Ruang Sederhana Berbagi

Selasa, Mei 02, 2017

Hari Pendidikan Dan Semangat Merdeka

Guru merdeka! Dua kata ini menarik perhatian saya pada sebuah pelatihan. Pertanyaan-pertanyaan mendasar kemudian bermunculan dalam kepala ini. 

Apa itu guru merdeka? Kenapa guru merdeka, apakah selama ini guru tidak merdeka? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan penting pada konteks guru merdeka ini.

Baiklah, kita coba kesampingkan dulu pertanyaan. Saya ingin melihat sebuah buku menarik tentang menjadi manusia merdeka karya Ki Hadjar Dewantara, bukunya Tan Malaka, lalu tema serupa dari buku-buku Rudolf Steiner, serta buku-buku pendidikan alternatif lainnya seperti Paulo Preire. Buku-buku tersebut fokus utamanya kepada kemerdekaan menjadi manusia. 

Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan, ia tidak lagi dijajah oleh pihak manapun dari luar dirinya. Ia merdeka untuk berkehendak, merdeka untuk berpikir, dan merdeka untuk merasakan apapun. Kemerdekaan ini nyatanya sulit didapatkan. Banyak pihak-pihak yang tidak menghendaki manusia menjadi merdeka karena mereka masih membutuhkan kehadiran manusia tidak merdeka untuk kepentingannya. 


Pendidikan untuk memanusiakan manusia sering kita dengar tetapi tak banyak yang tahu bagaimana implementasi memanusiakan manusia dalam kurikulum pendidikan dan kegiatan sehari-harinya di sekolah. Banyak guru yang terjebak hanya di kuadran 'tahu' saja konsep memanusiakan manusia tersebut. Sisanya, guru-guru yang terus menempa diri, belajar ke sana ke mari, mengkaji berbagai buku tentang pendidikan dari pemikir-pemikir pendidikan di masa lalu. Sebagian kecil ini menjadi guru merdeka yang paham dan mampu mengimplementasikan konsep memanusiakan manusia lewat kegiatan di dalam kelas bersama anak didiknya.

Guru-guru merdeka terkadang menjadi minorias di dalam sebuah komunitas sekolah. Menjadi berbeda dalam mengolah pembelajaran, dan selalu berusaha membuat konkret setiap konsep pembelajaran merdeka lewat praktik-praktik kecil di kelas yang dikelolanya.

Walaupun minoritas, percayalah di luar komunitas yang tidak merdeka, guru merdeka belajar mendapatkan banyak dukungan dari komunitas peduli pendidikan alternatif lainnya. 
Share:

Jumat, April 14, 2017

Begini Keseruan Outbond di Sekolah Alam Bandung

Alex Ahmad (bukan nama sebenarnya) siswa Sekolah Alam Bandung terlihat riang gembira pagi itu. "Saya mau outbond, kak!" Katanya penuh antusiasme. Alex bersama teman-temannya sudah rutin bergiat di alam terbuka sejak kecil. Sekolah Alam Bandung sebagaimana namanya merupakan Sekolah alternatif yang berdiri di tengah rerimbunan, di dekat sawah, dan di samping Taman Hutan Raya Juanda.

Outwarbond atau yang terkenal dengan outbond adalah salah satu media pendidikan yang dikembangkan oleh Sekolah Alam Bandung untuk mendidik para siswanya. Siswa-siswi di Sekolah Alam Bandung bergiliran setiap waktu melakukan kegiatan outbond yang dipandu oleh fasilitator berpengalaman. Tenaga ahli outbond yang sudah lama malang melintang dalam melatih peserta dari berbagai jenjang usia.

Outbond dikatakan oleh gurunya sangat efektif dalam mendidik siswa menjadi terampil, terlatih, dan cekatan. Selain itu juga siswa menjadi lebih kreatif, mandiri, dan mampu bertahan hidup di alam bebas sesuai kadar latihannya. Berjenjang! Tingkat kesulitan yang diatur sedemikian rupa dan mengalir sebagaimana adanya alam ini dilakukan agar anak mendapatkan kesiapan yang bertahap.

Siang itu, setelah berkumpul di lapangan tanah yang sering digunakan berbagai kegiatan, mereka berlatih bersama kelompoknya. Setelah berkumpul mereka berjalan long march ke bukit di daerah Bandung Utara. Udara segar, matahari yang hangat adalah dua nikmat yang mereka dapatkan selain masih banyak lagi yang tidak bisa dituliskan. Inilah keceriaan yang terpancar siang itu di Sekolah Alam Bandung. 


Berkumpul untuk menyatukan visi kegiatan yang dipandu oleh fasilitator kegiatan di alam terbuka


Problem solving bersama teman satu kelompok


Bermain dengan penuh keceriaan bersama teman-teman


Trekking melewati bukit-bukit di Bandung Utara yang masih segar


Long march memasuki daerah-daerah penduduk yang beragam

Alex Ahmad pulang setelah bergiat, mukanya lesu tetapi rona keceriaan masih terpancar dari wajahnya. Yah Alex begitu menikmati kegiatan siang itu. Selepas dijemput iapun tertidur lelap.

(Foto by Nandang Suryana)
Share:

Senin, April 10, 2017

Sisi Lain Tebing 125 Citatah Padalarang Selain Untuk Kegiatan PanjatTebing

Nama Tebing Citatah 125 sudah tidak asing lagi bagi para pegiat alam terbuka dan juga para pecinta alam di Indonesia. Bisa jadi tidak asing juga untuk para pemanjat dunia. Dengan berbagai tingkat kesulitan yang ada di tebing Citatah 125 atau terkenal juga dengan nama Tebing 125 atau gunung Pabeasan, memberikan tantangan yang sangat besar untuk para pemanjat tebing.

Kelompok Pecinta Alam di Bandung sering menggunakan tebing 125 ini untuk latihan. Tebing yang berada di wilayah pengelolaan Kopasus ini bukan sembarang tebing. Tebing khusus yang tidak bisa diakses secara umum tanpa ijin dari Kopasus. Setiap kali mau mengadakan pemanjatan, kita harus mengirim surat perijinan ke PUSDIKPASUS di Batujajar, Bandung Barat. Setelah ijin keluar barulah kita boleh mengakses tebing untuk berlatih bersama.

Sisi Lain Tebing Citatah

Selepas mendapat ijin dari Kopasus, barulah kita bisa meminta ijin kepada komunitas setempat. Namanya Suku Badot. Suku Badot adalah sebuah komunitas yang sering melakukan kampanye peduli lingkungan terutama kawasan karst. Suku Badot sering melakukan kegiatan bersama masyarakat dan pelajar bertajuk ulin bareng sekalian memberikan penyadaran lingkungan. Dengan tanda pagar Save Kawasan Karst, Save Tempat Bermain, mereka menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan terutama dari kerakusan manusia dalam menambang kapur, menghancurkan gunung-gunung kapur dan mengotori udara dari pabrik pengolahannya.

Tapi tahukah anda, ada sisi-sisi lain dari tebing ini yang juga menarik untuk dijelajahi. Inilah sisi-sisi lain tebing yang menjulang di kawasan Padalarang, Bandung Barat tersebut:

1. Gua


Terletak di sisi kiri jika kita menghadap tebing. Gua yang terbentuk secara alamiah tersebut sangat cocok untuk kegiatan bersama siswa sekolah baik Sekolah Dasar, Menengah, dan Atas. Kita bisa mengeksplorasi banyak pelajaran di gua tersebut.

2. Saung Belajar


Tepat di area bawah dekat tempat parkir ada sebuah saung yang berisi perpustakaan dan tempat belajar. Di saung ini, anak-anak dari sekitar tempat  belajar bersama-sama. Dengan suara mesin pabrik yang terus menderu, saung ini seolah mengukuhkan peran pendidikan alternatif yang terus bermunculan dengan caranya sendiri.

Nah itulah sisi lain dari tebing 125 yang menarik. Banyak sisi-sisi lainnya yang bisa kita kaji misalnya tentang Suku Badot, serta masyarakat setempat yang ada di sekitar lokasi tebing. Saya masih ingat ketika pertama kali menginjakan kaki di Tebing 125 untuk mengikuti pelatihan Panjat Tebing bersama Skygers, lokasi masih alami. Tidak banyak pepohonan, rumah penduduk, dan pabrik. Kini sudah berganti rupa. Walaupun demikian kepedulian untuk menjaga kawasan karst harus terus dikampanyekan agar kita tidak kehilangan tempat bermain seperti yang sering disampaikan oleh Suku Badot.

[semua foto di sini diambil oleh Iden Wildensyah] 
Share:

Jumat, April 07, 2017

Menjadi Guru Yang Asyik Ala School Of Rock

Ada banyak kisah menjadi guru inspiratif yang bisa diambil dari film-film Holywood. Sebut saja menjadi guru ala Master Shifu, guru kreatif ala Dead Poets Society, dan masih banyak lagi sosok-sosok guru keren yang berjuang untuk anak didiknya dan juga berjuang untuk sekolahnya.

Salah satu guru yang sangat menginspirasi saya adalah Dewey Finn dalam film School Of Rock. Dewey Finn yang diperankan oleh Black Jack adalah seorang gitaris yang menjadi pengangguran setelah dikeluarkan dari group band rock-nya. Karena terdesak akan kebutuhan hidupnya, Dewey akhirnya menerima tawaran menjadi guru SD di sekolah bergengsi Horace Green. Posisi itu ia dapatkan setelah mengaku sebagi Ned Schneebly.

Pada awalnya Dewey merasa bingung, dengan apa yang harus ia ajarkan dan bagaimana cara mengajar di kelas tersebut, dengan tradisi kelas yang sangat formal dan dengan pertanyaan kritis yang lugu dari murid-muridnya, Dewey mencoba untuk mengajar dengan cara yang sesuka hati, dan sesekali bingung dengan para muridnya.

Dewey kemudian mendapat ide untuk membentuk sebuah band rock bersama murid-muridnya. Ia membuat proyek band rock sebagai tugas sekolah untuk mengikuti festival musik rock "battle of the bands". Dewey menjalankan rencana aksinya, dengan mengatur posisi sesuai minat dan bakat anak. Ternyata rencana itu tidak semudah yang ia bayangkan.

Dewey harus merayu para muridnya untuk mengikuti keinginannya tersebut. Dewey juga harus memikirkan beberapa muridnya yang tidak memiliki memiliki bakat musik, supaya dapat tempat di dalam proyek tersebut.

Dewey akhirnya berhasil membentuk kerjasama di antara murid-muridnya, sesuai peran masing-masing. Interaksi berlangsung dalam suasana dinamis dan demokratis. Tidak ada jarak antara murid dan guru. 

Dalam proyek tersebut, Dewey juga memiliki celah masuk untuk mengajarkan sejarah. Ia nengajarkan sejarah musik rock serta tokoh dan group band yang pernah ada seperti Led Zeppelin, Jimmi Hendrix, dan Black Sabath. Proyek ini diberi nama School of Rock dari para muridnya.

Dewey adalah salah satu contoh guru inspiratif yang tidak kehilangan passionnya dalam bermain musik dan menjadikan celah masuk untuk membuat kegiatan bersama anak didiknya di dalam  kelas. Abaikan RPP, evaluasi, dan kegiatan-kegiatan administratif lainnya yang bisa menyibukan guru sampai lupa tugas utamanya sebagai pendidik anak-anak di dalam kelas yang sedang bersama dirinya. Guru harus kreatif, guru harus inspiratif karena guru kreatif dan guru inspiratif akan selalu terkenang sebagai pengalaman belajar yang mengasyikan. 


Share:

Kamis, April 06, 2017

Mengejar Sunset di Santolo, Melihat Sunrise di Sayang Heulang

Ada hal yang sangat menyenangkan ketika kita mampu mengambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi. Sebuah pengalaman yang akan terus terkenang sampai kapanpun. Pengalaman yang menjadi bahan cerita turun temurun.

"Dahulu, saya pernah jalan kaki jauh sekali, susur pantai, naik gunung, susur kampung, jelajah kota... Dan sebagainya" adalah pembuka cerita yang sangat menyenangkan. Belum lagi kejadian-kejadian spesial seperti terjebak badai, hujan besar, longsor, dan kejadian-kejadian lainnya di alam terbuka saat melakukan perjalanan jauh.

Keindahan alam juga sering menjadi awal cerita yang menyenangkan. "Wah, matahari terbenam di laut A itu sangat indah sekali. Waktu melihat matahari terbit dari puncak gunung itu, indah banget. Malam hari lihat bulan purnama di gunung atau pantai itu, subhanalloh indahnya!"

Itu hanya pembuka cerita saja tentang pengalaman-pengalaman menarik yang tidak akan bisa terasa jika tidak melihat langsung dan mengalami langsung.

Dalam konteks pendidikan alternatif, membawa anak-anak dalam pengalaman  lansung berinteraksi dengan proses yang ada di alam semesta itu sangat penting. Fasilitator pembelajaran cukup merencanakan kegiatan yang aman bersama anak-anak ke sebuah daerah dengan tujuan yang ditetapkan bersama maka anak akan mendapatkan banyak pelajaran serta pengalaman yang akan berguna kelak dikemudian hari saat anak tidak bersama kita lagi.

Inilah semacam catatan mengalami proses pembelajaran melihat matahari terbenam dan terbit bersama anak-anak di sebuah tempat yang sangat Indah, Indonesia!

Matahari terbit di timur dari pantai Sayang Heulang

Kemudian menikmati indahnya ketenangan pagi hari


Share:

Rabu, April 05, 2017

Makna Kehidupan Dari Buku The Last Lecture

Beberapa buku yang sudah saya baca selalu memberikan kesan yang mendalam. Menyimpan banyak sekali pembelajaran dalam setiap kalimat yang ada dalam tiap paragraf. Salah satu buku Karya Ausberg 49 tahun buku yang berjudul THE LAST LECTURE yang menjadi salah satu buku best-seller di tahun 2007, buat saya sangat banyak memberikan pelajaran tentang kunci membuat hidup lebih baik yang terdiri; Personality, Community, dan Life.

Mari kita bahas satu persatu!
(1) PERSONALITY

1. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui.

2. Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada diluar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif

3. Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.

4. Jangan memaksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.

5. Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.

6. Bermimpilah saat anda bangun (bukan saat tertidur).

7. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.

8. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan pasangan Anda di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.

9. Hidup terlalu singkat untuk membenci siapapun itu. Jangan membenci.

10. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak mengganggu masa ini.

11. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.
 
12. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat bertahan seumur hidup.
13. Senyumlah dan tertawalah.

14. Anda tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan.

(2) COMMUNITY

15. Hubungi keluarga Anda sesering mungkin

16. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.

17. Ampuni setiap orang untuk segala hal

18. Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun.

19. Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.

20. Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.

21. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda di saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik

(3) LIFE

22. Jadikan Allah sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda.

23. Allah menyembuhkan segala sesuatu.

24. Lakukan hal yang benar.

25. Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.

26. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan keluarlah!.

27. Yang terbaik belumlah tiba.

28. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.

29. Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Allah.

30. Jika Anda mengenal Allah, Anda akan selalu bersukacita.

Nah, sangat menarik bukan! Yah, kehidupan kita akan sangat bermakna ketika kita mampu memberikan makna tersebut untuk kehidupan itu sendiri.

Kita hanya setitik kecil di alam semesta!

Share:

Selasa, April 04, 2017

Ketika Aku Melawan Stigma Yang Disematkan Orang Lain Pada Anakku

"Seandainya aku menyerah, mungkin aku gak bisa lihat anakku sekarang kuliah di Perguruan Tinggi" demikian seorang ibu memulai pembicaraan. "Di sini pentingnya kenapa guru gak boleh menjudgement, menghakimi, ataupun memberikan penilaian pada anak didiknya" ibu dari seorang anak sebut saja namanya Merah Delima. Penilaian akan melekat terus dalam diri anak. Jika penilaiannya salah, kasihan anak tersebut. Seolah-olah ia sudah diberi cap seumur hidupnya oleh orang lain.

Merah Delima lahir normal, ia tidak menunjukan gejala apapun sampai usia lima tahun. Menjelang masuk sekolah, ia mulai terlihat berbeda dari anak-anak seusianya. Merah Delima tidak bisa diam. Selalu berlari-lari ke sana ke mari. Gak mau duduk bersama teman-temannya.

Penasaran dengan kondisi anaknya, sang ibu membawa Merah Delima ke psikolog. Hasilnya di luar dugaan. Berdasarkan hasil observasi psikolog, Merah Delima dinyatakan mendapatkan nilai psikotest di atas rata-rata. Ia termasuk anak yang jenius. Ibunya setengah tidak percaya menerima hasil tersebut karena Merah Delima tidak bisa membaca sampai kelas 2 Sekolah Dasar. Penilaian itu dirasa tidak tepat karena Merah Delima seolah berbanding terbalik dengan penilaian orang lain. Baik teman-temannya, gurunya, dan orangtua yang lain. Merah Delima disebut anak bodoh, gak bisa diatur, dan segala stigma negatif yang muncul karena perilaku masa kecilnya 'berbeda' dari anak-anak seusianya. 

Jangan tanya jika menerima nilai raport kelasnya, Merah Delima selalu menjadi anak dengan urutan nilai paling akhir, pertama dari urutan terakhir. Nilai-nilai pelajarannya banyak yang 'merah'. Kalau istilah sekarang jauh dari KKM. Beruntung dia bukan sekolah di SD Konvensional yang nilai raport menentukan kenaikan kelas. Merah Delima terus naik bersama teman-temannya. 

Mendapatkan penilaian buruk dari orang lain tak lantas membuat ibunya patah semangat, sang ibu tetap yakin jika anaknya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ia percaya dengan dorongan positif dan kasih sayang yang terus diberikannya. Setiap malam ia doakan Merah Delima. Membawa harapan dan membisikan kata-kata positif seperti, "ibu yakin kamu bisa belajar dengan baik" "Merah Delima anak yang kreatif" "Merah Delima mampu menjadi anak baik yang selalu ceria dan menyenangkan bersama teman-teman" serta semua dorongan dan doa positif darinya yang selalu disampaikan kepada Merah Delima.

Sang ibu mengenang, kegiatannya di Sekolah Dasar yang tidak bisa bergerak lama kelamaan membentuk pola. Merah Delima ternyata menari! Ia mengikuti irama alam semesta. Bersyukur, Sekolah alternatif tempat Merah Delima bertemu teman-temannya termasuk sekolah yang tidak melakukan penilaian kepada anak didiknya terutama nilai angka-angka seperti pada umumnya sekolah.

Kesenangan menari tersebut ternyata mampu diakomodir oleh sang ibu. Merah Delima masuk kelas balet. Ia belajar balet dengan cepat dibandingkan anak-anak lainnya. Keseimbangan motorik kasarnya terbukti menjadi penguat untuk dirinya melakukan gerakan-gerakan balet. 

Kegiatan lainnya seiring waktu bisa diikuti dengan baik oleh Merah Delima. Nilai pelajaran umum yang awalnya ditakuti oleh orangtuanya secara perlahan mampu ia lewati dengan hasil yang sangat memuaskan. 

Kini, Merah Delima sedang meraih cita-citanya kuliah di sebuah perguruan tinggi sesuai dengan minat dan cita-cita. "Ah, jika saja saya terjebak stigma dan penilaian orang lain pada anakku, mungkin aku gak bisa melihat anakku kuliah dengan kemandirian yang besar" katanya menutup pembicaraan dengan setitik air turun dari sudut matanya mengenang kisah perlawanannya pada penilaian orang lain.

Hilangkan segala penghakiman pada anak dan biarkan dia belajar dengan nyaman sesuai cara terbaiknya.



Share:

Jumat, Maret 24, 2017

Ini Alasan Kenapa Jalan-Jalan Itu Baik

Jika perkembangan profesi sekarang semakin pesat dan banyak yang tidak terduga sebelumnya, maka traveler menjadi salah satu profesi yang bisa masuk dalam kategori tersebut.
Tidak sedikit yang bangga untuk menuliskan profesinya sebagai traveler. Aktor Nicholas Saputra misalnya, ia dengan bangga menyebut dirinya sebagai fulltime traveler. Lalu Trinity Traveler yang sudah menempelkan traveler dalam namanya. 
Dalam jajaran blogger, travel blogger semakin banyak. Blogger yang mengkhususkan diri pada kegiatan traveling, penjelajahan, dan jalan-jalan lainnya. Kekhususan dalam tema tulisan yang diangkat dalam blognya seringkali menjadi referensi para traveler lainnya sebelum berangkat menuju tempat tujuan baik di dalam negeri atau di luar negeri.
Pendidikan! Ah iya, tidak sedikit juga para traveler yang menjadikan pendidikan sebagai pokok utama perjalanannya. Bukan sekadar jalan-jalan saja tetapi juga membawa misi pendidikan. Sebut saja sebuah akun @1000_guru yang tagline-nya traveling and teaching. Pegiat komunitasnya sudah tersebar banyak di berbagai kota di Indonesia. Ini bentuk alternatif baru membangun kepedulian pendidikan kepada anak muda lewat cara-cara yang fun, menarik, medsos center. Belum ada ukuran berhasil atau tidak tapi untuk sebuah semangat layak untuk diapresiasi.

Jalan-Jalan Untuk Guru
Sebenarnya kalau disebut mendobrak sistem, enggak juga. Jalan-jalan adalah sesuatu yang biasa saja. Sudah dilakukan sejak lama oleh para pegiat pendidikan di jaman dahulu kala. Mereka bepergian ke sebuah daerah untuk mencari ilmu, mendapatkan pengalaman langsung dari guru di daerah yang dimaksud. Misalnya ketika mereka ingin belajar tentang pertanian, langsung menuju tempat pertanian dan belajar langsung selama sekian waktu. Menyelami proses belajar bertani dengan terjun langsung di lapangan. Merasakan keseharian petani kemudian setelah pengalamannya memadai ia akan pulang lalu mengaplikasikan pengalaman belajarnya.
Banyak pengalaman yang menarik selama proses jalan-jalan berlangsung. Proses mengenal diri sendiri, lingkungan baru, dan hal-hal yang bisa membukakan wacana sebelumnya. Terutama jika sudah terkukung oleh paradigma sendiri, jalan-jalan menjadi celah masuk untuk melihat ada yang lain di luar sana. Misalnya metode pendekatan belajar yang baru, ilmu-ilmu baru, dan hal-hal lain yang bisa diaplikasikan di dalam kelasnya. 
Khusus untuk kegiatan bertajuk fieldtrip, outing, study ekskursi, karya wisata, wisata edukasi, dan nama-nama lainnya menjadi sangat positif jika mampu diarahkan dengan baik tidak sekadar kegiatan rutin tahunan menghabiskan anggaran atau lebih parah lagi dijadikan ajang bisnis oleh sekolah untuk menarik uang dari orangtua siswa.
Semangat jalan-jalan guru akan menjadi inspirasi buat anak didiknya ketika ia mampu mengemas kegiatan tersebut sebagai pembelajaran. Siswa menyerap proses yang berlangsung dalam diri gurunya lewat cerita perjalanan yang disampaikan pada waktu-waktu tertentu. 
Selain semangat yang bisa mengalir kepada anak didiknya, jalan-jalan juga membuat semangat bekerja semakin baik. Guru akan terlepas dari rasa bosan, penat, dan stress karena tekanan mengajar dan rutinitas sehari-hari. 
Cerita perjalanan saya ada juga di https://steller.co/idenide

Jalan Jalan Untuk Siswa
Mari kita bedah dari sisi siswa yang turut serta dalam kegiatan yang dirancang oleh gurunya atau secara mandiri atau bersama-sama antara guru dan siswa. 
Dalam sisi pembelajaran, semua kegiatan ke luar ruangan selalu banyak sisi yang menarik untuk dikaji. Terutama mengaitkan teori dan praktik. Yang paling menarik misalnya sains, ilmu kebumian, dan ilmu sosial. 
Ilmu yang berhubungan bumi tentu sangat menarik jika siswa langsung melihat dan merasakan bentuk konkrit teori dalam buku. Misalnya melihat jenis-jenis batuan, fenomena alam, kenampakan alam, dan lain-lain. Antusiasme mereka berbeda ketika mendengarkan teori di dalam kelas dengan melihat langsung. Guru bahkan tidak harus memberikan banyak ceramah, cukup memberikan stimulan sebelumnya kemudian biarkan siswa yang menyerap proses pengalaman tersebut di lapangan. 
Jalan-jalan buat siswa juga menjadi media untuk belajar mengambil jeda dari rutinitas keseharian. Memberikan pengalaman untuk membuat mereka tetap bersemangat menjalani rutinitas. Siswa yang sehari-hari bergiat dengan teks-teks buku pelajaran butuh ruang baru untuk melihat dan merasakan suasana baru yang berbeda dari keseharian yang mereka lalui.
Inspirasi jalan-jalan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi akan menjadi pembelajaran seumur hidup buat mereka terutama ketika mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru, suasana baru, kegiatan baru, dan hal-hal baru lainnya yang kelak akan mereka temukan dalam kehidupan yang akan datang. 
Cerita perjalanan mereka bisa menjadi sebuah hal yang menarik dan menginspirasi jika guru mampu mengemas sebuah perjalanan sebagai pendekatan baru dalam mendidik. Tidak usah jauh dari lingkungan sekolah, di lingkungan terdekatpun, sebagai guru kita bisa mengajak mereka untuk jalan-jalan mengenal lingkungan terdekatnya. Jalan-jalan untuk mengkaji, menganalisis, dan membuat solusi atas masalah yang ditemukan selama jalan-jalan. Dalam proses ini, kita sudah mendekatkan proses pembelajaran dari realitas sosial terdekat dengan anak. 

Temui juga cerita lainnya di https://steller.co/idenide



Share:

Rabu, Maret 22, 2017

Hei! Anak Baru Yang Manis Itu Namanya Ratna

Ah Ratna! Jika saja aku bertemu kamu saat masih SMA mungkin tidak akan menulis ini untukmu. Kamu yang cantik, kamu yang manis, anak baru pula. Tentu akan menarik banyak cowok-cowok satu sekolahan berebut perhatianmu. Bukan hanya cowok sekelasmu yang akan jatuh hati, terpikat oleh pesonamu tapi satu sekolahan. Catet! Satu sekolahan, Ratna! Mereka mengejarmu untuk mendapatkan cintamu.
Anak basket! Yah, mereka akan bersemangat mengejarmu seperti mereka berlomba mengejar bola kemudian lempar ke atas ring untuk mendapatkan point. Anak basket yang tinggi, putih, rambut belah tengah, dan wangi, akan berusaha menunjukkan kehebatannya di hadapanmu. 
Kamuuuu! Ratna! Anak baru yang datang dari Jakarta bersiaplah dinyinyirin sama para cheersleader yang udah mati-matian menarik perhatian cowok keren satu sekolahan. Mereka yang berjuang sejak masuk sekolah ketika kamu belum datang, pasti melirik tajam kehadiranmu, menyunggingkan mulut dengan lirikan sudut mata sambil mengumpat "hih! Anak baru gak tau diri!" 
Anak beladiri, anak musik, anak pecintaalam, dan anak-anak eskul lainnya akan mencoba peruntungannya dengan mendekatimu lewat cara-cara mereka. Lewat perhatian-perhatian yang mereka tampilkan ke hadapanmu.
Bersyukur! Kamu memilih Galih dari sekian banyak pilihan keren yang hadir tepat di depan matamu. Galih engkau rasakan berbeda daripada cowok-cowok lainnya. Yah, Galih memang berbeda dan kamu tepat memilih dia sebagai pacarmu. 
Kamu asyik menjalin hubungan dengan Galih yang mengirimimu lagu lewat mix tape, meraih manisnya masa remaja, mencumbu kehangatan satu sama lain, dan melukiskan indahnya hari-hari yang kalian lewati.
Di sudut lain yang duduk termenung dan hanya mengagumi kecantikanmu dari jauh itu aku! Aku yang tidak bisa meraihmu, menjangkau dengan tangan pendek dan langkah kecil, tak bisa menyelami kedalaman hatimu. Padahal, Ratna! Perlu kamu ketahui setiap hari tak bisa melepaskan ingatanku kepadamu. Pada manisnya senyumanmu, pada indahnya gerai rambut hitammu, pada wangi tubuhmu ketika lewat di hadapanku. Ah Ratna! Cukup aku mengetahui namamu saja. Anak baru yang manis, yang cantik seperti bidadari turun dari kahyangan, seorang perempuan yang diciptakan Tuhan ketika sedang tersenyum. Cukup aku tahu namamu saja, Ratna!


Share:

Postingan Populer