 7 buah. 7 buah itu hitungan satu hari satu baju dari senin sampai minggu.
Oh iya, lelaki dan baju spesialnya yang terlihat seperti itu-itu saja menggambarkan lelaki yang pandai berhemat selain setia seperti yang sudah ditulis sebelumnya. Pandai berhemat karena tak tergoda untuk membeli baju baru. Apalagi membeli keluaran baru. Daripada membeli baju baru, ya pakai saja baju yang disukainya, tak tergantikan.
Nah, menarik kan hubungan spesial antara lelaki dan baju spesialnya.

Share:

Senin, Juni 23, 2014

Layangan

I'm a man
I'm not a child
A man who sees
The shadow behind your eyes


Layangan atau layang layang atau langlayangan adalah mainan yang tidak mengenal umur. Ada dua lagu yang bertema layang layang, lagu lawas Indonesia dan U2 'kite'. Saya suka tema layang layang di lagu U2, liriknya bagus melodinya juga tak kalah keren.

Sementara film, saya baru menonton sebuah film yang berjudul ''The Kite Runner''. Film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, menceritakan konflik di Afganistan, sesudah Rusia masuk dan Taliban berkuasa. Yang menarik bagi saya bukan saja tema filmnya, tetapi juga layang layangnya. 
Layangan (pict by adezulmy)

Layang layang di film itu menegaskan nilai universalitas permainan layang layang, selain sepakbola sebagai olahraga yang universal. Layang layang tidak saja populer di Indonesia tetapi juga di dunia, di Afganistan salah satunya. 

Begitu pula dengan 'ngadu langlayangan', permainan ini universal. Dahulu Saya menanggap layang layang adalah milik negara yang berada di negara tropis, anggapan ini berdasar pada angin. Angin di negara tropis akan lebih kencang dibanding negara bersalju misalnya. 

Layang layang disinyalir bermula dari daratan China, lalu menyebar seiring ekspansi perdagangan ke negara-negara lainnya. Layang layang yang diterbangkan beragam, saking beragamnya ada kontes layang layang. Kontes ini menyeleksi layang layang terbaik dari sedemikian banyak dan uniknya bentuk layang layang. Ada bentuk ular naga, garuda, delman dll. Di Jawa Barat biasanya diadakan kejuaraan layang-layang di pantai pangandaran.

Jenis layang layang ada dua, pertama layang layang untuk 'ngadu langlayangan' biasanya dinamakan pepetek yang disertai benang gelasan untuk memutuskan benang lawan, kedua layang layang yang tidak di adukan, biasanya layang layang hias.
oh iya... kembali ke lirik dan melodi yang saya suka dari lagu kite itu ditulis begini....... 

Something Is about to give
I can feel it coming
I think I know what it means

I'm not afraid to die
I'm not afraid to live
And when I'm flat on my back
I hope to feel like I did
Share:

Senin, Juni 16, 2014

Lelaki dan Hujan

Di sudut sebuah pertokoan di jalan Dago, Bandung, seorang lelaki berdiri dengan buku di tangannya. Hujan deras membuatnya menyingkir masuk ke pelataran toko. Awalnya ia berdiri di halte angkutan kota, menunggu sebuah angkot yang sesuai dengan tujuannya.

Umbrella (thefabweb.com)
Ia hendak pergi menuju sebuah kafe untuk menemui kekasihnya, seorang perempuan yang sangat ia sayangi. Hujan, ia menengadah ke atas sebentar melihat kemungkinan untuk jalan. Angin dan petir datang silih berganti. Deras sekali hujan yang turun sore itu. Tak mungkin ia berjalan dalam hujan sederas sore itu.

Dari toko mengalun musik Waiting On The Rainny Street kemudian dilanjutkan dengan alunan musik Ray Jung Promise. Suasana semakin bertambah kerinduannya saat mengalun suara halus Chrisyse, Merepih Alam. Lelaki masih tertahan karena hujan semakin deras. Buku TheWitch Of Portobelo di tangannya masih tertutup. Perlahan ia buka kemudian ia baca.

Lalu lalang kendaraan tak berhenti sekalipun hujan. para pengendara motor yang menerobos hujan menggunakan jas hujan untuk mengejar cepat sampai tujuannya. Terkadang, waktu dan tugas yang harus cepat diselesaikan membuat para pemotor rela menerjang hujan.

Lelaki dengan buku di tangannya, masih tertahan di pojok pertokoan. Ia tampak gelisah, gadis pujaan hatinya menunggu di sebuah kafe. Tetapi hujan menghentikan langkahnya. Ia berharap hujan berhenti sejenak agar ia bisa secepatnya berlari menuju kafe dimana seorang gadis sedang menunggunya.
Share:

Senin, Juni 09, 2014

Hujan di Bulan Juni

Tak biasa engkau datang di bulan ini. Ketika semesta sedang menghangatkan badannya, sang matahari datang setiap hari. Hujan, engkau basuh semua kerontang dan kering dengan datang di bulan juni.

Engkau tak biasa, seperti halnya tak biasa datang sesekali di bulan yang seharusnya tanpa hadirmu. Menyiram dan memberi kesegaran pada bumi.

Engkau adalah penyegar, sekalipun engkau datang dan mengagetkan aku yang sedang merasakan hangat. Jikapun dingin kemudian menjalar di sekujur tubuh ini, tetapi engkau berbeda. kau hadirkan kesegaran dan kerinduan untuk terus berjumpa.

Hadirmu membuat duniaku ceria, kesegaranku adalah kesegaran pohon-pohon dan tanaman yang menantimu juga. Engkau kunantikan. Hadirmu selalu aku rindukan setiap waktu. Walaupun aku tahu engkau pasti menjauh untuk beberapa saat lamanya, aku selalu yakin engkau akan datang lagi dengan kesegaran sepanjang hari.

Hujan, bukankah engkau datang untuk menyegarkan? Jangan engkau rusak kesegaran akan hadirmu dengan cerita kelam. Cukuplah hadir sesekali di semesta ini. Agar setiap penghuni mampu menyerap dan merasakan kesegaran yang engkau hadirkan.

Rain (tuyetdinhsinhvat.deviantart.com)

Share:

Selasa, Juni 03, 2014

Mencarimu

Sudah lama aku mencarimu. Lewat kata-kata yang mewujud tulisan, lewat lagu yang kusenandungkan siang dan malam. Aku selalu mencarimu.
Engkau tak jua kutemukan. Entah berapa lama aku mencarimu, siang dan malam kugunakan waktuku untuk mencarimu.
Entah berapa tempat yang sudah aku datangi, dari ujung ke ujung, tiap sudut aku datangi, aku mencarimu dan engkau tetap tak kutemukan.
Engkau menghilang untuk waktu yang tak kuketahui. Engkau pergi ke tempat yang tak kukenal. Engkau hendak menjauh dari semua kenangan indah.
Selama pencarianmu, aku semakin sadar bahwa engkau sangat berharga bagiku. Mencarimu adalah petualangan paling menarik dalam hidupku. 
Setiap waktu yang kuhabiskan untuk mencarimu akan menjadi kenangan terindah yang pernah aku alami.
Aku takkan lelah mencarimu.
rose (wallchips.com)
 

Share:

Rabu, Mei 07, 2014

Bebegig (itu) Universal

Bebebig‘ adalah orang-orangan di sawah yang dibuat untuk mengusir burung-burung pipit atau sejenisnya yang dianggap mengganggu padi. Burung-burung ini, pipit dan sejenisnya yang makan biji-bijian termasuk hama pengganggu. Jumlahnya bisa ribuan jika sudah ‘euntreup‘ (hinggap) di batang tanaman padi. Untuk mengusirnya, para petani membuat ‘bebegig’ ini agar burung-burung menyangka ada penjaga padi, ada orang yang nga-’badega‘ (berdiri) ditengah-tengah sawah. Dipercaya atau tidak ‘bebebig‘ memiliki unsur mistis yang bisa mengusir hama padi terutama burung.

Percakapan saya dengan Abah Momon di kampung membuat saya berpikir lagi tentang bebegig ini. 
Bah, masih nyawah? Kumaha hamana?” tanya saya.
Ayeuna mah hama teh geus malikir sigana mah?” kata Abah Momon
Kunaon kitu, bah” kata aya
Nya atuh da teu cukup ku orea (maksudnya Urea) jeung pupuk kandang, komo keong mas” kata Abah Momon
Ku bebegig we atuh bah” Kata saya.
Jadol siah, memangna keong mas teh manuk? Manuk oge ayeuna mah malah euntreup na bebegig” Kata Abah Momon.
Uluh, bebegig teh teu dianggap atuh nya bah” kata saya.
Nyaeta sidik, hama ayeuna mah geus di sarua pada pada diajar sigana mah. Teuing sakola dimana, baheula aya bebegig teh cukup keur ngusir manuk” Kata Abah Momon
Abah Momon mengatakan sudah tidak ampuh ‘bebegig’ yang dahulu menjadi andalan mengusir burung pipit. Burung pipit itu malah hinggap di ‘bebegig’.
Orang-orangan Sawah (deviantart.com)

Bebegig‘ bukan hanya milik orang Indonesia saja, di luar negeri juga ada. Di Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dll. Dulu saya pernah melihat bebegig dalam sebuah film seri yaitu Friday The 13th. Begitu juga dalam film anak-anak Bob The Builder. Ada ‘bebegig‘ yang persis sama tujuannya yaitu mengusir burung-burung pengganggu tanaman.

Di film seri Friday the 13th, ‘bebegig‘ menjadi momok yang menakutkan bagi penduduk desa. Diceritakan bahwa ‘bebegig’ dimantra-mantrai hingga menjadi mahluk pembunuh. Tinggal masukan foto korban yang dimaksud kedalam sakunya, maka malam hari ‘bebegig‘ siap membantai orang yang dimaksud. Singkat cerita prahara ‘bebegig‘ pembunuh ini terbongkar. ‘Bebegig‘ berbalik arah membunuh majikannya ketika tanpa sengaja senjata ‘Bebegig‘ saat terjatuh mengenai foto majikannya dan jatuh tepat disaku sang ‘Bebegig‘.

Itu hanya sekelumit cerita ‘Bebegig’ yang menurut saya punya nilai universal. Sama seperti sepakbola yang universal karena dimainkan dibelahan dunia manapun, ‘Bebegig‘ juga universal karena terdapat dibelahan dunia lainnya selain Indonesia.Hidup Bebegig!
Share:

Senin, April 21, 2014

Perempuan Pemanjat Tebing

Perkenalan saya dengan dunia panjat tebing bermula dari pendidikan dasar pecinta alam di kampus. Saya terjebak sebetulnya, terjebak menikmati! Yah, di pendidikan dasar pecinta alam saya mengenal panjat tebing dan kegiatan alam terbuka lainnya. Teman saya yang mengajak untuk mengikuti pendidikan dasar. Ia yang awalnya antusias tetapi sayang pada saat tahap lapangan, ia sakit sehingga tidak bisa mengikuti. Tahun kedua kuliah, ia baru ikutan lagi. Saya, jadi instrukturnya. Saya sudah jadi anggota pecinta alam sebelum dia. Oh iya, nama saya Sekar Andina Putri.

The Climber (fineartamerica.com)
Citatah, saya tahu nama itu karena setiap kali pulang dari kota tempat saya kuliah ke rumah, saya melewatinya. Dari dalam bis, saya menatap jajaran tebing-tebing kapur itu sambil berharap suatu saat bisa mendatanginya untuk merasakan lebih dekat. Saat pendidikan dasar itulah saya bisa berada dekat dan memanjatnya sampai ke pertengahan tebing. Tidak sampai puncak karena komando pendidikan dasar sudah menetapkan jalur yang harus dilewatinya. Ternyata, susah payah saya memanjat tebing tersebut. Kalau bukan semangat, saya sudah mengundurkan diri saat kesulitan memanjat tebing. Tapi pengalaman inilah yang mengantarkan saya pada dunia yang kemudian menjadi bagian dari aktivitas keseharian saya.

Selesai pendidikan dasar, berbekal uang tabungan serta urunan para anggota pecinta alam di kampus, saya ikut sekolah panjat tebing. Sekolah lanjutan untuk yang berminat mendalaminya. Ada banyak kelas yang diselenggarakan seperti kelas dasar pemanjat pemula, fotografi, dan vertical rescue. Saya ambil kelas dasar pemula. Tahun berikutnya saya ambil fotografi dan vertical rescue. Karena mencintai dunia panjat tebing, saya pun semakin senang melakukan ekspedisi ke tebing-tebing alam. Kejuaran-kejuaraan panjat tebing yang dilakukan oleh pecinta alam, federasi, dan juga organisasi lainnya sering saya ikuti. Kejuaraan dari tingkat daerah, piala presiden, piala menpora, tingkat nasional, dan tingkat internasional pernah saya ikuti.

Perkuliahan, tentu saja saya perhatikan. Bersyukur beberapa dosen sangat mengerti dengan dunia saya. Apalagi kalau mereka tahu prestasi terbaiknya diukir oleh mahasiswinya, mereka senang dan perguruan tinggi tempat saya kuliah pun ikut bangga.

Berada di lingkungan yang didominasi laki-laki tidak membuat saya risih, apalagi saya tahu mereka sangat hormat pada perempuan. Saya tahu mereka dan percaya sepenuhnya mereka yang berada di sekitar saya adalah orang-orang baik yang selalu mendukung, menyemangati, dan mencandai saat berada di alam terbuka. Perempuan tidak harus berada di rumah saja, saya selalu ingat kata-kata ibu. Mungkin ibu juga termasuk perempuan mandiri. Saya ingat sosok R. A. Kartini dengan perjuangan emansipasinya. Jujur saja perjuangan R. A. Kartini menginspirasi saya. Sebagai pemanjat tebing, saya menyukai tantangan-tantangan dan perjuangan sesudah berhasil melewatinya adalah kenikmatan tersendiri. Saya perempuan mandiri, pejuang, dan pemanjat tebing.
Share:

Minggu, April 20, 2014

Sopir

Hidup memang naik turun. Kadang di atas kadang di bawah. Itulah yang terjadi pada saya sekarang. Dulu saya tak punya pekerjaan. Semuanya saya lakoni mulai dari tukang bangunan, pedagang, pegawai pabrik, dan lain-lain. Sekarang saya nikmati pekerjaan yang lumayan lama untuk ukuran saya yang selalu bosan.

Sebelum menjalani pekerjaan sebagai sopir direktur, saya pernah menjadi sopir angkutan kota. Walaupun katanya cuma sopir tembak, tapi saya senang mengalaminya. Berawal dari belajar "nyupir" di angkutan kota inilah petualangan saya dari satu mobil ke mobil lainnya berlangsung. 

Mengemudi (driver-improvement.co.uk)
Saya coba-coba jadi sopir taksi. Saat ada lowongan untuk sebuah perusahaan taksi yang besar di kota ini, saya berhasil melewati seleksi. Dulu sangat ketat sekali, pertama saya tak boleh bertato, paham aturan lalu lintas, dan punya disiplin yang baik dalam bekerja. Dari penilaian saat magang, saya kemudian dinyatakan lolos dan masuk tahap percobaan. Setelah masa percobaan lewat dan saya pun dinilai layak untuk menjadi  karyawan tetap. 

Kehidupan saya mulai membaik. Dari yang awalnya kerja serabutan, saya punya jaminan setiap bulan gaji dan persenan kalau mampu meraih lebih dari target harian. Perusahaan taksi itu seperti dewa penolong buat saya yang membutuhkan. 

Dengan membaiknya kehidupan, saya memberanikan diri melamar pacar saya di kampung yang kelak memberi saya dua anak yang baik. Setahun kemudian kami pindah ke kota. Waktu itu anak saya masih satu, sekarang sudah dua. Saya membawa istri dan anak saya ke rumah kontrakan. Setiap hari saya bekerja sebagai sopir taksi. Istri dan anak menunggu di rumah saat pulang. Damai sekali hidup saya selama beberapa tahun lamanya. Sampailah kemudian perusahaan taksi tempat saya bekerja mengalami krisis seiring krisis negeri ini. Perampingan karyawan berarti pemutusan kerja. Saya ternyata salah satu karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja. 

Limbung! Tapi bersyukur. Istri saya sangat tabah. Ia banyak membantu saya melewati masa-masa sulit. Tanpa sepengetahuan saya, ia menabung hasil kerja saya. Ia selalu sisihkan uang belanja bulanan untuk menabung. Uang pesangon dari perusahaan ditambah uang tabungan, saya jadikan modal untuk membuka warung di kontrakan. Secara perlahan warung kami mulai membesar. Rumah kecil yang awalnya saya kontrak lama-lama saya beli. Setiap bulan saya nyicil ke pemilik rumah. 

Kebutuhan makin hari makin membesar. Usaha warung saja ternyata tidak cukup. Mulailah saya mencari lagi pekerjaan. Sampai seorang teman mantan sopir taksi yang dahulu bekerja satu perusahaan menghubungi saya. Ia menawarkan pekerjaan sebagai sopir perusahaan. 

Petualangan sebagai sopir perusahaan dimulai. Saya sangat menikmati peran saya sebagai sopir perusahaan. Sangat mengasyikan karena selain bekerja sebagai pengantar barang, juga mengantarkan karyawan jika ada keperluan pertemuan di luar kota, saya juga merangkap sebagai pendengar dinamika perusahaan. Oh iya, kadang Pak Direktur memakai jasa saya untuk keperluan keluarga. Jadilah saya merangkap sebagai sopir perusahaan juga sebagai sopir pribadi. Sesekali saya diharuskan untuk tidur di rumahnya, di sebuah komplek perumahan elit. Tentu saja saya ijin keluarga. Saya selalu bilang sama istri saya kalau harus tugas sampai menginap. Ia mengijinkan karena demi kebaikan keluarga.

Saya menikmati keseharian sebagai sopir. Saya selalu belajar banyak dari karyawan yang saya antar. Termasuk Pak Yudi, ia adalah karyawan bagian penjualan. Saya sering mengantar ia ke berbagai tempat untuk bertemu orang dan melakukan presentasi. Pak Yudi itu orangnya ramah, mudah bergaul, dan baik. Saya sering kebagian persenan kalau ia berhasil mendapatkan proyeknya. Pokoknya saya menghormati Pak Yudi dan juga karyawan lainnya. Mengantarkan mereka untuk kebaikan perusahaan. Perusahaan baik berarti kehidupan karyawan juga baik.
Share:

Jumat, April 18, 2014

Mandor dan Tukang Bangunan

Dikisahkan pada saat pembangunan gedung bertingkat tinggi di sebuah pesisir pantai yang sangat bising. Mandor memeriksa pekerjaannya dari atas sampai bawah. Ia harus melaporkan pekerjaan anak buahnya, para tukang kepada manajernya.

Saat ia berada di lantai 5, ia sendirian. Tak ada teman. Sebuah besi melintang menghalangi jalannya. Ia berpikir bahwa besi itu seharusnya disimpan rapi. Tak elok apalagi sampai menghalangi jalan. Ia berpikir memanggil tukang untuk merapikannya.

Seorang tukang sedang asyik di bawah. Bekerja giat dan tak pernah mengeluh. Ia sendirian dengan sendok tembok di tangannya. Ia hendak merapikan salah satu bagian dinding. Mata dan semua raganya fokus merapikan dinding. Tak pernah menengok ke kiri atau ke kanan. Hanya sesekali saja untuk memastikan pekerjaannya rapi.

Dari atas, mandor memanggilnya tetapi tukang itu tidak mendengar. Mandor terus saja memanggil dan tukang itu tetap saja tidak menoleh ke atas. Mandor kemudian mengeluarkan uang lembaran dengan nilai kecil. Jatuh tepat di samping tukang. Tukang kaget, ia melirik ke kiri dan ke kanan. Lalu diambilnya uang tersebut. 

Mandor yang melemparkan uang heran. Ia keluarkan lagi uang dengan nilai yang lebih besar. Berharap tukang bisa menoleh ke atas. Uang dilemparkannya dan jatuh persis di samping tukang. Tukang yang sedang bekerja makin senang. Ia pungut uang tersebut setelah memastikan tidak ada orang di kiri dan kanannya. Ia takut kalau terjadi keributan karena berebut uang yang tergeletak tersebut. Setelah diambil, ia kembali asyik bekerja.

Mandor makin heran. Setengah marah kepada tukang tersebut yang tidak melihat ke atas, ia ambil batu kerikil. Dengan perhitungan yang tepat, ia lemparkan batu kerikil tersebut tepat mengenai kepala si tukang yang sedang asyik bekerja di bawah.

Kaget bukan main! Tukang yang sedang asyik bekerja kemudian menoleh ke atas. Melihat ke sumber batu kerikil itu jatuh. Dilihatnya mandor yang ia hormati. Ia pun kemudian meminta maaf karena tidak melihat ke atas. Keasyikan bekerja sampai lupa melihat ke atas. Ia lupa melihat darimana datangnya uangnya jatuh. Alih-alih melihat ke atas, ia lebih suka melihat kiri dan kanan berharap tidak ada tukang lain di sampingnya.

Tukang pun meminta maaf dan mengembalikan uang yang ia temukan saat bekerja karena ia tahu itu bukan uangnya. Mandor baik hati. Ia tetap memberikan uang tersebut untuk kebutuhannya. Ia hanya berpesan "Lihatlah ke semua arah. Jangan lupakan di atas kita!"

Mandor dan Tukang Bangunan, siapakah kita? (Iden Wildensyah)
Share:

Kamis, April 17, 2014

Solpatu

"Solpatuuuuu!" Demikian saya memasarkan jasa. Saya adalah tukang sol sepatu. Nama saya Dedi tapi orang-orang lebih suka memanggil saya Ujang. Mungkin karena usia saya yang masih kecil, orang sunda memanggil anak kecil dengan "Jang, ujang". Tak apa, saya senang dipanggil ujang. Rasanya sangat akrab kalau ada orang panggil saya ujang. Mulai dari para pedagang di stasiun, kernet elf, kernet angkot di terminal semuanya memanggil saya, ujang.

                            Sepatu (www.deviantart.com)
Awalnya saya nongkrong di statsiun kota. Saya menawarkan jasa semir sepatu. Lama kelamaan pengguna jasa semir sepatunya berkurang. Mungkin orang sudah jarang memakai sepatu kulit seperti yang dulu pernah trend. Bergantilah saya menjadi tukan sol sepatu. 

Bapak saya mewarisi keahliannya. Lewat bapak, saya belajar menjahit dasar sepatu yang terlepas. Dari yang kecil-kecil dan mudah lalu saya beranjak ke sepatu yang agak rumit. Rumit dalam arti solnya kuat dan butuh tenaga lebih untuk menusukkan jarumnya. Bersyukur, serumit-rumitnya saya masih bisa menyelesaikan. Jikapun tidak, saya bawa pulang ke rumah kemudian saya kerjakan di rumah saat tenang. Yah, pekerjaan ini juga butuh ketenangan. Saya tak bisa terburu-buru. Jarum, benang, dan karet sepatu adalah benda yang berbahaya. Seandainya salah menekan bisa merobek kulit sepatu atau malah kulit tangan saya yang kena tusukan jarumnya.

Setiap hari saya berkeliling komplek. Dari satu komplek perumahan ke komplek perumahan lainnya. Berharap ada penghuni yang menggunakan jasa saya. Tak pernah mengeluh, saya jalani hari selalu dengan pengharapan yang lebih baik kepada Tuhan. Selalu berpikir positif kepada Tuhan bahwa rejeki akan datang kepada saya. Iya, saya punya alasan. Saya bekerja untuk orang lain. Saya bekerja dan memberikan jasa agar orang lain bisa nyaman lagi bersepatu. Setelah nyaman bersepatu, mereka bisa bekerja dengan tenang. Bisa mencari rejeki yang banyak untuk anak istri mereka. Hakekatnya seperti bekerja untuk diri sendiri, ternyata saya bekerja juga untuk kebaikan orang lain.

Saya senang menjalani keseharian ini. Demikian juga hal dengan seorang teman saya yang saya temui di komplek perumahan. Namanya Dadan, ia adalah sopir pribadi seorang direktur. Saya kenal karena ia pernah menggunakan jasa saya untuk memperbaiki sepatu majikannya. Sepatu Dadan pun pernah saya sol. Ia begitu menikmati hari-hari sebagai sopir pribadi.

Share:

Kamis, April 10, 2014

Rumput Kehidupan

Jika saja semua orang pernah merasakan kegiatan menyabuti rumput, saya yakin mereka akan tahu begitu bergunanya sebatang rumput. Walaupun letaknya ada di bawah, kadang terinjak, tumbuh tak diharapkan, tetapi rumput sudah memberikan banyak kehidupan buat mahluk lainnya. Manusia salah satunya mahluk yang diuntungkan oleh rumput.

Secara tidak langsung, rumput mampu menahan air, menyerap air yang tergenang di atasnya. Rumput juga membuat pemandangan sekitarnya menjadi indah, hijau dan sedap dipandang mata. Rumput banyak jenisnya. Ada rumput liar dan ada juga rumput taman yang sengaja ditanam. Harganya variatif mulai dari yang termurah sampai yang mahal. Rumput-rumput tersebut ada yang secara khusus didatangkan dari berbagai belahan dunia untuk ditanam. Rumput hias adalah rumput yang selalu dicari oleh penyuka taman.

Wah, banyak sekali kalau bicara rumput. Buat saya, rumput bukan sekedar rumput. Rumput itu kehidupan saya. Adanya rumput membuat saya bisa menghidupi diri saya juga keluarga kecil saya. Tak terbayangkan sebelumnya menjalani keseharian sebagai tukang rumput. Dulu saya bekerja di kebun tetapi panggilan dari salah satu orang di rumah yang besar untuk mengurusi rumput membalikkan semuanya. Saya mulai menerima orderan untuk menata taman, mencabuti rumput, menanam bunga-bunga yang baru. Semakin hari, semakin banyak pesanan. Akhirnya saya total menjalani hari-hari sebagai tukang rumput.


Awalnya peralatan sederhana yang saya bawa, semacam parang, gunting rumput, dan cangkul. Setelah ada pemotong rumput yang digerakkan mesin, mulai saya gunakan mesin potong rumput. Saya tempel di sepeda motor tua, vespa. Sepeda motor itu yang setia mengantar saya ke berbagai tempat untuk memotong rumput.

Setiap pagi, saya pergi berkeliling komplek dari satu rumah ke rumah lainnya untuk memotong rumput. Saat berkeliling, saya sering berpapasan dengan seorang teman saya yang juga berkeliling komplek. Bedanya ia membawa peralatan sol sepatu. Saya panggil ia, Ujang. Saya gak tahu namanya tapi orang sunda memanggil orang yang usianya lebih muda bahkan terlihat masih kecil dengan panggilan Ujang.

Rumput Kehidupan (Iden Wildensyah)
Share:

Postingan Populer