Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Rabu, September 14, 2016

Pentingnya Memahami Makna Kata Untuk Anak-Anak

Sebut saja namanya Mawar Merah, usianya 10 tahun bersekolah di sebuah sekolah yang mentereng. Sehari-hari diantar jemput oleh supir pribadinya dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Dalam tas yang besar selain buku-buku pelajaran yang tebal, terselip sebuah telepon genggam pintar. Untuk ukuran anak seusianya, keberadaan telepon genggam tersebut seolah sudah lumrah. Di dalamnya terdapat banyak aplikasi yang didominasi oleh permainan. Sisanya aplikasi media sosial dan aplikasi fotografi instan. 

Selepas sekolah, Mawar berkumpul dengan teman-temannya di sudut sekolah, cekikikan atau tertawa-tawa bersama. Mereka asyik bermain menggunakan telepon pintarnya. 
Membaca kemudian memahaminya!

Jauh sebelum waktu sekolah bubar, ia mengikuti ulangan Bahasa Indonesia. Betapa sulitnya ia mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. Berkali-kali ia mendatangi gurunya di depan kelas hanya untuk bertanya arti dari kata yang ada di soal tersebut. Kata-kata "Rutin, menyinggung, melambai, dan kata-kata lainnya yang ia tak mengerti.

Cerita di atas adalah gambaran betapa anak-anak sekarang begitu sulit memahami arti kata. Jangankan ditanya makna kata, untuk mengartikannya juga sangat butuh waktu yang panjang sampai akhirnya bisa mengerti. 

Jangan sepelekan masalah bahasa ini, bahasa adalah awal untuk anak memahami fenomena di sekitar. Setelah mengerti lalu memahami dan bisa melaksanakan. Lalu bagaimana selanjutnya agar anak mencintai bahasa Indonesia. Inilah beberapa tips yang bisa dilakukan di rumah dan juga di sekolah untuk membangun kesadaran berbahasa dan mampu memahami setiap kata yang terdapat dalam setiap kalimat. 

1. Budayakan membaca buku. Membaca buku di era sekarang itu sangat menantang. Keasyikan membaca seolah hilang tergantikan oleh asyiknya bermain games di tablet atau di telepon genggam. Sekolah dan rumah harus menyediakan waktu khusus untuk membaca. Dengan sedikit paksaan membaca rutin, diharapkan anak mampu membiasakan diri dekat dengan buku. Kalau sudah biasa, secara perlahan ia akan mencintai buku bacaan.

2. Sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Saat anak bertanya tentang sebuah kata yang tidak dimengerti, arahkan langsung untuk mencari di kamus. Apapun yang anak tidak mengerti arti kata, kamus menyediakan penjelasan yang memadai. Jangan reaktif menjawab karena anak hanya akan menunggu jawaban kita, arahkan untuk mencari agar ia aktif belajar.

3. Menulis jurnal atau diari. Terbiasa menulis jurnal harian atau diari akan membuat anak terbiasa mengolah kata-katanya. Selain mengolah kata, anak juga akan terbiasa untuk mengolah emosi. Ia tahu kapan menuliskan hal baik yang akan baik dibaca orang lain atau hal tak baik yang akan mengakibatkan hal tak baik saat dibaca orang lain.

4. Review setiap bacaan dengan membuat resensi atau catatan singkat. Mengajak anak meresensi adalah tahap selanjutnya dari menyukai bacaan. Meresensi akan mengasah kepekaan anak terhadap apapun yang ia baca. Kadang, ide-ide baru muncul saat kita meresensi sebuah buku bacaan. 

Nah, dengan membiasakan keempat hal tadi, Mawar Merah yang tadinya kesulitan memahami kata, mudah-mudahan ia menjadi lancar mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia. Bukan hanya itu saja, Mawar Merah juga akan lancar dipelajaran lain misalnya sains, terpadu, bahasa Inggris dan lain-lain.
Share:

Selasa, September 13, 2016

Kejutan Kecil Bermakna Besar

Selalu ada kejutan-kejutan kecil dalam hidup ini yang buat saya maknanya sangat besar. Terlebih, ketika bergiat di pendidikan alternatif anak-anak. Berbagai bentuk kejutan itu bisa muncul dalam bentuk yang serbarupa. 

Buat Mr Iden 
Kejutan yang tak terduga bisa saja dalam bentuk hasil yang melampaui proses. Tak terduga karena bisa jadi melebihi ekspektasi dari yang kita bayangkan sebelumnya. Misalnya ketika memfasilitasi sebuah kegiatan dari materi yang harus diajarkan, materi berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Inti. Sebuah lembar kerja siswa diberikan begitu saja, dengan kemasan yang menarik kemudian anak diminta mengisi. Saat mengisi, anak tak cuma mengisi sesuai instruksi, ia merangkai lembar kerja tersebut bagaikan berkarya. Menambahkan warna yang menarik pada setiap gambar yang dituangkannya. Menuliskan deskripsi lebih dari instruksi yang ada atau ruang tulis yang ada.

Hallo, aku Mr Iden
Sebagai guru fasilitator, tentu saja kebahagiaan yang muncul karena anak berani lebih keren dari gurunya. Anak berani lebih kreatif dari gurunya. Anak mampu memaksimalkan semua potensi yang dimiliki tanpa harus didorong-dorong. 

Kejutan lainnya adalah bingkisan tak terduga. Tiba-tiba seorang anak memberikan batu. Yah hanya sebuah batu versi orang dewasa tetapi lebih dari batu buat anak kecil. Batu yang bermakna dalam yang diberikan seorang manusia untuk manusia lainnya. Saya selalu menyimpan apapun yang anak berikan. Secarik kertas bergambar, sepotong kayu kering, sebuah bekas kaleng, atau apapun yang anak berikan selalu saya apresiasi. 

Di mata mereka, kejutan itu adalah sebuah hal yang sangat istimewa. Menyakitkan jika orang dewasa mengabaikan kejutan kecil ini. Apresiasi ini lebih berharga dari sekian banyak apresiasi yang diterima orang dewasa. Tak salah jika orang dewasa harus bisa memberikan sesuatu yang lebih besar untuk anak-anak melebihi materi yaitu kasih sayang! 


Share:

Rabu, September 07, 2016

Kenapa Pendidikan Alternatif?

"Pendidikan bukan cuma urusan memperbanyak isi memori otak atau mencari tahu sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Namun lebih dari itu adalah upaya menghubungkan semua yang sudah diketahui dengan hal-hal yang masih menjadi misteri" (Anatole France, 1817-1895 pemenang Nobel Sastra, Prancis)

Beberapa hari ini blogpost saya berbicara seputar pendidikan alternatif yang diusung oleh sekolah-sekolah alternatif yang ada di Kota Bandung. Saya menaruh hormat dan apresiasi yang besar untuk setiap sekolah alternatif yang sudah mengembangkan metode pendekatan belajar yang manusiawi. 


Salah satu bentuk pembelajaran di Sekolah Alternatif
Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional. Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya bersifat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

Pemikiran tentang pendidikan alternatif ini bermula dari kritik-kritik Romo Mangun terhadap bentuk pendidikan yang sejak berlakunya kurikulum 1974, berkembang hingga kurikulum 1994.

Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan mencari materi dan metode dedaktik baru sampai kurikulum baru. Menurut Nunuk Murniati, pendidikan seharusnya bersifat kontekstual, harus disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun demikian. Dimana konsep link and macth yang digembar-gemborkan oleh pemerintah orde baru dalam pendidikan hanya menghasilkan sekrup-sekrup kapitalis yang dibuat hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam mesin industri.

Menurut Jery Mintz (1994:xi) Pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:

  1. sekolah publik pilihan (public choice);
  2. sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk);
  3. sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent dan
  4. pendidikan di rumah (homeschooling).

Woodworking di Sekolah Waldorf 
Bentuk pendidikan alternatif tertua yang dikelola masyarakat untuk masyarakat adalah pesantren. Diperkirakan dimulai pada abad 15, kali pertama dikembangkan oleh Raden Rahmad alias Sunan Ampel. Kemudian muncul pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren Demak oleh Raden Fatah dan Pesantren Tuban oleh Sunan Bonang.

Selain pesantren, Taman Siswa didirikan pada tahun 1922. Selain Taman Siswa, Mohammad Syafei membuka sekolah di Kayutaman. Sekolah dengan semboyan, “Carilah sendiri dan kerjakanlah sendiri”. Siswa diberi keterampilan untuk membuat sendiri meja dan kursi yang digunakan bagi mereka belajar. Namun Belanda telah membumihanguskan sekolah tersebut.

Semangat Alternatif
Walaupun jarak yang jauh sejak Taman Siswa dan Sekolah Kayutaman, kini sekolah-sekolah alternatif semakin tumbuh subur di kota-kota besar di Indonesia. Hal yang patut kita banggakan karena masyarakat memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan kesempatan belajar yang lebih baik untuk anak-anaknya. Nah, semangat memberikan pendekatan pendidikan yang lebih manusiawi adalah hal yang saya pikirkan. Pendidikan alternatif bisa menjadi bagian yang menarik untuk membangun sumber daya manusia Indonesia di masa depan yang lebih baik.


Mengolah tanah untuk pertanian di sekolah
Sekolah alternatif terbukti mampu memberikan dimensi lain dalam dunia pendidikan Indonesia. Sekolah alternatif berani keluar dari pakem-pakem pembelajaran yang begitu-begitu saja. Anak pasif dan guru ceramah seharian. Walaupun semangat ini juga sudah hadir dalam perencanaan pendidikan di kurikulum tetapi kenyataannya jauh panggang dari api. 

Sekolah-sekolah yang konvensional masih kesulitan menerapkan hal-hal yang menarik dalam menyampaikan pembelajarannya. Alokasi dana pelatihan sudah dikeluarkan banyak sekali tetapi alih-alih memperbaiki sistem pendidikan yang ada hanya pemborosan  anggaran. Guru di kelas akan kembali mengambil jalan teraman, cari di internet, copy paste kemudian sebarkan di kelas. Lebih parah lagi, jual LKS kemudian suruh anak mengerjakan sendiri dan guru tinggal ongkang-ongkang kaki dengan santainya sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya. Sebuah potret buruk pendidikan yang sudah sangat akut. 

Sementara di sekolah-sekolah alternatif, guru berjibaku mencari bentuk-bentuk menarik dalam menghantarkan pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak lewat berbagai macam kegiatan yang variatif. Guru mengolah semua materi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi inti untuk disampaikan kepada anak didiknya. 
Nah semangat berpikir kreatif dalam pendidikan alternatif inilah yang ingin saya bagikan untuk semua. Pendidikan yang kreatif, pendidikan yang menyenangkan, mendidik kreatif adalah semangat yang harus muncul dalam setiap diri pendidik di seluruh Indonesia. Semoga saja semakin banyak sekolah-sekolah alternatif yang mampu memberikan kontribusi positif dalam membangun manusia Indonesia yang merdeka, mandiri, kreatif, dan berdaya! 






Share:

Senin, September 05, 2016

Belajar Kreatif di Rumah Belajar Semi Palar

Pagi-pagi sekali dengan wajah senang anak-anak berbaju oranye dengan celana biru kotak-kotak berkumpul di depan parkiran sebuah pusat pertokoan. Bercengkerama satu sama lain sambil menunggu kehadiran teman-temannya yang lain. Hari itu tanggal 22 April yang bertepatan dengan Hari Bumi. Anak-anak yang didampingi guru bersiap untuk melakukan perjalanan ke sekolah. Anak-anak di Semi Palar sudah terbiasa melakukan rutinitas berjalan ke sekolah setiap tanggal 22 setiap bulannya. Rutinitas yang sangat positif untuk membangun kesadaran lingkungan sejak dini dimulai dengan mengurangi menggunakan kendaraan bermotor. Jika biasanya mereka diantar jemput, maka satu hari dalam sebulan, anak-anak harus bisa berjalan kaki ke sekolah tanpa di antar orangtua.
Semi Palar merupakan salah satu sekolah alternatif di Kota Bandung. Sebagaimana sekolah-sekolah alternatif lainnya, Semi Palar menawarkan hal yang menarik untuk masa depan pendidikan Indonesia lewat pendekatan metode belajar holistik dan terpadu. Dengan pendekatan yang holistik, tak heran jika kita menemukan perpaduan yang unik dalam setiap karya anak-anak di Semi Palar.
Saya bisa katakan bahwa pembelajaran kreatif di Semi Palar tidak lepas dari pentingnya membangun cara pandang yang holistik pada pendidikan. Contoh sederhana misalnya matematika yang tidak bisa lepas dari logika, seni, dan bahasa. Ketiganya berbaur membuat satu kesatuan yang utuh. Matematika juga tidak bisa lepas dari kehidupan. Untuk itu, pendekatan soal-soal matematika dalam kehidupan serta praktik dalam kegiatan atau dalam berkarya akan kita temukan di Semi Palar.

Kreativitas
Salah satu hal yang menarik lainnya di Semi Palar adalah kreativitas. Kreativitas adalah kunci! Dengan kreativitas, pembelajaran di dalam kelas menjadi sangat menyenangkan. Perpaduan antara teori dan praksis pendidikan kritis bisa saya rasakan di Semi Palar ini.
Salah satu karya anak-anak di Semi Palar (dok.Iden Widensyah)
Proses dialogis yang menarik antara guru dengan anak-anak, guru dengan guru, dan guru dengan orangtua terjalin dengan harmonis. Secara berkala sekolah mengadakan pertemuan orangtua untuk membangun komunikasi yang baik antara rumah dan sekolah. Demikian juga dengan pertemuan antar guru yang rutin dilakukan setiap minggunya dalam rangka belajar bersama.
Dalam pertemuan guru ini tak jarang ide-ide kreatif dalam belajar bermunculan satu sama lain. Setiap guru memberikan feedback satu sama atas proses yang terjadi di kelas masing-masing. Sebuah proses pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan jiwa-jiwa guru yang kreatif.
Guru yang kreatif kemudian melahirkan murid-murid yang kreatif juga. Proses mengapresiasi karya siswa ini sering diselenggarakan oleh sekolah lewat pameran akhir tahun atau pada moment-moment tertentu. Kita bisa melihat bagaimana kreatifnya anak-anak di Semi Palar lewat karya yang mereka pamerkan.
Sekali lagi sekolah alternatif! Saya selalu mengapresiasi setiap sekolah alternatif karena keberanian dalam mengembangkan cara dan pendekatan belajar yang lebih keren dari sekadar tuntutan kurikulum pendidikan nasional dengan standarisasi-standarisasinya yang kaku. Semoga pembelajaran kreatif di Semi Palar bisa menular ke sekolah-sekolah alternatif lainnya di Bandung khususnya dan di Indonesia umumnya!
Share:

Minggu, September 04, 2016

Ceria di Sekolah Bianglala

"Kami siswa siswi SD Bianglala, anak yang jujur, jujur, jujur. Tanggungjawab, tanggungjawab, tanggungjawab. Visioner, visioner, visioner. Disiplin, disiplin, disiplin, Kerjasama, kerjasama, kerjasama. Adil, adil, adil. Peduli, peduli, peduli!"
Suara anak-anak terdengar serentak ketika memasuki Sekolah Bianglala pada pagi hari. Nilai-nilai yang diucapkan tersebut rutin diucapkan sebelum memulai kegiatan di masing-masing kelas. Pun ketika akan bergiat dengan orangtua, nilai-nilai yang menjadi cita-cita sekolah selalu diucapkan bersama-sama. Hal ini mengingatkan saya pada kegiatan kepanduan yang selalu diucapkan bersama-sama setiap pagi sebelum bergiat dan malam hari sebelum istirahat.
Sekolah Bianglala
Sekolah Bianglala bisa jadi salah satu sekolah alternatif yang juga menarik di Kota Bandung. Dengan semangat membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik, sekolah-sekolah alternatif akan terus saya tulis dan saya dukung kehadirannya di Indonesia. Termasuk salahsatunya adalah Sekolah Bianglala ini. Sekolah Bianglala dengan tagline sport, art, good ethic, dan music ini sudah lama menjadi perbincangan di kalangan pendidik di Kota Bandung karena kiprahnya dalam menjadikan musik dan olah raga sebagai bagian penting dalam pembelajarannya. Team musik yang ada di Sekolah Bianglala termasuk salah satu team yang sering mendapat tempat di setiap event di Kota Bandung. Mulai dari musik modern sampai musik tradisional mendapat tempat yang sama di Sekolah Bianglala.
Angklung misalnya, dengan group angklung yang mereka bina, Sekolah Bianglala sering tampil di acara-acara seperti kegiatan lingkungan, seni dan budaya. Anak-anak yang belajar musik tradisional selalu dilibatkan dalam setiap acara tersebut. Mereka silih berganti bersama-sama memainkan musik-musik yang menarik dalam pembelajarannya.
Setiap akhir tahun, Sekolah Bianglala rutin mengadakan pentas akhir tahun dengan tema-tema yang menarik seperti the soul of music, dll. Pentas yang memberikan pembelajaran kemandirian dan percaya diri dalam anak-anak ini patut diapresiasi. Tak banyak sekolah-sekolah apalagi sekolah umum yang mampu menghadirkan hal-hal menarik untuk anak didiknya. Bisa jadi karena keterbatasan ruang dan waktu atau juga banyaknya peserta didik di sekolah umum yang membuat sulit dalam mengorganisir jika harus mementaskan dan semua memiliki peran yang sama dalam setiap acara pementasan. Bisa dimaklumi!
Dalam hal olah raga, Sekolah Bianglala termasuk sekolah yang peduli dan memiliki pandangan yang menarik yang menjadikan olah raga sebagai bagian dari pembentukan karakter dalam pendidikan karakter yang mereka bangun dalam diri anak didiknya. Yah, olah raga mengajarkan banyak hal untuk anak didik, seperti sportivitas, kerjasama, kemandirian, dan respek serta nilai-nilai pendidikan lainnya yang menarik dalam sebuah kegiatan olah raga. Saya termasuk orang yang dahulu lebih suka pelajaran olah raga daripada terlalu lama duduk manis di dalam kelas.
Bisbol, Softball, kasti, basket, beladiri, futsal, adalah kegiatan olah raga yang populer di Sekolah Bianglala. Khusus untuk Softball, Sekolah Bianglala bekerjasama dengan klub Rusa Hitam untuk membina atlet-atlet mudanya. Rusa Hitam adalah klub profesional di Kota Bandung. Pembinaan atlet usia muda ini sangat menarik karena seyogianya anak-anak memiliki porsi yang besar dalam keterampilan fisik. Anak-anak yang bergerak dalam aktivitas hariannya di sekolah akan berbeda dengan anak-anak yang terlalu banyak dipapar oleh akademis di dalam kelas.
Nah, sebagai sekolah alternatif di Kota Bandung, buat saya olah raga bersama anak-anak menjadi penting untuk selalu dilakukan. Sayangnya menurut beberapa orangtua yang menyekolahkan anaknya di sana, hubungan antara sekolah dengan rumah belum terbangun dengan baik, seolah-olah sekolah berjalan sendiri dan orangtua tinggal dukung saja. Ada sisi positif dan negatifnya dari hal tersebut. Positif dan negatifnya tergantung dari persfektif orangtua atau sekolah. Walau demikian, sekolah alternatif tetap saja mendapat tempat yang menarik bagi pegiat pendidikan yang sudah lama menantikan bentuk pendekatan yang baru. Sudah terlalu lama berdinamika dengan masalah akut pendidikan di Indonesia, maka kehadiran sekolah alternatif seperti Sekolah Bianglala ini menjadi angin segar bagi masa depan pendidikan di Indonesia. Semoga saja semakin banyak orang yang terinspirasi dari Sekolah Bianglala dan muncul sekolah-sekolah alternatif lainnya yang menawarkan pendekatan pendidikan yang manusiawi, holistik, ramah anak, dan kreatif. Aamiin!


Share:

Jumat, Maret 25, 2016

LGBT dan Keseimbangan Alam

Sudah lama saya mau menulis tentang LGBT dari persfektif lingkungan. Pikiran iseng aja sih, tadinya mau dilempar dulu di forum lingkungan. Ingin tahu dari sisi orang lain tentang LGBT dan lingkungan. 
Sejak tahu LGBT itu penyimpangan dari statementnya seorang psikolog yang rajin mengampanyekan anti penyimpangan dengan cara meraih para orangtua agar waspada pada setiap perilaku anak di era digital, Elly Risman, maka saya melihat sisi lainnya. Segala sesuatu yang menyimpang dari kodrat alam maka akan terjadi sesuatu pada alam itu sendiri. Misalnya bumi yang menyimpang sedikit saja dari garis edarnya di dalam tata surya kita maka akan terjadi sesuatu pada bumi itu sendiri. Misalnya perubahan angin, suhu, dan bisa jadi medan magnet juga akan berubah. Efeknya akan banyak terjadi pada semua kehidupan di muka bumi. 
Penyimpangan selanjutnya misalnya kita ubah cara mengendarai mobil di jalan. Jika semula di Indonesia mengendarai mobil dengan stir kanan kemudian pindah ke kiri dan bawa mobil diubah jadi di kanan jalan, alhasil akan banyak kecelakaan dan makian dari pengendara yang lain karena kemungkinan tabrakan sangat besar. Berlawanan arah dari arah yang sudah umum.
Kehadiran manusia di bumi ini berdasarkan hukum alam yang sudah ditentukan. Sperma bertemu indung telur. Sperma dari laki-laki dan indung telur dari perempuan. Entah jika kemudian terjadi penyimpangan dimana sperma bertemu dengan sperma akan menghasilkan spesies baru yang berbeda dari hal-hal sebelum atau tidak?. Atau indung telur bertemu indung telur yang menghasilkan spesies baru di muka bumi ini. Hmmm!
Ada yang menarik dan ingin ditelusuri lebih dalam lagi adalah perilaku penyimpangan ini apakah terjadi juga pada hewan seperti monyet, ayam, bebek, burung, semut, kelinci, dll. Saya belum menemukan penyimpangan di dunia satwa. Misalnya ayam jago di kampung saya sampai hari ini saya perhatikan masih mencari ayam betina untuk membuahinya. Belum menemukan misalnya tiba-tiba ayam jago saling membuahi satu sama lain. Belum ada penyimpangan yang terjadi di dunia ayam.
Sesuatu yang menyimpang biasanya mengakibatkan ketidakseimbangan. Penyimpangan arah angin akan mengakibatkan perahu tidak bisa kembali ke titik semula. Burung kebingungan saat migrasi dan hama tanaman bisa menyebar ke berbagai arah karena tertiup angin. 
Dari penyimpangan tersebut, bisa jadi LGBT juga akan mengganggu keseimbangan alam. Sebuah hal yang alamiah jika keseimbangan terganggu maka kerusakan alam akan terjadi. Secara keseluruhan jika ini dibiarkan maka salah satu spesies yang terancam adalah manusia. 

Keseimbangan Alam! Jalan yuk!

Share:

Senin, November 30, 2015

Anak Anak Hebat di Asrama Papua

Langit Kota Mimika, di Timika, Papua pagi itu terlihat sangat biru. Warna langit yang jarang saya temukan di kota-kota besar karena tertutupi oleh polusi udara. Melewati kota Mimika, perjalanan kami selanjutnya adalah asrama Papua. Yah, buat saya tak ada yang menggembirakan selain bertemu anak anak hebat. Di sana anak-anak hebat ini yang sedang menimba ilmu di jenjang yang berbeda-beda beraktivitas bersama dalam satu lingkungan pendidikan yang kondusif.

Suasana siang itu sangat sepi, tak ada keriuhan khas anak-anak yang sedang bermain. Jam istirahat siang membuat anak-anak harus berada di kamarnya masing-masing. Mereka memiliki jam rutin yang mengharuskan seimbang antara jam main dan jam istirahat. Ini tentang ritme yang nantinya akan mereka lakukan di kehidupan yang akan datang.

Jam istirahat siang penting untuk anak-anak. Ada banyak catatan penelitian tentang pentingnya tidur siang untuk anak-anak. Katanya, seorang anak yang teratur tidur siang biasanya memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak yang tidak tidur siang.

Selepas jam istirahat, riak-riak keramaian khas anak-anak mulai terasa. Beberapa anak-anak mulai mengambil sepatu, di pojok yang lain beberapa anak sudah mengantri untuk bermain sepeda, di sisi yang lain anak-anak duduk nongkrong sambil bermain gitar dan bernyanyi. Saya tertarik melihat mereka bermain bola. Ada anak yang mengajak main bola, "kak, ayo main bola?". "Ayo, tapi kakak cuma main di belakang yah". Saya tak membayangkan betapa sulitnya bermain bola dengan mereka, bayangan saya bermain dengan 10 orang sekelas kakak Boaz Solosa akan membuat saya kerepotan. Dan nyatanya benar, anak-anak Papua bermain sangat bagus!

Sebut saja Stefanus, sore itu ia memakai jersey real madrid.  Meliuk-liuk di antara temannya kemudian melewati lawannya dan dalam satu hentakan ia tendang keras bola saat ada celah kesempatan untuk mencetak gol. stefanus hanya seorang bintang yang saya highlight sore itu, masih banyak stefanus-stefanus lainnya yang tidak kalah benderang sinarnya. saya hanya bisa menonton di pinggir lapangan. menyaksikan para siswa asrama papua yang menikmati permainan bola sore itu.

Di sisi yang lain, beberapa anak terlihat mengantri untuk bermain sepeda terus bersabar untuk mendapatkan gilirannya. di atur dengan baik oleh pak guru yang dengan sabar dan telaten mendampingi anak-anak. terbiasa  bersabar dan antri adalah pelajaran mendasar untuk anak-anak. sebuah pelajaran yang tidak tercantum dalam kurikulum dan buku pelajaran tetapi sangat penting dalam membangun karakter yang baik dalam diri anak di sekolah.

Anak-anak adalah semangat saya. ada rasa yang berbeda saat seorang anak menyapa. baik saat di sekolah atau di luar sekolah. mereka seolah memiliki energi yang positif buat saya.
Anak anak hebat adalah energi saya dalam beraktivitas. bisa berinteraksi dengan anak-dari setiap daerah yang saya kunjungi menjadi kebahagiaan tersendiri. bisa belajar bersama-sama, bermain bersama-sama, bernyanyi bersama-sama itu sangat indah.

Ceria bersama anak-anak (iden wildensyah)

Pesan damai kami untuk semua (iden wildensyah)
Share:

Senin, Juli 27, 2015

Sambutan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI

Pada Upacara Bendera di Hari Pertama Sekolah Tahun Ajaran 2015/2016.


Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua. Kita mengawali hari dengan berkumpul bersama di halaman ini. Kita bersama-sama melaksanakan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan kita, menghormat bendera sembari berbaris rapi sebagai satu komunitas sekolah yang sama. Hari ini istimewa karena inilah hari pertama kita pada tahun ajaran 2015/2016 ini.
Pada hari pertama sekolah ini pula, upacara yang sama ini digelar di setiap sekolah di seluruh penjuru negeri kita tercinta ini. Pada hari ini kalian berdiri rapi bersama saudara-saudara sebayamu dari Sabang sampai Merauke melaksanakan upacara hari pertama memasuki tahun ajaran baru. Semua berseragam rapi, menghormati bendera yang sama, sang dwi warna, menyanyikan lagu kebangsaan yang sama, Indonesia Raya.
Hari ini kita bukan sekadar berkumpul di lapangan. Panjang barisan kalian kalau bergandeng tangan sambung-menyambung akan menghubungkan Kota Sabang di Pulau We hingga Kota Merauke di Papua, yang panjangnya 8.514 km, hingga 4 kali. Berkumpulnya kalian di hari ini adalah juga mengirim pesan bahwa barisan besar ini adalah barisan anak bangsa yang sedang bergerak bersama mendorong kemajuan dan menyongsong masa depan gemilang untuk negeri ini.
Bagi para siswa semua yang saya cintai dan banggakan, di tahun ajaran baru ini, perbaruilah semangat kalian. Belajarlah dengan kesungguhan. Tuntaskanlah setiap pelajaran, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, berlatihlah untuk bisa memimpin dan dipimpin. 
Kalian adalah pemilik masa depan Republik tercinta ini. Kalian tidak hanya sekedar pewaris, tapi di tangan kalianlah masa depan bangsa ini berada. Masa depan negeri ini ada di genggaman anda sekalian! Namun masa depan gemilang tak datang dengan sendirinya, tapi harus diraih melalui kerja keras dan perjuangan, dimulai dari bangku sekolah ini. Pesan saya adalah tinggikan mimpimu, cita-citamu, lalu kerja keraslah, berdoa dengan kesungguhan lalu targetkan pada dirimu bukan hanya berusaha untuk meraih cita-citamu, tapi kalian harus bisa melampaui cita-citamu itu. 
Bagi Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan yang saya hormati dan banggakan, anak-anak didik yang hadir disini adalah amanah dari orang tua dan bangsa. Mereka percayakan pada Ibu dan Bapak untuk mendidik, mencerdaskan dan mencerahkan mereka.
Bagi sebagian Guru, hari ini adalah hari pertama bertugas di kelas baru, mata pelajaran baru atau bertemu dengan siswa-siswa baru. Demikian juga bagi Kepala Sekolah, ini adalah hari pertama menyambut siswa-siswa yang masuk dari jenjang paling bawah. Jangan biarkan upacara setiap Senin ini menjadi sekadar kegiatan seremonial, tapi harus menjadi wahana bagi seluruh warga sekolah untuk berinteraksi secara reguler dan menjadi wahana bagi Kepala Sekolah untuk memberikan paparan dan arahan bagi seluruh warga sekolah secara rutin.
Mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pendidikan kita dengan menyadari bahwa bukan hanya para siswa, tetapi kita semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajar. Mari kita tumbuh kembangkan anak didik kita bukan saja untuk meraih angka-angka tinggi di tiap mata pelajaran, tapi mari kita berikan pada mereka keteladanan dalam berbudi pekerti dan kita tumbuhkan karakter kepemimpinan mereka. Mari kita kembangkan budaya sekolah yang bisa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, bekerja sama dan berkreativitas bagi semua anak didik kita. Mulai hari ini, mari kita kuatkan jalinan silaturahmi sekolah dengan keluarga melalui interaksi yang baik dan rutin antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang Tua/Wali. Mari kita kembangkan semua itu melalui kegiatan intra-kurikular, ekstra-kurikuler maupun kegiatan non-kurikuler. Republik ini membutuhkan generasi baru yang bisa menjawab dan memenangkan tantangan di jamannya nanti. 
Karena itu pulalah, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai babak baru bagi kita semua. Ini saat bagi kita untuk membentuk sekolah menjadi taman, menjadi ekosistem pendidikan yang penuh tantangan tapi menyenangkan bagi semua warganya. Siswa senang belajar di sekolah, guru-guru tulus dan gembira dalam mendidik serta menginspirasi, Kepala Sekolah yang bersemangat membangun budaya baik di sekolahnya serta membina warganya.
Ini juga kesempatan bagi kita untuk memulai pembiasaan dalam ekosistem sekolah ini. Saat kita menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan menjadi karakter dan budaya warganya. Mari biasakan lakukan hal baik, mari kerjakan dengan rutin, karena apa yang kita biasakan akan membentuk budi pekerti kita. 
Perlu diingat bahwa budi pekerti ini bukan hanya tentang siswa, tapi juga budi pekerti dari kita semua di dunia pendidikan; termasuk budi pekerti dari seluruh warga sekolah, dari Siswa, Guru, Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya.
Dalam usaha penumbuhan budi pekerti ini, mari kita libatkan orangtua secara dekat, karena Orangtua dan Guru adalah mitra yang perlu bergandengan tangan saat menuntun tumbuh kembang siswa. Jangan lupakan pula pelibatan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah. Jangan jadikan sekolah sebagai ruang tertutup, namun bukalah satu dindingnya kepada luasnya kenyataan yang ada di masyarakat. Ajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut berbagi kepada siswa di sekolah dan ajak siswa terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat di sekitar sekolah.
Mari kita niatkan ikhtiar ini sebagai langkah awal untuk menumbuhkan siswa kita menjadi anak-anak pembelajar. Langkah pertama di tahun ajaran ini bagi Kepala Sekolah dan Guru untuk menjadi teladan sepanjang tahun. Dan bila kita terus bekerja dengan semangat yang sama di sepanjang tahun dan diikuti tahun-tahun berikutnya, maka kita semua sedang bergerak cepat membentuk bangsa kokoh. 
Para siswa yang sedang berdiri di lapangan ini adalah putra-putri bangsa yang akan memimpin Indonesia saat kita merayakan  100 tahun Indonesia Merdeka. Izinkan anak-anak kita tumbuh semua potensinya, menjadi yang terbaik dari dirinya, dan kelak mereka bisa bersama-sama menjadi generasi baru, pembuat Indonesia jadi negeri maju, sejahtera yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. 
Selamat berjuang sepanjang satu tahun ke depan!
Salam hangat dan hormat dari seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Anies Baswedan
Share:

Kamis, Juni 11, 2015

Pelepasan: Harus Berpisah Untuk Kembali Bertualang

Seminggu ini rasanya diaduk-aduk perasaan oleh sebuah peristiwa pelepasan sekolah. Walaupun hanya satu tahun bersama-sama tetapi tetap saja, saat harus berada dalam situasi haru, meneteslah air mata ini.

Setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan. Hal ini sudah diketahui bersama. Bertemu kemudian berpisah. Berpisah kemudian bertemu kembali. Ini hal lumrah karena inilah kehidupan. Tidak ada yang abadi. Semua hal yang terjadi selalu ada akhirnya. Bahkan dunia ini, kita percaya ada akhirnya. 

Melepas mereka untuk tidak bersama-sama lagi adalah kebahagiaan tersendiri. Mendidik dalam kebersamaan dan kerjasama selama berbulan-bulan, melewati banyak dinamika yang menyenangkan dan juga tidak menyenangkan. 

Seperti menjalani pendakian gunung, ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Sampai di puncak gunung harus berjuang sekuat tenaga untuk kembali turun. Kepuasan sampai di puncak gunung karena berhasil melewati banyak rintangan. Sampai kemudian harus turun kembali dan bersiap menyongsong tantangan selanjutnya. 

Demikian halnya dengan saat kita harus berpisah dari teman-teman seperjuangan selama setahun, ada keharuan dan juga kebanggaan. Saya tak bisa menahan segala rasa yang berkecamuk. Tapi semua harus terjadi dan kita harus pergi untuk petualangan selanjutnya. Untuk jenjang selanjutnya, untuk dinamika selanjutnya, dan tentu saja untuk pertemuan dan perpisahan selanjutnya. 

Keharuan anak-anak saat melepas kakak kelasnya di Sekolah Alam Bandung

Share:

Rabu, Maret 04, 2015

Gambar 3D Menakjubkan!

Teknik menggambar yang keren akan menghasilkan karya gambar yang juga tak kalah kerennya. Di beberapa media tersebar beberapa karya spektakuler yang muncul seolah-olah berbentuk 3D. Ia seperti nyata. Tidak terlihat seperi gambar. Nyata seolah-olah hidup. Di antara banyak gambar tersebut, ada  gambar 3D di bawah ini yang bisa dijadikan referensi untuk berkarya. Khusus buat guru dan anak sekolah, karya ini bisa menjadi referensi menarik. Inilah gambar-gambar tersebut.
1. Gambar hiu

2. Gambar Es di Kutub

3. Gambar Gunung Api 

4. Gambar Perahu Kertas di Kubangan Air

5. Gambar Katak Raksasa

6. Gambar Pemanjat Tebing

7. Gambar Harimau 
Share:

Jumat, Januari 23, 2015

Jumat Bersama Bapak

Sudah lebih dari 10 tahun ditinggal bapak tetapi kenangan kebersamaannya tetap melekat sampai hari ini. Bapak adalah sosok yang inspiratif. Dikemudian hari baru akan sadar hal-hal yang menginspirasinya. Pada awalnya banyak dinamika yang berlangsung antara saya dan bapak.

Seorang teman menuliskan tentang kebiasaan bapaknya ketika masih hidup yaitu menuliskan hal-hal yang terjadi setiap hari atau setiap ada hal yang penting. Ia tuliskan dalam buku catatannya. Sama dengan bapaknya, bapak saya juga termasuk orang yang telaten dalam menuliskan kejadian. Baik itu neraca keuangannya atau juga konflik-konflik dengan saudaranya. Pernah saya baca ada catatan seorang tetangga yang mencuri bambu dari kebun juga tak luput ia tuliskan.

Jumat Bersama Bapak
Kebiasaan menuliskan ini saya lihat juga dari kebiasaan di hari jumat. Jumat bersama bapak adalah kesempatan paling berharga untuk belajar agama. Biasanya pagi-pagi selepas sholat subuh, ia menerima tamu untuk berbincang banyak hal. Setelah itu ia akan menuju ke kebun belakang untuk mengontrol pagar yang rusak karena kambing yang masuk suka merusak tanaman di dalamnya, menerobos pagar. Khawatir pagar itu akan jadi jalan buat kambing lainnya, ia akan segera memperbaikinya. 

Setelah beres memperbaiki, kira-kira sekitar pukul 10 pagi, ia akan kembali ke rumah. Ia tanggalkan baju khusus berkebunnya kemudian pergi mandi dan membersihkan diri. Setelah beres, memakai baju ganti yang rapi, kemudian duduk kursi. Menghadap keluar jendela, di mejanya ia akan mengambil Al Quran. Ia baca dengan tertib. Setelah membaca Al Quran, ia akan mengambil alat tulis dan membaca Index Al Quran. Mencari pokok-pokok penting untuk bahasan dakwah jumat. Ia selalu rutin menyampaikan dakwah jumat di masjid. Ia menuliskan dalam secarik kertas. Kertas itu berisi bahan dakwah, tulisan arab dan untuk saya seusia itu belum mengerti isinya.

Ia akan sampaikan dakwah jumat dengan meyakinkan. Gayanya berbeda dengan gaya pendakwah lainnya. Ia lebih tenang dan kalem saat berdakwah. Tidak berapi-api. Bapak selalu senang berdakwah. Ia juga punya jadwal khusus dari organisasi Muhammadiyah untuk menjadi mubaligh yang berdakwah ke pelosok-pelosok.

Walaupun tidak mendapat jadwal dakwah di hari jumat, bapak selalu mempersiapkan teks jumatnya sebaikmungkin seolah ia akan bertugas. Saat ditanyakan mengapa ia lakukan rutin walaupun tak mendapat jadwal, ia menjawab singkat; "Untuk persiapan jika sewaktu-waktu khatib yang bertugas berhalangan hadir". Jawaban itu kemudian mengingatkan saya pada saat jumatan beberapa hari yang lalu. Saat seorang khatib meninggal sementara ia harusnya bertugas pada hari jumat tersebut. Subhanallah. Semoga amal baiknya diterima di sisi Allah SWT.

Jumat bersama bapak mengajarkan saya tentang banyak hal. Terima kasih bapak.
Share:

Selasa, Januari 20, 2015

Bob Sadino

Salah satu pebisnis inspiratif adalah Bob Sadino. Gaya yang eksentrik membuat ia mudah dikenal banyak orang. Dengan celana pendek khasnya, ia selalu menampilkan diri sebagai sosok yang sederhana dalam penampilan tetapi kaya dalam pengalaman. Ia juga kaya dalam pikiran. Tentu saja ia kaya secara materi dengan berbagai macam bisnis yang ia geluti. 

Dari berbagai media saya mengenal Bob Sadino. Dalam salah satu wawancara di televisi, ia banyak mengungkapkan rahasia sukses bisnisnya. Kerja keras dan terus berusaha mengembangkan ide-ide kreatifnya adalah dua hal yang saya catat. Tidak mungkin Kemchick bisa sebesar dan menginternasional seperti sekarang jika tidak bermodal dua hal tadi. Hal menarik yang pernah ia ungkapkan adalah " Orang goblok sulit kerja maka ia buat perusahaan yang mengerjakan orang pintar". 

Mengawali usaha di negeri orang bukanlah hal mudah. Tetapi Bob Sadino mampu membuktikan kerja keras dan kreativitasnya untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Kembali ke Indonesia dengan modal yang cukup besar membuatnya lebih mudah membangun perusahaan dengan berbagai unit bisnis.

Kesederhanaan dalam pakaian dan kedalaman dalam berpikir serta bertindak akan selalu menghiasi dunia bisnis Indonesia. Kini Bob Sadino sudah meninggalkan kita. Jasa besarnya untuk mengangkat Indonesia di ajang Internasional harus kita apresiasi dan terus kita kembangkan. Semoga semua amal baik Bob Sadino diterima di sisiNya. Aamiin!


Share:

Selasa, Desember 23, 2014

Perubahan

“Tidak ada yang tetap kecuali perubahan “ Heraclitus

Change! (www.excella.com)
Orang Yunani itu mengingatkan kita bahwa hukum alam semesta adalah perubahan. Musim datang silih berganti. Tidak ada yang tetap. Ini sifat mendasar, tetapi tampaknya kita terkadang melupakan hukum itu sehingga mengalami kekecewaan dan kesengsaraan yang tak perlu. Segalanya berubah. Hidup ini dinamis. Itulah yang membuatnya indah. Perubahan itu memaksa kita untuk bertindak.

“Anda adalah bagian dari alam semesta, seperti halnya bintang dan pepohonan, dan anda berumah tinggal disini. Dan entah anda memahaminya atau tidak, alam ini membuka dirinnya” – Desiderata-
“Sebuah pohon sebesar anda bermula dari sebuah biji yang sangat kecil, perjalanan sejauh satu mil dimulai dari satu langkah kecil’ – Lao tse-
“Imajinasi menguasai dunia” –Disraeli-

Setiap kita yang bergiat dalam dunia kreatif, perubahan itu banyak jenisnya, ada perubahan sosial, perubahan sosial budaya, perubahan kimia, dan perubahan wujud benda. perubahan adalah sesuatu yang biasa saja. Adanya perubahan yang menyebabkan kita terus bergiat dengan kreatif. Perubahan membuat segalanya dinamis. Ada perubahan berarti adanya kehidupan. Hidup yang rata dianggap sebagai hidup yang biasa-biasa saja. Tetapi hidup yang penuh dinamika menjadi lebih menarik dan menantang. Inilah hidup yang selalu berubah persis seperti hari yang berubah setiap waktu, detik yang berubah setiap saat, dan apapun yang hidup dan tak hidup sekalipun selalu berubah.


Perubahan wujud benda mengingatkan saya pada pelajaran  di sekolah dasar, ada banyak perubahan benda. Misalnya perubahan benda dari air menjadi es, perubahan benda dari es menjadi uap, perubahan benda dari gas ke air, dan masih banyak lagi perubahan benda tersebut. Jangan lupakan juga perubahan kimia. Dalam tubuh kita terjadi banyak reaksi dan terjadi proses perubahan kimia.Makanan salah satu contoh perubahan kimia yang bisa kita lihat secara langsung. Dari makanan yang mengandung karbohidrat kemudian mengalami perubahan kimia menjadi banyak fungsi yang dibutuhkan untuk hidup kita.Terima kasih kepada Andrew Matthews "Being Bappy"-nya, Buku ini salah satu buku inspiratif untuk para pekerja kreatif yang selalu mendidik kreatif. Buku ini tentang perubahan hidup, tentang perubahan wujud, dan perubahan manusia yang berguna untuk dibaca.


Share:

Sabtu, Agustus 30, 2014

Tentang Dongeng dan Mendongeng

Catatan ini saya ambil dari Path-nya Nadia Astriani. Ia seorang dosen yang juga peduli pendidikan anak. Inilah catatannya. 

"Pengen cerita sedikit tentang festival ini. Festival Dongeng Bandung berangkat dari keprihatinan akan beberapa hal :
1. Semakin berkurangnya daya imajinasi warga (anak dan orang dewasa) yg berakibat pada kurangnya daya kreativitas. Sementara untuk membangun negeri tercinta ini perlu kreativitas yang tinghi.
2. Menipisnya budaya bertutur di bumi tercinta ini, padahal ketika belanda datang ratusan taun yang lalu mereka terheran-heran melihat masyarakat yang bisa hidup tertib tanpa aturan hukum tertulis. Yang di kemudian hari baru mereka sadari bahwa nilai2 dan aturan hidup itu diturunkan melalui pantun, ujar2, syair, pupuh dan kawih yang dilakukan dengan cara bertutur.
3. Makin maraknya penggunaan gadget yang mengurangi quality time antara orangtua dan anak.
Karena keprihatinan itu dan karena penggagasnya adalah penggemar dongeng dan merasakan manfaat dongeng dalam keseharian, maka media dongeng dianggap media yang tepat untuk mengembalikan budaya bertutur yang mulai menghilang.
Semoga Festival Dongeng Bandung ini bisa menyalakan kembali Bara Imajinasi yang terpendam"

Festival Dongeng Bandung 2014


Share:

Senin, April 21, 2014

Perempuan Pemanjat Tebing

Perkenalan saya dengan dunia panjat tebing bermula dari pendidikan dasar pecinta alam di kampus. Saya terjebak sebetulnya, terjebak menikmati! Yah, di pendidikan dasar pecinta alam saya mengenal panjat tebing dan kegiatan alam terbuka lainnya. Teman saya yang mengajak untuk mengikuti pendidikan dasar. Ia yang awalnya antusias tetapi sayang pada saat tahap lapangan, ia sakit sehingga tidak bisa mengikuti. Tahun kedua kuliah, ia baru ikutan lagi. Saya, jadi instrukturnya. Saya sudah jadi anggota pecinta alam sebelum dia. Oh iya, nama saya Sekar Andina Putri.

The Climber (fineartamerica.com)
Citatah, saya tahu nama itu karena setiap kali pulang dari kota tempat saya kuliah ke rumah, saya melewatinya. Dari dalam bis, saya menatap jajaran tebing-tebing kapur itu sambil berharap suatu saat bisa mendatanginya untuk merasakan lebih dekat. Saat pendidikan dasar itulah saya bisa berada dekat dan memanjatnya sampai ke pertengahan tebing. Tidak sampai puncak karena komando pendidikan dasar sudah menetapkan jalur yang harus dilewatinya. Ternyata, susah payah saya memanjat tebing tersebut. Kalau bukan semangat, saya sudah mengundurkan diri saat kesulitan memanjat tebing. Tapi pengalaman inilah yang mengantarkan saya pada dunia yang kemudian menjadi bagian dari aktivitas keseharian saya.

Selesai pendidikan dasar, berbekal uang tabungan serta urunan para anggota pecinta alam di kampus, saya ikut sekolah panjat tebing. Sekolah lanjutan untuk yang berminat mendalaminya. Ada banyak kelas yang diselenggarakan seperti kelas dasar pemanjat pemula, fotografi, dan vertical rescue. Saya ambil kelas dasar pemula. Tahun berikutnya saya ambil fotografi dan vertical rescue. Karena mencintai dunia panjat tebing, saya pun semakin senang melakukan ekspedisi ke tebing-tebing alam. Kejuaran-kejuaraan panjat tebing yang dilakukan oleh pecinta alam, federasi, dan juga organisasi lainnya sering saya ikuti. Kejuaraan dari tingkat daerah, piala presiden, piala menpora, tingkat nasional, dan tingkat internasional pernah saya ikuti.

Perkuliahan, tentu saja saya perhatikan. Bersyukur beberapa dosen sangat mengerti dengan dunia saya. Apalagi kalau mereka tahu prestasi terbaiknya diukir oleh mahasiswinya, mereka senang dan perguruan tinggi tempat saya kuliah pun ikut bangga.

Berada di lingkungan yang didominasi laki-laki tidak membuat saya risih, apalagi saya tahu mereka sangat hormat pada perempuan. Saya tahu mereka dan percaya sepenuhnya mereka yang berada di sekitar saya adalah orang-orang baik yang selalu mendukung, menyemangati, dan mencandai saat berada di alam terbuka. Perempuan tidak harus berada di rumah saja, saya selalu ingat kata-kata ibu. Mungkin ibu juga termasuk perempuan mandiri. Saya ingat sosok R. A. Kartini dengan perjuangan emansipasinya. Jujur saja perjuangan R. A. Kartini menginspirasi saya. Sebagai pemanjat tebing, saya menyukai tantangan-tantangan dan perjuangan sesudah berhasil melewatinya adalah kenikmatan tersendiri. Saya perempuan mandiri, pejuang, dan pemanjat tebing.
Share:

Postingan Populer