Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, April 07, 2014

Vermak Jeans

Bukanlah sesuatu sulit saya lakukan sekarang. Hanya memotong kemudian jahit kembali dengan warna benang yang sama. Ukurannya tinggal sesuaikan dengan kebutuhan. Itu teorinya, saya katakan sangat mudah. Kenyataannya kalau menemukan klien yang menuntut kesempuraan, beda ceritanya. Tapi saya tak pernah membeda-bedakan setiap orang yang membutuhkan jasa saya. Istilahnya saya tidak mau menolak rejeki. Saya Maman, sangat menyukai sepakbola sejak dahulu. Bahkan beberapa teman saya menganggap saya sebagai 'jurig bola'. Salah satu tim yang saya sukai adalah Persib Bandung. Maklum saya tinggal dari daerah asal yang banyak menjadi pemain Persib.

Sejak kecil saya mengidolakan pemain Persib. Dulu hanya mendengar lewat radio, tapi sekarang saya bisa melihat langsung ke lapangan kalau Persib Bandung main. Kesenangan saya pada Persib Bandung ini saya tunjukan lewat baju yang sering saya pakai. Saya selalu memakai kaos Persib saat menjalani keseharian di tempat saya bekerja sebagai tukang vermak jeans.

Saya tinggal tidak jauh dari toko tempat saya mangkal. Bersama anak istri, saya mengontrak satu rumah kecil. Istri saya bekerja juga di rumah. Ia mencuci baju kotor tetangga yang tidak sempat mencucinya. Buruh mencuci lumayan untuk menambah hidup kami berempat. Kadang ia juga menerima order untuk memasak di katering bu Haji.

Setiap hari saya berada di depan toko, menunggu order memotong celana jeans yang kepanjangan atau mengecilkan dari ukuran yang ada. Setiap hari selalu ada pesanan. Itulah mengapa saya bertahan di tempat ini. Saya percaya Tuhan Maha Baik. Rejeki mah di atur sama yang Kuasa. Jadi gak akan saya lewatkan setiap hari dengan doa dan harapan sebelum menuju tempat saya bekerja atau saat bekerja juga. Saya bersyukur setiap hari. Selalu ada yang datang ke tempat saya.

Saya tak mau mengeluh, itulah kenapa saya begitu bersemangat setiap hari membicarakan Persib Bandung agar suasana hati terus riang gembira. Kalau hati riang gembira, pelanggan juga datang dengan sendirinya. Nah, sama halnya dengan saya yang sering riang gembira, seorang teman bernama Marjuki, ia berjualan sate. Ia dikenal sebagai tukang sate sejak awal datang ke kota ini. Maklum ia berasal dari Madura. Ia jualan sate Madura.

Jeans dan sepatu
Share:

Tahu Gejrot Cirebon

Cirebon terkenal dengan sebutan kota wali songo, udang dan tahu gejrot. Batiknya trusmi sesuai nama tempat produksinya. Wilayah paling timur Jawa Barat dengan bahasa cerbon yang berbeda dari bahasa Jawa atau Sunda. Itulah sekilas saya jelaskan tentang Kota Cirebon. Saya berasal dari Cirebon dan sekarang menjalani keseharian sebagai penjual tahu gejrot yang biasa jualan keliling lalu mangkal di depan sebuah pertokoan elektronik. Nama saya, Narno. Mas Narno, demikian teman-teman saya menyebut nama saya dengan tambahan mas. Mas bisa berarti Aa kalau di wilayah Jawa Barat. Mas juga bentuk penghargaan untuk mereka yang usianya lebih tua dari kita.

Tahu Gejrot Cirebon
Tahu gejrot, sebuah makanan khas Cirebon yang sekarang banyak digemari. Tahu dan bumbunya khusus didatangkan dari Cirebon. Beda rasanya dengan tahu yang ada di Bandung, Sumedang, dan Cibuntu yang juga sama-sama produksi tahu. Tahu dari Cirebon sengaja didatangkan untuk kepuasan pembeli. Seperti tak lengkap jika bumbu tahu gejrot tetapi tahunya bukan dari Cirebon.

Dengan rasa yang gurih, asin, dan pedas, tahu gejrot kini banyak yang mencarinya. Tak heran jika pengusaha dari Cirebon banyak berdatangan ke kota ini untuk mencari peruntungan berjualan tahu gejrot. Lihat saja di Jalan Asia Afrika, dekat Gedung Merdeka, para penjual tahu gejrot berjejer di pinggir jalan menunggu pembeli.

Ada dua rombongan penjual tahu gejrot di kota ini. Keduanya dikoordinir oleh pengusaha yang memasok bahan baku utama langsung dari Cirebon. Mereka sama teman-teman saya juga. Kalau bertemu di jalan, kami bertegur sapa dengan bahasa cerbon.

Sudah lama saya mengisi keseharian sebagai penjual tahu gejrot ini. Buat saya, tak masalah semakin banyak penjual tahu gejrot di kota ini. Tuhan Maha Pemberi rejeki, tak akan tertukar rejeki saya dengan teman saya. Adakalanya sehari habis semua, tetapi adakalanya bersisa banyak.

Saya senang menjalani keseharian ini. Melihat pembeli yang puas dengan tahu gejrot saya, rasanya senang sekali. Apalagi kalau bertemu pembeli yang juga sama-sama dari Cirebon, terasa seperti pulang kampung. Saya berikan bonus mengobrol ke sana ke mari untuk menghangatkan suasana.

Pembeli saya beragam, dari mulai mahasiswa, guru, dosen, pejalan kaki, tukang gali, bahkan sesama penjual yang juga mangkal berdekatan dengan saya. Di tempat mangkal, saya mengenal Doni. Tukang parkir yang bertato di tangannya, tetapi hatinya baik. Ia senang membeli tahu gejrot. Kalau saya berhalangan hadir, ia selalu menanyakan keberadaan saya. Ia peduli dengan teman-temannya.
Share:

Parkir Nyaman

Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa saya harus berada di tempat ini. Pelataran toko yang menjual alat musik. Dulu saya bercita-cita menjadi pemain sepakbola. Waktu kecil di kampung, saya bermain sangat lincah bahkan beberapa guru SD menjuluki saya si Maradona.

Pergi ke kota awalnya diajak teman berjualan. Tapi karena tidak punya bakat menjual, rasanya jualan saya tak laku-laku. Lalu menjadi kuli bangunan, rasanya cape. Perkenalan dengan remaja-remaja kota yang sering nongkrong membawa saya ke tempat ini.

Mulailah saya mengikuti gaya mereka. Bergerombol mengikuti acara musik dari satu tempat ke tempat lain. Gaya-gaya berpakaian saya tiru sedemikian rupa. Termasuk tato, ya, tato. Saya punya tato di beberapa bagian tubuh. Tanganlah yang paling banyak. Saya menyukainya karena senang berada dalam lingkungan yang bertato juga. Dulu tak pernah punya bayangan akan memiliki tato. Bahkan kalau saya balik ke kampung, tato ini membuat beberapa teman lama saya jadi bergidik. Saya dianggap menjadi manusia bebas alias preman. Bukan, saya bukan preman sekarang. Saya menjalani keseharian sebagai tukang parkir.

Sampai memilih dan menyenangi berada di tempat ini, panjang ceritanya. Sekarang saya sudah menikah dan memiliki satu anak laki-laki. Untuk
Membiayai kontrakan rumah dan menghidupi keluarga, saya harus bekerja. Sayangnya pekerjaan yang saya idamkan tidak mungkin saya dapatkan. Jadilah saya nikmati keseharian di sini.

Setiap hari setelah mengantar anak sekolah, saya menuju pelataran toko ini untuk mengatur parkir. Tempat parkirnya tidak begitu luas tapi cukup menampung 10 mobil. Jika satu mobil Rp 2.000,-  berarti saya mendapat Rp 20.000,- dalam satu sampai dua jam. Sisanya yang lima menitan. Sehari saya bisa membawa ke rumah bersih Rp 100.000 -  250.000,- bahkan bisa lebih kalau sudah banyak yang parkir. Terutama pada akhir minggu saat banyak pengunjung.

Saya mengatur sedemikian rupa agar mobil biasa parkir dengan teratur dan rapi. Menjadi kepuasan tersendiri jika banyak mobil yang parkir dengan rapi dan tanpa keluhan sedikitpun baik dari pengendara maupun dari pedagang yang ada di sana. Oh iya, mereka sudah saya anggap teman-teman sendiri. Gak pernah ada yang mengganggu mereka. Kalau ada, saya hadapi saja. Kasihan kalau tidak ada yang membela. Apalagi pedagang di sini sudah tua-tua.

Di pelataran toko musik sebelah toko baju, ada seorang penjahit. Lebih tepatnya dia menerima jasa vermak jeans. Menunggu dari dalam pembeli yang ukuran celana jeansnya kepanjangan. Ia bantu agar sesuai dengan keinginan pembeli. Namanya Kang Maman. Seusia saya dan selalu jadi teman mengobrol yang menyenangkan. Ia suka bola, kalau sudah bicara team kesayangannya, ia bisa berbusa-busa.
Share:

Rabu, Maret 26, 2014

Tukang Sayur

Nama saya Didi, orang menyebut saya mang Didi. Sapaan mang bagi orang Sunda adalah bentuk akrab, biasanya lebih tua dari panggilan Aa. Misalnya A Didi, saya lebih suka dipanggil mang Didi saja walaupun usia saya belum terlalu tua untuk ukuran emang-emang. Tak apa, yang penting panggilan itu mengakrabkan saya dengan orang lain.

Sayuran Sehat
Setiap pagi saya bergegas menuju pasar di dekat rumah. Pagi sebelum subuh sudah menunggu sayuran datang dibongkar dari mobil bak terbuka yang datang dari daerah Lembang atau Pangalengan. Sayuran segar yang akan saya jajakan setiap harinya. Dengan modal seperti biasa, saya merencanakan semuanya dengan matang. Bersyukur jika sayuran yang saya inginkan tersedia, saya bisa menjajakan sesuai rencana. Jikapun tidak ada, paling saya coba alihkan untuk membeli sayuran jenis lainnya yang tersedia. Oh iya, kadang saya mengingat pesanan ibu-ibu langganan yang memesan sayuran yang sebelumnya tidak ada.

Sehabis sholat subuh, saya menyiapkan segala kebutuhan untuk dagang hari ini. Roda yang biasa saya gunakan ditata sedemikian rupa agar terlihat menarik perhatian pembeli. Sayuran yang lebih segar disimpan di samping kiri, di tengah saya simpan ikan, daging, dan sayuran yang berat dan tak mungkin di simpan di tiang. Sayuran seperti kol, kentang, wortel, tomat, dan labu, pasti akan saya simpan di tengah gerobak.

Timbangan, saya simpan di dekat pegangan untuk mendorong agar saya bisa mengontrol jika sesekali terlepas atau butuh menimbang dengan cepat. Tatakan untuk memotong daging dan ikan, saya simpan di bawah roda. Saya sediakan tempatnya khusus berdekatan dengan ember yang membawa air.

Pagi hari, tepat jam 6 saya berkeliling komplek. Melewati gang-gang yang juga tempat langganan saya. Di belokan gang sebelum memasuki komplek perumahan, saya menunggu pembeli. Biasanya ibu-ibu sudah menunggu di sana. Kalau belum terlihat, saya akan teriak, "sayuuuuuuurrr!" Teriakan khas yang sengaja saya buat agar menarik perhatian pembeli. Syukur-syukur dapat langgangan baru. Lumayan bisa menambah penghasilan hari ini.

Sangat menarik! saya senang melayani mereka semua. Ada kesenangan ketika saya mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan mereka. Tawar menawar itu sebuah hal biasa. Saya tak bisa menolak itu. Saya hanya menyiasati untuk menaikan harga sedikit untuk mengambil untung, istilahnya ongkos belanja ke pasar. Ongkos cape menawar di pasar. Kalaupun menawar, saya tidak mengurangi dari modal yang saya keluarkan. Jikapun pas-pasan antara modal dengan harga jual, saya terima saja. Mudah-mudahan sayuran yang dimakan keluarganya menjadi kebaikan buat saya. Saya menikmati keseharian menjual sayuran, lauk pauk, dan daging ini.

Selain saya, ada teman saya juga yang menggunakan jalur ini. Bedanya ia menggunakan sepeda. Namanya mang Yana.
Share:

Selasa, Februari 25, 2014

Live Twit Anies Baswedan di Celah Celah Langit Bandung

1. Siap live twitt nih buat di CCL Bandung bersama untuk Indonesia kreatif!
2. Dan sudah ada di antara para pengunjung CCL Bandung. siap untuk malam ini
3. Nih berada di antara kita menyaksikan pencak silat
4.  mendengar sambutan tuan rumah Kang Iman Soleh.
5. Jangan pisahkan ruang kebudayaan dengan senimannya! Ini penting kata Kang Iman Soleh saat
6. Hadir bareng : Malam ini mas mllkn silaturahmi budaya di CCL, Ledeng Jl Setiabudi :)
7. sedang menyimak performance Siska dengan alunan kecapi yang memukau
8. Mas Imam Suryantoko sedang memandu acara bareng di CCL Bandung
9.  menyimak puisi Peri Sandi yg tampil semangat tentang Sengkon Karta.
10. Pak sudah di depan! Siap menyimak bersama
12.  sudah mulai! Dititipi pupuk, pertanian, & kebudayan oleh Kang Iman Soleh.
13. Ledeng bukanlah daerah yang asing bagi dulu sering ke IKIP bdg krn ibunya beliau kuliah di IKIP
14. Ini gerakan kebudayaan bukan program kebudayaan. Kebudayaan dilakukan di tempat seniman itu berada
15. Anak muda itu bicara masa depan bukan masa lalu
16. Orang baik bertumbangan karena tidak cukup menghadapi kekuatan uang. Mari ! Jangan mendiamkan!
17. Doa saja tak cukup, kita harus berusaha, kita harus untuk Indonesia
Share:

Jumat, Februari 07, 2014

Pemimpin Yang Menginspirasi

Saat gegap gempita Barack Obama di Amerika Serikat menjelang pemilihan umumnya, saya termasuk orang yang mengagumi sosok tersebut. Kagum bukan semata-mata karena berhasilnya media membuat Barack Obama menjadi terlihat kinclong tetapi lebih dari itu, saya kagum karena inspirasinya. Barack Obama seperti menampilkan sisi-sisi pemimpin alternatif pada saat itu. Lewat orasi serta tulisan-tulisannya yang menginspirasi rakyat Amerika Serikat untuk bergerak bersama-sama. “Yes We Can!” menjadi trade mark yang sangat kental dengan kebersamaanya. “Yes We Can”  yang bukan “Yes You Can“. Ia hendak membawa masyarakat untuk bersama-sama menjadi bagian dari perubahan.

Anies Baswedan (www.aniesbaswedan.com)
Saya kemudian membayangkan ada sosok seperti itu di Indonesia. Seorang yang membawa obor pencerahan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, kreatif, dan berdaya. Lama saya menanti sambil terus berusaha melakukan hal-hal kecil lewat diskusi-diskusi serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang terus dilakukan. Sampai akhirnya, seorang Anies Baswedan muncul kepermukaan. Saya mengenal Anies Baswedan bukan hanya dari Indonesia Mengajar, salah satu program kebangsaannya yang mampu menggerakan ribuan anak muda untuk bergerak. Jauh sebelumnya dari beberapa artikel serta tulisan tentang Anies Baswedan yang sudah saya baca. Anies Baswedan adalah pemimpin masa depan Indonesia yang mampu menginspirasi masyarakat untuk bergerak bersama-sama.

Inspirasi Pendidikan

Dalam salah satu diskusi yang saya ikuti, Anies Baswedan pernah menyampaikan dasar pemikiran Indonesia Mengajar. “Indonesia Mengajar adalah sebentuk usaha kita, generasi sekarang untuk menuntaskan janji kemerdekaan” demikian kata Anies Baswedan. Janji kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini yang penting diketahui semua masyarakat. Jika kita sudah mendapatkan banyak dari negara ini, maka saatnya kita bergerak bersama-sama untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Pendidikan adalah salah kunci memenuhi janji kemerdekaan tersebut. Pendidikan manusia yang mampu menjadi manusia yang berdaya, bukan lagi manusia yang terjajah. Saat Indonesia merdeka, Belanda meninggalkan rakyat Indonesia yang buta huruf hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia yang bisa membaca pada saat itu. Kenyataan ini masih berlangsung sampai sekarang. Artinya, masih banyak hal yang belum merasakan kemerdekaan jika sebagian rakyat belum bisa membaca. Anies Baswedan mengetuk semua anak muda untuk bergerak. “Mendidik adalah tugas orang terdidik!” kata Anie Baswedan.  Sebuah kalimat yang sangat menggetarkan saat mendengarnya. Tak terbayangkan selama ini, jika kepedulian akan pendidikan masih mengandalkan orang lain, bukan pribadi-pribadi yang terdidik. Semangat inilah yang membuat kaum terdidik rela meninggalkan banyak profesinya untuk menjadi bagian dari pendidikan manusia Indonesia yang lebih baik.

Pendidikan adalah kunci memberdayakan manusia Indonesia. Ketika kunci ini mampu dimaksimalkan dengan baik, maka sumber daya manusia Indonesia akan mampu mandiri. Manusia Indonesia akan mampu berdiri di kaki sendiri. Menjadi tuan atas tanah sendiri. Manusia Indonesia yang beragam dengan potensi daerah yang berbeda serta jarak yang jauh dari pusat kota, tidak menyurutkan tangan-tangan Anies Baswedan untuk menjangkaunya. Tangan Anies Baswedan melalui Pengajar Muda mampu meraih dan menyebarkan inspirasi-inspirasi kebangsaan yang sangat luas. Tidak hanya berkutat di Jakarta yang kemudian akan membuat iri daerah lain. Jangkauan yang luas ini, membuat Anies Baswedan mampu dikenal secara luas di Indonesia.

Begitu pentingnya sebuah pendidikan untuk membangun sumber daya manusia sudah banyak disampaikan contoh-contohnya. Jepang sebagai negara kecil, New Zealand, dan masih banyak lagi, menaruh harapan kemajuan negaranya lewat pendidikan. Jika ini sudah berhasil dilakukan di Indonesia secara merata, saya yakin seperti halnya keyakinan Anies Baswedan, rakyat Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya. Menjadi masyarakat yang adil dan makmur, menjadi bangsa yang kreatif, menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya. Dan janji kemerdekaan, secara perlahan bisa dilunasi dengan baik oleh generasi sekarang.

Inspirasi Pemimpin

Kekuatan ide dan inspirasi mampu mengalahkan uang dan publikasi konvensional. Saya yakin itu dengan sepenuh hati. Seorang Anies Baswedan memberikan banyak inspirasi untuk bergerak. Saat ini, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan. Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi untuk bergerak bersama-sama memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada bangsa ini. Bukan seorang manusia super power yang bisa menyelesaikan masalah dari sekian banyaknya masalah di Indonesia.

Seperti yang sering disampaikan Anies Baswedan, “Kesalahan sekarang adalah menganggap masalah yang terjadi bukan sebagai masalah dirinya. Masalah bangsa Indonesia dianggap sebagai masalah orang lain”. Hal yang sangat mendasar dalam kehidupan bangsa ini adalah rasa memiliki. Ketika masalah dianggap sebagai masalah orang lain, maka kepedulian kita akan berkurang. Tetapi saat masalah dianggap sebagai masalah sendiri, maka sekuat tenaga kita akan bergerak menyelesaikannya. Bayangkan jika seorang pemimpin harus menyelesaikan semua masalah bangsa ini, siapapun tak ada yang akan sanggup menyelesaikannya sendirian. “Turun tangan, bukan urun angan” kata Anies Baswedan dalam setiap diskusinya. Kata yang tepat untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar turut ambil bagian dalam setiap masalah dan menjadi pribadi-pribadi yang mampu menjadi inspirator kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemimpin yang menginspirasi adalah pemimpin yang menggerakan untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi atas masalah bangsa ini. Seperti halnya Barack Obama yang hadir dengan ide-ide segar kebangsaan, saya melihat inspirasi kebangsaan ini juga hadir lewat sosok Anies Baswedan. Tidak salah jika saya katakan bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang menginspirasi perubahan seperti Anies Baswedan. Inilah saatnya kita semua menjadi bagian dari perubahan. Soekarno dan Hatta dua orang proklamator sudah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak bersama-sama mengisi kemerdekaan. Kini saatnya semua turun tangan untuk mengambil bagian dari melunasi janji kemerdekaan Indonesia.
Share:

Rabu, November 20, 2013

Menempuh Badai Sudah Biasa

Hari kemarin (Rabu, 20 November 2013), dua orang anggota Tim Garis Depan Nusantara yaitu @denisambas dan @yudipentilbarkah, berbagi inspirasi di sekolah. Ia bercerita tentang laut nusantara yang luas. Tentang nenek moyang seorang pelaut. Nah karena nenek moyang seorang pelaut, maka selayaknya kita sebagai pewarisnya tidak melupakan laut.

Laut adalah penghubung antar pulau. Laut adalah pemersatu nusantara. Salah jika kita menyebut sebagai pemisah antara satu pulau dengan pulau lainnya. Adanya laut yang membuat Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam. Laut menjadi bagian utuh yang menyatukan Indonesia.

Tanah Air Indonesia. Ini juga yang penting kita ketahui. Tanah air adalah sebutan untuk nusantara. Jika di banyak negara menyebutnya sebagai motherland atau juga fatherland. Tanah air adalah kesatuan antara tanah dan air. Air dalam bentuk kelautan di Indonesia, jumlahnya lebih banyak daripada daratan. Sekitar 70 % wilayah Indonesia adalah laut. Sisanya adalah daratan. Itu berarti lautan sangat penting untuk dijaga.

Indonesia dijaga oleh 92 pulau terluar perbatasan dengan 10 negara tetangga. Karena luas, Indonesia harus melakukan kerjasama dengan perbatasan 10 negara tetangga. Beberapa pulau mengalami gangguan dari 10 negara tetangga. (12 pulau terluar rawan konflik) 

Begitu pentingnya sebuah laut, Napoleon Bonaparte yang pernah terkenal menguasai dunia bilang "siapa yang menguasai perdagangan, ia akan menguasai lautan. Siapa yang menguasai lautan, ia akan menguasai dunia. Jadi mari kita jaga laut kita agar tanah air Indonesia makin jaya di dunia. Di laut kita jaya!
Apresiasi yang besar untuk semua tim Ekspedisi Pulau Terluar Indonesia, Garis Depan Nusantara, pihak-pihak yang sudah membuat sejarah bagi bangsa Indonesia. Semoga menginspirasi!

Share:

Hari Berterima Kasih

Cuaca masih belum jelas antara hujan atau tidak hujan. Dua hari yang lalu, hujan lebat menempa Kota Bandung dan kota-kota lainnya di Indonesia. Hujan lebat ini malah berasa tambah berat dengan hadirnya angin. Jadilah kemudian dinamakan hujan angin. 

Tetapi, sudah dua hari ini cuaca sangat bersahabat. Pagi yang hangat, siang yang cerah, dan sore yang kembali menghangat. Berbeda dengan siang, malam udara yang berhembus terasa menjadi sangat dingin. 

Pagi, siang, dan sore, matahari bersinar dengan terang. Membawakan kehangatan tetapi juga kekhawatiran akan datang hujan angin lagi di sore hari. Bersyukur, kehangatan matahari terus berlangsung sampai sore hari. 

Tak biasa memang, November adalah bulan hujan. Saat di mana rasa kerinduan akan hujan yang telah lewat muncul saat hujan turun. November yang cerah ini patut kita rasakan dan syukuri kebaikannya. Tuhan selalu menyisipkan banyak pelajaran untuk direnungkan. Makanya tidak salah jika kita berterima kasih atas November ini. Seiring thankgiving yang hadir di bulan ini juga.

Terima kasih. Sebuah kata penuh makna tentang "kuterima kasihmu dan kuharap bisa membalas kasihmu seperti yang telah engkau berikan kepadaku". Mari berterima kasih!
Terima kasih semesta, selalu ada kebaikan dalam setiap hal yang terjadi. Tuhan selalu bersama orang-orang berani! Berani bersyukur atas semua karunia Tuhan.
Dalam peralihan cuaca, hujan atau tidak hujan selalu ada yang menarik. Lembayung sore salah satunya. Menikmati dua sore yang indah, seperti menikmati keindahan semesta setelah beberapa hari tertutup awan hujan.
Share:

Senin, Oktober 28, 2013

28 Oktober, Mari Berkarya!

Hari ini tanggal 28 Oktober adalah tonggak awal kemerdekaan Indonesia saat pemuda Indonesia berkumpul untuk menyatakan kesatuan dan persatuan. Bersatu dalam satu tekad keindonesiaan. Bukan lagi suku-suku, daerah-daerah, bahasa-bahasa yang berbeda tetapi semuanya menjadi bagian dari Indonesia.

Tonggak awal untuk mempersatukan bangsa Indonesia ini patut diapresiasi karena terbayang susahnya membangun koordinasi antar daerah pada masa itu. Jangan dibayangkan sekarang yang tinggal ketik nomor tujuan dan detik itu pula kita bisa berkomunikasi dengan orang di seberang pulau atau bahkan di luar negeri.

Hari ini kita maknai perjuangan besar para pemersatu Indonesia ini dengan berbagai kreativitas untuk bangsa Indonesia yang beragam dengan tetap bersatu. Selamat Hari Sumpah Pemuda! Mari berkarya!




Share:

Sabtu, September 07, 2013

Pagi di Kawah Kamojang

Merasakan udara segar di pegunungan itu terasa berbeda. Walaupun harus sedikit berjuang agar tidak menggigil. Kopi dan teh hangat cukup untuk membuat badan terasa hangat.
Kamojang adalah salah satu kawah di Bandung. Dengan akses jalan bisa melewati dua alternatif yaitu Majalaya dan dari arah Garut. Dengan kondisi jalan yang menikung dan menanjak curam, pastikan kendaraan anda fit sebelum melalui jalur-jalur terjal menuju Kawah Kamojang.
Di Kawah Kamojang terdapat beberapa titik-titik kawah yang bisa di lihat, salah satunya adalah kawah kereta api. Dinamakan demikian karena suaranya nyaris terdengar sejak pos pemberhentian.
Sebelum memasuki kawasan kawah, anda bisa melihat juga kolam-kolam belerang yang bergolak di pinggir jalan.
Matahari Pagi Kamojang
Jalan Segar (foto dok Iden Wildensyah)

Share:

Senin, Mei 20, 2013

Table Puppet

Salah satu kegiatan yang menarik di Waldorf Study Group, yang selalu saya sukai adalah crafting. Bukan hanya itu, kegiatan bernyanyi, berdiskusi juga tidak kalah menarik. Sebagai pendidik, kegiatan diskusi yang berisi banyak kisah dan pemikiran Rudolf Steiner melalui Waldorf School-nya sangat membantu saya dalam mengenal banyak hal-hal yang mendasar dalam mendidik anak. Seorang guru dituntut secara sadar untuk terus melakukan penggalian ide-ide tentang metode mengajar yang baik untuk anak didiknya.
Di studi group ini, saya belajar banyak terutama mengenal perkembangan anak dari banyak sisi filosofis yang tidak didapatkan di tempat lain. Mengenal anak adalah mengenal manusia. Belajar anak harus belajar tentang manusia, pertumbuhan manusia, perkembangan manusia, dan masih banyak hal lain yang menarik selama diskusi tentang pemikiran Rudolf Steiner ini.
Memahami anak (juga manusia) dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya mengenal secara utuh sebuah kisah dalam fairy tale yang dihimpun oleh Grimm's Brother, lalu melalui karya (crafting). 
Bukan sekedar berkarya, tetapi ada sisi-sisi filosofis di dalamnya. Demikianlah yang terus saya gali dalam setiap saat saya berdiskusi dan berkarya. Nah, salah satu karya yang 'membanggakan' saya adalah table puppet. Selain yang lainnya juga yang tidak kalah 'membanggakan' seperti membuat boneka rajutan, merajut, crocet ( saya lupa menuliskannya), tanah liat, dan masih banyak lagi.
Sabtu yang lalu, saya dan teman-teman membuat 'table puppet'. Rasanya sangat menyenangkan, benar-benar menyenangkan. Prosesnya begitu unik dan filosofis. 
Nah, inilah table puppet saya di antara teman-temannya. Saya membuat table puppet dengan tokoh prince. Belum utuh sih, jadi tunggu selanjutnya setelah 'prince' lahir dengan jubah dan baju kebesarannya, yah!
Share:

Postingan Populer