Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan

Sabtu, April 11, 2015

Bermain LEGO Ninjago

LEGO adalah sebuah brand yang sudah tidak diragukan lagi. Dengan kualitas yang mumpuni, sangatlah wajar harga mainan ini termasuk mahal. Tetapi apalah artinya harga jika memberikan nilai pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan kreatif.

LEGO Ninjago (www.lego.com)
Sudah beberapa tahun ini saya menggunakan LEGO sebagai bagian utuh dalam pembelajaran. Bermain dengan LEGO sangatlah menyenangkan. Demikian juga saat belajar, karena menyenangkan, proses belajar menjadi tak terasa. Merancang misalnya, anak-anak sangat menyukai kegiatan merancang. Merancang hal-hal yang berhubungan dengan tema pembelajaran. Misalnya membuat hewan dari balok-balok LEGO, membuat kendaraan, membuat pesawat, membuat rumah, dan masih banyak lagi rancangan yang bisa dilakukan dengan menggunakan LEGO sebagai bahan dasarnya.

Setelah merancang, biasanya anak-anak diajak untuk menggambarkan hasil rancangannya. Bisa variatif sesuai kebutuhan. Menggambar dulu rancangannya atau membuat dulu rancangannya lalu digambar. Dari gambar mereka, serta cerita yang mereka tuangkan, kita bisa memahami karakter mereka. Kesenangan mereka, dan minat mereka. Walaupun mungkin bisa saja berubah pada setiap anak tetapi untuk menggambarkan anak pada saat itu, kegiatan berkarya bisa dijadikan sebagai alternatif.

Salah satu LEGO yang senang dimainkan oleh anak-anak adalah LEGO Ninjago. Karakter Ninja tetapi versi Amerika jadi dibuat menjadi Ninjago atau Ninja + LEGO. Walaupun demikian, cerita Ninjago tetap berlatar Jepang dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya. Perkembangannya semakin pesat karena tidak bertumpu pada kekuatan fisik saja. Ninjago juga seiring keberadaan LEGO yang selalu berdasar pada proses perancangan bentuk-bentuk, maka di Ninjago, hadir pula kendaraan, pesawat, naga, dan bentuk-bentuk konstruktif lainnya.

Sangat menyenangkan memang, ayo berkarya dengan LEGO Ninjago dan kembangkan kreativitasmu!


Share:

Rabu, Maret 04, 2015

Warna Baju Guru

Percaya atau tidak,warna membawa psikologi tersendiri buat yang melihat atau yang memakainya. Ini adalah penjelasan psikologi warna yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Beberapa waktu yang lalu ramai dibicarakan tentang warna baju yang tepat, hitam, biru, putih, atau warna emas. Nah beberapa arti warna di bawah ini bisa menjadi rujukan tentang warna baju yang bisa digunakan guru untuk mengajar di kelas.
Teacher's Diary
Arti Warna Pink
Pink adalah warna yang melambangkan cinta, romantisme dan eksentrik.
Warna pink sering dipersepsi warna wanita atau feminim.
Arti Warna Merah
Merah adalah warna api, mentari pagi, dan warna darah. Memberi kesan kehangatan, bahagia, keberanian, semangat, kekuatan, kegairahan, tanda peringatan (berhenti untuk traffic light)
Arti Warna Orange (Kombinasi merah dengan kuning)
Orange melambangkan keceriaan, kehangatan, persahabatan, optimisme.
Warna ini memiliki daya tarik yang kuat, karena mampu merangsang pandangan mata
Arti Warna Biru
Biru adalah warna langit dan laut.
Memberi kesan luas pada ruangan, kesejukan, dingin damai, dan menenangkan fikiran.
Arti Warna Kuning
Kuning memberi kesan kegembiraan, terang, cerah, bersinar, ketegasan. Menstimulus pandangan mata seperti warna jingga.
Arti Warna Hijau
warna baju abu-abu
Hijau merupakan representasi warna alam, dedaunan, kesegaran, relaksasi, harmoni, alami, sejuk, bersifat menenangkan.
Arti Warna Ungu (Perpaduan warna merah dan biru)
Ungu adalah warna bangsawan, aristokrat, kekuasaan, keagungan, keindahan dan kelembutan
Arti Warna Abu-abu
Kesan yang ditimbulkan warna ini adalah ketenangan, keteduhan, elegan.
Warna abu-abu mudah dikombinasikan dengan berbagai macam warna lain, karena tidak bersifat kontras.
Arti Warna Hitam
Hitam mengandung kesan misteri, kegelapan, independen, dramatis, juga berkesan sunyi.
Hitam adalah warna tegas, solid, dan kuat.
Arti Warna Coklat
Warna coklat menumbuhkan kesan tua, sederhana, kaya, dan hangat.
Arti Warna Krem
Warna krem merepresentasikan kelembutan dan klasik.
Arti Warna Silver
Warna ini menciptakan kesan glamour, mahal, dan kemilau sesuai dengan karakter silver atau perak.
Arti Warna Emas
Warna emas memberi kesan kemakmuran, aktif, dan dinamis. 

Nah itulah penjelasan warna-warna, buat guru, sangat penting memperhatikan warna bajunya karena akan berpengaruh pada psikologi anak didiknya di kelas.



Share:

Rabu, Februari 25, 2015

Cerita[nya] Menginspirasi

Catatan ini adalah kisah di balik kegiatan Kelas Inspirasi Bandung #3 Kelompok 40. 
Saat-saat bersama terutama kelompok 40 yang dikirim ke SDN Babakan Ciparay Timur itu sangatlah seru dan menyenangkan. Banyak keseruan dan keasyikan yang muncul antar sesama inspirator.
Sebenarnya keinginan untuk ikut sudah muncul sejak pertama kali dilakukan 2 tahun yang lalu. Tapi baru bisa tahun KI 3. Dengan berbagai dinamika tahun-tahun sebelumnya, saya gagal berpartisipasi. Tapi kegagalan tersebut saya obati dengan mempersiapkan diri agar bisa ikut pada kegiatan tahun selanjutnya.
Banyak sekali ide-ide yang bisa dibagikan saat kegiatan Kelas Inspirasi ini. Ide berbagi inspirasi dengan multiprofesi ini muncul saat bertemu . Waktu itu kita berpikir "tidak salah kalau di kita coba yang berbeda!"
Awalnya ketika kebingungan menentukan profesi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Nah di sini kemudian muncul ide kreatif sedikit jail dan sedikit lagi iseng. Profesi yang muncul dan terpikir waktu itu adalah profesi jadi manusia! Ya profesinya manusia! Saat semua terkotak kita bikin tak berkotak.
Jadi manusia saja, profesi apapun yang penting berguna dan bermanfaat. Utk anak SD terutama adalah menginspirasi!
Saat terkotak dalam profesi A, B, C, maka jadi manusia bisa jadi apapun. Saya milih jadi pejalan kaki, pendongeng, pemusik, guru, traveler.
Setelah itu, sayapun menyiapkan segalanya. Guitalele, kopiah, kameja, kaos oblong, topi, dan dasi. Siap menginspirasi .
Dan akhirnya, memilih multiprofesi untuk menginspirasi anak-anak. Setelah mengobrol saat evaluasi, kenyataan, bukan hanya beberapa orang yang bingung menentukan profesinya, ternyata banyak juga.
Masuk kelas pertama jadi guru, guru agama, matematika, musik. Anak-anak antusias mendengar ceritaku, mendengarkan kisah tentang mencintai negeri Indonesia dan belajar bersungguh-sungguh untuk mencintai Indonesia .

Di antara anak!
Kelas kedua jadi pemusik, traveler, pejalan kaki. Anak-anak makin senang bernyanyi lagu nasional. Mencintai negeri Indonesia dengan lagu-lagu nasional seperti Tanah Airku, Ibu Pertiwi, Syukur, Terima Kasih Guru, dan Rayuan Pulau Kelapa. 
Mari bersyukur!
Kelas ketiga jadi pemusik, pejalan kaki. Mereka semakin senang bernyanyi lagu anak-anak, ingat lagu anak! Saat gempuran lagu-lagu dewasa yang dinyanyikan anak-anak maka lagu anak-anak seperti karangan Ibu Sud, Pak Kasur, dll, menjadi pilihan tepat untuk kembali dinyanyikan karena isinya sangat bagus, tentang semangat, tentang mencintai tanah air, tentang kebersamaan, tentang keindahan, dan tentang persaudaraan. . 

Bersama mereka bisa menjadi apapun!
Namanya kelas inspirasi, berarti harus menginspirasi! Itu kata yang saya camkan saat ikut dengan apapun profesinya.
Di sisi anak, kehadiran inspirator di sehari itu harus bisa menyegarkan keseharian mereka yang berdinamika bersama gurunya dalam satu tahun.
Sesuatu yg segar, mengasyikan, menyenangkan akan selalu terkenang dalam kehidupan anak-anak .
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik .
Di sisi sekolah, SDN Babakan Ciparay Timur termasuk sekolah yang asyik, kompak dan menerima kehadiran kita dgn baik. Inspirator buat mereka, seperti mendapat kehormatan untuk menerima rombongan dari  untuk berbagi cerita di sekolahnya. Hal ini terlihat dari antusiasme para guru dan kepala sekolah. Antusiasme yang juga menular kepada anak-anak.
SDN Babakan Ciparay Timur selanjutnya ditulis SD bacip timur itu sekolah hijau peduli lingkungan. Ada roof garden

lihatlah, ini roofgarden! menarik!
Di setiap sudutnya banyak himbauan agar peduli lingkungan. Harus bawa misting kalau mau jajan ke luar, harus selalu memungut sampah. Membawa misting untuk menampung makanan dari jajanan adalah pilihan yang tepat. Wadah makanan yang selalu kita bawa bisa mengurangi sampah. Jadi gerakan zero waste berlangsung dengan baik di SDN Babakan Ciparay Timur ini.
Oh iya, dari sekolah sambutan guru2 dan kepala sekolahnya juga sangat ramah. Mereka terbuka dan menyambut baik.

ini adalah saat Kepala Sekolah memberikan sambutan di awal kegiatan
Dan terutama tidak kalah menariknya juga adalah kelompok 40. Ada @jainarbarliana dan duh yang lain apa yah akun twitternya?
El Comandante mau diajak diskusi 'aneh' di kubangan no 7 Taman Film Bandung. Bersyukur saya sekelompok sama dia hahaha.

Hidup lebih bermakna dengan saling menginspirasi satu sama lain. Menginspirasi itu membahagiakan!
Eh, di Kel 40 ada Teh Jainar (@jainarbarliana) , sosok inspiratif multitalent yang menguasai bahasa isyarat, darinya tahu lambang 'love'. Awalnya kita tahu lambang tangan tiga (kelingking, telunjuk, dan jempol) dikenal sebagai lambang metal


Di kelas, ada yang bertanya "Sebenarnya profesi bapak apa sih?" saya bisikin aja. "Bapak adalah Power Ranger yang sedang menyamar"!
Jadi, menginspirasi anak-anak itu mudah, tidak harus dengan sesuatu yang jauh, dekatkan saja dengan dunianya, mereka akan terinspirasi
jadilah diri sendiri, mengalir, sewajarnya, unpredictable, maka kegiatan menginspirasi akan semakin mengasyikan.
Sesuatu yang mengalir, sewajarnya, apa adanya, lebih mudah diterima oleh anak di kelas. Anak selalu lebih peka menangkap kejujuran :)
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik.
Baru masuk kelas, "Bapak siapa?" terheran-heran lalu saya dekati anak itu, "Bapak adalah Batman!. "Kok gak berubah?". "Ini siang, nak!"
Nah, sekian dulu aja berbagi cerita sebagai berbagai profesi di .


Catatan ini adalah bagian utuh dari twit yang sudah disampaikan di @idenide.
Share:

Selasa, Februari 17, 2015

Proses Pendidikan dan Pendidikan Proses

Kita sering mendapat banyak kabar tentang anak Indonesia yang berprestasi di kancah internasional. misalnya juara dalam Olimpiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas.

Enjoy The Process
Ada anggapan hal ini terjadi karena orang Asia takut salah dan takut kalah. Akibatnya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.

Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.

Dalam bukunya Prof. Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sebagai berikut: 

1. Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi. Proses adalah sesuatu yang butuh waktu, terkadang lama. Untuk hal ini, guru dan orangtua butuh kesabaran untuk menjalani prosesnya sebagaimana menghantarkan proses dan pengalaman yang juga tidak instan. Proses sangat penting buat pendidikan anak baik di rumah atau juga di sekolah. Dengan proses, anak-anak akan terbiasa untuk bersabar dan mengikuti tahapannya dengan baik. 

2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya. Ingat less is more, sedikit tetapi bermakna daripada banyak dan tidak bermakna.

3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban untuk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya.Cari sisi lain dari matematika, tanpa harus menghapal tapi prosesnya dikuasai. Menghapal penting tapi lebih penting prosesnya.

4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan passion (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yang lebih cepat menghasilkan uang

5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. Ayo bertanya! 

6. Guru adalah fasilitator, bkn dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAHU dan bersiap untuk mau mencari tahu!

7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan, sebagai orangtua kita bertanggungjawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya. (disarikan dari berbagai sumber)


Share:

Senin, Februari 02, 2015

Mengantar Anak Ke Sekolah

Saat kasus kepolisian vs Komisi Pemberantasan Korupsi, Polisi vs KPK, yang rame disebut sebagai Cicak vs Buaya jilid 2, ada yang menarik perhatian saya. Oh iya, Istilah Cicak vs Buaya ini pertamakali disampaikan oleh Komjen Susno Duadji saat terjadi konflik antara kepolisian dengan KPK. Hal yang menarik dari Cicak vs Buaya ini adalah cerita Bambang Widjojanto yang rutin mengantar jemput sekolah anaknya. Bahkan saat ia ditangkap, ia sedang bersama anaknya usai dijemput dari sekolahnya.

Interaksi Bambang Widjojanto dengan anak juga sangat menarik. Di beberapa group ada broadcast yang sambung bersambung tentang sikap Bambang saat ditangkap kemudian menjelaskan kepada anaknya. Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yg keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yg mau kuliah. Hal ini menunjukan sikap baik seorang ayah. Sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yg akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.

Bambang saat ditangkap dan "diborgol"oleh pihak bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yg sudah berusia 20 tahun. Seorang Bambang sedang menancapkan memori kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.

Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dengan tim bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim. Dalam kondisi seburuk apapun, seorang ayah sebagai pemimpin tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.

Selama ditahan di bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak ttg pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya. Bambang menunjukan diri sebagai seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.

Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan "ini konsekuensi dari pekerjaan ayah". Yah, seorang ayah sebagai pemimpin harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yg tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan.

Mengantar Anak

Mari kembali ke fokus mengantar anak. Di jaman yang serbacepat ini, tuntutan pekerjaan seolah mengalir dengan deras. Tuntutan untuk datang tepat waktu dan pulang tepat waktu dari tempat bekerja seolah mengasingkan manusia dari hal-hal kecil yang bermakna besar. Tuntutan itu sudah menjauhkan manusia untuk berinteraksi dengan anak secara sehat dari pagi sampai malam. Bahkan saking sibuknya ada istilah orangtua weekend. Orangtua yang hanya merasakan perannya di akhir pekan. Itupun terkadang karena capeknya bekerja dari senin sampai sabtu, tak jarang orangtua yang mengabaikan anak-anak bahkan di hari sabtu dan minggu.

Mengalihkan pengasuhan dengan membayar orang lain adalah solusi instan yang hasilnya tak akan baik untuk anak-anak. Orangtua terasing dari anak-anaknya sementara anak-anak butuh perhatian orangtuanya. Fakta banyak anak yang melakukan bunuh diri atau terjerembab dalam lubang obat-obatan terlarang berawal dari kurangnya perhatian rumah atau orangtua terhadap anak-anaknya.

Mengantar anak sekolah di saat ini adalah pengalaman paling langka. Orangtua sebaiknya menggunakan moment mengantar ke sekolah sebagai awal membangun kedekatan yang baik. Angkat topi untuk orangtua yang memiliki keberanian untuk tidak terjebak dalam rutinitas pekerjaan.

Buat saya, tak peduli masalah kesiangan di tempat kerja saat anak merasa membutuhkan, saya akan paksakan untuk bisa memenuhinya. Melihat pentingnya proses mengantar atau jemput anak, saya bersyukur tak pernah hilang kesempatan mengantar anak di pagi hari ke sekolahnya. Saya merasakan kedekatan ketika berjalan bersama anak. Ini juga harus menjadi perhatian banyak orangtua untuk selalu meluangkan waktunya untuk anak-anak sesibuk apapun pekerjaannya.




Bambang Widjojanto (sumber foto Kompas.com)
Share:

Rabu, Januari 28, 2015

Menyaring Informasi

Salah satu kemampuan anak-anak sekolah saat ini adalah menyaring informasi. Di tingkat dasar, anak-anak seminimalmungkin harus terbebas dari gempuran teknologi. Teknologi akan membuat anak-anak cepat terbangun dari tahapan usianya. Anak tercerabut dari keasyikan masa kecilnya.
Gempuran informasi itu hadir lewat teknologi. Dengan kemudahan yang ditawarkan sebuah benda bernama handphone, tablet, dan teknologi lainnya, informasi deras dijejalkan ke kepala anak-anak. Anak-anak bisa kecapean karena informasi yang bersaing masuk tanpa bisa dikendalikan. Hasilnya biasanya muncul dalam bentuk tantrum, cepat marah, stress, dan tak bisa diatur.

Lengkapi kemampuan menyaring informasi agar anak terhindar dari efek negatif internet
Arus informasi bisa disesakan antara informasi yang benar dan informasi yang tak benar. Ada juga informasi yang mendompleng kebenaran sebenarnya mengarah pada hal tak benar. Hoax adalah salah satu contohnya. Tak terkira banyaknya informasi hoax yang dibuat untuk menakut-nakuti pembaca.
Belum lagi virus akal budi atau dikenal dengan meme. Virus akal budi ini semula hanya berupa hiburan tetapi lama-lama secara tak sadar akan membuat bingung antar fakta dan bukan fakta. Antara kebenaran dan bukan kebenaran.

Untuk itu, kemampuan menyaring informasi di era teknologi ini sangat mendesak untuk diketahui banyak orang terutama kepada orangtua dan guru yang selalu berhubungan dengan anak-anak di sekolah. Anak yang mampu menyaring informasi dengan baik akan belajar maksimal di dalam kelasnya. Lebih menikmati saat ia mengikuti kegiatan bersama teman-temannya. Bisa bermain dengan ceria dan selalu segar untuk mencari pengalaman-pengalaman barunya.


Share:

Rabu, Desember 17, 2014

Membaca Peta

Membaca Peta (mrwallpaper.com)
Membaca peta adalah salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh anak-anak sekolah. Pada pelajaran sains, ada bagian menghitung skala, mengenal benua, kenampakan alam, dll. Membaca peta ini dahulu mengingatkan saya pada sebuah pelajaran tentang peta buta. Pelajaran ini hanya bagian terkecil saja dari cara belajar yang tidak tepat yang diajarkan. Membaca peta adalah bagian tak terpisahkan dari tradisi membaca, berpikir, menganalisis dan men-digest sebuah informasi. Buta-baca-peta akan menyebabkan ”greget” dari sebuah informasi gagal tersampaikan.

Membaca peta erat kaitannya dengan cara belajar serta minat membaca. Fakta minat baca masyarakat Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura. Budaya membaca yang masih rendah dikalangan penduduk Indonesia ini, ditenggarai sebagai alasan mengapa membaca peta sulit. Mungkin juga ada alasan lain yaitu peribahasa “malu bertanya, sesat dijalan”, dengan peribahasa ini membaca peta hanya bagian kecil saja selebihnya bertanya saja dari pada susah-susah membuka peta.

Pelajaran peta buta berfokus pada hapalan, yaitu menghapal lokasi sebuah negara atau kota tanpa petunjuk lain selain kota atau negara terdekat. Sementara membaca peta adalah berpikir, menganalisis dan menyimpulkan baik itu jalur atau lainnya sesuai kebutuhan. Peta buta adalah bukti ketidaktepatan menggunakan alat sebagaimana mestinya alat tersebut berfungsi. Peta adalah alat atau media untuk mengetahui lokasi tempat kita berada serta mencari jalur untuk tujuan yang hendak kita capai. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Bukan sebagai media untuk hapalan. Itulah yang membedakan cara belajar di Indonesia, memposisikan peta sebagai media untuk hapalan bukan sebagai alat.

Share:

Senin, Desember 15, 2014

Sisi Lain Warna

Menggambar di sekolah adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan. Menambahkan gambar dalam setiap catatan membuatnya terlihat menarik. di Sekolah Waldorf, menggambar bahkan ada pelatihan untuk gurunya. Di sekolah tersebut bahkan ada semacam buku tutorialnya. Judul buku  tersebut adalah Painting and Drawing In Waldorf School. Hal ini menunjukan begitu pentingnya menggambar dalam sebuah aktivitas pendidikan di sekolah. Kekhasan gambar di Sekolah Waldof adalah warna yang menarik serta ketiadaan garis tepi atau outline. Bandingkan dengan gambar pada umumnya. Bahkan sayapun masih suka menggambar dengan outline. Mereka dilatih menggambar tanpa outline sejak tahapan dini.

Gambar anak di Sekolah Waldorf (http://sacramentohomeschoolmathbyhand.com/)
Dalam menggambar ada salah satu aspek yang juga sama pentingnya yaitu warna. Bandingkan sebuah karya gambar yang berwarna dengan gambar yang tidak berwarna. Tentu akan memberikan perasaan yang berbeda pada setiap karya yang berwarna. Saya selalu mengarahkan anak untuk mewarnai karyanya terutama karya gambar. Jika tidak diarahkan, beberapa anak biasanya memilih warna yang praktis, mudah, dan cepat.  Ada kesan yang penting berwarna, masalah banyak atau tidaknya terserah guru. Tentang ini, saya mengelompokan anak-anak dalam beberapa kategori berdasarkan cara berkaryanya. Si praktis dan si perfect. Si perfect akan memilih warna dengan durasi waktu yang lama. Ia akan memikirkan banyak hal tentang pilihan warnanya. Pekerjaanya biasanya lambat karena ia sibuk memilih warna di awal. Sementara si praktis, cenderung cepat menentukan tetapi keinginannya untuk cepat beres membuat karyanya terlihat tidak maksimal.

Dari pilihan warna, kita bisa mengidentifikasi anak. Kecenderungan anak dalam memilih warna-warna yang dominan dalam karyanya menggambarkan secara tidak langsung kepribadiannya. Misalnya anak yang menyukai warna hitam. Anak yang menyukai warna hitam cenderung punya pemikiran yang konservatif. (konservatif berasal dari bahasa latin com servare, yg artinya "melindungi dari kerusakan/kerugian) dan sangat tahu apa kelebihan diri mereka(agak kepedean sih). Warna hitam juga cenderung membuat mereka ingin tampil percaya diri.
Anak yang menyukai warna hitam atau putih biasanya memiliki sifat yang bersahaja, imajinatif, petualang, bersemangat, antusias dan periang. Biasanya orang yang menyukai warna ini menganggap hidup hanyalah sebagai permainan. Ia menyukai hal-hal yang menyenangkan dan menantang, senang bekerja untuk membantu orang lain karena hal ini merupakan suatu petualangan dan kebahagiaan bagi dirinya.
Warna lainnya misalnya pink. Warna ini cenderung dikenal sebagai warna feminin (lebih kepada sifat kewanitaan). Warna ini menyembunyikan kepribadian yang misterius, bukan misterius yang berbau mistis tapi lebih kepada sesuatu yang jarang orang lain tahu. Jadi, tak benar jika seseorang yang menyukai warna pink adalah sosok yang sangat girly, bisa jadi ia pandai memainkan gayanya. Orang yang menyukai warna ini memiliki sifat yang romantis, hangat, suka membantu, penyayang dan mempunyai kesederhanaan spiritual . Jika pink adalah warna kesukaan Anda, biasanya Anda menganggap orang-orang yang peduli dengan Anda sebagai sesuatu yang paling berharga yang pernah Anda miliki. Anda membutuhkan kedekatan, aturan yang fleksibel, menyukai adaptasi dan perubahan. Anda benar-benar suka dengan keromantisan, pelukan, serta komunikasi. Demikianlah penjelasan dari Paulus Darby tentang Mengetahui sifat seseorang dari warna kesukaannya. Semoga apa yang telah dihadirkan oleh Aura pesona kali ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk hal yang positif.
Memilih warna merah menunjukan sosok anak yang cerdas, berani dan vokal! Mereka sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Mereka juga suka berpetualang dan tak suka ditentang.
Penggemar warna merah biasanya adalah orang yang tegas, memiliki kepribadian yang cemerlang, kepemimpinan yang kuat, punya semangat yang tinggi, jiwa sosialnya tinggi dan menyukai koneksi dengan banyak orang. Orang yang menyukai warna merah adalah type yang senang dengan kesibukan yang membutuhkan energi yang tinggi seperti berbicara, presentasi, dan membuat koneksi baru.
Sementara itu untuk anak yang menyukai warna biru, seperti kesan yang didapat dari kejernihan warnanya, Mereka yang menyukai warna biru adalah sosok penyayang dan berjiwa bebas. Mereka percaya bahwa kecantikan dari dalam dirilah yang membuat mereka cantik seutuhnya. Seperti air yang mengalir, energinya surut dan naik, melihat perubahan untuk melakukan suatu gerakan. Orang yang menyukai warna biru biasanya dapat di andalkan untuk memecahkan suatu masalah.
Warna oranye menunjukkan seseorang adalah orang yang tulus, menikmati tantangan dan hal-hal baru. Mereka juga punya ambisi besar serta senang menjadi pusat perhatian. Memang ngga banyak sih arti kata dari warna orange ini tapi kalau ditela'ahi punya ambisi besar pasti selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan tidak mudah menyerah untuk selalu mencoba.
Anak sedang menggambar 
Bagi anak yang suka warna kuning, biasanya ia anak yang optimis (orang yang selalu berpengharapan baik dalam mengenai segala hal) suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan. Penyuka warna kuning juga adalah anak yang fleksibel dan punya intuisi yang kuat.
Warna putih dikatakan sebagai warna netral, dan demikian pula dengan yang memfavoritkan warna satu ini. Mereka Cenderung pecinta damai dan tak suka memihak. Selain itu juga termasuk orang yang tenang dan mudah berteman dengan siapa saja.
Untuk pecinta hijau, maka tak salah lagi, Kalian adalah sosok pecinta lingkungan. Sekalipun mungkin bukan orang yang terjun di dalam organisasi pecinta lingkungan, namun kalian berusaha menjaga lingkungan sekitarnya. Ia juga anak yang keras kepala, namun sekaligus teman yang menyenangkan. Dewasa, berambisi, punya semangat hidup yang tinggi, menyukai sesuatu yang nyata, kehidupan sehari-hari, karir, perubahan, seringkali dikaitkan dengan selera, nilai-nilai dan keyakinan yang tradisional. Jika hijau adalah warna favoritnya, ini melambangkan kedewasaan dan ambisi. Ia mampu bergerak dengan cepat, menganggap kehidupan sebagai tangga dan ia dapat mendakinya dengan cepat. Ia memiliki kekuatan perasaan yang bisa mengontrol apa saja yang ada di sekitarnya.

Pilihan anak terhadap warna dominannya dalam setiap karya tidak bisa dipaksakan oleh gurunya. Ia mengalir begitu saja. Biasanya saya hanya memberikan saran dan arahan untuk menambahkan sisi-sisi lainnya dari warna yang lain. Berharap anak mampu memadukan warna lainnya dalam sebuah karya. Kan tidak menarik jika anak hanya berkarya dengan satu warna saja sementara yang lainnya mampu memadukan semua warna dengan baik.
Share:

Selasa, November 25, 2014

Membongkar Prototipe Guru Lama


Prototipe (pro·to·ti·pe) n model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas. Dalam istilah internet Prototipe adalah model kerja dasar dari pengembangan sebuah program (software) atau perangkat lunak. Prototipe dalam Bahasa Inggris “prototype” disebut juga dengan purwarupa. Prototipe biasanya dibuat sebagai model untuk tujuan demonstrasi atau sebagai bagian dari proses pengembangan atau pembuatan sebuah software
Ikuti di twitter @kreatifmendidik untuk melihat 
alternatif pembelajaran menarik
Kata prototipe berasal dari Bahasa Latin, yaitu kata “proto” yang berarti asli, dan “typus” yang berarti bentuk atau model. Dalam konteks non-teknis, prototipe adalah contoh khusus sebagai wakil dari kategori tertentu. Dalam bidang desain, prototipe atau purwarupa atau disebut juga dengan arketipe adalah bentuk awal sebagai contoh atau standar ukuran dari sebuah entitas. Sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi dikarenakan salah satu inti ajaran agama Sikh adalah kepercayaan terhadap ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah pendiri agama ini. Orang India, Cina, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu, seorang guru sangat dihormati dan terkenal di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk mendapat keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang tua mereka.

Secara formal di Indonesia, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.

Gambaran Guru

Inilah gambaran umum guru yang sering muncul dibenak masing-masing orang. Berkumis bisa tipis atau tebal, berambut rapi, berkacamata dan bersafari rapi. Sayapun dulu sempat membayangkan bahwa guru itu bentuknya seperti ini. Oh iya, kata teman saya selain rapi dan selalu klimis, juga senang meroko (Maaf ini sering saya temukan pada beberapa guru sekolah saat rapat nun jauh di tempat yang dirahasiakan).

Guru-guru seperti ini, seperti gambaran umum yang selalu muncul lengkap dengan motornya yaitu vespa adalah ciri khas guru yang selalu baik. Ia mampu memberikan kesan yang mendalam kepada semua masyarakat tentang sisi guru yang baik. Kesan ini bisa terus menerus menempel dalam diri masyarakat sehingga ia bisa dikenang terus bahkan sampai rambut, kumis tipisnya, baju safarinya, dan juga suara klakson vespanya. Berkahilah para guru ya Tuhanku!

Guru Sekarang
Tanpa mengurangi rasa hormat pada semua guru yang sudah berpakaian rapi dan tampil berkesan, saya sebenarnya lama mengidam-idamkan sebuah bentuk baru dari guru-guru yang ada di Indonesia. Saya pernah mendengar di sebuah sekolah di Kota Yogyakarta, tatanan rapi dalam bentuk fisik ini pernah didobraknya. Mereka membolehkan gurunya tampil kasual, memakai celana jeans, kaos oblong, dan rambut yang bisa dipanjangkan.

Di sebuah sekolah di Kota Bandung, ternyata saya menemukan bentuk-bentuk baru guru yang lebih fresh dan tampil natural. Guru-gurunya bisa dibilang kreatif dan mungkin saja melanggar pakem guru yang ada dalam gambaran dahulu. Memakai kaos, bercelana jeans, rambut gondrong, dll. Kreatifitas mereka menjadi modal dalam mendidik anak-anaknya di kelas.
Mereka lebih terlihat segar dan kreatif. Wajarlah jika kemudian anak-anak didiknya juga akan lebih kreatif daripada guru-gurunya. Dengan pakaian yang bisa luwes, maka pendekatan ke anak didik pun akan lebih luwes dan dekat. Mereka jadi bisa berinteraksi dengan anak-anak secara bebas. Bebas tapi tetap membangun sikap hormat satu sama lainnya.

Sekedar baju saja ternyata tidak cukup, pakaian itu hanya permukaannya saja, yang harus dilihat lebih dalam adalah jiwa dan semangatnya. Bukan sekedar berpakaian yang harus dibongkar dari guru lama, tetapi juga sikap pembelajar serta karakter pendidik yang harus dijiwai. Pernah beberapa kali saya mengikuti seminar yang pesertanya guru-guru. Sikap mereka tidak menunjukan hormat yang baik pada saat ada pembicara, ada yang asyik mengobrol, main hape, dan terutama pada saat mengantri, ada beberapa guru yang berpakaian safari 'nyelonong' begitu saja. Ia tak mau mengantri. Dan, yang bikin saya gregetan adalah buang puntungnya yang sembarangan. Sangat tidak menunjukan sikap sebagai pendidik yang berbaju safari rapi.

Pada saat mengikrarkan diri kita menjadi guru, maka sewajarnya kita harus menjiwai peran kita sebagai guru. Tak bisa dipisahkan antara kehidupan dalam kelas dengan kehidupan di luar kelas. Kata John Dewey "Education is not preparation for life; education is life itself"Bebaskan diri kita dari pakem-pakem dan gambaran yang kaku tentang guru lama, buat sesuatu yang baru. Kreativitas dalam mendidik sangat menentukan di era sekarang. Guru yang kreatif akan lebih menyenangkan dibandingkan guru yang konvensional dan kaku. (diolah dari berbagai sumber)

Iden Wildensyah (@idenide) saat ini bergiat di Sekolah Alam Bandung.
Mengelola twitter @kreatifmendidik

Share:

Sabtu, September 27, 2014

Trubador

Kisah para trubador (saya lupa cara nulis yang benarnya, trabadur atau trabador) saya dapatkan dari Abah Iwan atau Iwan Abdurahman saat pentas pertama kali di Padepokan Mayang Sunda setahun yang lalu (sekitar Sept 2013). Sebuah kata untuk menggambarkan seorang pemusik pengelana yang singgah di setiap daerah kemudian bercerita, mendongeng tentang kisah-kisah inspiratif dan menghibur para pendengarnya. Kuda dan gitar atau alat musik lainnya menjadi sebuah padanan yang khas.

Kisah trubador juga saya dapatkan dari buku yang berjudul Sultan dan Santo. Sebuah buku yang menceritakan kisah dibalik proses perdamaian perang salib. Di buku itu, sang santo muda sangat terobsesi kisah-kisah heroik peperangan yang diceritakan oleh trabador. Dari cerita para trubador itu santo muda kemudian bertekad bahwa kelak ia akan menjadi ksatria perang.

Kisah para trubador ini menyala tidak hanya di Eropa, Spanyol khususnya tetapi juga di kawasan Amerika terutama Amerika Latin. Tak hanya itu, trubador semalam saya temui juga di Padepokan Mayang Sunda. Adalah Abah Iwan yang mendongeng kisah-kisah inspiratif penuh dengan muatan moral yang positif tentang kehidupan, romantika jaman dahulu serta harapan yang harus terus menyala untuk hari esok masa depan kehidupan yang lebih baik.

Banyak pesan moral yang muncul dari setiap lagu Abah Iwan. Semua hal yang menyangkut kehidupan dari hal-hal kecil sampai besar tak luput dari pengamatan abah. Misalnya tentang bunga warna putih kecil yang muncul di lembah, kemudian ia temui juga di tempat lain dengan bentuk yang sama. Atau misalnya tentang pesan burung kecil yang jangan diburu dan masih banyak lagi.

Performa abah malam itu sangat maksimal. Setiap pergantian babak, abah berganti kostum. Walaupun cuma selembar kain tapi energinya sungguh sangat luar biasa. Misalnya ketika ia memakai syal Wanadri untuk menceritakan kisah bersama Wanadri, memakai baju loreng pasukan khusus untuk menceritakan kisah perjuangan, dan masih banyak lagi termasuk bergaya flamboyan lengkap dengan kacamata pilot untuk menceritakan kisah romantis bunga-bunga. Yang ditunggu tentu saja burung camar, saat abah menceritakan kisah dibalik penciptaan lagu yang kemudian dipopulerkan oleh Vina Panduwinata.

Banyak sekali alias banyak pisan energi semangat yang tercurah malam itu bersama Abah Iwan. Ia membagikan banyak ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah dilewatinya. Dan satu hal yang saya catat adalah hiduplah mulai dari hari ini, nyalakan harapan dalam diri masing-masing, jangan berharap orang lain untuk menyalakan api dalam diri kita. Kasihanilah setiap orang seperti kau tidak akan hidup hari esok. Kata-kata ini mengingatkan saya pada Pho.

Share:

Jumat, September 26, 2014

Negara (tanpa) Demokrasi

Pagi ini saya mendapat kabar tentang matinya demokrasi karena pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPR bukan lagi dipilih langsung oleh rakyat. Ini adalah kemunduran dalam kehidupan berdemokrasi.

Kecuali ini negara kerajaan yang dipimpin oleh raja, bisa saja pemilihan kepala daerah dilakukan langsung oleh raja tapi ini negara yang bukan kerajaan. Jadi sewajarnya segala kebijakan itu berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Semalam juga melihat lalu lalang timeline perihal ini rame pisan. Misalnya #RIPdemokrasi untuk menggambarkan kematian demokrasi di Indonesia, lalu ada lagi #ShameOnYouSBY untuk menyindir sikap SBY terhadap sikap partai demokrat yang walk out saat sidang penentuan pilkada langsung atau pilkada DPR.

Buat saya, ini dinamika yang harus terjadi. Rakyat diuji lagi kebersamaannya. Kalau rakyat secara umum menolak, saya yakin rakyat akan menang untuk melawan politikus rakus jabatan. Pembelajaran dinamika ini mengingatkan saya pada setiap kejadian di kelas. Miniatur kehidupan ada di dalam kelas, bersama mereka saya belajar dewasa dalam bersikap terutama menghadapi situasi-situasi sulit.

Ayo bergerak!
Atau kembali ke sawah mencangkul lagi!

Share:

Sabtu, Agustus 30, 2014

Tentang Dongeng dan Mendongeng

Catatan ini saya ambil dari Path-nya Nadia Astriani. Ia seorang dosen yang juga peduli pendidikan anak. Inilah catatannya. 

"Pengen cerita sedikit tentang festival ini. Festival Dongeng Bandung berangkat dari keprihatinan akan beberapa hal :
1. Semakin berkurangnya daya imajinasi warga (anak dan orang dewasa) yg berakibat pada kurangnya daya kreativitas. Sementara untuk membangun negeri tercinta ini perlu kreativitas yang tinghi.
2. Menipisnya budaya bertutur di bumi tercinta ini, padahal ketika belanda datang ratusan taun yang lalu mereka terheran-heran melihat masyarakat yang bisa hidup tertib tanpa aturan hukum tertulis. Yang di kemudian hari baru mereka sadari bahwa nilai2 dan aturan hidup itu diturunkan melalui pantun, ujar2, syair, pupuh dan kawih yang dilakukan dengan cara bertutur.
3. Makin maraknya penggunaan gadget yang mengurangi quality time antara orangtua dan anak.
Karena keprihatinan itu dan karena penggagasnya adalah penggemar dongeng dan merasakan manfaat dongeng dalam keseharian, maka media dongeng dianggap media yang tepat untuk mengembalikan budaya bertutur yang mulai menghilang.
Semoga Festival Dongeng Bandung ini bisa menyalakan kembali Bara Imajinasi yang terpendam"

Festival Dongeng Bandung 2014


Share:

Postingan Populer