Ruang Sederhana Berbagi

Selasa, September 17, 2013

Menilik Finlandia

Tanpa mengesampingkan negara lain yang memiliki sistem pendidikan sendiri, saya ingin melihat beberapa sisi penting dari pendidikan di Finlandia.
Pertama guru, guru adalah sosok yang inspiratif dan terpilih dari lembaga pendidikan guru. Lembaga pendidikan gurunya sangat keren dalam merekrut orang-orang pilihan untuk kemudian menjadi guru. Guru adalah lulusan magister yang dididik dengan baik sebelum terjun ke sekolah-sekolah.
Guru tidak banyak mengajar tetapi menginspirasi murid. Murid belajar banyak dari kegiatan sehari-hari.
Kedua, dukungan pemerintah yang besar untuk pendidikan. Pemerintah tidak banyak mengintervensi sekolah, sekolah berhak mengembangkan kurikulum yang tepat untuk dijalankan dalam lingkungannya sendiri.
Masih banyak lagi sisi-sisi menarik tentang Finlandia. Sebagai gambaran besar, saya cantumkan sebuah gambar ilustrasi yang menarik.

Share:

Kepercayaan

Intinya kepercayaan! Itu yang selalu mendasari saya menunjuk anak dalam melakukan tugas-tugas yang sekira terlihat seperti berat. Ketika kita percaya pada anak maka segalanya akan berjalan sebagaimana mestinya.
Walau hati tetap gusar dan deg-degan tetapi berusaha tenang. Ketenangan menjadi penting karena tenangnya kita akan menjadi tenangnya mereka juga.
Minggu ini anak-anak menjadi petugas upacara. Rasanya tidak bisa disebut sebagai tugas yang berat tetapi tidak bisa juga disebut sebagai tugas yang ringan. Berdiri dihadapan banyak orang saat semua perhatian tertuju pada kita itu bisa membuat grogi terutama bagi mereka yang jarang tampil dihadapan banyak orang. Petugas upacara itu punya beban yang berbeda dibanding peserta upacara. Semua punya tanggungjawab masing-masing untuk menyukseskan.
Petugas upacara itu terdiri dari pembaca susunan acara, pemimpin upacara, pembawa/pembaca teks pancasila, pembaca UUD '45, pengibar bendera, pembaca doa, dirigen, dan paduan suara.
Mereka harus berjuang bersama untuk menjadi tim petugas yang baik. Untuk itu mereka berlatih sebelum pelaksanaan. Melalui berbagai pengarahan tentang makna bendera merah putih serta tahapan pelaksanaa upacara bendera, mereka berlatih dengan sungguh-sungguh.
Dan kepercayaan penuh kepada mereka, bekerja dengan baik. Anak-anak mampu melaksanakan tugasnya sebagai petugas upacara. Tak diragukan lagi, mereka mampu! Percaya itu penting!
Share:

Kamis, September 12, 2013

Anak dan Pelatih Sepakbola

Beberapa bulan ini saya sering mengantar anak bermain sepakbola di sebuah akademi sepakbola di Kota Bandung. Sambil menunggu saya berpikir tentang anak-anak di sekolah, pelatih, dan pemain sepakbola.
Terkadang, sesekali berperan sebagai pelatih sepakbola itu sangat menarik. 
Saya mengamati seorang pelatih sepakbola untuk anak-anak. Dengan instruksi-instruksi tegas dan terarah untuk anak-anak, pelatih sepakbola berteriak di samping lapangan. Pelatih sepakbola itu berperan dalam membangun tim yang solid, kompak, dan mampu memenangi sebuah pertandingan. 
Ada tujuan yang hendak dicapai bersama-sama sebagai sebuah tim. Itu berarti satu sama lain harus kompak untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam sepakbola, tujuan jangka pendeknya adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Tujuan jangka panjangnya menjadi juara untuk satu kompetisi penuh.
Menyatukan kepala-kepala yang berbeda dalam satu tim untuk mencapai tujuan juga terjadi pada anak-anak di sekolah. Menjadikan mereka satu tim yang solid adalah pekerjaan guru yang membutuhkan konsistensi dan komitmen bersama. 
Ada potensi-potensi yang muncul dalam diri anak yang harus diberdayakan untuk mendukung satu sama lain. Kemunculan potensi anak ini berdasarkan pengamatan serta paduan antara cara dan metode yang tepat kepada tiap anak-anak. Metode dan cara yang tepat dalam memberikan arahan bagi anak akan membuat anak mampu mengembangkan potensinya. 
Persis seperti pelatih sepakbola yang kemudian menempatkan tiap pemain dalam posisi yang tepat untuk saling bekerjasama satu sama lain dengan pemainnya lainnya. Bekerjasama untuk mencapai tujuan, memenangi pertandingan! 
Bermain bola itu menyenangkan!
Share:

Rabu, September 11, 2013

Misteri Berita

Televisi memang senjata massal yang ampuh untuk membunuh. Setidaknya membunuhi berita penting yang seharusnya diketahui bersama. 
Bisa sekonyong-konyong menjadi besar untuk sesuatu yang sebenarnya kecil. Misalnya isu tahu dan tempe yang mogok produksi karena kedelai. Isunya karena ada kartel kedelai yang memainkan harga. Ini kemudian lenyap dan tertutupi oleh berita tentang seorang mengaku intelek yang berbicara dengan gaya bahasa berbeda.
Sepertinya berita-berita pengalih isu penting sudah disiapkan untuk menjauhkan dari isu sentral yang lebih penting. Bisa jadi berita itu sebenarnya sampah saja yang disimpan untuk kemudian dimunculkan pada saat dibutuhkan.
Terkadang ada juga kebetulannya, misalnya untuk menambah jauh dari isu yang lebih penting tiba-tiba ada berita heboh seperti kasus kecelakan di tol Jagorawi. Maka dilebar-lebarkanlah berita tersebut mulai dari kronologi sampai bumbu-bumbu yang bisa menambah panjang jalannya berita. Sampai-sampai menjadi bahan perbincangan para lawyer di tanah air ini. Pertanyaannya adalah apa nilai urgensinya dengan kemasylahatan umat manusia yang lebih banyak?
Tahu dan tempe sepertinya lebih penting dan kehadirannya di masyarakat daripada isu kecelakaan anak artis. Tahu dan tempe itu masalah manusia makan sementara orang mengaku bisa berbicara intelek itu urusan dia saja, kecelakaan juga urusan korban dan polisi saja.
Di sini kita perlu jernih melihat sebuah berita dan memilah dengan baik jika terpaksa harus menontonnya. Lebih baik memanh jika tidak usah menonton saja. Matikan televisi untuk menghindari senjata massal.
Stop menonton TV, ayo bermain!
Share:

Selasa, September 10, 2013

Kelinci dan Anjing Pemburu

Pada suatu pagi seekor anjing pemburu mencari mangsa untuk sarapan paginya. Dia menjelajahi semak belukar di dekat hutan. Tak lama kemudian sampailah di padang rumput. Dia mendapatkan seekor kelinci yang sedang asyik makan rumput.
Anjing itupun menyalak keras sehingga kelinci itu terkejut bukan kepalang. Kelinci itu terus berlari sekencang-kencangnya. Sementara itu anjing mengejarnya. Kelinci larinya berbelok-belok, sehingga anjing sukar mengikutinya.
Karena kalah gesit, dia tidak berhasil menikmati daging kelinci. Dia pulang dengan kecewa. Di tengah jalan bertemu dengan seekor kambing. Kambing itu menyindir, “Kawan, bukankah anda pemburu yang cekatan? Alangkah malunya, kalau hal ini terdengar oleh binatang lain. Anda terkenal gesit kali ini menyerah kepada kelinci”.
“Bukan begitu” tukas anjing kecewa. “Kelinci itu lari karena dia ingin menyelamatkan jiwanya. Aku memburunya sekedar memenuhi selera makan pagiku. Masih banyak binatang untuk makananku. Bagi kelinci hanya ada satu nyawa saja.”


(diambil dari kumpulan dongeng “Kelinci dan Anjing Pemburu”, Sulartoyo S, dkk. 1977)




Share:

Membuat Film

Tantangan yang menarik buat anak-anak adalah membuat film. Tentu saja harus disesuaikan dengan usia dan tahapan jenjang kelasnya. Untuk anak-anak Sekolah Dasar, bisa saja hanya berperan sebagai tokoh-tokoh dalam filmnya. Sementara untuk anak-anak SMP sampai SMA, mereka sudah bisa sendiri membuat film.
Ketertarikan saya pada film bukan karena latah atau sekedar ikut trend saja, tetapi pada kepenasaran tentang membuat film yang berbeda. Setelah membaca bukunya @maswaditya, Sila Ke 6 Kreatif Sampai Mati, saya menemukan ide sederhana tentang menuang ide dalam karya film. Stop motion, itulah jawabannya.
Setelah menimbang teknik, pertama dengan foto yang disambung satu sama lain sampai kemudian ditemukannya sebuah aplikasi praktis stop motion. 
Hasilnya memang mengasyikan untuk seorang saya yang sedang belajar. Beberapa video stop motion saya, bisa dilihat di youtube.
Hari ini adalah berbagi ide dan inspirasi @idenide
Share:

Minggu, September 08, 2013

Prinsip Dasar Berkarya

Bagi saya, setelah melalui diskusi menarik di studi klub Diagonal yaitu studi klub yang interest dengan pemikiran Rudolf Steiner yang mendasari sekolah waldorf, berkarya itu bukan semata-mata berkarya tetapi lebih dalam dari itu. Berkarya adalah keterampilan dasar menjadi manusia utuh. Sangat dalam memang, dan saya setuju. Dengan berkarya kita bisa menemukan diri kita. Menemukan passion dan juga menemukan semua hal yang menjadi tujuan kita dilahirkan ke dunia ini. Jika belum berarti kadar berkarya masih seputar permukaan saja. 

Nah agar berkarya bukan sekedar permukaan saja, maka berkarya harus memberikan nilai dan makna yang mendalam bagi orang yang berkaryanya. Saya menemukan isi berkarya ketika saya bisa merasakan lebih dalam dan berpikir lebih dalam serta ada paduan antara keduanya saat berkarya.
Apa saja makna berkarya itu? Bentuknya bisa macam-macam tergantung pemikiran masing-masing. Tetapi karya yang terpenting adalah membuat kebijaksanaan pada orang yang berkaryanya.
Karya bagi anak-anak yang harus terus menjadi inspirasi bagi kehidupan mereka kelak tidak lepas dari prinsip sandang, pangan, dan papan.
Berkarya itu berhubungan dengan keterampilan dasar membuat sandang adalah merajut, meronce, menjahit, dan lain-lain. Manusia butuh pakaian maka keterampilan membuat pakaian harus dikenalkan sejak dini.
Keterampilan kedua berhubungan dengan papan yaitu pertukangan. Manusia membuat papan atau rumah untuk berlindung dari panas dan dingin. Rumah dengan segala isinya untuk kebutuhan manusia.
Selanjutnya adalah keterampilan dasar mengolah pangan yaitu pertanian, mengolah tanah, meracik makanan, itu berarti anak harus diajak untuk menanam tanaman, memasak, dan lain-lain.
Pada akhirnya berkarya itu menjadi jembatan bagi manusia untuk menjadi manusia seutuhnya. 

Share:

Semangat Berkarya

Berkarya adalah kebutuhan. Itulah yang membedakan kita dengan mereka. Semangat berkarya harus tumbuh sejak dini mulai dari anak-anak sampai dewasa. 
Berkarya dalam keseharian akan menjadi kebiasaan yang baik. Dalam berkarya yang sudah menjadi dalam diri kita, tidak akan ada lagi pemisahan dengan apapun. Seolah-olah sudah menjadi bagian utuh dengan kehidupan.
Sejatinya berkarya akan mengkayakan diri kita. Dengan berbagai pengalaman yang dilaluinya sebuah karya mewujud bukan saja hasil torehan tangan tetapi hasil olah diri yang baik.
Mengajarkan berkarya berarti harus memulai dari orang yang akan mengajarkannya. Tidak semata-mata mengantarkan teknik tetapi juga mendasari dengan pemahaman filosofi.
Mari ajak berkarya sebagai keseharian. 
Berkarya sebagai keseharian bersama anak-anak.

Share:

Sabtu, September 07, 2013

Pagi di Kawah Kamojang

Merasakan udara segar di pegunungan itu terasa berbeda. Walaupun harus sedikit berjuang agar tidak menggigil. Kopi dan teh hangat cukup untuk membuat badan terasa hangat.
Kamojang adalah salah satu kawah di Bandung. Dengan akses jalan bisa melewati dua alternatif yaitu Majalaya dan dari arah Garut. Dengan kondisi jalan yang menikung dan menanjak curam, pastikan kendaraan anda fit sebelum melalui jalur-jalur terjal menuju Kawah Kamojang.
Di Kawah Kamojang terdapat beberapa titik-titik kawah yang bisa di lihat, salah satunya adalah kawah kereta api. Dinamakan demikian karena suaranya nyaris terdengar sejak pos pemberhentian.
Sebelum memasuki kawasan kawah, anda bisa melihat juga kolam-kolam belerang yang bergolak di pinggir jalan.
Matahari Pagi Kamojang
Jalan Segar (foto dok Iden Wildensyah)

Share:

Postingan Populer