Ruang Sederhana Berbagi

Jumat, Juni 26, 2015

Menikmati Senja di Kota Bandung

Kota Bandung punya banyak cerita menarik yang bisa menjadi kenangan. Sebagai kota di ketinggian 700 Mdpl lebih, jelaslah Kota Bandung termasuk salah satu kota yang memiliki suhu dingin dibanding kota-kota lainnya di Indonesia.  Nama Bandung yang berawal dari nama bendung merupakan kota cekungan. Terdapat di antara banyak gunung-gunung yang mengelilinginya baik itu di selatan maupun di utara. Sejenak kita menuju dataran tinggi misalnya dari arah utara atau dari arah selatan Bandung, maka Kota Bandung akan terilhat seperti mangkuk raksasa. Jika menilik ke belakang mempelajari sejarah Bandung purba, sepertinya sangat rasional jika Bandung adalah sebuah bendungan besar. Dari ketinggian ini, kita bisa coba untuk menikmati senja di kota Bandung.

Senja di Kota Bandung (idenide)
Hikayat Sangkuriang yang hendak membuat bendungan besar untuk menuntaskan keinginan Dayang Sumbi, terlihat pada berbagai bentuk gunung dan nama-nama yang kemudian mendasari cerita Sangkuriang tersebut. Misalnya Gunung Tangkuban Perahu adalah bekas perahu yang akan dijadikan sebagai alat untuk ‘lalayaran’ berdua. Gunung Tangkuban Perahu jika dilihat dari Kota Bandung akan terlihat seperti perahu yang telungkup. Perahu yang tidak jadi alat ‘lalayaran’ ditendang oleh Sangkuriang. Perahu telungkup ini terjadi karena kemarahan Sangkuriang yang gagal menuntaskan inginnya Dayang Sumbi.

Sebelah kiri Gunung Tangkuban Perahu adalah Burangrang. Namanya burangrang yang berarti bekas kayu-kayu yang akan dijadikan bendungan. Kayu-kayu yang berserakan itu kemudian membentuk sebuah gunung yang dinamai Gunung Burangrang. Sekilas kalau dilihat Gunung Burang memang tidak membentuk kerucut gunung yang sempurna. Bandingkan misalnya dengan Gunung Cikuray yang membentuk kerucut. Nah.. Gunung Burangrang memang terlihat seperti bekas tumpukan kayu-kayu. Dari Bandung, kita bisa melihat Gunung Burangrang ini tepat di sebelah kiri Gunung Tangkuban Perahu.

Masih dari Kota Bandung jika melihat ke kanan akan terlihat Gunung Bukit Tunggul. Gunung ini dinamai demikian karena menurut sejarahnya merupakan bekas kayu yang ditebang. ‘Tunggul’ dalam bahasa sunda adalah sisa kayu yang sudah ditebang dan masih tertanam di tanah. Gunung Bukit Tunggul ini adalah tempat mendapatkan kayu untuk membuat bendungan. Kayu-kayu yang ditumpuk di Gunung Burangrang ini berawal dari Gunung Bukit Tunggul.

Ekowisata Bandung
Sebagai bagian dari Parahyangan, bukan saja keelokan kotanya yang orang Belanda bilang sebagai tempat bersemayamnya pada dewa dan diciptakan Tuhan saat tersenyum. Bandung memiliki potensi ekowisata yang sangat menarik. Ekowisata ini tersebar di seluruh pelosok Bandung. Baik itu di Bandung Utara maupun Bandung Selatan. Keindahan alam dan kesejukannya menjadi magnet tersendiri yang bisa menjadi penarik bagi banyak wisatawan untuk mengunjungi daerah-daerah ekowisata.

Sebut saja di utara mulai dari Parongpong, Cisarua, Cikole, Lembang, sampai Gunung Tangkuban Perahu adalah tempat-tempat menarik yang banyak menyedot perhatian wisatawan. Mereka berbondong-bondong mendatangi wilayah untuk merasakan suasana kesejukan alami dan panorama wilayah yang indah. Selain merasakan suasana tetapi juga pengalaman menyenangkan bagi setiap pengunjung.

Kemudian di kawasan selatan Bandung misalnya Pangalengan, Cililin, Ciwidey, sampai Kawah Putih juga merupakan kawasan yang selalu dipadati pengunjung setiap akhir pekan atau hari libur. Tempat-tempat ini juga sama menariknya dengan kawasan di utara Bandung. Kesejukan alamnya, dinginnya dan pengalamannya. Yang membedakan hanya satu, wilayah. Yang satu di utara dan yang satunya di selatan.

Dari dua kawasan wisata di utara dan selatan Bandung saja sudah sangat banyak. Belum lagi jika ditambah dengan timur dan barat. Di timur misalnya sebut saja satu ada Curug Cinulang, kemudian di barat ada kawasan karst Citatah. Kawasan Karst Citatah adalah bukti peninggalan Danau Bandung Purba. Di sini banyak peninggalan-peninggalan yang menarik untuk dikunjungi.

Kawasan ekowisata Bandung lainnya masih banyak. Mulai dari kawasan yang ditata oleh swasta atau pemerintah dengan mengubah bentuk kontur alam yang kemudian dijadikan arena bermain sampai kawasan yang benar-benar alami tanpa intervensi pengelolaan dari luar. Menariknya, kawasan ekowisata ini menjadi daya tarik bagi turis-turis dari luar negeri. Terutama misalnya Kawasan Tangkuban Perahu atau Kawah Putih di Ciwidey.

Senja di Kota Bandung

Menikmati Senja Di Kota Bandung (idenide)
Keindahan senja yang biasanya hanya di dapatkan saat mengunjungi pantai sebenarnya bisa juga dinikmati dari Kota Bandung. Jika udara cerah, melihat saat-saat terakhir matahari tenggelam adalah saat yang menyenangkan. Kota Bandung juga memberikan suasana itu. Misalnya jika kita mengendarai kendaraan sore hari menjelang Maghrib, tepat di Jembatan Pasupati akan terlihat matahari yang akan tenggelam di arah barat. Sinar kemerahan dan oranye di langit sangat indah dipandang.

Sayangnya masih sedikit yang menangkap momen dan kesempatan ini. Mungkin warga Kota Bandung belum menyadari secara utuh salah satu potensi wisatanya. Jika pun ada, menikmati sunset di Kota Bandung memerlukan ketinggian yang memadai. Misalnya dari ketinggian gedung atau ketinggian wilayah seperti dari Kawasan Bandung Utara atau Kawasan Bandung Selatan. Dari utara Bandung terlihat jelas jika cuaca cerah, begitu juga dari arah selatan Kota Bandung.

Dari Kota Bandung sendiri khususnya penyuka senja, bisa sejenak mengunjungi ketinggian gedung kemudian menaiki puncak untuk melihat senja yang menawan. Misalnya masuki saja gedung tinggi sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Terusan Pasteur atau sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Siliwangi dekat jembatan Pasupati. Setelah berada di ketinggian, rasakan suasana senja yang menawan tersebut.
Yang paling mungkin juga adalah melihat senja di kawasan lapangan terbang di Nurtanio. Sebuah lapangan yang luas memungkinkan kita melihat senja secara utuh. Apalagi jika tepat dengan kedatangan sebuah kapal terbang, kita bisa mendapatkan pengalaman menarik tambahan bumbu menariknya yaitu kapal yang hendak terbang di antara matahari yang akan terbenam. Ini pengalaman yang sangat langka. Hanya terjadi pada saat-saat tertentu dan pengalaman ini tidak bisa ditebak. Saya masih ingat pada saat melewati kawasan ini kemudian melihat kapal yang akan terbang dengan latar belakang matahari yang akan terbenam. Indah nian!

Menangkap Senja

Langkah selanjutnya tentu saja menangkap momen. Peristiwa yang terjadi di alam sangatlah jarang dan langka. Kesempatan yang datang selalu berbeda dengan kesempatan yang datang di hari kemudian. Untuk itu jika kita akan merasakan senja di Kota Bandung, sebaiknya persiapkan diri dengan amunisi dokumentasi yang lengkap. Tanpa harus menggunakan kamera dengan teknologi canggih, dengan sebuah kamera telepon pun sebenarnya kita bisa menangkap momen. Tetapi lebih baik memang menggunakan kamera dengan kapasitas yang baik untuk mendapatkan kesempurnaan dokumentasi.

Baik itu pada saat kita melakukan kunjungan ekowisata di daerah utara atau daerah selatan, maupun saat mengunjungi Kota Bandung dengan segenap momen-momen menariknya. Ingatlah bahwa pengalaman mengunjungi sebuah daerah pada saat pertama kali kita mengunjungi berbeda dengan saat kedua kalinya kita mengunjungi. Biasanya dengan memori sebelumnya atau mungkin perubahan-perubahan yang terjadi. Nah di sinilah kesempatan menangkap pengalaman harus menjadi perhatian.

Kota Bandung yang menarik menyuguhkan banyak pengalaman bagi para pengunjung. Sebagai pengunjung tetaplah kita patut memperhatikan adat istiadat setempat. Misalnya dengan respek pada masyarakat Kota Bandung, tidak membuang sampah sembarang, dan yang paling utama adalah peduli dengan lingkungan. Kepedulian lingkungan ini lebih luas bukan sekedar membuang sampah pada tempatnya. Kepedulian ini mencakup banyak sisi, mulai dari sisi pribadi maupun sisi sosial.

Masyarakat Bandung itu terkenal dengan keramahannya.

Masyarakat Bandung terbuka pada siapa saja yang mengunjungi. Keramahtamahan ini harus menjadi modal dasar untuk menerima setiap pengunjung dengan baik. Di sisi lain, sikap respek pengunjung pada masyarakat akan menimbulkan suasana menyenangkan dan timbal balik yang sama. Nikmati pengalaman menikmati senja di Kota Bandung dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Jika ini dilakukan, saya yakin pengalaman menarik akan terus terkenang selama anda mengunjungi Kota Bandung.
Share:

0 komentar:

Postingan Populer