Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Sopir Taksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sopir Taksi. Tampilkan semua postingan

Minggu, April 20, 2014

Sopir

Hidup memang naik turun. Kadang di atas kadang di bawah. Itulah yang terjadi pada saya sekarang. Dulu saya tak punya pekerjaan. Semuanya saya lakoni mulai dari tukang bangunan, pedagang, pegawai pabrik, dan lain-lain. Sekarang saya nikmati pekerjaan yang lumayan lama untuk ukuran saya yang selalu bosan.

Sebelum menjalani pekerjaan sebagai sopir direktur, saya pernah menjadi sopir angkutan kota. Walaupun katanya cuma sopir tembak, tapi saya senang mengalaminya. Berawal dari belajar "nyupir" di angkutan kota inilah petualangan saya dari satu mobil ke mobil lainnya berlangsung. 

Mengemudi (driver-improvement.co.uk)
Saya coba-coba jadi sopir taksi. Saat ada lowongan untuk sebuah perusahaan taksi yang besar di kota ini, saya berhasil melewati seleksi. Dulu sangat ketat sekali, pertama saya tak boleh bertato, paham aturan lalu lintas, dan punya disiplin yang baik dalam bekerja. Dari penilaian saat magang, saya kemudian dinyatakan lolos dan masuk tahap percobaan. Setelah masa percobaan lewat dan saya pun dinilai layak untuk menjadi  karyawan tetap. 

Kehidupan saya mulai membaik. Dari yang awalnya kerja serabutan, saya punya jaminan setiap bulan gaji dan persenan kalau mampu meraih lebih dari target harian. Perusahaan taksi itu seperti dewa penolong buat saya yang membutuhkan. 

Dengan membaiknya kehidupan, saya memberanikan diri melamar pacar saya di kampung yang kelak memberi saya dua anak yang baik. Setahun kemudian kami pindah ke kota. Waktu itu anak saya masih satu, sekarang sudah dua. Saya membawa istri dan anak saya ke rumah kontrakan. Setiap hari saya bekerja sebagai sopir taksi. Istri dan anak menunggu di rumah saat pulang. Damai sekali hidup saya selama beberapa tahun lamanya. Sampailah kemudian perusahaan taksi tempat saya bekerja mengalami krisis seiring krisis negeri ini. Perampingan karyawan berarti pemutusan kerja. Saya ternyata salah satu karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja. 

Limbung! Tapi bersyukur. Istri saya sangat tabah. Ia banyak membantu saya melewati masa-masa sulit. Tanpa sepengetahuan saya, ia menabung hasil kerja saya. Ia selalu sisihkan uang belanja bulanan untuk menabung. Uang pesangon dari perusahaan ditambah uang tabungan, saya jadikan modal untuk membuka warung di kontrakan. Secara perlahan warung kami mulai membesar. Rumah kecil yang awalnya saya kontrak lama-lama saya beli. Setiap bulan saya nyicil ke pemilik rumah. 

Kebutuhan makin hari makin membesar. Usaha warung saja ternyata tidak cukup. Mulailah saya mencari lagi pekerjaan. Sampai seorang teman mantan sopir taksi yang dahulu bekerja satu perusahaan menghubungi saya. Ia menawarkan pekerjaan sebagai sopir perusahaan. 

Petualangan sebagai sopir perusahaan dimulai. Saya sangat menikmati peran saya sebagai sopir perusahaan. Sangat mengasyikan karena selain bekerja sebagai pengantar barang, juga mengantarkan karyawan jika ada keperluan pertemuan di luar kota, saya juga merangkap sebagai pendengar dinamika perusahaan. Oh iya, kadang Pak Direktur memakai jasa saya untuk keperluan keluarga. Jadilah saya merangkap sebagai sopir perusahaan juga sebagai sopir pribadi. Sesekali saya diharuskan untuk tidur di rumahnya, di sebuah komplek perumahan elit. Tentu saja saya ijin keluarga. Saya selalu bilang sama istri saya kalau harus tugas sampai menginap. Ia mengijinkan karena demi kebaikan keluarga.

Saya menikmati keseharian sebagai sopir. Saya selalu belajar banyak dari karyawan yang saya antar. Termasuk Pak Yudi, ia adalah karyawan bagian penjualan. Saya sering mengantar ia ke berbagai tempat untuk bertemu orang dan melakukan presentasi. Pak Yudi itu orangnya ramah, mudah bergaul, dan baik. Saya sering kebagian persenan kalau ia berhasil mendapatkan proyeknya. Pokoknya saya menghormati Pak Yudi dan juga karyawan lainnya. Mengantarkan mereka untuk kebaikan perusahaan. Perusahaan baik berarti kehidupan karyawan juga baik.
Share:

Postingan Populer