Ruang Sederhana Berbagi

Jumat, Maret 14, 2014

Rindu

Bagaimana Tuhan menciptakan rindu? Pertama-tama ia membuat dua orang manusia berlainan jenis untuk bertemu pada satu masa yang sama. Saling jatuh hati dan membuat hari mereka berbunga-bunga penuh suka cita. Hanya keindahan yang mereka alami. Keindahan satu bertemu keindahan lainnya.

Lalu secara perlahan Tuhan akan pisahkan mereka dengan cara yang halus. Sebuah perpisahan yang tidak dikehendaki keduanya. Mereka harus merelakan kehilangan kesempatan yang tidak akan sama lagi. Mereka diberi kesempatan untuk belajar berdiri sendiri, tak tergantung satu sama lain.

Mejaku pagi ini :)
Perpisahan itu kemudian terjadi. Keduanya tak mampu membendung kehendak semesta yang ingin mereka berpisah. Merelakan satu sama lain untuk menjalani kehidupan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Merelakan semua menjadi kenangan indah tertanam dalam diri mereka. Berkembang menjadi sebuah hal yang menyakitkan untuk diingat tetapi sekaligus menyenangkan untuk bertemu kembali.

Lama berpisah kemudian pada satu kesempatan, dengan kenangan yang terus tumbuh serta harapan yang terus dibangun, Tuhan berikan waktu untuk mengaitkan ingatan pada hal yang sama. Mereka bisa mengingat satu sama lain sebelum tidur. Berharap membawanya ke alam mimpi kemudian bertemu dalam mimpi yang indah. Walau sekedar mimpi, tetapi itu cukup untuk melepaskan kerinduan mereka.

Tibalah saat dimana ingatan, kenangan, mimpi, dan harapan menggumpal menjadi sebuah energi untuk bertemu. Mereka bertemu lagi karena Tuhan berbaik hati masih memberi mereka kesempatan. Tapi, semua berubah. Kerinduan akan kenangan masa lalu sudah berbeda di masa kini.

Ia tetap mengingat semua hal yang terjadi, keindahan masa lalu saat mereka pertama kali bertemu. Getaran yang menghantarkan keduanya mampu bertemu mengatasi rintangan. Kerinduan kini menjadi sebuah kenyataan. Tapi, benarkah ini rasa rindu yang selama ini ia rasakan atau Tuhan sedang menguji kesabarannya. Mungkin, demikianlah Tuhan menciptakan rindu.

Share:

Kamis, Maret 13, 2014

Respect

Selepas istirahat, anak-anak bermain sepakbola. Biasanya saya berikan waktu khusus sekita 15-30 menit untuk bermain sepakbola setelah mengerjakan LKS atau berkarya sebelumnya.
Minggu yang lalu saya ajarkan bentuk perkalian melalui permainan sepakbola. Menyilang dan melompat. Hampir seperti bentuk hitung loncat tetapi menggunakan bola yang dioper ke masing-masing temannya.
Respect (www.oncoursesystems.com)
Hari ini, kejadian menarik dan selalu berulang dari minggu-minggu sebelumnya adalah sikap ingin menang dan merasa tidak puas kalau kalah. Lalu saya ajak mereka diskusi langsung di lapangan (pendopo). Bahasan diskusinya adalah respek atau respect. Respect adalah sikap menghormati.
Melalui cerita tentang sepakbola, saya bercerita tentang pentingnya membangun respek terhadap Tuhan. teman, lawan, pelatih, wasit, dan penonton.
Respek kepada teman berarti kita harus menghormati teman kita dalam satu tim. Tidak boleh marah-marah kepada teman saat ia salah mengoper bola, salah menendang bola, dll. Kita harus menghormati teman kita sendiri karena mereka adalah satu tim yang sama-sama ingin menyukseskan permainan. Adanya teman kita yang membuat kita bisa bermain. "Bayangkan jika kamu bermain tanpa temanmu dan melawan tim lain yang lebih banyak temannya!"
Respek terhadap lawan berarti kita harus menghormati kehadiran mereka di lapangan. Adanya mereka membuat kita bisa bermain. Adanya mereka juga membuat kita harus berlatih sungguh-sungguh dan bermain dengan asyik. "Bayangkan kamu bermain tanpa lawan!"
Respek terhadap pelatih berarti kita harus menuruti instruksi orang yang sudah berpengalaman dalam mengatur permainan dan orang yang bermain. Tidak perlu marah-marah kepada pelatih saat ia menunjuk kita dalam posisi yang sebenarnya kita tidak sukai. Pelatih tahu potensi kita dan kita harus hormati keputusannya.
Respek terhadap wasit berarti kita menghormati kehadiran pengadil di tengah lapangan. Adanya wasit juga yang membuat kita bisa bermain di lapangan. Wasit juga manusia yang sesekali bisa salah, jangan terus menerus memprotes keputusan wasit dan kamu kehilangan kontrol diri yang akhirnya bisa mematikan potensi terbaikmu saat bermain. "Bayangkan bermain sepakbola dan tidak ada wasit yang menengahi saat ada konflik keputusan?"
Respek terhadap penonton berarti kehadiran pemain di lapangan adalah hiburan bagi mereka. Terkadang mereka punya harapan yang besar kepada pemain. Itu sesuatu yang wajar, makanya berikanlah tontonan terbaik untuk mereka nikmati dengan permainan yang indah. Mereka akan senang melihat pemain yang bermain dengan hati, bermain sungguh-sungguh. Hormati penonton, karena mereka bisa memotivasi pemain untuk mengeluarkan potensi terbaiknya dalam tim yang di dukung.
Respek terhadap Tuhan. Ini yang sangat penting. Tuhan yang mengatur semuanya. Adanya lapangan, adanya teman, adanya wasit, adanya pelatih, adanya penonton, dan adanya kita adalah karunia Tuhan. Tuhan sudah mengatur semuanya dengan baik. Saat kamu kalah, jangan mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Terimalah itu sebagai motivasi untuk giat berlatih. Kalau hari ini kalah, berdoa, berlatih dengan giat, dan harapkan pada Tuhan agar besok kamu bisa menang.
Saat kamu menang hari ini, berterima kasihlah pada Tuhan. Syukuri dan doakan agar tim yang kalah bisa menerima dengan lapang dada!
Syukuri semuanya dan bermainlah dengan hati senang!
Share:

Selasa, Februari 25, 2014

Live Twit Anies Baswedan di Celah Celah Langit Bandung

1. Siap live twitt nih buat di CCL Bandung bersama untuk Indonesia kreatif!
2. Dan sudah ada di antara para pengunjung CCL Bandung. siap untuk malam ini
3. Nih berada di antara kita menyaksikan pencak silat
4.  mendengar sambutan tuan rumah Kang Iman Soleh.
5. Jangan pisahkan ruang kebudayaan dengan senimannya! Ini penting kata Kang Iman Soleh saat
6. Hadir bareng : Malam ini mas mllkn silaturahmi budaya di CCL, Ledeng Jl Setiabudi :)
7. sedang menyimak performance Siska dengan alunan kecapi yang memukau
8. Mas Imam Suryantoko sedang memandu acara bareng di CCL Bandung
9.  menyimak puisi Peri Sandi yg tampil semangat tentang Sengkon Karta.
10. Pak sudah di depan! Siap menyimak bersama
12.  sudah mulai! Dititipi pupuk, pertanian, & kebudayan oleh Kang Iman Soleh.
13. Ledeng bukanlah daerah yang asing bagi dulu sering ke IKIP bdg krn ibunya beliau kuliah di IKIP
14. Ini gerakan kebudayaan bukan program kebudayaan. Kebudayaan dilakukan di tempat seniman itu berada
15. Anak muda itu bicara masa depan bukan masa lalu
16. Orang baik bertumbangan karena tidak cukup menghadapi kekuatan uang. Mari ! Jangan mendiamkan!
17. Doa saja tak cukup, kita harus berusaha, kita harus untuk Indonesia
Share:

Kamis, Februari 13, 2014

Cara Tuhan

Tuhan selalu memberikan banyak solusi bagi mahlukNya, sekalipun itu di tengah hutan atau di padang pasir atau di tengah lautan. Membaca kisah 2 pelaut dalam Reader Digest mei 2009 tentang perjuangan mereka dalam bertahan hidup ketika kapal mereka karam diterjang gelombang yang ganas, membuat saya berpikir tentang bagaimana Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Tuhan pada mahlukNya.

Cara Tuhan membuat mereka tetap hidup itu dengan banyak cara, saya membaca bagaimana mereka bisa mendapatkan sekoci yang hampir bocor dan mereka harus berjuang agar tidak bocor. Lalu Tuhan mengirimkan suplai makanan dalam bentuk yang tidak disangka-sangka seperti tiba-tiba saja mereka dapati burung laut hinggap di kapal mereka, atau pancing sederhana yang selalu berhasil mendapatkan ikan. 

Itu cara Tuhan membuat mereka tetap hidup sampai akhirnya selamat setelah bertemu dengan kapal barang yang lewat.
Ada juga cara Tuhan membuat manusia mati, maksudnya mengakhiri hidup tanpa disadari. Cerita ini ada dalam kisah Christhoper Johnson yang teruang dalam buku ''Into The Wild''.
Diceritakan bahwa dia bisa bertahan hidup di alam terbuka dengan segala keterampilannya, seperti memancing, berburu dan meramu makanan yang tersedia di alam terbuka. Tuhan memang Maha Adil, ketika DIA berkehendak agar mahlukNya tetap hidup, maka akan tetap hidup. Cara ini terlihat dari sekonyong-konyong datang Rusa menghampiri, atau ikan sungai yang mudah didapat. 
Tetapi ketika Tuhan berkehendak lain, walaupun sudah sekuat tenaga, kehendak Tuhan akan menang. Diceritakanlah si Christopher ini kelaparan, dia mengambil umbi-umbian, bunga dan buah-buahan. Saya juga aneh ketika mendapati dia mengambil bunga berwarna ungu menyala, saya berpikir dia mau bunuh diri. Dia tidak peduli, dia lapar dan hasil pencarian makanan itu dimasak. Namun yang terjadi kemudian adalah muntah-muntah. Di tengah kesadarannya, dia mengambil buku berisi catatan tentang tumbuhan, dia baru menyadari bahwa makanan yang dia ambil tersebut berpotensi membunuh diri. Dia baru sadar, karena dia membaca buku itu setengah-setengah alias tidak tuntas.

Cara Tuhan yang baru saja saya alami adalah jawaban atas pilihan. Tuhan menjawab saat-saat yang tidak diduga. Benar adanya bahwa ketenangan itu penting, kesunyian malam mampu membawa kedamaian dan juga jawaban. Tuhan punya banyak cara memberi jawaban kepada umatNya. Buka hati, buka mata, buka semuanya dan lepaskan ego, bersiaplah dengan segala kebaikan semesta kepada kita. 

Saya melihatnya sebagai cara Tuhan, yah Tuhan selalu memberikan cara-cara yang terbaik bagi umatNYA, tinggal bagaimana kita melihat cara-cara itu dengan kebaikan. Saya percaya bahwa benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Terima kasih Tuhan!
Share:

Minggu, Februari 09, 2014

Crafty Day

Sudah beberapa kali saya datang ke ajang tahunan, crafty day. Sekarang sudah memasuki yang ke delapan, crafty day 8. 

Senang rasanya setiap kali datang, selain membeli tetapi juga mencari inspirasi berkarya. Beraneka rupa produk karya yang menarik ada di crafty day.

Dari mulai pernak-pernik hiasan sampai aksesoris untuk rumah tersedia di crafty day yang diselenggarakan di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung ini.

Ada juga workshop, mendongeng berkarya sama fotografi. Yang fotografi saya gak tahu lengkapnya. Kedua workshop ini sangat menarik karena melibatkan pendidikan yang menyenangkan. Terutama dongeng, saya senang dengan dongeng. Banyak hal yang menarik dari dongeng. 

Nah, crafty day bisa jadi sebuah even besar dikemudian hari. Kayaknya tempatnya bisa lebih besar lagi dan peserta serta pengunjungnya akan semakin banyak lagi dikemudian hari. Saya senang dengan crafty day ini. 

Sesi workshop dongeng dan berkarya
Sesi berkarya bersama orangtua dan anak-anak
Ruang jualan karya kreatif
Salah satu stand di crafty day, Bengkimut.


Share:

Jumat, Februari 07, 2014

Pemimpin Yang Menginspirasi

Saat gegap gempita Barack Obama di Amerika Serikat menjelang pemilihan umumnya, saya termasuk orang yang mengagumi sosok tersebut. Kagum bukan semata-mata karena berhasilnya media membuat Barack Obama menjadi terlihat kinclong tetapi lebih dari itu, saya kagum karena inspirasinya. Barack Obama seperti menampilkan sisi-sisi pemimpin alternatif pada saat itu. Lewat orasi serta tulisan-tulisannya yang menginspirasi rakyat Amerika Serikat untuk bergerak bersama-sama. “Yes We Can!” menjadi trade mark yang sangat kental dengan kebersamaanya. “Yes We Can”  yang bukan “Yes You Can“. Ia hendak membawa masyarakat untuk bersama-sama menjadi bagian dari perubahan.

Anies Baswedan (www.aniesbaswedan.com)
Saya kemudian membayangkan ada sosok seperti itu di Indonesia. Seorang yang membawa obor pencerahan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, kreatif, dan berdaya. Lama saya menanti sambil terus berusaha melakukan hal-hal kecil lewat diskusi-diskusi serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang terus dilakukan. Sampai akhirnya, seorang Anies Baswedan muncul kepermukaan. Saya mengenal Anies Baswedan bukan hanya dari Indonesia Mengajar, salah satu program kebangsaannya yang mampu menggerakan ribuan anak muda untuk bergerak. Jauh sebelumnya dari beberapa artikel serta tulisan tentang Anies Baswedan yang sudah saya baca. Anies Baswedan adalah pemimpin masa depan Indonesia yang mampu menginspirasi masyarakat untuk bergerak bersama-sama.

Inspirasi Pendidikan

Dalam salah satu diskusi yang saya ikuti, Anies Baswedan pernah menyampaikan dasar pemikiran Indonesia Mengajar. “Indonesia Mengajar adalah sebentuk usaha kita, generasi sekarang untuk menuntaskan janji kemerdekaan” demikian kata Anies Baswedan. Janji kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini yang penting diketahui semua masyarakat. Jika kita sudah mendapatkan banyak dari negara ini, maka saatnya kita bergerak bersama-sama untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Pendidikan adalah salah kunci memenuhi janji kemerdekaan tersebut. Pendidikan manusia yang mampu menjadi manusia yang berdaya, bukan lagi manusia yang terjajah. Saat Indonesia merdeka, Belanda meninggalkan rakyat Indonesia yang buta huruf hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia yang bisa membaca pada saat itu. Kenyataan ini masih berlangsung sampai sekarang. Artinya, masih banyak hal yang belum merasakan kemerdekaan jika sebagian rakyat belum bisa membaca. Anies Baswedan mengetuk semua anak muda untuk bergerak. “Mendidik adalah tugas orang terdidik!” kata Anie Baswedan.  Sebuah kalimat yang sangat menggetarkan saat mendengarnya. Tak terbayangkan selama ini, jika kepedulian akan pendidikan masih mengandalkan orang lain, bukan pribadi-pribadi yang terdidik. Semangat inilah yang membuat kaum terdidik rela meninggalkan banyak profesinya untuk menjadi bagian dari pendidikan manusia Indonesia yang lebih baik.

Pendidikan adalah kunci memberdayakan manusia Indonesia. Ketika kunci ini mampu dimaksimalkan dengan baik, maka sumber daya manusia Indonesia akan mampu mandiri. Manusia Indonesia akan mampu berdiri di kaki sendiri. Menjadi tuan atas tanah sendiri. Manusia Indonesia yang beragam dengan potensi daerah yang berbeda serta jarak yang jauh dari pusat kota, tidak menyurutkan tangan-tangan Anies Baswedan untuk menjangkaunya. Tangan Anies Baswedan melalui Pengajar Muda mampu meraih dan menyebarkan inspirasi-inspirasi kebangsaan yang sangat luas. Tidak hanya berkutat di Jakarta yang kemudian akan membuat iri daerah lain. Jangkauan yang luas ini, membuat Anies Baswedan mampu dikenal secara luas di Indonesia.

Begitu pentingnya sebuah pendidikan untuk membangun sumber daya manusia sudah banyak disampaikan contoh-contohnya. Jepang sebagai negara kecil, New Zealand, dan masih banyak lagi, menaruh harapan kemajuan negaranya lewat pendidikan. Jika ini sudah berhasil dilakukan di Indonesia secara merata, saya yakin seperti halnya keyakinan Anies Baswedan, rakyat Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya. Menjadi masyarakat yang adil dan makmur, menjadi bangsa yang kreatif, menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya. Dan janji kemerdekaan, secara perlahan bisa dilunasi dengan baik oleh generasi sekarang.

Inspirasi Pemimpin

Kekuatan ide dan inspirasi mampu mengalahkan uang dan publikasi konvensional. Saya yakin itu dengan sepenuh hati. Seorang Anies Baswedan memberikan banyak inspirasi untuk bergerak. Saat ini, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan. Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi untuk bergerak bersama-sama memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada bangsa ini. Bukan seorang manusia super power yang bisa menyelesaikan masalah dari sekian banyaknya masalah di Indonesia.

Seperti yang sering disampaikan Anies Baswedan, “Kesalahan sekarang adalah menganggap masalah yang terjadi bukan sebagai masalah dirinya. Masalah bangsa Indonesia dianggap sebagai masalah orang lain”. Hal yang sangat mendasar dalam kehidupan bangsa ini adalah rasa memiliki. Ketika masalah dianggap sebagai masalah orang lain, maka kepedulian kita akan berkurang. Tetapi saat masalah dianggap sebagai masalah sendiri, maka sekuat tenaga kita akan bergerak menyelesaikannya. Bayangkan jika seorang pemimpin harus menyelesaikan semua masalah bangsa ini, siapapun tak ada yang akan sanggup menyelesaikannya sendirian. “Turun tangan, bukan urun angan” kata Anies Baswedan dalam setiap diskusinya. Kata yang tepat untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar turut ambil bagian dalam setiap masalah dan menjadi pribadi-pribadi yang mampu menjadi inspirator kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemimpin yang menginspirasi adalah pemimpin yang menggerakan untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi atas masalah bangsa ini. Seperti halnya Barack Obama yang hadir dengan ide-ide segar kebangsaan, saya melihat inspirasi kebangsaan ini juga hadir lewat sosok Anies Baswedan. Tidak salah jika saya katakan bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang menginspirasi perubahan seperti Anies Baswedan. Inilah saatnya kita semua menjadi bagian dari perubahan. Soekarno dan Hatta dua orang proklamator sudah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak bersama-sama mengisi kemerdekaan. Kini saatnya semua turun tangan untuk mengambil bagian dari melunasi janji kemerdekaan Indonesia.
Share:

Jumat, Januari 03, 2014

Sekolah Waldorf

Sekolah ini adalah salah satu sekolah yang menginspirasi saya selama bergiat. Banyak inspirasi mendidik yang saya ambil referensinya dari sekolah ini.Sekolah Waldorf menjadi pilihan para petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley.
Pendidikan Waldorf dikenal pula sebagai Pendidikan Steiner. Sistem ini dikembangkan oleh Rudolf Steiner dari Austria. Pendidikan di Sekolah Waldorf mementingkan imajinasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Misi sekolah ini adalah mendidik anak-anak agar menjadi pribadi yang merdeka, utuh, dan memiliki tanggung jawab sosial. Guru dipandang memiliki tugas suci membantu perkembangan jiwa dan rasa anak-anak. Setiap anak dibantu agar mereka bisa mencapai yang terbaik sesuai potensi masing-masing.
Sekolah Waldorf di Thailand (iden wildensyah)

Sejarah Sekolah Waldorf
Sekolah Waldorf di sebagian tempat dikenal pula sebagai Sekolah Steiner, yang diambil dari nama Rudolf Steiner. Sedangkan nama Sekolah Waldorf, diambil dari nama sekolah pertama yang didirikan dan dikembangkan Rudolf Steiner. Sekolah itu dibangun di Kota Stutgart, Jerman, tahun 1919. Sekolah itu dibangun untuk mendidik anak-anak pekerja pabrik Waldorf-Astoria. Nama Sekolah Waldorf kemudian menjadi trademark.
Sekolah Waldorf terus bertambah. Hingga tahun 2011, sudah ada 1.003 Sekolah Waldorf di 60 negara. Serta, ada lebih dari 2.000 pendidikan anak usia dini, 629 institusi untuk sekolah rumah, dan sekolah luar biasa di seluruh dunia. Sekolah-sekolah itu merupakan sekolah independen, namaun menerapkan model pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner.
Teori Perkembangan Anak Menurut Rudolf Steiner
Dalam prosesnya, pendidikan di Sekolah Waldorf sangat menekankan pentingnya pendidikan berdasarkan jenjang usia. Berikut ini tahap-tahap pembelajaran dalam sistem pendidikan Rudolf Steiner.
  • Pada masa awal kanak-kanak, pembelajaran  lebih banyak didasarkan kepada pengalaman, peniruan, dan berbasis indra. Pembelajaran pun lebih banyak menggunakan kegiatan-kegiatan praktis.
  • Pada masa usia sekolah dasar, pembelajaran bersifat artistik dan imajinatif. Pada tahap ini, pendekatan yang digunakan adalah membangun kehidupan emosional anak. Juga, mengembangkan ekspresi seni anak melalui serangkaian seni pertunjukan dan seni rupa.
  • Pada masa remaja, pembelajaran ditekankan pada pengembangan pemahaman intelektual, juga gagasan-gagasan mulia seperti tanggung jawab sosial.
Sistem Pendidikan di Sekolah Waldorf
  1. Memupuk Kreativitas 
Pembelajaran di tingkat SD ditekankan kepada pemupukan daya imajinasi dan kreativitas anak. Perkembangan emosi anak mendapat perhatian besar. Anak-anak mendapatkan banyak ruang untuk berekspresi melalui berbagai bidang seni seperti seni drama, seni musik, seni rupa, hingga seni suara. Untuk memupuk kreativitas, segala hal yang dipandang menghambat kreativitas anak akan dijauhkan. Bukan hanya komputer, tetapi juga televisi serta rekaman musik. Aktivitas di luar ruangan serta gerak badan juga sangat dipentingkan.
2.      Keterampilan Diutamakan
Keterampilan tangan para murid juga sangat diutamakan dalam pembelajaran ini. Misalnya merajut, membuat keramik, menjahit dengan tangan, dan sebagainya. Bahkan, pelajaran keterampilan masuk kurikulum sekolah. Mereka meyakini, keterampilan tangan dapat melatih koordinasi antara mata dengan tangan. Juga belajar untuk fokus dalam sebuah proses sejak membuat konsep hingga tahap penyelesaian.

3.      Cinta Bahasa Sebelum Bisa Membaca
Salah satu keunikan lainnya adalah sebelum anak-anak bisa membaca, para guru lebih dulu menumbuhkan kecintaan akan bahasa. Hal itu dibangun melalui bahasa lisan, nyanyian, puisi, serta permainan. Termasuk saat guru mendongeng, anak-anak akan menyimak dan belajar menjadi pendengar yang baik.
Selain bahasa ibu, anak-anak diajarkan pula dua bahasa asing di tingkat dasar. Untuk sekolah berbahasa Inggris, bahasa asing yang diajarkan adalah bahasa Jerman dan bahasa Prancis atau Spanyol.

4.      Keterampilan Bersosialisasi
Murid-murid juga diajarkan mengenai pentingnya memiliki rasa tanggung jawab sosial, rasa hormat, dan kasih sayang, serta kemampuan bekerja sama. Diajarkan pula mengenal perbedaan. Seperti di Afrika Selatan, saat politik apartheid masih diberlakukan. Sekolah Waldorf justru memiliki murid warga kulit hitam maupun kulit putih. UNESCO memiliki peran menyiapkan masyarakat untuk memasuki era komunitas baru yang menyatu.

Sekolah Waldorf di Thailand
Panyotai Waldorf School (dok. Iden Wildensyah)
Saya bersyukur punya kesempatan mengunjungi Sekolah Waldorf di Asia Tenggara yaitu Thailand. Dua Sekolah Waldorf yang saya kunjungi adalah Tripat Waldorf School dan Panyotai Waldorf School
Inilah sedikit catatan saya waktu mengungjungi kedua sekolah tersebut.
Salah satu hal yang menarik dari sekolah ini adalah penggunaan kapur dan bentuk papan tulis yang tidak konvensional. Bentuknya sangat artistik bisa dibuka tutup yang memungkinkan anak-anak untuk menyerap materi dengan penuh kejutan-kejutan menarik dari gurunya. Setiap bagian dalam papan tulis memiliki arti dan gambar tersendiri. Yang patut diacungi jempol dari setiap ruangan dan papan tulis yang saya lihat adalah kreativitas guru-gurunya dalam menampilkan gambar dan materi yang menarik. Tidak rata-rata, tentu saja.
Para guru membuat dengan kesungguhan dan cita rasa seni yang tinggi. Seperti menggambar salah satu adegan dongeng yang menjadi pengantar untuk belajar anak-anak, membuat komposisi warna pada pelajaran matematika dan pengenalan bidang datar, dll. Sangat artistik dan terlihat bahwa seni adalah bagian tak terpisahkan dari mengajar apapun. Inspirasi semangat ini yang perlu ditiru, saya senang melihat dan merasakan secara langsung energi yang positif dalam menghantarkan pembelajaran untuk anak-anak.
Di kedua sekolah yang saya datangi, saya juga merasakan bahwa berkarya adalah keseharian mereka dan mereka sangat menikmati saat-saat berkarya, saat merancang, dan saat mengerjakannya. Berkarya adalah bagian pembelajaran yang menyenangkan dan menaik.
Dalam berkarya, anak-anak membuat karya individu dan kelompok. Berkarya bisa menjadi proyek yang berdaya guna. Hasil karyanya bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Baik karya kelompok atau juga karya individu, misalnya merajut untuk membuat wadah dekoder. Lebih dalam lagi, merajut adalah bagian dari keterampilan untuk membuat pakaian. Dalam membuat proyek, anak-anak berkarya sesuai jenjangnya. Anak-anak yang lebih besar dengan kemampuan fisik dan motorik kasarnya yang sudah terasah mampu membuat proyek yang besar untuk digunakan anak-anak jenjang kecil. Misalnya membuat rangka kayu untuk permainan, rumah-rumahan dari kayu, dsb.
Bersama guru di Tripat Waldorf School (dok. Iden Wildensyah
Dalam berkarya selanjutnya bisa disebut sebagai bagian dari proyek kelas.Proyek yang selalu melibatkan anak-anak dan guru sebagai fasilitator. Pada sekolah yang saya datangi, salah satu proyek besarnya adalah pembuatan ruangan untuk berkarya dengan bahan kayu. Mulai dari meratakan tanah, membuat tiang-tiang penanda, dan membuat pondasi, semua dikerjakan bersama-sama oleh guru dan anak-anak. Anak-anak adalah pemeran utama dalam proyek ini, guru sebagai fasilitator mengarahkan dan membimbing anak-anak untuk bisa menjalankan proyeknya dengan baik.
Mari kita lihat juga proyek di jenjang kelas 2, di sini saya melihat sebuah anyaman dari benang berwarna-warni. Salah seorang guru yang saya temui merendah ketika ditanya itu proyek spektakuler untuk anak-anak kelas 2. “Yah, tapi gak tahu kapan selesainya” kata dia sambil bercanda. Proyek ini dikerjakan setelah mengerjakan pekerjaan rutin sekolah lainnya misalnya mengerjakan lembaran kerja matematika. Tiap anak yang berhasil duluan, boleh mengambil satu benang kemudian disulam dengan cara mengikuti pola yang sudah ada sebelumnya. Proyek ini selain mengajarkan ketekunan, kerapihan, dan ketepatan mengikuti pola juga mengajarkan kreativitas dalam mengolah bahan benang. Anak-anak yang mengerjakan proyek itu sangat menikmati prosesnya, mereka belajar untuk tenang dan mampu mengerjakan sesuai instruksi tanpa harus terburu-buru ingin menyelesaikan pekerjaannya.


Sebagian sumber artikel ini diambil dari Koran Berani, 15 November 2011. 



Share:

Postingan Populer