Ruang Sederhana Berbagi

Rabu, Juli 02, 2014

Sisi Lain Bambang Pamungkas

Sepakbola selalu memberikan banyak sisi yang menarik untuk dilihat. Bukan hanya bola bundar yang dioper dari satu pemain ke pemain lain kemudian ditendang keras melewati garis penjaga gawang untuk menciptakan skor. Sepakbola juga adalah dinamika kehidupan yang menarik. Ada 22 orang pemain dengan satu wasit dan dua hakim garis yang bermain dengan disaksikan puluhan sampai ribuan orang.

Salah satu dinamika yang menarik adalah pemain sepakbolanya. Ada banyak pemain yang menginspirasi saya dalam kehidupan. Bambang Pamungkas atau sering dipanggil Bepe adalah contoh pemain bola nasional yang inspiratif. Ia bermain bukan sekadar bermain saja. Ia memaknai setiap permainannya dengan baik. Ia memimpin rekan-rekannya untuk bermain dengan baik, mengendalikan emosi temannya yang hilang kendali, serta memotivasi teman-temannya yang mengalami kekalahan setelah permainan.

BEPE20: PRIDE (bolabanget.com)
Sisi-sisi manusia yang menarik dalam kehidupan Bepe saya baca dalam bukunya yang berjudul BEPE20: PRIDE. Bepe menuturkannya dengan baik. Dalam facebooknya, Bepe menuliskan  "BEPE20: PRIDE terasa lebih dramatis karena merupakan kumpulan cerita yang lebih banyak muncul dari era perjuangan Bepe sebagai pemain profesional di saat terjadi dualisme liga, dualisme federasi PSSI dan KPSI, bahkan dualisme tim nasional".

Memang benar, Bepe dalam buku tersebut terasa sebagai manusia yang bergelut dengan dinamika-dinamika kesehariannya. Misalnya dalam satu catatannya ia menuliskan dengan baik saat harus meninggalkan Persija Jakarta dan berlabuh di Pelita Bandung Raya. Ia meninggalkan sebuah klub ibukota yang sangat ia cintai selama hampir satu dekade. Bepe tidak bisa menyembunyikan kegundahan hatinya saat itu. Ia memilih dengan keberaniannya meninggalkan klub untuk mendapatkan hal yang ia kejar. Bukan sekadar uang dalam memilih klub. Bepe membandingkan dengan tawaran beberapa klub sebelum melabuhkan pilihannya. Ada hal yang menarik dirinya begitu kuat, yaitu kesamaan visi dalam pengembangan sepakbola antara dirinya dengan klub barunya.


Banyak lagi pengakuan-pengakuan Bepe yang ia tuliskan dengan runut dan baik serta dramatis seperti pengakuan sebelumnya. Misalnya tentang sikapnya ketika bertemu dengan mantan klubnya yang mengharuskan ia bersikap profesional tetapi hati kecilnya masih berat. Ia masih berasa salah fokus ketika melakukan serangan. Terlebih ketika seorang pemain belakang berkata "Kenapa kamu di sini Kapten, kamu seharusnya di sana (di posisi depan sebagai penyerangnya).

Mantaap! hanya itu yang bisa saya tuliskan untuk menggambarkan buku ini. Bambang Pamungkas pantas mendapat tempat dihati penggemarnya. Maju terus bepe!
Share:

Senin, Juni 23, 2014

Layangan

I'm a man
I'm not a child
A man who sees
The shadow behind your eyes


Layangan atau layang layang atau langlayangan adalah mainan yang tidak mengenal umur. Ada dua lagu yang bertema layang layang, lagu lawas Indonesia dan U2 'kite'. Saya suka tema layang layang di lagu U2, liriknya bagus melodinya juga tak kalah keren.

Sementara film, saya baru menonton sebuah film yang berjudul ''The Kite Runner''. Film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, menceritakan konflik di Afganistan, sesudah Rusia masuk dan Taliban berkuasa. Yang menarik bagi saya bukan saja tema filmnya, tetapi juga layang layangnya. 
Layangan (pict by adezulmy)

Layang layang di film itu menegaskan nilai universalitas permainan layang layang, selain sepakbola sebagai olahraga yang universal. Layang layang tidak saja populer di Indonesia tetapi juga di dunia, di Afganistan salah satunya. 

Begitu pula dengan 'ngadu langlayangan', permainan ini universal. Dahulu Saya menanggap layang layang adalah milik negara yang berada di negara tropis, anggapan ini berdasar pada angin. Angin di negara tropis akan lebih kencang dibanding negara bersalju misalnya. 

Layang layang disinyalir bermula dari daratan China, lalu menyebar seiring ekspansi perdagangan ke negara-negara lainnya. Layang layang yang diterbangkan beragam, saking beragamnya ada kontes layang layang. Kontes ini menyeleksi layang layang terbaik dari sedemikian banyak dan uniknya bentuk layang layang. Ada bentuk ular naga, garuda, delman dll. Di Jawa Barat biasanya diadakan kejuaraan layang-layang di pantai pangandaran.

Jenis layang layang ada dua, pertama layang layang untuk 'ngadu langlayangan' biasanya dinamakan pepetek yang disertai benang gelasan untuk memutuskan benang lawan, kedua layang layang yang tidak di adukan, biasanya layang layang hias.
oh iya... kembali ke lirik dan melodi yang saya suka dari lagu kite itu ditulis begini....... 

Something Is about to give
I can feel it coming
I think I know what it means

I'm not afraid to die
I'm not afraid to live
And when I'm flat on my back
I hope to feel like I did
Share:

Senin, Juni 16, 2014

Lelaki dan Hujan

Di sudut sebuah pertokoan di jalan Dago, Bandung, seorang lelaki berdiri dengan buku di tangannya. Hujan deras membuatnya menyingkir masuk ke pelataran toko. Awalnya ia berdiri di halte angkutan kota, menunggu sebuah angkot yang sesuai dengan tujuannya.

Umbrella (thefabweb.com)
Ia hendak pergi menuju sebuah kafe untuk menemui kekasihnya, seorang perempuan yang sangat ia sayangi. Hujan, ia menengadah ke atas sebentar melihat kemungkinan untuk jalan. Angin dan petir datang silih berganti. Deras sekali hujan yang turun sore itu. Tak mungkin ia berjalan dalam hujan sederas sore itu.

Dari toko mengalun musik Waiting On The Rainny Street kemudian dilanjutkan dengan alunan musik Ray Jung Promise. Suasana semakin bertambah kerinduannya saat mengalun suara halus Chrisyse, Merepih Alam. Lelaki masih tertahan karena hujan semakin deras. Buku TheWitch Of Portobelo di tangannya masih tertutup. Perlahan ia buka kemudian ia baca.

Lalu lalang kendaraan tak berhenti sekalipun hujan. para pengendara motor yang menerobos hujan menggunakan jas hujan untuk mengejar cepat sampai tujuannya. Terkadang, waktu dan tugas yang harus cepat diselesaikan membuat para pemotor rela menerjang hujan.

Lelaki dengan buku di tangannya, masih tertahan di pojok pertokoan. Ia tampak gelisah, gadis pujaan hatinya menunggu di sebuah kafe. Tetapi hujan menghentikan langkahnya. Ia berharap hujan berhenti sejenak agar ia bisa secepatnya berlari menuju kafe dimana seorang gadis sedang menunggunya.
Share:

Senin, Juni 09, 2014

Hujan di Bulan Juni

Tak biasa engkau datang di bulan ini. Ketika semesta sedang menghangatkan badannya, sang matahari datang setiap hari. Hujan, engkau basuh semua kerontang dan kering dengan datang di bulan juni.

Engkau tak biasa, seperti halnya tak biasa datang sesekali di bulan yang seharusnya tanpa hadirmu. Menyiram dan memberi kesegaran pada bumi.

Engkau adalah penyegar, sekalipun engkau datang dan mengagetkan aku yang sedang merasakan hangat. Jikapun dingin kemudian menjalar di sekujur tubuh ini, tetapi engkau berbeda. kau hadirkan kesegaran dan kerinduan untuk terus berjumpa.

Hadirmu membuat duniaku ceria, kesegaranku adalah kesegaran pohon-pohon dan tanaman yang menantimu juga. Engkau kunantikan. Hadirmu selalu aku rindukan setiap waktu. Walaupun aku tahu engkau pasti menjauh untuk beberapa saat lamanya, aku selalu yakin engkau akan datang lagi dengan kesegaran sepanjang hari.

Hujan, bukankah engkau datang untuk menyegarkan? Jangan engkau rusak kesegaran akan hadirmu dengan cerita kelam. Cukuplah hadir sesekali di semesta ini. Agar setiap penghuni mampu menyerap dan merasakan kesegaran yang engkau hadirkan.

Rain (tuyetdinhsinhvat.deviantart.com)

Share:

Kamis, Juni 05, 2014

Terbebas Dari Pikiran Buruk

"Segalanya ada mantera-manteranya, harus terbebas dari segala pikiran buruk" (Nyungsang Bungo). 
Terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali, tepat untuk menggambarkan catatan ini. Film Sokola-nya sendiri sudah tidak diputar lagi di bioskop tapi ada satu hal menarik dalam ingatan saya yaitu kata-kata Nyungsang Bungo yang saya tulis di atas. ""Segalanya ada mantera-manteranya, harus terbebas dari segala pikiran buruk" kata Nyungsang Bungo kepada bu guru saat menjelaskan sebuah prosesi adat memanjat pohon besar.
Mari Jaga dan Pelihara Pohon ( 5 Juni)
Sebuah pohon yang besar, memiliki makna yang besar untuk kehidupan. Dulu dan sekarang, pohon adalah bagian penting yang menopang hidupnya jutaan mahluk hidup. Oksigen dihasilkan oleh sebuah pohon lewat proses fotosintesis. Masyarakat adat sangat patuh dan menghormati pohon. Terlepas dari masalah kepercayaan, sebuah pohon mengandung banyak makna buat masyarakat adat. Dalam film Sokola digambarkan pohon itu tempat sumber makanan, tempat lebah bersarang, dll.
Jangan lupakan mantera-manteranya, seperti kata Nyungsang Bungo. Mungkin saja kita melupakan hal ini, melupakan sebuah pranata yang akan melancarkan setiap tindakan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dilupakan atau terlupakan, sama saja. Padahal, tata krama dan sopan santun dalam memperlakukan alam ini sangat penting.
Hari Lingkungan Hidup yang biasa jatuh pada tanggal 5 Juni, akan menjadi bermakna jika semua orang sadar dan bisa memperlakukan setiap kehidupan dengan sopan santun dan tata krama yang baik. Menghormati pohon yang sudah mendukung kehidupan. 5 Juni bukan sekedar seremoni tahunan, menanam tetapi tidak merawatnya. Menanam lalu merawatnya adalah tindakan bijaksana untuk kehidupan dengan tanpa melupakan sikap hormat pada alam yang sudah ada sejak dahulu.
Pesan Nyungsang Bungo yang terpenting lagi adalah harus terbebas dari segala pikiran buruk. Ayoo.. masih punya pikiran buruk, hilangkan! Kerusakan alam bisa saja terjadi karena pikiran buruk manusianya. Ada juga yang menyebutkan salah satu parameter kebaikan manusia yang ada di alam ini dengan alam sekitarnya. Kalau sungainya bersih, maka orang-orangnya juga bersih dan pikirannya bersih. Sebaliknya kalau sungainya tercemar, kotor, dan berbau, mungkin orang-orang di sekitarnya juga mempunyai pikiran kotor, tercemar, dan bau. Mari merefleksikan diri di 5 Juni ini.
Share:

Selasa, Juni 03, 2014

Mencarimu

Sudah lama aku mencarimu. Lewat kata-kata yang mewujud tulisan, lewat lagu yang kusenandungkan siang dan malam. Aku selalu mencarimu.
Engkau tak jua kutemukan. Entah berapa lama aku mencarimu, siang dan malam kugunakan waktuku untuk mencarimu.
Entah berapa tempat yang sudah aku datangi, dari ujung ke ujung, tiap sudut aku datangi, aku mencarimu dan engkau tetap tak kutemukan.
Engkau menghilang untuk waktu yang tak kuketahui. Engkau pergi ke tempat yang tak kukenal. Engkau hendak menjauh dari semua kenangan indah.
Selama pencarianmu, aku semakin sadar bahwa engkau sangat berharga bagiku. Mencarimu adalah petualangan paling menarik dalam hidupku. 
Setiap waktu yang kuhabiskan untuk mencarimu akan menjadi kenangan terindah yang pernah aku alami.
Aku takkan lelah mencarimu.
rose (wallchips.com)
 

Share:

Minggu, Juni 01, 2014

Makna Mendaki Gunung

Henry Dunant tokoh dunia pendiri Palang Merah Internasional ( PMI ), pernah mengatakan, “Sebuah negara atau bangsa tidak perlu khawatir kekurangan pemimpin, jika anak mudanya masih suka bertualang dan mendaki gunung” kata-kata Henry Dunant ini yang membuat semangat saya untuk mendaki gunung kembali menggelora. Bersama teman-teman dari perhimpunan pecinta alam di kampus jalan Setiabudi, Bandung, saya berangkat menuju Kuningan. Gunung yang akan saya daki sekarang adalah gunung Ciremai. Gunung tertinggi di Jawa Barat yaitu 3.027 mdpl.
Menuju Pos Cibunar (dok Iden Wildensyah)
Tanggal 28 April 2014 hari jumat pukul 15.00 dari terminal Cicaheum, saya dan teman-teman naik bus jurusan Bandung - Kuningan. Perjalanan malam selama 7 jam dengan akhir di Linggarjati. Dari Linggarjati menuju pos pendakian malam itu sampai pukul 12.00. Di pos pendakian saya bertemu dengan banyak pendaki lain dari berbagai kota seperti Jakarta, Depok, Bogor, Cirebon, dan Malang. Malam itu menginap di pos pendakian. Pos pendakian menuju Gunung Ciremai itu ada tiga, Pos Pendakian di Palutungan, Pos Pendakian Apuy, dan Pos Pendakian Linggarjati. Kita memilih Linggarjati. 
Kang Encep, petugas pos menerima semua pendaki yang datang malam itu dengan baik. Ia mencatat setiap pendaki yang akan naik Gunung Ciremai. Malam itu juga saya, Habib sebagai ketua pendakian, menyelesaikan administrasi seperti foto kopi KTP, nama, alamat, dan biaya. 
Pagi-pagi setelah sholat subuh, saya bangun. Team yang lain sudah siap-siap membuat sarapan. Pagi itu akan memulai  pendakian. Beberapa pendaki dari Jakarta bahkan sudah ada yang mulai berjalan sejak subuh.
Panorama (dok. Iden Wildensyah)
Pos pertama yang akan dituju adalah pos Cibunar. Ini adalah pos terakhir untuk mengisi air. Setelah pos ini, tidak ada lagi air. Ini yang membedakan pendakian gunung Ciremai dengan pendakian gunung-gunung lainnya. Air sangat jarang di tengah jalur pendakian. Jadi harus membawa air untuk naik gunung menuju puncak dan turun gunung. Sesuatu yang sangat berat! Tetapi juga menjadi tantangan karena beban bertambah berat. Setelah pos Cibunar, perjalanan selanjutnya melewati beberapa pos di antaranya Leuweung Datar, Condang Amis, Kuburan Kuda, Pangalap, Tanjakan Seruni, Bapa Tere, Batu Lingga, Sangga Buana, Pangasinan, dan Puncak.
Perjalanan mendaki gunung sangatlah berat. Hal yang harus dilakukan selain fisik yang fit juga mental yang kuat. Semangat untuk terus menjalani serta kekuatan mental dan tekad untuk menyelesaikan pendakian dari awal sampai akhir harus tertanam kuat dalam diri pendaki gunung. Berjalan selama 12 jam dari pagi sampai malam, dari satu pos ke pos lainnya. 
Perjalanan Malam (dok. Iden Wildensyah)
Malam itu, saya dan teman-teman berencana untuk mendirikan camp di Pos Pangasinan dengan asumsi waktu tempuh dan jarak menuju puncak lebih dekat. Kenyataannya malam itu hanya bisa sampai pos Sangga Buana karena waktu sudah menunjukan pukul 20.00. Kebiasaan mendaki tidak boleh lebih dari jam 20.00 mengingat stamina dan faktor keamanan lainnya. Pos Sangga Buana itu ada dua, yaitu Sangga Buana I dan Sangga Buana II, kita memutuskan untuk mendirikan camp di Sangga Buana II. Di Sangga Buana, istirahat, makan, dan tidur. Tidak lupa melakukan evaluasi atas perjalanan siang tadi serta perencanaan untuk menggapai puncak atau summit atack.
Diputuskanlah bangun tidur pukul 2.00 dini hari agar dapat kesempatan melihat sunrise atau matahari terbit dari puncak Gununh Ciremai. Malam yang dingin, tidur di kantung tidur dalam tenda. Rasanya sangat bersyukur atas kesempatan yang sangat berharga ini. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan perlindungan selama perjalanan sampai bisa istirahat.
Di Puncak Gunung Di Atas Awan (dok. Iden Wildensyah)
Tepat pukul 2.00 dini hari tanggal 30 Maret 2014, saya dan teman-teman menuju puncak Gunung Ciremai. Perjalanan malam itu sangat menantang dibandingkan perjalanan siang. Selain kita harus berhati-hati, fokus, dan tetap konsentrasi pada jalur yang dilewati, kita juga harus berjuang melawan rasa dingin yang menusuk kulit.
Jalur menuju puncak setelah pos pangasinan sangat berat. Lebih berat dari jalur-jalur sebelumnya. Tanjakan terjal dengan bebatuan dan pasir sangat menguras energi. Belum lagi tanah yang licin membuat kita harus berhati-hati. 
Bau belereng sudah tercium dari 100 meter sebelum puncak. Itu menandakan puncak gunung sudah dekat. Tepat pukul 4.30 dini hari, saya menggapai puncak diikuti teman-teman lain. Senang rasanya masih diberi kesempatan untuk mendaki gunung sampai ke puncak. Kalau kata teman-teman Team Seven Summit Indonesia, mendaki gunung sampai ke puncak gunung itu menziarahi. Itu berarti saat saya berada di puncak gunung, inilah saat menziarahi leluhur kita.
Apa makna buat sebuah organisasi? Mendaki gunung adalah semangat untuk terus maju. Mendaki gunung itu butuh mental dan fisik yang kuat, kekuatan keduanya akan membuat pendakian menjadi lancar. Mendaki gunung berarti kemandirian, seorang pendaki gunung harus mandiri, menyiapkan fisik dan mental sendiri, menyiapkan kebutuhan selama mendaki gunung sendiri, melakukan perjalanan secara personal tetapi butuh kerjasama untuk menyukseskannya. Semoga semangat mandiri, bekerja sama, dan pantang menyerah menjadi bagian tak terpisahkan dalam diri semua orang yang bergiat di organisasi. Bisa!
Di Puncak Gunung Ciremai dengan syal turuntangan (dok Iden Wildensyah)
Share:

Rabu, Mei 07, 2014

Bebegig (itu) Universal

Bebebig‘ adalah orang-orangan di sawah yang dibuat untuk mengusir burung-burung pipit atau sejenisnya yang dianggap mengganggu padi. Burung-burung ini, pipit dan sejenisnya yang makan biji-bijian termasuk hama pengganggu. Jumlahnya bisa ribuan jika sudah ‘euntreup‘ (hinggap) di batang tanaman padi. Untuk mengusirnya, para petani membuat ‘bebegig’ ini agar burung-burung menyangka ada penjaga padi, ada orang yang nga-’badega‘ (berdiri) ditengah-tengah sawah. Dipercaya atau tidak ‘bebebig‘ memiliki unsur mistis yang bisa mengusir hama padi terutama burung.

Percakapan saya dengan Abah Momon di kampung membuat saya berpikir lagi tentang bebegig ini. 
Bah, masih nyawah? Kumaha hamana?” tanya saya.
Ayeuna mah hama teh geus malikir sigana mah?” kata Abah Momon
Kunaon kitu, bah” kata aya
Nya atuh da teu cukup ku orea (maksudnya Urea) jeung pupuk kandang, komo keong mas” kata Abah Momon
Ku bebegig we atuh bah” Kata saya.
Jadol siah, memangna keong mas teh manuk? Manuk oge ayeuna mah malah euntreup na bebegig” Kata Abah Momon.
Uluh, bebegig teh teu dianggap atuh nya bah” kata saya.
Nyaeta sidik, hama ayeuna mah geus di sarua pada pada diajar sigana mah. Teuing sakola dimana, baheula aya bebegig teh cukup keur ngusir manuk” Kata Abah Momon
Abah Momon mengatakan sudah tidak ampuh ‘bebegig’ yang dahulu menjadi andalan mengusir burung pipit. Burung pipit itu malah hinggap di ‘bebegig’.
Orang-orangan Sawah (deviantart.com)

Bebegig‘ bukan hanya milik orang Indonesia saja, di luar negeri juga ada. Di Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dll. Dulu saya pernah melihat bebegig dalam sebuah film seri yaitu Friday The 13th. Begitu juga dalam film anak-anak Bob The Builder. Ada ‘bebegig‘ yang persis sama tujuannya yaitu mengusir burung-burung pengganggu tanaman.

Di film seri Friday the 13th, ‘bebegig‘ menjadi momok yang menakutkan bagi penduduk desa. Diceritakan bahwa ‘bebegig’ dimantra-mantrai hingga menjadi mahluk pembunuh. Tinggal masukan foto korban yang dimaksud kedalam sakunya, maka malam hari ‘bebegig‘ siap membantai orang yang dimaksud. Singkat cerita prahara ‘bebegig‘ pembunuh ini terbongkar. ‘Bebegig‘ berbalik arah membunuh majikannya ketika tanpa sengaja senjata ‘Bebegig‘ saat terjatuh mengenai foto majikannya dan jatuh tepat disaku sang ‘Bebegig‘.

Itu hanya sekelumit cerita ‘Bebegig’ yang menurut saya punya nilai universal. Sama seperti sepakbola yang universal karena dimainkan dibelahan dunia manapun, ‘Bebegig‘ juga universal karena terdapat dibelahan dunia lainnya selain Indonesia.Hidup Bebegig!
Share:

Senin, April 28, 2014

Tanya Google Ajaa...!

Suatu sore di hari Sabtu, seperti biasa jadwal rutin bergiat di Studi Group Diagonal. Diskusi tentang Sekolah Waldorf, membahas pemikiran Rudolf Steiner, kajian guru, kajian tradisional, serta berkarya. Teman saya @carolinenajoan berbicara tentang ritme alam semesta. Dia berpesan untuk jeli melihat perubahan alam terutama kita yang hidup di wilayah tropis atau equator.

Ingatan saya kemudian melayang ke masa-masa di kampung. Saat waktu peralihan musim selalu ditandai dengan kehadiran bunga, tanaman, atau mahluk hidup lainnya seperti belalang, burung, serangga, dan lain-lain.

Google
"Oh iya, ada perhitungan waktu dalam masyarakat sunda yaitu mangsa-mangsa. (Belakangan tahu ada pranata mangsa)" kata saya. Lalu dicarilah mangsa dalam adat sunda. Muncul pranata mangsa. Dalam satu mangsa ada petunjuk tentang datangnya hama kungkang. Lalu @carolinenajoan bertanya "Kak, apa itu kungkang?". Lalu saya jawab, "Cari aja di google". Terus ia berkata, "Nah itu dia jeleknya sekarang, orang jadi malas menjelaskan malah menyuruh untuk mencari di google.

Rasanya kayak ditembak tepat dikepala kemudian terkapar tak berdaya. Benar! Sekarang rasanya google sudah menjadi dewa pengetahuan dan membuat orang jadi malas berpikir karena merasa sudah tersedia di luar dirinya.

Bayangkan jika itu tidak diingatkan, makin malas dan makin tidak berpikir dari dalam melalui pengolahan terlebih dahulu tetapi langsung berharap google bisa menjawabnya. Tak terbayang manusia menjadi seperti robot yang bergerak otomatis sementara kendalinya ada di luar. Makanya benar jika ajakan menjadi manusia kembali itu dengan mengurangi berinteraksi dengan teknologi. Batasi penggunaannya dan atur oleh kita saja sesuai kebutuhan. Menjadi manusia dan kembali melakukan aktivitas yang bermakna dengan alam.
Share:

Postingan Populer