Ruang Sederhana Berbagi

Minggu, Agustus 09, 2015

Tempayan Retak

Seorang ibu di Cina yang sudah tua  memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu. Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yg satunya tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh. 

Tempayan Retak
Setibanya  di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal 1/2. Selama 2 thn hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya 1 1/2 tempayan. 

Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yg retak merasa malu akan kekurangannya, dan cukup sedih, sebab hanya bisa memenuhi 1/2 dari kewajibannya. 

Setelah 2 tahun berlalu, yg dianggapnya sebagai kegagalan nya akhirnya tempayan retak itu berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai.  "Aku malu, sebab airku selalu bocor melalui bagian tubuhku yg retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."

Si ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yg selalu kau lalui, namun tidak ada di jalur yg satunya? Aku sdh tahu kekuranganmu, jd aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang tanpa disadari kau menyirami benih-benih itu. 

Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Dan aku jual sebagai tambahan penghasilan, kalau kau tdk seperti itu, maka rumah ku tidak akan seindah  ini, tanpa keindahan bunga2 dari jalur mu." 

Kita semua mempunyai kekurangan masing-masing tentunya. namun keretakan dan kekurangan itulah yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan dan memuaskan. 

Kita harus menerima setiap orang apa adanya dan mencari yang terbaik dalam diri mereka. 

Rekan2 sesama tempayan yang retak, semoga hari kalian  menyenangkan. Jangan lupa mencium wanginya bunga-bunga di jalur yg kalian tempuh. Setiap orang pasti memiliki Karunia (kelebihan dan kekurangan) masing-masing, sehingga perbuatan apapun itu pasti ada sisi baik walau itu mungkin hadir dari kekurangan kita.                

Mari kita saling menghargai Karunia masing2 serta terus berusaha untuk saling melengkapi. Because, Life is never flat.

Tempatan Retak adalah sebuah cerita bijak dari Cina
Share:

Senin, Juli 27, 2015

Sambutan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI

Pada Upacara Bendera di Hari Pertama Sekolah Tahun Ajaran 2015/2016.


Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua. Kita mengawali hari dengan berkumpul bersama di halaman ini. Kita bersama-sama melaksanakan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan kita, menghormat bendera sembari berbaris rapi sebagai satu komunitas sekolah yang sama. Hari ini istimewa karena inilah hari pertama kita pada tahun ajaran 2015/2016 ini.
Pada hari pertama sekolah ini pula, upacara yang sama ini digelar di setiap sekolah di seluruh penjuru negeri kita tercinta ini. Pada hari ini kalian berdiri rapi bersama saudara-saudara sebayamu dari Sabang sampai Merauke melaksanakan upacara hari pertama memasuki tahun ajaran baru. Semua berseragam rapi, menghormati bendera yang sama, sang dwi warna, menyanyikan lagu kebangsaan yang sama, Indonesia Raya.
Hari ini kita bukan sekadar berkumpul di lapangan. Panjang barisan kalian kalau bergandeng tangan sambung-menyambung akan menghubungkan Kota Sabang di Pulau We hingga Kota Merauke di Papua, yang panjangnya 8.514 km, hingga 4 kali. Berkumpulnya kalian di hari ini adalah juga mengirim pesan bahwa barisan besar ini adalah barisan anak bangsa yang sedang bergerak bersama mendorong kemajuan dan menyongsong masa depan gemilang untuk negeri ini.
Bagi para siswa semua yang saya cintai dan banggakan, di tahun ajaran baru ini, perbaruilah semangat kalian. Belajarlah dengan kesungguhan. Tuntaskanlah setiap pelajaran, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, berlatihlah untuk bisa memimpin dan dipimpin. 
Kalian adalah pemilik masa depan Republik tercinta ini. Kalian tidak hanya sekedar pewaris, tapi di tangan kalianlah masa depan bangsa ini berada. Masa depan negeri ini ada di genggaman anda sekalian! Namun masa depan gemilang tak datang dengan sendirinya, tapi harus diraih melalui kerja keras dan perjuangan, dimulai dari bangku sekolah ini. Pesan saya adalah tinggikan mimpimu, cita-citamu, lalu kerja keraslah, berdoa dengan kesungguhan lalu targetkan pada dirimu bukan hanya berusaha untuk meraih cita-citamu, tapi kalian harus bisa melampaui cita-citamu itu. 
Bagi Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan yang saya hormati dan banggakan, anak-anak didik yang hadir disini adalah amanah dari orang tua dan bangsa. Mereka percayakan pada Ibu dan Bapak untuk mendidik, mencerdaskan dan mencerahkan mereka.
Bagi sebagian Guru, hari ini adalah hari pertama bertugas di kelas baru, mata pelajaran baru atau bertemu dengan siswa-siswa baru. Demikian juga bagi Kepala Sekolah, ini adalah hari pertama menyambut siswa-siswa yang masuk dari jenjang paling bawah. Jangan biarkan upacara setiap Senin ini menjadi sekadar kegiatan seremonial, tapi harus menjadi wahana bagi seluruh warga sekolah untuk berinteraksi secara reguler dan menjadi wahana bagi Kepala Sekolah untuk memberikan paparan dan arahan bagi seluruh warga sekolah secara rutin.
Mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pendidikan kita dengan menyadari bahwa bukan hanya para siswa, tetapi kita semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajar. Mari kita tumbuh kembangkan anak didik kita bukan saja untuk meraih angka-angka tinggi di tiap mata pelajaran, tapi mari kita berikan pada mereka keteladanan dalam berbudi pekerti dan kita tumbuhkan karakter kepemimpinan mereka. Mari kita kembangkan budaya sekolah yang bisa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, bekerja sama dan berkreativitas bagi semua anak didik kita. Mulai hari ini, mari kita kuatkan jalinan silaturahmi sekolah dengan keluarga melalui interaksi yang baik dan rutin antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang Tua/Wali. Mari kita kembangkan semua itu melalui kegiatan intra-kurikular, ekstra-kurikuler maupun kegiatan non-kurikuler. Republik ini membutuhkan generasi baru yang bisa menjawab dan memenangkan tantangan di jamannya nanti. 
Karena itu pulalah, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai babak baru bagi kita semua. Ini saat bagi kita untuk membentuk sekolah menjadi taman, menjadi ekosistem pendidikan yang penuh tantangan tapi menyenangkan bagi semua warganya. Siswa senang belajar di sekolah, guru-guru tulus dan gembira dalam mendidik serta menginspirasi, Kepala Sekolah yang bersemangat membangun budaya baik di sekolahnya serta membina warganya.
Ini juga kesempatan bagi kita untuk memulai pembiasaan dalam ekosistem sekolah ini. Saat kita menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan menjadi karakter dan budaya warganya. Mari biasakan lakukan hal baik, mari kerjakan dengan rutin, karena apa yang kita biasakan akan membentuk budi pekerti kita. 
Perlu diingat bahwa budi pekerti ini bukan hanya tentang siswa, tapi juga budi pekerti dari kita semua di dunia pendidikan; termasuk budi pekerti dari seluruh warga sekolah, dari Siswa, Guru, Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya.
Dalam usaha penumbuhan budi pekerti ini, mari kita libatkan orangtua secara dekat, karena Orangtua dan Guru adalah mitra yang perlu bergandengan tangan saat menuntun tumbuh kembang siswa. Jangan lupakan pula pelibatan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah. Jangan jadikan sekolah sebagai ruang tertutup, namun bukalah satu dindingnya kepada luasnya kenyataan yang ada di masyarakat. Ajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut berbagi kepada siswa di sekolah dan ajak siswa terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat di sekitar sekolah.
Mari kita niatkan ikhtiar ini sebagai langkah awal untuk menumbuhkan siswa kita menjadi anak-anak pembelajar. Langkah pertama di tahun ajaran ini bagi Kepala Sekolah dan Guru untuk menjadi teladan sepanjang tahun. Dan bila kita terus bekerja dengan semangat yang sama di sepanjang tahun dan diikuti tahun-tahun berikutnya, maka kita semua sedang bergerak cepat membentuk bangsa kokoh. 
Para siswa yang sedang berdiri di lapangan ini adalah putra-putri bangsa yang akan memimpin Indonesia saat kita merayakan  100 tahun Indonesia Merdeka. Izinkan anak-anak kita tumbuh semua potensinya, menjadi yang terbaik dari dirinya, dan kelak mereka bisa bersama-sama menjadi generasi baru, pembuat Indonesia jadi negeri maju, sejahtera yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. 
Selamat berjuang sepanjang satu tahun ke depan!
Salam hangat dan hormat dari seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
Anies Baswedan
Share:

Jumat, Juni 26, 2015

Menikmati Senja di Kota Bandung

Kota Bandung punya banyak cerita menarik yang bisa menjadi kenangan. Sebagai kota di ketinggian 700 Mdpl lebih, jelaslah Kota Bandung termasuk salah satu kota yang memiliki suhu dingin dibanding kota-kota lainnya di Indonesia.  Nama Bandung yang berawal dari nama bendung merupakan kota cekungan. Terdapat di antara banyak gunung-gunung yang mengelilinginya baik itu di selatan maupun di utara. Sejenak kita menuju dataran tinggi misalnya dari arah utara atau dari arah selatan Bandung, maka Kota Bandung akan terilhat seperti mangkuk raksasa. Jika menilik ke belakang mempelajari sejarah Bandung purba, sepertinya sangat rasional jika Bandung adalah sebuah bendungan besar. Dari ketinggian ini, kita bisa coba untuk menikmati senja di kota Bandung.

Senja di Kota Bandung (idenide)
Hikayat Sangkuriang yang hendak membuat bendungan besar untuk menuntaskan keinginan Dayang Sumbi, terlihat pada berbagai bentuk gunung dan nama-nama yang kemudian mendasari cerita Sangkuriang tersebut. Misalnya Gunung Tangkuban Perahu adalah bekas perahu yang akan dijadikan sebagai alat untuk ‘lalayaran’ berdua. Gunung Tangkuban Perahu jika dilihat dari Kota Bandung akan terlihat seperti perahu yang telungkup. Perahu yang tidak jadi alat ‘lalayaran’ ditendang oleh Sangkuriang. Perahu telungkup ini terjadi karena kemarahan Sangkuriang yang gagal menuntaskan inginnya Dayang Sumbi.

Sebelah kiri Gunung Tangkuban Perahu adalah Burangrang. Namanya burangrang yang berarti bekas kayu-kayu yang akan dijadikan bendungan. Kayu-kayu yang berserakan itu kemudian membentuk sebuah gunung yang dinamai Gunung Burangrang. Sekilas kalau dilihat Gunung Burang memang tidak membentuk kerucut gunung yang sempurna. Bandingkan misalnya dengan Gunung Cikuray yang membentuk kerucut. Nah.. Gunung Burangrang memang terlihat seperti bekas tumpukan kayu-kayu. Dari Bandung, kita bisa melihat Gunung Burangrang ini tepat di sebelah kiri Gunung Tangkuban Perahu.

Masih dari Kota Bandung jika melihat ke kanan akan terlihat Gunung Bukit Tunggul. Gunung ini dinamai demikian karena menurut sejarahnya merupakan bekas kayu yang ditebang. ‘Tunggul’ dalam bahasa sunda adalah sisa kayu yang sudah ditebang dan masih tertanam di tanah. Gunung Bukit Tunggul ini adalah tempat mendapatkan kayu untuk membuat bendungan. Kayu-kayu yang ditumpuk di Gunung Burangrang ini berawal dari Gunung Bukit Tunggul.

Ekowisata Bandung
Sebagai bagian dari Parahyangan, bukan saja keelokan kotanya yang orang Belanda bilang sebagai tempat bersemayamnya pada dewa dan diciptakan Tuhan saat tersenyum. Bandung memiliki potensi ekowisata yang sangat menarik. Ekowisata ini tersebar di seluruh pelosok Bandung. Baik itu di Bandung Utara maupun Bandung Selatan. Keindahan alam dan kesejukannya menjadi magnet tersendiri yang bisa menjadi penarik bagi banyak wisatawan untuk mengunjungi daerah-daerah ekowisata.

Sebut saja di utara mulai dari Parongpong, Cisarua, Cikole, Lembang, sampai Gunung Tangkuban Perahu adalah tempat-tempat menarik yang banyak menyedot perhatian wisatawan. Mereka berbondong-bondong mendatangi wilayah untuk merasakan suasana kesejukan alami dan panorama wilayah yang indah. Selain merasakan suasana tetapi juga pengalaman menyenangkan bagi setiap pengunjung.

Kemudian di kawasan selatan Bandung misalnya Pangalengan, Cililin, Ciwidey, sampai Kawah Putih juga merupakan kawasan yang selalu dipadati pengunjung setiap akhir pekan atau hari libur. Tempat-tempat ini juga sama menariknya dengan kawasan di utara Bandung. Kesejukan alamnya, dinginnya dan pengalamannya. Yang membedakan hanya satu, wilayah. Yang satu di utara dan yang satunya di selatan.

Dari dua kawasan wisata di utara dan selatan Bandung saja sudah sangat banyak. Belum lagi jika ditambah dengan timur dan barat. Di timur misalnya sebut saja satu ada Curug Cinulang, kemudian di barat ada kawasan karst Citatah. Kawasan Karst Citatah adalah bukti peninggalan Danau Bandung Purba. Di sini banyak peninggalan-peninggalan yang menarik untuk dikunjungi.

Kawasan ekowisata Bandung lainnya masih banyak. Mulai dari kawasan yang ditata oleh swasta atau pemerintah dengan mengubah bentuk kontur alam yang kemudian dijadikan arena bermain sampai kawasan yang benar-benar alami tanpa intervensi pengelolaan dari luar. Menariknya, kawasan ekowisata ini menjadi daya tarik bagi turis-turis dari luar negeri. Terutama misalnya Kawasan Tangkuban Perahu atau Kawah Putih di Ciwidey.

Senja di Kota Bandung

Menikmati Senja Di Kota Bandung (idenide)
Keindahan senja yang biasanya hanya di dapatkan saat mengunjungi pantai sebenarnya bisa juga dinikmati dari Kota Bandung. Jika udara cerah, melihat saat-saat terakhir matahari tenggelam adalah saat yang menyenangkan. Kota Bandung juga memberikan suasana itu. Misalnya jika kita mengendarai kendaraan sore hari menjelang Maghrib, tepat di Jembatan Pasupati akan terlihat matahari yang akan tenggelam di arah barat. Sinar kemerahan dan oranye di langit sangat indah dipandang.

Sayangnya masih sedikit yang menangkap momen dan kesempatan ini. Mungkin warga Kota Bandung belum menyadari secara utuh salah satu potensi wisatanya. Jika pun ada, menikmati sunset di Kota Bandung memerlukan ketinggian yang memadai. Misalnya dari ketinggian gedung atau ketinggian wilayah seperti dari Kawasan Bandung Utara atau Kawasan Bandung Selatan. Dari utara Bandung terlihat jelas jika cuaca cerah, begitu juga dari arah selatan Kota Bandung.

Dari Kota Bandung sendiri khususnya penyuka senja, bisa sejenak mengunjungi ketinggian gedung kemudian menaiki puncak untuk melihat senja yang menawan. Misalnya masuki saja gedung tinggi sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Terusan Pasteur atau sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Siliwangi dekat jembatan Pasupati. Setelah berada di ketinggian, rasakan suasana senja yang menawan tersebut.
Yang paling mungkin juga adalah melihat senja di kawasan lapangan terbang di Nurtanio. Sebuah lapangan yang luas memungkinkan kita melihat senja secara utuh. Apalagi jika tepat dengan kedatangan sebuah kapal terbang, kita bisa mendapatkan pengalaman menarik tambahan bumbu menariknya yaitu kapal yang hendak terbang di antara matahari yang akan terbenam. Ini pengalaman yang sangat langka. Hanya terjadi pada saat-saat tertentu dan pengalaman ini tidak bisa ditebak. Saya masih ingat pada saat melewati kawasan ini kemudian melihat kapal yang akan terbang dengan latar belakang matahari yang akan terbenam. Indah nian!

Menangkap Senja

Langkah selanjutnya tentu saja menangkap momen. Peristiwa yang terjadi di alam sangatlah jarang dan langka. Kesempatan yang datang selalu berbeda dengan kesempatan yang datang di hari kemudian. Untuk itu jika kita akan merasakan senja di Kota Bandung, sebaiknya persiapkan diri dengan amunisi dokumentasi yang lengkap. Tanpa harus menggunakan kamera dengan teknologi canggih, dengan sebuah kamera telepon pun sebenarnya kita bisa menangkap momen. Tetapi lebih baik memang menggunakan kamera dengan kapasitas yang baik untuk mendapatkan kesempurnaan dokumentasi.

Baik itu pada saat kita melakukan kunjungan ekowisata di daerah utara atau daerah selatan, maupun saat mengunjungi Kota Bandung dengan segenap momen-momen menariknya. Ingatlah bahwa pengalaman mengunjungi sebuah daerah pada saat pertama kali kita mengunjungi berbeda dengan saat kedua kalinya kita mengunjungi. Biasanya dengan memori sebelumnya atau mungkin perubahan-perubahan yang terjadi. Nah di sinilah kesempatan menangkap pengalaman harus menjadi perhatian.

Kota Bandung yang menarik menyuguhkan banyak pengalaman bagi para pengunjung. Sebagai pengunjung tetaplah kita patut memperhatikan adat istiadat setempat. Misalnya dengan respek pada masyarakat Kota Bandung, tidak membuang sampah sembarang, dan yang paling utama adalah peduli dengan lingkungan. Kepedulian lingkungan ini lebih luas bukan sekedar membuang sampah pada tempatnya. Kepedulian ini mencakup banyak sisi, mulai dari sisi pribadi maupun sisi sosial.

Masyarakat Bandung itu terkenal dengan keramahannya.

Masyarakat Bandung terbuka pada siapa saja yang mengunjungi. Keramahtamahan ini harus menjadi modal dasar untuk menerima setiap pengunjung dengan baik. Di sisi lain, sikap respek pengunjung pada masyarakat akan menimbulkan suasana menyenangkan dan timbal balik yang sama. Nikmati pengalaman menikmati senja di Kota Bandung dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Jika ini dilakukan, saya yakin pengalaman menarik akan terus terkenang selama anda mengunjungi Kota Bandung.
Share:

Minggu, Juni 14, 2015

Tips Traveling: Booking Hotel

Jalan-jalan atau traveling kini menjadi trend yang berkembang sangat cepat. Perkembangan media sosial membantu banyak dalam perkembangan ini. Daerah-daerah kantong wisata semakin hari semakin dipenuhi oleh para traveler atau pelancong. Informasi destinasi wisata begitu mudah didapatkan dari media online termasuk media sosial. Ada banyak sekali tips traveling yang bisa dijadikan referensi agar perjalanan bisa berjalan dengan baik, lancar, dan menyenangkan.

Tips traveling sebelum media sosial berkembang pesat, bisa kita baca misalnya di media cetak seperti majalah, koran, dan buku-buku traveling. Sebut saja majalah intisari, sering saya membaca tips traveling yang ditulis oleh traveler dunia. Baik untuk tujuan yang mudah dijangkau atau tempat-tempat ekstrem yang sulit dijangkau. Nah untuk yang sulit dijangkau ini, membaca tips traveling sangat membantu siapapun yang tertantang untuk mendatanginya.

Beberapa tips traveling yang sering dicari adalah sebagai berikut:
pegipegi.com
1. Cari tempat tujuan yang hendak didatangi
2. Tentukan prioritas barang bawaan seperti baju, celana. Untuk ini anda bisa mencari referensi baju yang tepat untuk melakukan perjalanan di sini untuk perempuan. Sementar untuk lelaki bisa lihat di sini.
3. Peralatan dan logistik yang dibutuhkan selama perjalanan harus disesuaikan dengan tempat tujuan.
4. Buat rencana perjalanan agar bisa fokus pada tujuan
5. Jika tidak membuat rencana, kita tetap harus merencanakan minimalnya rute yang akan ditempuh
6. Booking hotel atau tempat menginap sejak lama agar persiapan tidak terganggu dan saat perjalanan menjadi lancar. Anda bisa mendapatkan informasi seputar booking hotel ini di sini 

Nah, demikian tips traveling kali ini. Semoga bermanfaat.


Share:

Sabtu, Juni 13, 2015

Hari Ini Akan Kita Rindukan

"Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan di hari nanti.."

Alunan lagu itu terdengar merdu dari dalam kelas sebuah sekolah di Jalan Sukamulya, Bandung. Beberapa anak sedang berlatih untuk persiapan acara pelepasan yang bertajuk di persimpangan. Beberapa guru yang dipanggil kakak lalu lalang ke sana ke mari. Beberapa orangtua terlihat sumringah melihat pajangan karya anak-anaknya di sudut kelas yang diset menjadi ruang pameran karya.

Saya melangkah kaki untuk menyaksikan penampilan terakhir mereka. Ini adalah hari yang harus dilewati dengan keceriaan. Kelompok ini punya ikatan yang kuat dengan saya. Tak peduli hanya satu tahun bersama mereka, keterikatannya sangat kuat. Mereka memiliki memori yang menyenangkan buat saya. 

Yah, buat mereka mungkin rupa-rupa kesannya dalam setahun bersama. Senang, suka, duka, sebal, dan masih banyak lagi bercampur menjadi rasa dan kenangan yang indah. Keterikatan yang tidak bisa dijelaskan karena mengalir begitu saja. Ini urusan hati yang sulit sekali dijelaskan dengan kata-kata. Tentang perasaan yang terikat kuat antara satu orang dengan banyak orang yang pernah menjadi bagian penting dalam dinamika kehidupannya. Saya dan mereka!

Bukan tentang sekedar pekerjaan. Saya rasakan ini lebih dari sekedar pekerjaan. Ini tentang anak yang memilih dan waktu yang seharusnya bersama saya pada saat itu. Rela hati untuk bersama mereka dalam satu tahun bersama. Berdinamika bersama, bermain bersama, belajar bersama. Mungkin, inilah yang menyebabkan kuatnya keterikatan tersebut. 

Bukan hanya dengan anak tetapi juga orangtua. Keakraban yang terbangun selama tahun-tahun yang sudah dilewati membuat suasana yang terbangun menjadi sangat menyenangkan. Tak jarang hadir diskusi-diskusi seputar pendidikan anak yang kemudian menjadi referensi yang saling mengisi dan mengayakan satu sama lain. Tak jarang juga dinamika-dinamika yang menguras energi dan pemikiran muncul ketika ada masalah. Yah, bersyukur semua masalah itu bisa dilewati dengan baik dengan hati yang senang dan gembira.

Kini saya tahu, keterikatan yang kuat ini yang membuat kedatangan siang itu terasa bercampur aduk. Bangga, sedih, syukur, semua bercampur tak karuan. Lagu Sheila On 7 yang mengalun merdu dari hati yang sedang bersenandung itu sungguh merasuk masuk ke ruang terdalam hati, persis seperti ruang yang selalu saya sediakan untuk mereka waktu itu. Ruang yang tetap ada bahkan sampai hari ini. Mereka tetap ada, bersama-sama dan selalu merindukan hari karena kita bisa bersenang-senang dalam suka dan duka. 

"Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan di hari nanti.."

Terima kasih Bengkirai!


[Catatan ini adalah ode untuk keluarga besar Bengkirai yang tak sempat saya sampaikan ketika acara sekolah dan juga pamitan saya yang tak sempat terucap]

Share:

Selamat Bertanding Timnas Indonesia

Selamat bertanding Timnas Indonesia! Yah, hari ini adalah hari penentuan Timnas Indonesia menuju Final SEA Games Singapura melawan Thailand. Thailand adalah benteng kokoh yang siap mementalkan semua serangan dan salah satu tim terkuat di Asia Tenggara. Walau demikian, Timnas Indonesia juga punya kualitas yang bagis yang bisa mengalahkan Thailand.


Terseok-seok diawal laga saat melawan Myanmar yang kalah dengan skor 4-2 tapi mampu bangkit dipertandingan-pertandingan selanjutnya. Melawan Kamboja adalah titik balik yang membangkitkan semangat para pejuang Timnas Indonesia. Kemenangan 5-1 atas Kamboja sanggup menggerek motivasi Evan Dimas dan kawan-kawan untuk lebih percaya diri melawan Singapura. 

Kenyataan memang benar, Coach Aji Santoso mampu menerapkan strategi jitu yang membuat Singapura kalang kabut. Sebiji gol yang dilesakan oleh Evan Dimas pada menit-menit awal paruh kedua semakin menenggelamkan Singapura dari tekanan harus menang dihadapan pendukungnya. Singapura tertekan kemudian membuat permainan menjadi tak seimbang karena Singapura bermain emosional. Bek kiri Singapura harus diganjar dua kartu kuning karena melakukan tekel keras kepada pemain Timnas Indonesia.

Kehilangan satu pemain membuat permainan Singapura semakin tak seimbang, semakin emosional. Di sisi yang lain, para pemain Timnas Indonesia semakin menikmati setiap permainannya. Bola-bola pendek dipraktekan oleh para pemain. Oh satu lagi kunci keberhasilan malam itu adalah ketenangan. Yah, pemain Indonesia tidak terpancing emosi.

Malam ini, Timnas Indonesia akan bermain lagi melawan Thailand. Ayo kita dukung dan doakan semoga Timnas Indonesia meraih hasil yang baik di ajang SEA Games kali ini. 

Timnas Indonesia di ruang ganti pemain.

Share:

Jumat, Juni 12, 2015

Cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Ada sebuah istilah baru untuk menggambarkan bentuk kecerdasan baru selain kecerdasan yang sudah lumrah diketahui yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan baru ini bernama kecerdasan spiritual. Banyak sekali tokoh-tokoh yang terkenal memiliki kecerdasan spiritual seperti Gandhi, Mother Teressa, dan masih banyak lagi.
Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi mampu
memimpin dengan baik dan penuh kedamaian

Kita bisa menerapkan kecerdasan spiritual ini dalam bentuk kehidupan kita. Dalam sebuah catatan di majalah intisari, dituliskan sebagai berikut:

1. Seringkali melakukan perenungan (kontemplasi) mengenai diri sendiri, kaitan hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi. Hal ini untuk memahami makna atau nilai dari setiap kejadian dalam kehidupan.

2. Kenali tujuan hidup, tanggungjawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika segalanya mudah, lancar, dan membahagiakan, berarti destiny (tujuan hidup) cocok. Sebaliknya, bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.

3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan kedamaian.

4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi, dan intuisi. Inilah proses channelling dengan Tuhan. Datangnya sering simbolik, terkadang tidak linier.

5. Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan (termasuk penderitaan) sebagai jalan untuk peningkatan mutu kehidupan kita.

6. Belajar melayani dan rendah hati.
Share:

Angeline Dan Kepedulian Kita

Pertama-tama ijinkan saya untuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang anak perempuan lucu bernama Angeline di Bali dengan kejadian yang tragis dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Semoga almarhumah diberi tempat yang layak di sisi Allah SWT. Aamiin! 

Kematian Angeline menyedot perhatian banyak pihak. Media-media turut melakukan analisis atas kematian Angeline dari berbagai sudut pandang dengan menghadirkan berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan analisis. Kajian media-media dilakukan dari satu media ke media lainnya termasuk sumber dari Media Sosial.

Yah, Angeline begitu menarik banyak perhatiah sejak berita kehilangannya yang disinyalir direkayasa oleh para komplotan pembunuh. Rekayasa untuk mengaburkan fakta dan kenyataan yang terjadi pada anak berusia 8 tahun tersebut. Sayangnya kebohongan yang ditutupi serapatmungkin akan terbuka dengan sendirinya. Misalnya kecurigaan pada tingkah laku pembohong yang sering tanpa sadar berlaku kikuk kalau berhadapan dengan orang lain untuk menanyakan kepadanya. Sebut saja, penolakan menteri, penolakan KPAI yang akan datang, dan masih banyak lagi kejanggalan yang tercium oleh pihak kepolisian.

Kepedulian Kita

Di luar dinamika yang berkembang, saya melihat sebuah reaksi sosial yang muncul di kalangan masyarakat atas peristiwa Angeline. Kepedulian dan kemaharan publik atas kenyataan yang terjadi. Hal ini bisa dilihat dari fanpage sebuah media sosial pada awal kasus kehilangan muncul dan setelah jasad Angeline ditemukan.

Kepedulian masyarakat begitu berkembang pesat saat melihat foto-foto dan video yang diunggah ke media sosial tersebut. Ada semacam empati yang berkembang untuk keluarga korban setelah melihat foto betapa lucunya seorang Angeline kemudian membayangkan berada di kuasa penculik. Ramai-ramai orang ikut menyampaikan rasa empati mendalam atas kehilangan tersebut. Merasakan hal yang sama jika seandainya terjadi pada dirinya. Semua membantu untuk mendapatkan kembali Angeline. Bukan hanya bentuk empati untuk meringankan beban keluarga saja yang bermunculan, tak sedikit mengeluarkan dana untuk membantu pencarian anak tersebut.

Sayangnya, empati atau kepedulian dari masyarakat ini kemudian berubah total setelah berita ditemukannya jasad seorang anak di bawah kandang ayam di belakang rumah yang disinyalir sebagai jasad Angeline. Masyarakat berbalik menjadi marah atas sikap keluarga yang sudah melakukan kebohongan publik lewat gerakan sosial yang dirancangnya. Tak sedikit cacian dan makian yang muncul di fanpage tersebut kepada keluarga angkat Angeline. Semua mengutuk sikap ibu angkatnya, kakak-kakak angkatnya, dan siapapun yang pernah terlibat dalam penyebaran berita kebohongan di media sosial. Tipisnya batas antara kepedulian dan ketakpedulian itu terlihat dari kasus di atas. Masyarakat bisa memuji kemudian bisa mengutuk dengan kejam saat merasa kebohongan yang besar terungkap.

Analisis atas pembunuhanpun berkembang. Teori-teori konspirasi atas kematian seorang anak bernama Angeline ini bermunculan di berbagai media. Di luar itu semua, saya hanya bisa mendoakan semoga arwah Angeline tenang bersamaNya. Kepedulian kita terhadap anak-anak harus semakin ditingkatkan. Sekolah, orangtua, dan guru harus mampu memberikan keamanan secara fisik maupun psikis kepada anak-anak agar ia tumbuh dengan baik di manapun berada.

Angeline, semoga engkau tenang disisi Allah SWT. Aamiin!

Share:

Kamis, Juni 11, 2015

Sisi Lain Bermain, Bertualang, Belajar [2]

Buat saya, buku Bermain, Bertualang, Belajar itu terasa sangat berkesan. Buku tahun ini yang lahir bersama anak-anak di Sekolah Alam Bandung. Bukan buku saya, itu adalah buku mereka. Salah satu alasan mendasar kenapa lahir karya buku ini adalah keinginan memberikan sebuah jejak yang baik untuk sebuah tempat yang ditinggalkan. Nah, anak-anak Sekolah Alam Bandung jenjang SD 6 ini membuat sebuah buku yang diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk adik-adik kelas atau siapapun yang membacanya.

Bermain, Bertualang, Belajar
Saat membaca buku tersebut, beragam rasa berkumpul, banyak sekali pengalaman anak-anak yang bisa dijadikan pelajaran. Mereka menuliskan banyak sekali kesan tentang perjalanan mereka selama bersekolah di Sekolah Alam Bandung.

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kita mengenalnya sebagai sebuah ungkapan yang terus menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Menghadirkan pengalaman adalah bagian terbaik yang bisa dilakukan oleh guru agar anak-anak bisa belajar secara mengasyikan dan menyenangkan. Banyak pengalaman-pengalaman di sekolah yang bisa dijadikan sebagai pelajaran selain pelajaran-pelajaran tertulis seperti mata pelajaran pada umumnya.

Inilah ringkasan beberapa catatan pengalaman anak yang ada di buku Bermain, Bertualang, Belajar!


Pada waktu buka kelas,yang terseru adalah dimana kita saling berbagi cerita. Setelah itu kita mengaji 3 lembar Al-Qur’an. Terus kami langsung belajar sesuai jadwal .Yang paling ditunggu tunggu setelah belajar pastinya istirahat. Biasanya pada saat istirahat kami bermain bola di lapangan (Adli)

Sekolah di SAB sangat menyenangkan buat saya dan tidak akan pernah saya lupakan, karena lingkungan sekolah yang sangat alami,  sejuk dan asri, pemandangan yang indah, teman-teman yang kompak, guru-guru yang baik dan dekat dengan saya dan saya ke sekolah tidak usah memakai seragam dan sepatu. (Dhafin)

Setelah outbond kami memasak makanan sendiri, kelompok saya memasak tahu, kornet, sarden, telur, dan sayuran. Setelah kami memasak lalu saya makan makanan yang baru di masak. ada kelompok lain yang memasak sarden pedas dan salah satu kelompok nya ada yang sakit perut. (Fikri)

Aku langsung berlari keluar bivak sambil mengangkat kakiku tinggi-tinggi. Aku menghampiri wida yang matrasnya di bagian bawah bivak dan bersentuhan dengan matras dari bivak laki-laki yang ada di bawah bivak kami (Tata)

Kenapa pak Dino belum datang, padahal sekarang kami semua sudah kelas 5. Hari- haripun telah berlalu, sampai kami memasuki kelas 6. Kami sudah mulai serius belajar, saat sedang istirahat, aku melihat pak Dino di luar kelas. Akupun langsung pergi ke arahnya dan salam, walau pak Dino terlambat ia sudah menetapi janjinya (Faiza)

Aku punya guru-guru dan teman-teman yang menyenangkan yang juga serasi dengan pemandangan sekolahku yang asri mulai dari sawah, sungai, bukit, dan pepohonan yang banyak sekali (Salma)

Aku tak mengira waktu berjalan cepat sekali. Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Tidak terasa sekarang kami melaksanakan ujian kenaikan kelas untuk bisa lulus dan naik kelas ke kelas 5 SD. Enaknya ujian itu kita tidak harus terlalu menyamakan apa yang ada di buku atau modul, cukup dengan pemahaman kita tentang hal tersebut (Fida)

Saat kemah kelas 4, tempat yang dipilih adalah Rancaupas, di sana saya dan tim memilih tempat untuk membangun tenda, di sana juga saya diajarkan cara menggunakan kompas lalu saya dan yang  lainnya berpetualang menggunakan kompas.  Tim saya sempat tersesat,  tetapi akhirnya bisa kembali dengan selamat.  Saat saya mau pulang, ternyata ada masalah yang membuat kami semua jalan kaki dari dalam Rancaupasnya sampai ke kecamatan pasir jambu,  ternyata itu hanya sebagian dari latihan, dan kami semua hanya berjalan sampai kawah putih dan akhirnya berendam di kolam air panas untuk bermain-main (Ilmi)

  
Share:

Postingan Populer