Ruang Sederhana Berbagi

Jumat, Januari 03, 2014

Sekolah Waldorf

Sekolah ini adalah salah satu sekolah yang menginspirasi saya selama bergiat. Banyak inspirasi mendidik yang saya ambil referensinya dari sekolah ini.Sekolah Waldorf menjadi pilihan para petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley.
Pendidikan Waldorf dikenal pula sebagai Pendidikan Steiner. Sistem ini dikembangkan oleh Rudolf Steiner dari Austria. Pendidikan di Sekolah Waldorf mementingkan imajinasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Misi sekolah ini adalah mendidik anak-anak agar menjadi pribadi yang merdeka, utuh, dan memiliki tanggung jawab sosial. Guru dipandang memiliki tugas suci membantu perkembangan jiwa dan rasa anak-anak. Setiap anak dibantu agar mereka bisa mencapai yang terbaik sesuai potensi masing-masing.
Sekolah Waldorf di Thailand (iden wildensyah)

Sejarah Sekolah Waldorf
Sekolah Waldorf di sebagian tempat dikenal pula sebagai Sekolah Steiner, yang diambil dari nama Rudolf Steiner. Sedangkan nama Sekolah Waldorf, diambil dari nama sekolah pertama yang didirikan dan dikembangkan Rudolf Steiner. Sekolah itu dibangun di Kota Stutgart, Jerman, tahun 1919. Sekolah itu dibangun untuk mendidik anak-anak pekerja pabrik Waldorf-Astoria. Nama Sekolah Waldorf kemudian menjadi trademark.
Sekolah Waldorf terus bertambah. Hingga tahun 2011, sudah ada 1.003 Sekolah Waldorf di 60 negara. Serta, ada lebih dari 2.000 pendidikan anak usia dini, 629 institusi untuk sekolah rumah, dan sekolah luar biasa di seluruh dunia. Sekolah-sekolah itu merupakan sekolah independen, namaun menerapkan model pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner.
Teori Perkembangan Anak Menurut Rudolf Steiner
Dalam prosesnya, pendidikan di Sekolah Waldorf sangat menekankan pentingnya pendidikan berdasarkan jenjang usia. Berikut ini tahap-tahap pembelajaran dalam sistem pendidikan Rudolf Steiner.
  • Pada masa awal kanak-kanak, pembelajaran  lebih banyak didasarkan kepada pengalaman, peniruan, dan berbasis indra. Pembelajaran pun lebih banyak menggunakan kegiatan-kegiatan praktis.
  • Pada masa usia sekolah dasar, pembelajaran bersifat artistik dan imajinatif. Pada tahap ini, pendekatan yang digunakan adalah membangun kehidupan emosional anak. Juga, mengembangkan ekspresi seni anak melalui serangkaian seni pertunjukan dan seni rupa.
  • Pada masa remaja, pembelajaran ditekankan pada pengembangan pemahaman intelektual, juga gagasan-gagasan mulia seperti tanggung jawab sosial.
Sistem Pendidikan di Sekolah Waldorf
  1. Memupuk Kreativitas 
Pembelajaran di tingkat SD ditekankan kepada pemupukan daya imajinasi dan kreativitas anak. Perkembangan emosi anak mendapat perhatian besar. Anak-anak mendapatkan banyak ruang untuk berekspresi melalui berbagai bidang seni seperti seni drama, seni musik, seni rupa, hingga seni suara. Untuk memupuk kreativitas, segala hal yang dipandang menghambat kreativitas anak akan dijauhkan. Bukan hanya komputer, tetapi juga televisi serta rekaman musik. Aktivitas di luar ruangan serta gerak badan juga sangat dipentingkan.
2.      Keterampilan Diutamakan
Keterampilan tangan para murid juga sangat diutamakan dalam pembelajaran ini. Misalnya merajut, membuat keramik, menjahit dengan tangan, dan sebagainya. Bahkan, pelajaran keterampilan masuk kurikulum sekolah. Mereka meyakini, keterampilan tangan dapat melatih koordinasi antara mata dengan tangan. Juga belajar untuk fokus dalam sebuah proses sejak membuat konsep hingga tahap penyelesaian.

3.      Cinta Bahasa Sebelum Bisa Membaca
Salah satu keunikan lainnya adalah sebelum anak-anak bisa membaca, para guru lebih dulu menumbuhkan kecintaan akan bahasa. Hal itu dibangun melalui bahasa lisan, nyanyian, puisi, serta permainan. Termasuk saat guru mendongeng, anak-anak akan menyimak dan belajar menjadi pendengar yang baik.
Selain bahasa ibu, anak-anak diajarkan pula dua bahasa asing di tingkat dasar. Untuk sekolah berbahasa Inggris, bahasa asing yang diajarkan adalah bahasa Jerman dan bahasa Prancis atau Spanyol.

4.      Keterampilan Bersosialisasi
Murid-murid juga diajarkan mengenai pentingnya memiliki rasa tanggung jawab sosial, rasa hormat, dan kasih sayang, serta kemampuan bekerja sama. Diajarkan pula mengenal perbedaan. Seperti di Afrika Selatan, saat politik apartheid masih diberlakukan. Sekolah Waldorf justru memiliki murid warga kulit hitam maupun kulit putih. UNESCO memiliki peran menyiapkan masyarakat untuk memasuki era komunitas baru yang menyatu.

Sekolah Waldorf di Thailand
Panyotai Waldorf School (dok. Iden Wildensyah)
Saya bersyukur punya kesempatan mengunjungi Sekolah Waldorf di Asia Tenggara yaitu Thailand. Dua Sekolah Waldorf yang saya kunjungi adalah Tripat Waldorf School dan Panyotai Waldorf School
Inilah sedikit catatan saya waktu mengungjungi kedua sekolah tersebut.
Salah satu hal yang menarik dari sekolah ini adalah penggunaan kapur dan bentuk papan tulis yang tidak konvensional. Bentuknya sangat artistik bisa dibuka tutup yang memungkinkan anak-anak untuk menyerap materi dengan penuh kejutan-kejutan menarik dari gurunya. Setiap bagian dalam papan tulis memiliki arti dan gambar tersendiri. Yang patut diacungi jempol dari setiap ruangan dan papan tulis yang saya lihat adalah kreativitas guru-gurunya dalam menampilkan gambar dan materi yang menarik. Tidak rata-rata, tentu saja.
Para guru membuat dengan kesungguhan dan cita rasa seni yang tinggi. Seperti menggambar salah satu adegan dongeng yang menjadi pengantar untuk belajar anak-anak, membuat komposisi warna pada pelajaran matematika dan pengenalan bidang datar, dll. Sangat artistik dan terlihat bahwa seni adalah bagian tak terpisahkan dari mengajar apapun. Inspirasi semangat ini yang perlu ditiru, saya senang melihat dan merasakan secara langsung energi yang positif dalam menghantarkan pembelajaran untuk anak-anak.
Di kedua sekolah yang saya datangi, saya juga merasakan bahwa berkarya adalah keseharian mereka dan mereka sangat menikmati saat-saat berkarya, saat merancang, dan saat mengerjakannya. Berkarya adalah bagian pembelajaran yang menyenangkan dan menaik.
Dalam berkarya, anak-anak membuat karya individu dan kelompok. Berkarya bisa menjadi proyek yang berdaya guna. Hasil karyanya bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Baik karya kelompok atau juga karya individu, misalnya merajut untuk membuat wadah dekoder. Lebih dalam lagi, merajut adalah bagian dari keterampilan untuk membuat pakaian. Dalam membuat proyek, anak-anak berkarya sesuai jenjangnya. Anak-anak yang lebih besar dengan kemampuan fisik dan motorik kasarnya yang sudah terasah mampu membuat proyek yang besar untuk digunakan anak-anak jenjang kecil. Misalnya membuat rangka kayu untuk permainan, rumah-rumahan dari kayu, dsb.
Bersama guru di Tripat Waldorf School (dok. Iden Wildensyah
Dalam berkarya selanjutnya bisa disebut sebagai bagian dari proyek kelas.Proyek yang selalu melibatkan anak-anak dan guru sebagai fasilitator. Pada sekolah yang saya datangi, salah satu proyek besarnya adalah pembuatan ruangan untuk berkarya dengan bahan kayu. Mulai dari meratakan tanah, membuat tiang-tiang penanda, dan membuat pondasi, semua dikerjakan bersama-sama oleh guru dan anak-anak. Anak-anak adalah pemeran utama dalam proyek ini, guru sebagai fasilitator mengarahkan dan membimbing anak-anak untuk bisa menjalankan proyeknya dengan baik.
Mari kita lihat juga proyek di jenjang kelas 2, di sini saya melihat sebuah anyaman dari benang berwarna-warni. Salah seorang guru yang saya temui merendah ketika ditanya itu proyek spektakuler untuk anak-anak kelas 2. “Yah, tapi gak tahu kapan selesainya” kata dia sambil bercanda. Proyek ini dikerjakan setelah mengerjakan pekerjaan rutin sekolah lainnya misalnya mengerjakan lembaran kerja matematika. Tiap anak yang berhasil duluan, boleh mengambil satu benang kemudian disulam dengan cara mengikuti pola yang sudah ada sebelumnya. Proyek ini selain mengajarkan ketekunan, kerapihan, dan ketepatan mengikuti pola juga mengajarkan kreativitas dalam mengolah bahan benang. Anak-anak yang mengerjakan proyek itu sangat menikmati prosesnya, mereka belajar untuk tenang dan mampu mengerjakan sesuai instruksi tanpa harus terburu-buru ingin menyelesaikan pekerjaannya.


Sebagian sumber artikel ini diambil dari Koran Berani, 15 November 2011. 



Share:

Selasa, Desember 31, 2013

Kenangan Kebersamaan

Foto di atas adalah salah satu moment yang selalu saya ingat. Kenangan terbaik dalam hidup saya selama ini. Merasakan dinamika bersama mereka selama hampir satu dekade lebih di kampus dan di lapangan saat ada acara-acara penting.

Saya hanya bisa menggambarkan bagaimana kebersamaan itu melekat sampai sekarang. Kami bisa main bersama, berkonflik bersama, dan terutama kami belajar kehidupan bersama-sama. Tak bisa dipungkiri, selama bersama-sama itu hadir berbagai dinamika yang naik turun. Ada saatnya menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan.

Sama halnya dengan naik gunung, perlu kebersamaan dan kekompakan untuk bisa menggapai puncak bersama-sama. Banyak gunung yang kita daki bersama-sama. Banyak lembah yang kita susuri, sungai, dan juga bukit-bukit. Rasa capek dan kesal tak jarang menghinggapi diri kita masing-masing tetapi semua sadar tentang satu tekad satu tujuan.

Foto di atas adalah saat melanjutkan perjalanan setelah mendaki gunung Guntur di Kota Garut kemudian mendaki gunung Papandayan untuk menuju kabupaten Bandung dari arah selatan. Perjalanan panjang dan melelahkan tetapi bisa dinikmati dan sampai kembali pulang ke kampus untuk melanjutkan kehidupan kampus.

Merasakan saat tersesat, mencari alternatif jalan menuju lembah dan mendapati pemukiman di perkebunan teh paling jauh dari Pangalengan dan lebih dekat ke kaki gunung. Udara dingin dengan hujan rintik-rintik, setia mengikuti perjalanan kita mencapai pemukiman terdekat yang bisa dijangkau sekedar bermalam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bandung.

Melihat asap dari kejauhan yang muncul dari ladang petani itu sangat terasa sampai sekarang. Ada harapan karena masih bisa bertemu penduduk. Ada yang diutus bertanya tentang daerahnya kemudian bertanya alternatif jalan yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Kita semua sampai dipemukiman saat hari menjelang malam. Hujan masih mengguyur kampung itu. Bersyukur ada penduduk yang memberi ruang untuk beristirahat. Seingat saya waktu itu kita bermalam di sebuah masjid penduduk. Sampai pagi dan kemudian pulang menggunakan angkutan umum yang pemberangkatannya satu kali dalam satu hari.

Kini, semua sudah memiliki kehidupan masing-masing. Sesekali kita masih berkumpul kalau ada acara bersama di Situ Lembang atau di Citatah. Bersama mereka, saya bersyukur belajar banyak tentang kehidupan, tentang kebersamaan, dan rasa saling menghargai satu sama lain. Terima kasih, Tuhan! Berikan banyak kebaikan kepada mereka yang sudah bersama-sama dalam satu kesempatan menarik. 

Catatan di dedikasikan kepada teman-teman yang ada di foto antara lain: Nurcahya, Cecep Permana, Iman Kape, Hendi Tale, Erwin, Andi, dan Iwan Embu. Dua orang traveller itu, saya lupa namanya.

Saat itu, saya merasakan banget efek dari "Kuliah tong ngaganggu ulin!" yang kemudian menjadi jargon tak resmi sampai sekarang.
Share:

Gerimis Desember

Angin desember menjelang pergantian tahun baru ini sangat dingin melebihi kata sejuk untuk menggambarkannya. Melewati celah-celah jendela dan pintu rumah, angin meresap memasuki rumah kemudian menempa kulitku. Dingin terasa lalu kuambil baju hangat untuk mengurangi rasa yang membuat bulu halus di tangan berdiri. 

Gerimis turun bersama angin. Terseok-seok pucuk pohon mangga mengikuti alur angin. Tidak berusaha menolak setiap hembusan yang datang kepadanya. Titik-titik air hujan turun melekat di daun kemudian mengalir ke tangkai kemudian membasahi dahan dan batang pohon. Semut-semut kecil yang biasa berduyun-duyun di batang pohon mangga terpaksa mencari jalan lain yang masih kering. Khawatir terbawa aliran air, beberapa semut memilih diam sementara sampai butiran air jatuh turun ke tanah.

Desember ini angin bertiup sepoi-sepoi, dingin menusuk kulit membawa gerimis yang sudah menggelayut sejak beberapa hari yang lalu. Gerimis titik-titik hujan jatuh di merahnya bunga kertas yang mekar di beranda rumah. Indah nian di tengah dinginnya siang di akhir tahun ini. Oh seandainya aku bisa mereguk semua keindahan ini, akan kusimpan sampai seribu tahun lamanya.


Share:

Ruang Bermain

Siang itu selepas pulang sekolah, empat anak-anak bermain di belakang rumah. Di sebuah tempat kosong yang biasa digunakan anak-anak pada sore hari setelah ngaji atau pagi-pagi jika hari minggu. Beragam mainan mereka mainkan di tempat kosong itu, mulai dari sepak bola, main kelereng, galasin, sondah, lompat tali, dll.

Di tempat kosong itu, keceriaan hadir. Ruang bersama yang menjadi bagian keseharian anak-anak untuk bermain. Sejatinya bukan hanya bermain tetapi mereka juga belajar tentang banyak hal. Misalnya ketelitian, kecermatan, kelincahan, sosialisasi, dan kepekaan kepada sesama teman.

Tempat kosong ruang terbuka itu penuh makna buat anak-anak. Kehadirannya mampu menghiasi dinamika belajar yang sesungguhnya. Adakalanya pikiran menerawang ke ruang terbuka itu untuk bermain bersama teman-teman ketika waktu sekolah masih berlangsung. Keinginan dan rencana untuk bermain setelah waktu sekolah usai terkadang menyita waktu bahkan terlihat seperti sedang melamun.

Pelajaran kalah oleh keinginan bermain di ruang terbuka bersama teman-teman. Mungkin salah karena tidak seharusnya. Tetapi demikian anak-anak, senang bermain bersama teman-teman untuk belajar hal yang tidak diajarkan di sekolah.

Sekolah tetap penting, tantangannya adalah menyediakan ruang terbuka yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bersama-sama.
Salah satu kegiatan menarik di halaman belakang ruang kosong untuk bermain kelereng.
Share:

Minggu, Desember 29, 2013

Kesempatan Moyes

Sudah beberapa pekan ini saya mengikuti berita seputar Mancherster United (MU). Walaupun bukan sebagai pendukung fanatik, tapi saya senang mengikuti dinamika yang terjadi dalam sebuah klub sepakbola.

Penunjukan David Moyes oleh Sir Alex Ferguson dan kawan-kawan tentu bukan karena kebetulan. Tentu dengan berbagai perhitungan dan pertimbangan yang matang.

Intinya saya belajar tentang manajemen sepakbola yang secara tidak langsung juga belajar manajemen manusia. Nah David Moyes memberikan banyak pembelajaran menarik buat saya.

Saat ini kalau boleh dibilang terseok-seok, iya. MU nangkring di papan tengah, bukan di papan atas. Terlempar dari 'The Big Four' yang sudah sering mereka tempat dalam dekade sebelumnya. Wajar jika beberapa pendukung MU merasa khawatir dengan kondisi permainan ini. Apalagi di jaman yang instan ini, semua ingin cepat terlihat hasilnya. Melupakan proses panjang untuk meraih sebuah prestasi besar.

Buat saya, Moyes memiliki kans besar membuat sejarah di MU jika pemilik MU dan pendukung setianya memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh kepadanya. Jangan melihat proses ini sebagai sesuatu yang instan. Cepat dan langsung jadi juara di awal kepemimpinannya. 

Dua Tipe 

Dalam sepakbola modern, saya melihat dua tipe yang berbeda dalam memimpin sebuah tim sepakbola. Pertama tipe coach dan kedua tipe manajer. Keduanya sangat berbeda walau hasil yang ingin dicapai sama, yaitu juara.

Tipe pertama, coach. Sebagai contoh saya ambil Jose Mourinho. Saya mengagumi terutama saat menjadi rival Sir Alex Ferguson. Mourinho sempat beredar rumor akan menggantikan Sir Alex di MU. Mourinho adalah tipe couch, dia memiliki kapasitas untuk melatih dalam waktu yang cepat dan instan untuk meraih prestasinya.

Ciri-ciri tipe ini adalah pembelian pemain yang bisa jor-joran dan berlabel bintang. Lihat saja contohnya saat ia memegang Inter Milan, Real Madrid, dan sekarang Chelsea. Di Chelsea relatif tidak sebombastis waktu di Real Madrid. Saat itu Chelsea berhasil meraih prestasi besar di kancah liga Inggris. Sayangnya, tetap saja tidak dianggap berhasil oleh sang pemilik, Roman Abramovich karena Mou tidak bisa memenangi piala champion. Piala yang dirindukan oleh sang pemiliknya.

Tipe kedua adalah manajer. Tipe ini saya ambil contoh Sir Alex Fergosun dan Arsene Wenger. Keduanya memberikan cara memenej sebuah tim sepakbola dengan baik. Sir Alex Ferguson mampu meraih banyak prestasi hal didikannya pada the young gun seperti David Beckam, Ryan Giggs, Paul Scholes, Olle Gunnar Solkjaer, dan lain-lain.

Sir Alex Fergosun dan Arsene Wenger merintis dari tim biasa saja menjadi tim besar yang disegani. Arsene Wenger misalnya, pernah membawa Arsenal sebagai tim yang tidak terkalahkan dalam satu putaran kompetisi liga Inggris bersama Thiery Henry dkk. Sebuah prestasi yang belum dicapai manajer manapun.

Nah, kembali kepada David Moyes, seandainya manajemen memberikan kesempatan kepada David Moyes untuk terus memimpin pasukannya, saya yakin MU bisa kembali ke track-nya sebagai kontestan liga Inggris dan masuk kembali ke habitat 'The Big Four'. Semoga!
Share:

Jumat, Desember 27, 2013

Gus Dur

Gus Dur
Saya menyukai sebuah komentar status dari Agus R Sarjono setelah Gur Dur meninggal tiga tahun yang lalu "Gus Dur memang kontroversial, saya juga berharap Indonesia yg pluralis, demokratis, rilek, kadang benar kadang salah, dan penuh humor. Lebih menyenangkan daripada Indonesia yang formal dan jaim".

Saya tidak mengenal secara pribadi, bahkan bertemu langsungpun dengan Gus Dur belum pernah, tetapi beberapa tulisannya, catatannya, humornya pernah saya baca. Gus Dur memang kontroverial, setiap ucapannya tidak bisa ditebak, sekalipun oleh para ilmuwan. Dengan mudahnya Gus Dur membalik logika dari argumentasi sebelumnya. Selain itu, Kelakarnya yang terus teringat "Gitu aja kok repot" ini menjadi sebuah pernyataan untuk membuat mudah segala sesuatu dan jangan di buat rumit.

Kebijakan luar biasa Gus Dur selagi menjadi Presiden adalah penghormatan kepada etnis China yang tidak dilakukan oleh Presiden sebelumnya. Di masa kepresidenan Gus Dur-lah Barongsai dan Imlek mendapat tempat di Indonesia. Secara pribadi saya berterima kasih, karena memang begitulah seharusnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita juga harus berterima kasih kepada pendatang dari China sewaktu VOC berkuasa di Indonesia. 

Kini tokoh Pluralis itu telah tiada, dua hari tepat sebelum tahun 2010. Semoga amal kebaikan Gus Dur menjadi percikan bagi generasi selanjutnya untuk mewarnai Indonesia ke depan lebih baik. Keberanian Gus Dur menjadi teladan untuk kita. Ya Allah, semoga Engkau terima amal dan kebajikan Gus Dur! selamat tinggal Gus!

Share:

Rabu, Desember 18, 2013

Merindumu

Ada satu bait lagu Jikustik yang menarik bagi saya, isinya tentang kerinduan menulis untuk seseorang yang selalu di hatinya. Menulis bagi saya sudah seperti bagian hidup. Apapun itu, selalu saya usahakan untuk merekamnya dalam sebuah catatan.
Singapore 2013 (@idenide)
Catatan penting ataupun tidak penting bagi saya tidak masalah yang penting menulis. Sekali lagi menulis, ketika ide-ide liar berterbangan maka menulis adalah jalan satu-satunya mengumpulkan, merunut dan mungkin saja menyimpulkan langsung dari setiap ide yang ada. Setelah ide, tentu saja bergerak. Membaca, menulis adalah bagian dari gerakan.
Maka bait lagu Jikustik menjadi menarik yang berisi tentang menulis. Inilah bait lagu yang dimaksud.

Kapan lagi kutulis untukmu tulisan-tulisan indahku yang dulu, 
pernah warnai dunia, puisi terindahku hanya untukmu..
Mungkinkah kau kan kembali lagi, menemaniku menulis lagi?
Kita arungi bersama puisi terindahku hanya untukmu.


Tak lupa sebuah kerinduan, saya senang membaca bait lagu Payung Teduh 'Resah' saat saya tak bisa menggambarkan saat-saat merasa penjelajahan berakhir dan akan berganti.

Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Untukmu yang membaca tulisan ini, mungkin perasaan kita sama saat mengalami kejadian yang sama. Saat menjelang perpisahan dan mengingat perjalanan ke belakang yang penuh dinamika. Saat senang, saat bersama-sama yang berkesan. Kita tidak bisa berada di tempat yang sama terus, saatnya melepaskan semua hal yang terjadi dengan keikhlasan. Biarkan semuanya menjadi kenangan, begitu juga dengan tulisan ini. Ini adalah kenangan saat melepas penjelajahan yang sudah dilewati bersama-sama untuk melanjutkan penjelajahan dengan jalur yang berbeda dan anggota yang beda. 
Share:

Rabu, Desember 04, 2013

Semut dan Murai

Di tepi danau yang berair jernih, terdapat sebuah pohon. Pohon rindang dengan daun yang hijau, batang dan dahan yang kuat. Dahan pohon itu adalah tempat menarik untuk burung-burung bertengger. Siang itu, seekor burung murai bertengger sambil bernyanyi.

Angin bertiup kencang. Seekor semut yang sedang berjalan di dahan pohon jatuh ke air. Semut itu berjuang keras berusaha menepi. Sayangnya, ia tidak bisa berenang. Lama sekali semut itu berputar-putar di atas air.

Murai melihat dari atas. Ia merasa iba. Ia mematuk beberapa helai daun. Daun itu jatuh di dekat semut.

"Semut, naiklah ke daun itu!" teriak Murai kepada Semut.

Semut menuruti perintah Murai. Angin bertiup. Daun dan Semut akhirnya sampai ke tepi danau.

"Terima kasih, Murai! Aku selamat berkat pertolonganmu!" Teriak Semut.

Beberapa saat kemudian, seorang pemburu datang. Pemburu itu membidik Murai. Semut segera menggigit kaki pemburu. Si pemburu berteriak kesakitan.

"Murai, terbanglah menjauh! Pemburu hendak menembakmu!" teriak Semut.

Murai segera pergi sambil berteriak gembira, "Terima kasih atas pertolonganmu, kawan!"

Share:

Senin, Desember 02, 2013

Tupai Pemarah

Alkisah di sebuah hutan yang lebat, hidup seekor tupai di dalam pohon yang rindang. Pohon dengan daun yang lebat, batang-batang yang kokoh, serta ranting yang berderet rapi di atas. Tepat di sebuah lubang dekat batang pohon yang tengah, seekor tupai bersarang. Membuat rumah pohon yang nyaman. Sekilas tidak terlihat ada kehidupan. Tetapi di balik itu, di dalam pohon, sebuah rumah tupai begitu indah. Setiap ruangannya ditata dengan rapih. Setiap hari, tupai itu membersihkan ruangannya dengan baik.

Sayangnya, ia terkenal sering marah-marah tidak jelas kepada apapun benda atau mahluk hidup di depannya. Ia juga suka meledek dan menyombongkan dirinya. Kalau ada barang yang jatuh, ia akan marahi. Kalau ada barang yang tidak pada tempatnya, ia akan marah-marah dan meledek. Semua temannya tidak suka pada dia karena sikap marah-marahnya yang tidak jelas.

Suatu hari, ia melihat pohon. Ia kemudian berkata "hei, pohon kok kamu jelek. Rantingmu ke sana ke mari tidak beraturan". Setelah itu ia bertemu dengan seekor gajah, "hei gajah, kok badanmu gemuk. Gerakanmu tidak lincah!". Saat ia bertemu dengan burung, ''hei burung, kamu jelek banget. Tanganmu kok begitu, cuma punya kaki, yah?"

Semua yang ada dihadapannya selalu ia ledek dan ia marahi. Ia merasa senang saat teman-temannya sedih. Sampai suatu hari, ia tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu, ia sedang berada di sebuah tempat yang gersang. tidak ada pohon satu pun. Ketika itu ia berjalan dan melihat ada sebuah pohon. Ia hendak berteduh tapi pohon berkata, ''aku tidak mau meneduhimu, kamu sudah sering berbuat tidak baik. Kamu tidak bersyukur bahkan pada pohon tempat tinggalmu." Ia kemudian meneruskan perjalanan. Ia semakin kepanasan dan kelelahan. Setelah lama berjalan ia bertemu seekor gajah. Kepada gajah itu ia berkata, "hei gajah, bawa aku pergi dari sini. Aku haus dan ingin minum." Gajah kemudian menjawab, "aku tidak mau membawamu ke tempat yang banyak air, kamu sering meledek aku".

Ia semakin kepanasan dan kehausan. Sampai kemudian ia melihat burung. Ia berpikir burung itu akan membantunya mencari air minum. "Hei burung, bawa aku ke tempat yang banyak air minum." Lalu burung itu berkata, "aku tidak mau menunjukan tempat yang banyak air dan pohon kepadamu. Kamu sering meledek dan marah-marah tidak jelas."

Semakin lama semakin lemah tubuhnya. Ia pun kemudian pingsan. Saat itu juga terbangun dari tidurnya. Ia kemudian melihat sekelilingnya. Ia ternyata masih berada di rumah pohonnya. Ia merenungi mimpinya. Tersadarlah ia bahwa selama ini ia tidak bersyukur atas semua yang sudah ia dapatkan.

Sejak saat itu, tupai mulai mengubah semuanya. Ia tidak lagi marah-marah dan tidak suka meledek. Ia banyak bersyukur kepada semuanya. Ia melihat pohon dan tersenyum berterima kasih. Ia melihat gajah kemudian meminta maaf dan merekapun berteman. Ia bertemu burung, ia menyapa dan berterima kasih juga. Ia berubah menjadi tupai yang baik hati dan penuh syukur.

Share:

Postingan Populer