Ruang Sederhana Berbagi

Senin, Januari 09, 2017

Ludwig Wittgenstein, Pengaruh Russel, Dan Guru Sekolah Dasar

Dari sekian banyak filsuf yang beredar, Ludwig Wittgenstein saya pilih karena memberikan hal yang sangat menarik sebagai guru. Tentu saja di samping cerita-cerita lainnya yang ia bawa sebagai manusia biasa yang lahir ke dunia ini. Ludwig Wittgenstein berlatar belakang yang jauh dari dunia filsafat adalah seorang mahasiswa Teknik Mesin di Universitas Manchester saat pertama kali berkenalan dengan filsafat. Ia terkejut dengan sebuah pertanyaan, “Apa angka itu?”

Pertanyaan itu yang ternyata jauh lebih menarik dibandingkan materi perkuliahan yang ia dapatkan di bidang teknik mesin. Ia menyadari bahwa pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.

Ludwig Wittgenstein Bersama Siswa Sekolah Dasar (sumber: theparisreview)

Bertrand Russel
Dari sebuah pertanyaan itu kemudian ia pergi ke Cambrigde untuk menemui Bertrand Russel seorang ahli matematika yang terkenal pada masa itu. Alih-alih memberikan jawaban, Russel malah menyuruh Wittgenstein pergi dan menulis tentang pertanyaan itu. Ketika ia kembali dengan esainya beberapa bulan kemudian, Russel sangat terkesan dengan esainya dan memintanya menjadi seorang filsuf.

Wittgenstein yang awalnya dari bidang teknik mesin di Universitas Manchester kemudian pergi meninggalkan bidang tersebut dan ia pindah ke Cambridge untuk belajar di bawah bimbingan Russel.
Secara tidak langsung, Russel sangat memengaruhi Wittgenstein dan dia menjadi sangat serius menekuni berbagai masalah dan isu filsafat bahasa yang sedang dikembangkan oleh Frege dan Russel. Aliran ini berusaha keras mencari jawaban dari pertanyaan yang dalam dan sangat membingungkan, yaitu “Apa yang membuat bahasa menjadi bermakna?” Para filsuf bahasa biasanya menghabiskan banyak waktu memikirkan mengapa, misalnya kata “ayam” dan “kentang goreng” memiliki arti seperti yang dimaksudkan.

Wittgenstein muda mengembangkan filsafatnya tentang bagaimana kata-kata memperoleh artinya. Menurutnya, bahasa manusia menjadi berarti karena mewakili kenyataan seperti gambar. Sebuah kalimat (para filsuf lebih suka menyebutnya proposisi) punya makna bila kalimat tersebut menggambarkan suatu hubungan yang mungkin. Teori ini kadang disebut teori arti gambar. Dari sini, Wittgenstein memublikasikannya dalam buku Tractatus Logico-philosophicus yang terbit pada tahun 1921.

Buku Tractatus Logico-philosophicus memiliki cerita yang menarik juga. Buku tersebut ditulis dalam parit perlindungan saat Perang Dunia I berkecamuk. Ketika itu, ia menjadi sukarelawan dalam tentara Austria. Menurut catatan, buku ini adalah salah satu buku yang paling sulit dimengerti dalam sejarah filsafat. Kejadian ini mengingat saya pada sosok Tan Malaka yang menyusun buku Madilog dalam berbagai kondisi kritis yang dialami oleh penulisnya. Dalam pengejaran polisi, atau dalam kondisi yang sangat sulit dibayangkan untuk keadaan sekarang.

Menjadi Guru Sekolah Dasar

Salah satu fase perjalanan yang menarik dari filsuf ini adalah guru. Wittgenstein adalah seorang guru sekolah dasar. Setelah menyelesaikan bukunya dan yakin telah menyelesaikan semua masalah filsafat, ia mulai bekerja sebagai guru di sekolah dasar di Austria. Namun jangan dibayangkan ia menjadi guru kreatif, menyenangkan, dan mengasyikan. Kenyataannya semua tidak selancar yang dibayangkannya. Para orangtua murid mengeluh bahwa anak-anak mereka sering diperlakukan kasar oleh Wittgenstein. Mereka bahkan menuntut Wittgenstein dengan tuduhan telah berbuat keji. Wittgenstein akhirnya berhenti mengajar dan kembali ke Cambridge.

Pertanyaan kenapa ia menjadi guru yang kejam buat saya sangat menarik. Kenapa ia berlaku keji saat menjadi pengajar di sekolah dasar tersebut? Saya menganggap ekspektasi dia terhadap anak didiknya terlalu tinggi sementara kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Terutama dia yang sangat fokus pada konsep-konsep dasar yang berawal dari bahasa kemudian mentok ketika berhadapan dengan anak-anak atau bisa jadi banyak sekali pertanyaan anak-anak yang mendasar yang ia tidak bisa jawab sebagaimana adanya anak-anak.

Menjadi guru di sekolah dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hal yang harus dipersiapkan terutama hal-hal yang sifatnya filosofis, psikologis, dan persiapan mental lainnya . Ada kesadaran anak yang belum bisa dijangkau oleh orang dewasa yang membuat mereka terkadang sulit untuk dimengerti dalam wacana orang dewasa. Di sinilah saya menaruh respect kepada guru-guru senior di jenjang pendidikan anak yang sudah lama berkecimpung dengan dunia anak dan tetap bisa objektif dalam membangun pembelajaran menarik dan menyenangkan untuk anak-anak. Saya kira, Wittgenstein tidak sampai pada kesadaran pendidikan anak seperti itu.



Share:

Rabu, Januari 04, 2017

Masa Transisi Filsafat, Thomas Hobbes, Dan Pergeseran Cara Berpikir

Dalam perkembangan filsafat, setiap waktu selalu menarik untuk melihat transisi-transisi yang memengaruhi pemikiran selanjutnya. Pergolakan pemikiran akan terus berlanjut selama manusia masih menggunakan otaknya untuk berpikir. Manusia masih bertanya-tanya tentang fenomena yang terjadi. Dahulu dengan sekarang pada hakikatnya tidak jauh berbeda. Teknologi yang berkembang sekarang hanya pembeda kecilnya.

Pada kenyataannya, transisi ini selalu memberikan hal yang unik karena sebagai pembaca, saya menemukan sisi-sisi yang menjadi referensi buat pemikiran yang akan datang. Pada masa transisi ini juga lahir tokoh-tokoh baru yang melawan, mengkritik, atau mendukung pemikiran sebelumnya. Eh kalau ditelusuri lebih jauh juga ternyata kehadiran pemikir semacam Plato, Socrates, Aristoteles juga karena ada sebuah kondisi transisi. Mereka kemudian memberikan ide-ide dan menyebarkan konsep tersebut kepada khalayak banyak pada masanya.

Philosophy


Dari sekian banyak filsuf di masa lalu, adakah yang tahu siapa Maimonides, Averroes, Aristophanes, dan perannya di tengah-tengah para filsuf terkenal seperti Thomas Aquinas, Ibnu Sina, dan lain-lain. Mereka adalah filsuf yang muncul di tengah-tengah untuk menyeimbangkan antara pemikiran sebelumnya dengan fenomena yang sedang terjadi.

Maimonides (1135-1204) misalnya, ia adalah seorang filsuf Yahudi yang melihat ada hutang terhadap orang Arab pengikut Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal adalah Guide for the Perplexed, di mana dia mencoba mengharmoniskan ajaran Aristoteles dengan Judaisme. Dia mengatakan bahwa baik Muhammad maupun Aristoteles tidak memberikan kita catatan yang meyakinkan tentang kebenaran, tetapi bahwa usaha mencari kebenaran harus dilihat sebagai suatu misi spiritual. (Neil Turnbull, Filsafat, Hal 87)

Beda dengan Maimonides, Aristophanes adalah sosok yang menyerang Socrates. Socrates sering disangka seorang sofis. Aristophanes (448 – 388 SM), seorang penulis naskah drama yang menyerang Socrates sebagai pemilik ilmu bodoh dalam dramanya yang berjudul The Clouds. Namun, Socrates bukanlah seorang sofis. Ia malah berusaha mencegah filsafat terlibat dalam kebudayaan sinis pasar Athena (agora).

Thomas Hobbes dan Pergeseran Cara Berpikir
Berbeda dengan para pemikir sebelumnya, Thomas Hobbes hadir menjadi filsuf pertama yang memberikan contoh pergeseran cara berpikir. Bagi para rasionalis awal, tidak ada pengetahuan pasti selain pengetahuan matematis. Matematika dilihat para pemikir teknokrasi sebagai dasar yang paling jelas, ringkas, dan aman untuk membangun teknokrasi baru.

Thomas Hobbes (1588-1679) berasal dari Inggris, Hobbes berkarya pada masa perselisihan paling tegang antara para modernis dan generasi kuno, yaitu pada masa perang saudara Inggris (1642-1648). Menurut Hobbes, jika dibiarkan bertindak menurut sifat aslinya, manusia tidak memiliki moral sama sekali. Altruisme, yaitu gagasan bahwa kita harus menghargai orang lain seperti kita menghargai diri sendiri, hanya ilusi. Oleh sebab itu, masyarakat yang kekurangan pussat-pusat kekuasaan untuk mengendalikan sifat egoisnya akan berubah menjadi anarkis. Pada kondisi itu, kehidupan manusia terpencil, buruk, kasar, dan kerdil. Satu-satunya cara untuk menekan watak alami kita, menurut Hobbes, adalah dengan menyerahkan kehendak kita kepada Leviathan yang maha kuasa. Leviathan adalah penguasa imajiner yang memaksa manusia hidup beradab.

Ada banyak sekali pemimpin-pemimpin imajiner di sekitar kita yang menguasai manusia secara tidak sadar. Mereka yang digerakan tanpa berpikir lebih mudah dikuasai oleh para pemimpin imajiner seperti itu. Dalam konteks kekinian, banyak sekali tokoh-tokoh politik yang bergerak dan muncul ke depan sementara pemimpinnya yang tidak kelihatan mengendalikan di luar kuasa dirinya.

Nah, di sinilah sosok-sosok yang muncul di tengah-tengah yang mampu memberikan sisi lain untuk dipelajari. Masih banyak sekali tokoh filsuf yang menuliskan pemikirannya di tengah-tengah kondisi yang tidak memungkinkan jika dilihat dalam kondisi sekarang. Baik kondisi perang, keadaan transisi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya serta hal-hal lain. Kehadiran di masa transisi selalu menarik untuk diamati. Termasuk dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini ketika kelompok satu bertikai dengan kelompok lainnya untuk memberikan pengaruh besar bagi rakyat Indonesia. Buat saya, kondisi ini menjadi menarik untuk para pengamat 
Share:

Selasa, Desember 27, 2016

Berjalan Mengelilingi Bumi

Sempat terlintas dalam benak ini ketika selesai menonton film Around The World In 80 Days, berjalan kaki mengelilingi dunia. Fantastis bukan? Nah karena ini sangat fantastis, berarti persiapan juga harus fantastis. Membayangkan setiap hari di sebuah daerah baru yang tidak dikenal sebelumnya.
Berjalan Mengelilingi Bumi Sepertinya Menantang

Pertanyaannya adalah butuh berapa lama waktu untuk mengelilingi dunia dengan berjalan kaki? Pertanyaannya keren kan? Yah, ini pertanyaan yang ternyata sempat terlontar dari banyak orang. Pertanyaan unik selalu memunculkan keingintahuan yang unik juga, dan jawaban yang tidak terduga.

Sebuah majalah pendidikan menjawab keingintahuan ini. Dalam catatannnya dituliskan sebagai berikut: Jika kita berjalan mengelilingi Bumi dalam satu putaran, jaraknya kira-kira 40.000 km. Jika seorang berjalan 5.000 langkah setiap hari dengan jarak tiap langkah 0,5 m maka hasilnya akan terjadi seperti ini:

5.000 langkah x 0,5 m x 365 hari = 912.500 m
Karena 1 km = 1.000 m  maka 40.000 km = 40.000.000 m
40.000.000 m : 912.500 m = 43,8

Jadi, untuk mengelilingi Bumi dalam satu putaran membutuhkan waktu 43,8 tahun!

Nah, catat 43,8 tahun! Sekarang tambahkan dengan umur kamu saat ini. Kalau mulai dari umur sekarang, berarti selesai mengelilingi pada umur berapa tahun? Silahkan hitung sendiri.
Share:

Jumat, Desember 23, 2016

Bulan Desember, Film Keluarga, dan Santa Klaus

"Its good for your heart, and your legs, and your feet" (Charlie Brown)
"Knowledge will give you power, but character respect" (Bruce Lee)
"Be peaceful, be courteous, obey the law, respect everyone; but if someone puts his hand on you, send him to the cemetery" (Malcolm X)

Desember berarti akhir tahun, berarti liburan akhir tahun. Yah.. Liburan ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, jalan-jalan, main bareng, dan nonton film yang menarik. Film di bulan Desember seru sekali. Isi dan muatannya sangat menarik, misalnya tentang keluarga, persahabatan, kisah santa, dan masih banyak lagi film seru yang ringan untuk ditonton. Menonton film menjadi hal yang mengasyikan untuk mengisi liburan. Liburan benar-benar digunakan untuk merefresh kepenatan berdinamika dengan ritme harian di tempat berkarya, merefresh dari ide-ide yang bergerombol yang seolah saling memburu keluar kepala menjadi tulisan atau karya apapun. 

Di beberapa stasiun televisi nasional atau internasional acaranya hampir sama, berisi tentang kegiatan seputar Natal dan Tahun Baru. Film-film yang diputar rata-rata sama, yaitu semangat Natal, keharuan, kegembiraan dan drama keluarga.

Santa Klaus 
Majalah Primetime mencatat bahwa film-film bertema Natal pernah booming pada 1940-an dan 1950-an. Film-film itu biasanya berisi kisah sederhana dengan pesan Natal yang membuat haru dan permukaan mata basah. Beberapa film yang masih saya ingat diantaranya, Home Alone, Die Hard, Fred Claus, The Grinch dan film-film lainnya. Sebuah film bisa membuat banyak ide, tergantung dari sisi mana kita melihatnya dan menarik kesimpulannya. Sebuah film bagus bisa menjadi tidak bagus jika dilihat subjektif, tetapi film biasa saja, cerita sederhanya akan menjadi bermakna jika dikaji secara objektif. Tidak ada salahnya kita melihat kebaikan-kebaikan universal dalam sebuah film Natal. Banyak sekali pelajaran dari sebuah film bertema Natal dan tahun baru.

Visualisasi sineas luar dalam menyampaikan pesan sangat baik hampir tidak mendapatkan cela. Film Natal bisa menjadi hiburan alternatif untuk merefresh otak yang terlalu mekanis memandang hidup, bekerja sepanjang minggu, memeras produktifitas dan lupa memberi asupan bergizi bagi otak dalam bentuk hiburan.

Fenomena Santa Klaus Dan Tips Menjadi Santa Klaus
Desember menarik selanjutnya adalah Santa Klaus. Coba tanyakan apa yang menarik di malam natal bagi anak-anak? Jawaban Santa Klaus. Santa Klaus itu selalu memakai baju berwarna merah dengan janggut putih dan topi khasnya, diantar menggunakan kereta yang ditarik oleh rusa-rusa ajaib bisa terbang.

Di luar kisahnya yang nyata atau hanya dongeng, Santa Klaus diciptakan sangat menarik untuk anak-anak. Setiap permohonan anak-anak akan dikabulkan oleh Santa Klaus dimalam natal melalui cerobong asap rumah. Santa Klaus membawa pesanan permintaan anak-anak di dalam kantung berwarna merah seirama dengan bajunya.

Mengapa ada Santa Klaus untuk anak-anak? mengapa orang dewasa tidak mendapatkan hadiah dari Santa Klaus. Santa Klaus ternyata menyayangi anak baik, permintaan anak baik akan dikabulkan oleh Santa Klaus. membuat cerita tentang Santa Klaus membuat anak-anak menyenangi malam natal dan perayaan natal itu sendiri. Natal selalu ditunggu agar mendapatkan hadiah dari Santa Klaus dengan catatan harus menjadi anak baik.

Santa Klaus menjadi cerita rakyat sejak abad ketiga Masehi. Kisah ini menemukan inspirasi pada diri Uskup Nikolas di Myra, Turki. Sang Uskup terkenal baik hati dan gemar memberi hadiah bagi orang tak mampu.

Imajinasi tentang Santa Klaus ternyata berkembang dari waktu ke waktu. Awalnya, orang-orang Eropa membayangkan Santa Klaus berperawakan tinggi, kurus, pendiam. Pada 1882, Clement C. Moore, sastrawan Amerika, dalam puisinya, The Night Before Chrishtmas, menggambarkan sang Santa sebagai sosok gendut, berjanggut putih, mengisap cerutu panjang, dan naik kereta yang ditarik rusa: citra ini bertahan sampai kini.

Tips menjadi Santa Klaus menurut Tempo pada edisi Desember 2009 adalah sebagai berikut. Pertama, tak merokok atau minum minuman beralkohol di tempat umum. Kedua, tak pernah bersumpah atau mengatakan hal-hal jahat dan kejam. Ketiga, cek aroma mulut, jangan sampai mengeluarkan bau rokok. Keempat, gunakan cold vest atau jaket bagian dalam yang diisi es untuk membuat tubuh lebih sejuk.
Share:

Kamis, Desember 15, 2016

2 Tempat Tujuan Traveling Yang Diharapkan

Setiap orang yang suka traveling ke tempat-tempat baru biasanya punya harapan untuk mengunjunginya. Baik itu ke kota-kota baru, kampung-kampung baru, puncak-puncak gunung baru, dan masih banyak lagi. Beberapa tempat menarik, misalnya dari percakapan akrab dengan sesama traveler. Biasanya saling berbagi tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi.

Buat saya, tentu saja ada. Salah satunya saya dapatkan dari percakapan dengan beberapa teman yang sama-sama suka traveling. Ada juga yang saya dapatkan hanya karena penasaran setelah melihat keindahannya melalui foto. Beberapa tempat di bawah ini bisa menjadi tujuan menarik untuk dikunjungi. Inilah 2 tempat tujuan traveling yang menjadi harapan saya untuk dikunjungi suatu saat nanti. Liburan sebentar lagi! Ayo traveling ke tempat ini:

1. Machu Picchu
Machu Picchu (bahasa Quechua Machu Pikchu, "Gunung Tua" sering juga disebut "Kota Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m di atas permukaan laut. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Machu Picchu
 2. Huangsan
Huangshan ( bahas Cina : 黄 山 ; Cina tradisional : 黄山; pinyin : Huang Shan ; secara harfiah "Yellow Mountain"), adalah pegunungan di selatan provinsi Anhui di bagian timur Cina. Gunung-gunung itu diukir oleh gletser selama Kuarter. Vegetasi pada kisaran adalah tebal di bawah 1.100 meter (3.600 kaki), dengan pohon-pohon yang tumbuh hingga pepohonan di 1.800 meter (5.900 kaki).
Huangshan

Huangshan

Nah, cukup dua saja dulu. Sisanya masih banyak lagi. Mimpi saja dulu, biarlah waktu yang menentukan saat yang tepat mengunjunginya. Amiin
Share:

Rabu, Desember 14, 2016

Jelajah Geotrek Matabumi Sebagai Pendidikan Alternatif Yang Menarik

Jelajah Geotrek Matabumi bisa menjadi alternatif pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak dan juga orang dewasa. Sejatinya belajar adalah menghadirkan antusiasme serta kejutan-kejuatan yang akan dikenang sampai kapanpun. Pengalaman belajar yang tidak dirasa sebagai pembelajaran, mengalir begitu saja lewat kesenangan-kesenangan bermain dan berinteraksi dengan alam.

Jelajah Geotrek sudah dilakukan sejak lama, inilah kesempatan pertama kali secara formal saya turut serta berada di tengah-tengah penyelenggara Matabumi dan interpreter T Bachtiar. Sisanya saya lakukan secara mandiri dengan mendatangi tempat-tempat yang direkomendasikan dalam buku Wisata Bumi Cekungan Bandung yang disusun oleh T Bachtiar dan Budi Brahmantyo. Buku yang menginspirasi saya untuk mengunjungi tempat-tempat dengan nilai edukasi yang tinggi karena hubungannya dengan pelajaran sains dan pelajaran-pelajaran lainnya.

Jelajah Geotrek Pangalengan Bersama Matabumi (iden wildensyah)
Sebagaimana dituturkan oleh T Bachtiar dalam setiap tempat yang dikunjungi, nilai penjelajahan atau perjalanan menjadi sangat bermakna. Bukan sekadar berjalan menjelajahi, menikmati, kemudian meninggalkannya begitu saja. Lewat komunitas Matabumi, T Bachtiar menyampaikan banyak pesan-pesan pembelajaran yang mendalam. Tentang sisi-sisi lain kehidupan yang berhubungan dengan alam, sejarah, kebajikan, dan pelajaran lainnya.

Jika materi pelajaran di sekolah disampaikan teoritis dengan penjelasan yang monoton oleh guru, maka di alam terbuka, pembelajaran itu terbentang luas. Para peserta, khususnya buat anak-anak bisa melihat langsung, bisa merasakan langsung, dan bisa memaknai langsung pembelajarannya tanpa harus repot-repot menjelaskan lewat ceramah. Jangan sampai anak-anak tidak tahu asal muasal segala hal yang ada di kehidupan ini. Akan sangat lucu jika dikemudian hari ketika anak ditanyakan darimana asalnya telur, semua menjawab dari pabrik karena menganggap telur dihasilkan oleh pabrik persis seperti menghasilkan mobil, motor, dll. Dengan geotrek, seperti yang disampaikan T Bachtiar, diharapkan anak-anak bisa tahu banyak hal lewat pengalaman langsung. Mengetahui asal muasal teh yang diseduh dari tumbuhan teh yang ditanam, listrik yang menyala dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dan masih banyak lagi.

Dari sisi pembelajar, Geotrek bisa menjadi stimulan untuk anak-anak dan orang dewasa belajar lagi tanpa mengurangi keasyikan jalan-jalannya. Saya takjub dan merasa pembelajaran selama melakukan perjalanan hari itu mengalir dengan alamiah. Inilah sebentuk pendidikan alternatif yang menjadi angin segar untuk Indonesia.
Share:

Rabu, Desember 07, 2016

Logika Terbalik Mendaki Gunung

It’s not the mountain we conquer, but ourselves.” (Sir Edmund Hillary)

Kesenangan mendaki gunung memang tiada duanya. Sekali mendaki gunung, selanjutnya bisa bikin ketagihan. Di luar risiko-risiko berat yang terjadi selama proses mendaki gunung, kegiatan ini tetap menjadi favorit siapa saja yang menyukai tantangan. Tantangan berarti siap dengan segala resikonya. Seperti cedera, cape bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Tidak ada yang bisa menjelaskan alasan kuat perihal kesenangan mendaki gunung ini. Jawaban umum kenapa mendaki gunung ''Because it's there''. Karena di sana, sambil menunjuk puncak gunung.

Logika terbalik mendaki gunung

Yah, karena puncak gunung di sana, nun di puncak sana, dan kami mau mendakinya. Bukan karena alasan rekreasi, olahraga ataupun memecahkan kepenasaran. Mendaki gunung karena dia disana. Tidak lebih tidak kurang. Yang mengherankan tentu saja, efeknya. Efek mendaki gunung adalah perasaan untuk mendaki gunung kembali. Setelah sukses mendaki satu gunung, tantangan selanjutnya adalah gunung berikutnya. Demikian dan demikian terus. Mendaki gunung memberikan sensasi banyak hal, dari mulai hal yang sangat filosofis, seperti menyadarkan betapa kecilnya manusia dalam ciptaan Tuhan, hingga permasalahan pragmatis seperti naik gunung yah sekadar naik gunung saja, memuaskan hasrat kepenasaran akan sebuah gunung tinggi. Yang patut dipertimbangkan sewaktu naik gunung selain persiapan fisik dan mental juga logistik dan perlengkapan penunjang lainnya seperti, tenda untuk menginap, sleeping bag, Jas hujan, baju hangat dan baju ganti serta makanan penunjang. Ini menjadi sangat penting karena naik gunung harus membawa perlengkapan ekstra safety agar selama perjalanan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Logika Terbalik 

Bisa saja mendaki gunung seadanya tanpa harus repot-repot membawa perlengkapan. Cukup baju yang melekat ke tubuh dan beberapa perbekalan lainnya yang tidak begitu banyak. Tetapi tahukah anda, bahwa mendaki gunung itu penuh dengan resiko bahaya yang mengancam jiwa?. Sudah banyak kejadian pendaki gunung yang tewas karena kekurangan logistik dan persiapan yang tidak matang. Bagaimana mungkin mendaki gunung seadanya. Tetapi jika dipikir kembali, mendaki gunung itu berarti menempuh perjalanan panjang yang menanjak. Logika normalnya, jika perjalanan menanjak maka beban yang ada di badan kita harus dilepaskan satu persatu hingga akhirnya badan kita menjadi ringan. Ringan berarti perjalanan lancar. Tapi, itu logika pada umumnya bahwa menanjak atau mendaki berarti beban kita harus dikurangi agar perjalanan lancar.

Logika pada umumnya itu akan menjadi terbalik ketika mendaki gunung. Semakin banyak perlengkapan safety kita berarti semakin berat beban kita, tetapi semakin ringan kita ketika menerima bahaya sewaktu-waktu. Misalnya badai dingin malam hari, bagi yang membawa persediaan baju hangat dan sleeping bag akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan pendaki yang membawa sarung sekedarnya saja. Atau ketika perut menagih makanan, bagi mereka yang membawa logistik banyak akan terasa ringan karena tinggal ambil dari persediaan. Sementara bagi mereka yang membawa seadanya, tanggung risiko jika kelaparan.

Mahasiswa Pecinta Alam mendaki puncak gunung Merapi

Anda akan berat berada di alam terbuka tanpa persediaan logistik yang memadai. Jadi, mending berat membawa perlengkapan safety serta persediaan logistik yang memadai tetapi akan menjadi ringan ketika sudah berada di alam terbuka, daripada ringan karena membawa perlengkapan seadanya dan logistik semaunya tetapi akan menjadi berat ketika sudah berada di alam terbuka. Mendaki gunung penuh dengan resiko yang mengancam setiap saat. Persiapkan matang-matang perlengkapan, logistik makanan, serta fisik dan mental sebelum melakukan pendakian gunung. Persiapan yang bagus akan mendukung kegiatan pendakian dengan lancar.
Share:

Selasa, Desember 06, 2016

Kolaborasi Dalam Pendidikan Dasar Pecinta Alam

Ini sebuah moment Pendidikan Dasar Pecinta Alam yang dibangun dengan semangat kolaborasi. Pendidikan Dasar di alam terbuka membutuhkan kecakapan khusus buat semua pegiatnya. Kolaborasi dengan anggota Kopasus dan anggota Wanadri sudah dilakukan sejak kursus kepelatihan untuk satuan komando Pendidikan Dasar. 

Kolaborasi untuk membangun pondasi pendidikan dasar yang baik, menumbuhkan semangat bekerjasama dengan semua potensi pecinta alam yang ada. Kolaborasi ini sejatinya bukan sekadar membuat calon siswa menjadi anggota Gandawesi yang Samagata, Samala, dan Samahita. Lebih dari itu, kolaborasi ini untuk Indonesia! Untuk sebuah semangat kebangsaan yang dibangun dengan semangat pribadi yang tangguh, terampil, cekatan, kreatif, dan berwawasan lingkungan. 
Kolaborasi Dalam Pendidikan Dasar Pecinta Alam (iden wildensyah)

Menjadi Mahasiswa Pecinta Alam
Menjadi mahasiswa adalah kebanggaan tersendiri buat siapapun yang mengalaminya. Banyak pengalaman yang menarik seperti menjadi aktivis, pegiat organisasi mahasiswa, dan juga menjadi mahasiswa pecinta alam. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa pecinta alam yang menjadi legenda sampai hari ini. Soe Hok Gie dianggap mewakili suara-suara kaum muda yang berani, progresif, dan tentu saja pecinta alam. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa yang menjadi sejarah dalam dunia Mahasiswa Pecinta Alam. Mapala UI adalah hasil dari olah pikirnya. Bersama kawan-kawan Mapala UI-nya, Soe Hok Gie menuntaskan gelora jiwa muda dengan mendaki gunung.

Di organisasi mahasiswa pecinta alam, semua anggota diwajibkan untuk melakukan kajian terlebih dahulu mulai dari persiapan sampai akhir pendakian tentang risiko dan hal-hal penting lainnya. Tentu akan senang jika perjalanan mendaki gunung berakhir dengan baik.
Berorganisasi di mahasiswa pecinta alam itu sangat menantang dan dinamis. Kadang dituntut bermental sekeras baja untuk mempertahankan idealisme, terkadang juga harus melunakan baja tersebut untuk mengakui argumentasi orang lain yang lebih baik agar tetap bisa bekerjasama. 

Tak ada guru yang baik selain pengalaman itu sendiri. Sebanyak-banyaknya membaca buku teori berorganisasi jika tidak diaplikasikan tetap hasilnya nol besar. Tetapi jika sudah membaca teori berorganisasi, teori kepemimpinan, kemudian mengaplikasikannya di organisasi mahasiwa pecinta alam, maka lengkaplah kemampuan secara teori dan praktik.

Pendidikan dasar sejatinya menumbuhkan jiwa-jiwa yang tangguh, bermental baja dan mandiri. Seperti tekad Gandawesi! Ini adalah tentang menumbuhkan generasi yang peduli lingkungan, peduli kepada sesama, cinta tanah air dan bangsa. Salam hormat dari saya untuk Bang Yos dari Kopasus untuk percikan semangat dan kolaborasi yang indah!
Pendidikan Dasar Pecinta Alam Untuk Samagata, Samahita, Samala! (iden wildensyah)
Cerita tentang pendidikan dasar bisa dilihat juga disini
Share:

Senin, Desember 05, 2016

Pentingnya Mengajarkan Lagu Kebangsaan Di Sekolah

Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!Sukarno, dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi

Lagu-lagu kebangsaan Indonesia menggambarkan semangat, kegigihan, kecintaan, persatuan dan kesatuan, serta kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman yang selalu dinyanyikan pada saat perayaan hari-hari penting nasional. Lagu Indonesia Raya rutinnya dinyanyikan pada saat upacara bendera. Saya masih ingat saat sekolah, setiap senin adalah upacara bendera. Upacara bendera kata guru saya selain menanamkan kecintaan pada negara Indonesia tetapi juga menanamkan kedisiplinan.
Menumbuhkan semangat kebangsaan lewat lagu kebangsaan 
Kecintaan kepada negara Indonesia karena pada saat upacara bendera selain menyanyikan lagu kebangsaan, juga ikut merenungkan bangsa Indonesia secara umum. Kemudian mendoakan para pahlawan yang sudah gugur pada saat mengheningkan cipta, dan bersemangat dengan bangsa Indonesia saat menyanyikan lagu kebangsaan. Semangat dan harapan ini terus dipupuk dalam diri siswa-siswa yang sedang mengikuti upacara bendera. Mereka benar-benar menyanyikan dengan semangat, lantang, dan kompak. Sementara pengibar bendera mengerek bendera sampai ke ujung tiang yang ada di tengah-tengah lapangan upacara bendera.

Pada saat mengerek bendera sampai ke ujung, ada yang ditunggu-tunggu sebagai bahan candaan. Maklum masih remaja, ketika ada hal menarik untuk ditertawakan langsung menarik perhatian. Saat yang ditunggu tersebut adalah kesesuaian antara akhir lagu kebangsaan dengan sampainya bendera di ujung tiang bendera. Jika terjadi kesesuaian maka bahan candaan hilang dan upacara lancar, sementara jika tidak terdapat kesesuaian maka spontan beberapa orang akan tersenyum bahkan mungkin tertawa. Walau tidak terbahak-bahak tapi peristiwa lucu saat upacara bisa menjadi perbincangan ketika waktu istirahat tiba. Kelucuan-kelucuan yang menarik dikenang sekarang. Bukan karena menertawakan lagu kebangsaan atau upacara benderanya, lebih karena merasa lucu atas tingkah polah remaja.

Semangat Kebangsaan

Lagu kebangsaan yang membuat bersemangat lainnya adalah Hari Merdeka. Kalau menyanyikan lagu ini, rasanya semangat benar-benar berkobar sangat besar. Tambah membesar ketika dinyanyikan serentak dalam jumlah orang yang menyanyikannya banyak. Lagu kebangsaan ini dinyanyikan biasanya pada saat upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. Perhatikan liriknya “Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat dikandung badan!”. Bergetar semangat ini saat lirik tersebut. Inilah saat yang menarik dan bersemangat ketika upacara bendera.

Sementara lagu syahdu yang harus khidmat pada saat lagu kebangsaan yang dinyanyikannya ketika mengheningkan cipta. Ketika menyanyikan lagu ini, rasanya merinding, apalagi pemimpin upacara meminta untuk mendoakan arwah para pahlawan yang sudah gugur. Mendengar kata ‘arwah’ saja rasanya sudah merinding, apalagi ditambah dengan lagu mengheningkan cipta yang syahdu dan senyap. Yah... pada saat dinyanyikan lagu ini, suasana terasa senyap dan hening. Bayangan menjelajah ke para pahlawan yang sudah gugur pada saat berjuang merebut kemerdekaan dan juga berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Di tengah-tengah suasana senyap, sunyi, dan khidmat ini, terselip juga rasa patriotisme yang tinggi. Ada semacam kebanggaan yang muncul saat ketika upacara. Saat-saat mengheningkan cipta adalah saat merenungkan dan bersyukur atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan bangsa asing. Merenungkan dan mengheningkan diri untuk merasakan lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk kebaikan di masa yang akan datang. Pada saat itu pula, ada semacam tuntutan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Patriotisme memang tidak hadir dari slogan-slogan, dia hadir dari perenungan dan tindakan semua bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Patriotisme

Patriotisme yang muncul dari upacara bendera tentu sangat berbeda dengan patriotisme yang muncul dari teori-teori yang diajarkan di dalam kelas. Teori-teori yang ada dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa, dan Pendidikan Kewarganegaraan, hanyalah sebagian kecil usaha yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tetapi patriotisme yang hadir dari perenungan yang mendalam saat upacara berbeda, rasanya lebih baik dibandingkan dengan teori-teori saja. Terpenting juga, lagu kebangsaan bisa menumbuhkan kebanggaan dan patriotisme bagi yang menghayatinya.

Setiap lagu kebangsaan memberikan rasa yang berbeda untuk siapa saja yang menyanyikan dengan penghayatan tinggi. Salah satu contoh lainnya adalah lagu kebangsaan berjudul Ibu Kita Kartini. Saat menyanyikan lagu ini, ada rasa yang sangat berbeda dengan lagu kebangsaan lainnya seperti Hari Merdeka dan Indonesia Raya. Dalam lagu Ibu Kita Kartini, ada semacam cita rasa wanita yang kuat dan tegar. Perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia sangat fenomenal. Lagu Ibu Kita Kartini adalah sebentuk apresiasi atas jasa pahlawan perempuan yang berani menegakkan emansipasi wanita.

Sementara pada saat menyanyikan lagu syukur, ada segenap rasa syukur yang dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kadang ini menjadi saat-saat yang mengharukan, apalagi misalnya dinyanyikan setelah mengikuti pendidikan dasar pecinta alam. Pada saat pelantikan menjadi anggota baru, menyanyikan lagu syukur dengan senandung saja membuat suasana sangat haru bercampur baur dengan kesenangan karena sudah berhasil melewati tahapan berat di Pendidikan Dasar.

Lagu kebangsaan lainnya yang menarik dan memberikan semangat adalah Halo-Halo Bandung. Walaupun hanya berada di Bandung tetapi kekuatan lagu ini sangatlah besar. Halo Halo Bandung adalah lagu penyemangat yang membara dan membakar semangat untuk bergerak maju. Dalam lirik lagu Halo Halo Bandung terkandung semangat besar “mari bung rebut kembali”. Ada semacam pesan untuk berjuang tanpa lelah dalam mengambil kembali Bandung yang sudah dibakar.

Share:

Postingan Populer