Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Bandung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bandung. Tampilkan semua postingan

Kamis, November 14, 2013

Warna Warni Angkot

Bandung terkenal kreatif sejak dulu, semua kota juga sebenarnya kreatif. Berhubung saat ini saya penduduk Kota Bandung, ya sudah, Bandung Kreatif! Kreativitas sudah menjadi bagian penting dalam sebuah kehidupan. Dari dahulu kala, manusia menggunakan kreativitasnya untuk bertahan hidup. Lebih dari itu, sekarang kreativitas bukan saja masalah bertahan hidup tetapi sebuah passion, panggilan jiwa, dan hasrat tersendiri untuk hidup.
Jika melihat sekilas di lapangan, angkot hanyalah sebuah moda transportasi begitu saja. Bukan sebagai seni yang menarik. Tetapi jika dilihat dalam bentuk yang bersatu, setiap angkot dengan angkot yang lainnya memiliki keunikan tersendiri. 
Nah, kali saya terinspirasi oleh sebuah foto yang pernah dimuat di harian yang ada di Kota Bandung. Jajaran warna-warni angkot yang begitu indah dan mengesankan. Jangan pikirkan saat 'mengetem' atau menunggu penumpang yang lama serta macetnya, rasakan saja keindahan warna-warni angkot Bandungnya.
Warna warni angkot yang semarak ini akan menjadi sebuah hal menarik jika dibarengi dengan perilaku yang baik dalam berlalu lintas, misalnya tertib saat membawa angkot, tidak 'mengetem', patuh rambu-rambu lalulintas, dll.
Share:

Rabu, November 13, 2013

Key Economics On The Road

Key Economics On The Road disingkat KEOR adalah nama yang baru dan asing di telinga saya, sejenis angkutan darat baru yang ada di Kota Bandung. Sepengetahuan saya, angkutan di darat itu berupa angkutan kota (angkot), angkutan pedesaan (angped), elf, minibus dan bus. Sementara keor, namanya saja unik, mengingatkan saya pada keong yang jalannya lambat. Saya pun punya kesimpulan mungkin keor ini adalah kendaraan yang jalannya lambat seperti keong.
Saya bersyukur punya kesempatan naik kendaraan yang orang menyebutnya keor ketika melakukan perjalanan kampus di Gegerkalong menuju Setrasari. Setelah merasakan langsung naik keor tersebut, semua praduga saya terhadap keor selama ini tiba-tiba saja luntur. Keor bukan keong yang saya duga. Keor adalah Key Economics On The Road
Saya mengetahui apa itu keor, saya berkesimpulan bahwa semua jenis kendaraan yang digunakan untuk berusaha mendapatkan uang adalah keor.
Kini saya sudah tahu serta merasakan langsung naik bajaj, naik andong, naik ojek juga naik rakit. 
Keor, Angkot dan Penumpang
Angkutan Kota
Tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah angkot semakin bertambah, sementara jumlah penumpangnya berkurang. Berkurang karena akses untuk mendapatkan kendaraan motor lebih mudah, dengan Down Payment yang rendah, bunga cicilan rendah, orang lebih mudah mengalihkan pilihan dari pengguna angkot ke pengendara sepeda motor. Alasan lainnya daripada susah naik angkot, udah macet, ngetem, panas pula mending naik motor.
Data yang valid tentang jumlah penurunan penumpang angkot karena motor belum ada, kalau otak skripsi, mungkin saya akan membuat judul ”Pengaruh meningkatnya penjualan sepeda motor terhadap penurunan jumlah penumpang angkot di Kota Bandung”. Analisisnya pasti kuantitatif, menggunakan pendekatan statistika untuk mendapatkan Rasio jumlah motor yang terjual dengan jumlah penumpang angkot.
Ah sudahlah, nanti saya pikirkan kalau ada yang mendanai penelitian. Rasio itu sekarang tidak penting karena isu yang akan saya angkat adalah perilaku penumpang dan angkot itu sendiri. Perilaku angkot dan penumpang maksud saya begini, jika ada angkot berhenti didaerah yang harusnya tidak boleh berhenti karena ada penumpang yang memberhentikan, siapa yang harus disalahkan? Apakah penumpang yang memberhentikan atau angkot?.
Kita masuk melalui celah si penumpang, saya pernah mengalami tetapi saya tidak pernah bertanya pada mereka secara langsung tentang kenapa memberhentikan pada tempat yang salah. Perkiraan saya adalah jarak. Orang sudah merasa serba praktis, naik angkot tinggal naik, turun tinggal turun saja. Jarak menjadi masalah karena jarak menguras energi, daripada kehilangan energi yang bisa menyebabkan badan lemas mending langsung aja stop angkot. Kesampingkan efeknya jika memberhentikan tidak pada tempat yang tepat seperti macet, karena energi harus dihemat.
Kalau angkot alasannya sederhana, ekonomi dan persaingan. Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin banyak angkot yang beroperasi itu semakin ketat peta persaingan mendapatkan penumpang. Sangatlah wajar jika ada satu penumpang yang memberhentikan, tidak peduli dimana berhenti, yang penting uang. Akibatnya tetap macet, kalau hanya satu atau dua saja angkot mungkin tidak akan macet, tetapi kalau sudah 10, 20 atau lebih ya macetlah.
Share:

Kamis, September 12, 2013

Anak dan Pelatih Sepakbola

Beberapa bulan ini saya sering mengantar anak bermain sepakbola di sebuah akademi sepakbola di Kota Bandung. Sambil menunggu saya berpikir tentang anak-anak di sekolah, pelatih, dan pemain sepakbola.
Terkadang, sesekali berperan sebagai pelatih sepakbola itu sangat menarik. 
Saya mengamati seorang pelatih sepakbola untuk anak-anak. Dengan instruksi-instruksi tegas dan terarah untuk anak-anak, pelatih sepakbola berteriak di samping lapangan. Pelatih sepakbola itu berperan dalam membangun tim yang solid, kompak, dan mampu memenangi sebuah pertandingan. 
Ada tujuan yang hendak dicapai bersama-sama sebagai sebuah tim. Itu berarti satu sama lain harus kompak untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam sepakbola, tujuan jangka pendeknya adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Tujuan jangka panjangnya menjadi juara untuk satu kompetisi penuh.
Menyatukan kepala-kepala yang berbeda dalam satu tim untuk mencapai tujuan juga terjadi pada anak-anak di sekolah. Menjadikan mereka satu tim yang solid adalah pekerjaan guru yang membutuhkan konsistensi dan komitmen bersama. 
Ada potensi-potensi yang muncul dalam diri anak yang harus diberdayakan untuk mendukung satu sama lain. Kemunculan potensi anak ini berdasarkan pengamatan serta paduan antara cara dan metode yang tepat kepada tiap anak-anak. Metode dan cara yang tepat dalam memberikan arahan bagi anak akan membuat anak mampu mengembangkan potensinya. 
Persis seperti pelatih sepakbola yang kemudian menempatkan tiap pemain dalam posisi yang tepat untuk saling bekerjasama satu sama lain dengan pemainnya lainnya. Bekerjasama untuk mencapai tujuan, memenangi pertandingan! 
Bermain bola itu menyenangkan!
Share:

Sabtu, September 07, 2013

Pagi di Kawah Kamojang

Merasakan udara segar di pegunungan itu terasa berbeda. Walaupun harus sedikit berjuang agar tidak menggigil. Kopi dan teh hangat cukup untuk membuat badan terasa hangat.
Kamojang adalah salah satu kawah di Bandung. Dengan akses jalan bisa melewati dua alternatif yaitu Majalaya dan dari arah Garut. Dengan kondisi jalan yang menikung dan menanjak curam, pastikan kendaraan anda fit sebelum melalui jalur-jalur terjal menuju Kawah Kamojang.
Di Kawah Kamojang terdapat beberapa titik-titik kawah yang bisa di lihat, salah satunya adalah kawah kereta api. Dinamakan demikian karena suaranya nyaris terdengar sejak pos pemberhentian.
Sebelum memasuki kawasan kawah, anda bisa melihat juga kolam-kolam belerang yang bergolak di pinggir jalan.
Matahari Pagi Kamojang
Jalan Segar (foto dok Iden Wildensyah)

Share:

Rabu, Mei 29, 2013

Dari Karya ke Karakter

Sebuah karya bisa menjelaskan pembuatnya. Karya menggambarkan seorang yang ulet, telaten, baik, pemarah, grasa-grusu, sabar, tidak sabar, dan sifat-sifat lainnya yang ada di anak. 
Karya juga menjadi sebuah bentuk inspirasi anak-anak untuk mengalami pengalaman mewujudkan sesuatu. Memberi pengalaman tentang kemandirian menghasilkan sesuatu. Mandiri untuk hidup dan tidak tergantung dari siapa pun selain Tuhan, tentu saja! 
Kemandirian anak adalah salah satu tujuan sekolah dan orangtua. Secara perlahan anak-anak dikenalkan pada dunia dan mereka harus memberikan makna kehidupannya pada dunia. Tidak tergantung lagi pada orangtua. Di jaman yang serba instan dan semua sudah tersedia ini, kemandirian untuk melakukan sesuatu, menghasilkan sesuatu adalah sebuah tantangan bersama.
Berkarya adalah salah satu solusi membangun kemandirian dan mengenal setiap pribadi anak. Jadikan berkarya sebagai keseharian yang kemudian akan menjadi kebiasaan. Jika sudah jadi kebiasaan yang menempel maka karakter anak yang mandiri bisa terwujud.
Karya anak tentang maket Desa Wayang
Share:

Senin, Mei 27, 2013

Kreatif Mengemas LKS

Kalau sekedar menghantarkan materi pelajaran, seorang guru tentu tidak akan sulit-sulit mengajarkan. Namanya menghantarkan berarti tinggal buat presentasi, buat lembaran soal, lalu perbanyak dan sebar ke anak-anak. Beres, permasalahan menjadi pengajar sangat simpel dan sederhana. Secara kewajiban, sebagai pekerja, menghantarkan materi sesuai RPP (katakanlah demikian) sudah selesai. 
Tugas guru sebagai penghantar materi pelajaran sudah kita selesaikan dan tinggal menunggu hasil tes yang dilakukan untuk melakukan evaluasi pada materi yang sudah dihantarkan. Anak mengerjakan dengan baik, hasil baik, fotokopian materi sudah selesai dilaksanakan. Kalau hasil baik semua dan indikator RPP sudah dicapai, maka pengajar sudah selesai. 
Tapi memberi makna dan nilai pada sebuah penghantaran materi sangatlah berbeda. Butuh kualitas guru dan kreativitas guru untuk mengemas sebuah bentuk LKS atau juga penghantaran materi yang lebih kreatif. 
Mengajar adalah sebentuk kerja kreatif yang membutuhkan banyak pemikiran kreatif di dalamnya. Tidak sekedar menyampaikan materi saja, tetapi mengemasnya menjadi sesuatu yang asyik, menyenangkan, dan menarik untuk dipelajari. 
Banyak sisi-sisi yang kreatif kalau guru mau membuka diri. Jangan terpatok pada buku paket. Saya tidak mau berada dalam frame berpikir pengarang buku, digiring untuk mengikuti tanpa meliht sisi lainnya. Misalnya memotokopi LKS dari buku tanpa ada pengolah terlebih dahulu.
Selalu cari sisi-sisi lainya agar pembelajar semakin menarik dan menyenangkan.
Ini adalah karya anak kelas 4 tentang materi keragaman budaya di Indonesia.
Sisi-sisi kreatif yang ada pada diri guru dan anak-anak harus saling melengkapi. Guru hanya memberi stimulan dan anak-anaklah yang mengembangkannya lebih dalam dan lebih menarik. Mari menjadi inspirasi kreatif bagi lingkungan!


Share:

Mendidik Sepenuh Jiwa

Mendidik adalah bagian kehidupan seorang manusia. Tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Utuh melengkapi semuanya. Mendidik dengan hati, pikiran, dan fisik, untuk kebaikan semua. Seorang guru mendidik dengan jiwa yang baik untuk memberikan pengalaman kehidupan yang menyenangkan. Guru yang baik sadar pentingnya membawa setiap jiwa dalam segala bentuk pendidikannya.
http://www.nsta.org
Suatu hari, seorang anak akan tumbuh besar dengan pengalamannya. Mereka yang akan mengganti generasi sebelumnya. Demikian seterusnya, sebagai manusia maka pendidikan adalah media memberikan pengalaman menyenangkan tentang segala hal. Bisa jadi ada saat mengalami saat tidak menyenangkan, tetapi itulah kehidupan. Saat apapun, ketika dilakukan dengan menyenangkan maka hasilnya akan menyenangkan.
Setiap anak menangkap jiwa gurunya, ia lebih peka dari apapun. Tanpa harus banyak berkata-kata, seorang anak paham dengan hantaran di bawah sadar yang dibawa oleh gurunya.
Mendidik sepenuh jiwa, memberikan pengalaman bagi anak-anak tentang jiwa yang baik. Dengan dasar spiritualitas yang tinggi, guru akan menjadi panutan di kemudian hari. Jiwa yang selalu dipenuhi kebaikan akan memancarkan kebaikan pula bagi lingkungan sekitarnya. Inilah guru yang mendidik dengan sepenuh jiwa. Guru yang mendidik dengan hati, mendidik dengan pikiran, dan mendidik fisik untuk kebaikan semuanya. Semoga kita termasuk pendidik yang mampu menampilkan sepenuh jiwa kita untuk kebaikan anak-anak.

Share:

Jumat, Mei 24, 2013

Happy Birthday YPBB #20tahun

Sebuah persembahan untuk Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi atau yang dikenal dengan nama YPBB. Gerakan lingkungan yang digagas YPBB sangat inspiratif, kampanye zero waste, Pendidikan Lingkungan di Taman Kota, dan masih banyak lagi.
Nah sekarang, saya mengenal 10 tahun YPBB dan masih tetap konsisten dengan gerakan penyadaran lingkungannya. Selamat Ulang Tahun YPBB #20tahun
http://www.youtube.com/watch?v=ZHI6ix71dII
A creative man is motivated by desire to achieve, not by desire to beat others

Share:

Postingan Populer