Ruang Sederhana Berbagi

Jumat, Juni 12, 2015

Cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Ada sebuah istilah baru untuk menggambarkan bentuk kecerdasan baru selain kecerdasan yang sudah lumrah diketahui yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan baru ini bernama kecerdasan spiritual. Banyak sekali tokoh-tokoh yang terkenal memiliki kecerdasan spiritual seperti Gandhi, Mother Teressa, dan masih banyak lagi.
Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi mampu
memimpin dengan baik dan penuh kedamaian

Kita bisa menerapkan kecerdasan spiritual ini dalam bentuk kehidupan kita. Dalam sebuah catatan di majalah intisari, dituliskan sebagai berikut:

1. Seringkali melakukan perenungan (kontemplasi) mengenai diri sendiri, kaitan hubungan dengan orang lain, serta peristiwa yang dihadapi. Hal ini untuk memahami makna atau nilai dari setiap kejadian dalam kehidupan.

2. Kenali tujuan hidup, tanggungjawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika segalanya mudah, lancar, dan membahagiakan, berarti destiny (tujuan hidup) cocok. Sebaliknya, bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.

3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang, dan kedamaian.

4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi, dan intuisi. Inilah proses channelling dengan Tuhan. Datangnya sering simbolik, terkadang tidak linier.

5. Ambil hikmah dari segala perubahan di dalam kehidupan (termasuk penderitaan) sebagai jalan untuk peningkatan mutu kehidupan kita.

6. Belajar melayani dan rendah hati.
Share:

Angeline Dan Kepedulian Kita

Pertama-tama ijinkan saya untuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang anak perempuan lucu bernama Angeline di Bali dengan kejadian yang tragis dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Semoga almarhumah diberi tempat yang layak di sisi Allah SWT. Aamiin! 

Kematian Angeline menyedot perhatian banyak pihak. Media-media turut melakukan analisis atas kematian Angeline dari berbagai sudut pandang dengan menghadirkan berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan analisis. Kajian media-media dilakukan dari satu media ke media lainnya termasuk sumber dari Media Sosial.

Yah, Angeline begitu menarik banyak perhatiah sejak berita kehilangannya yang disinyalir direkayasa oleh para komplotan pembunuh. Rekayasa untuk mengaburkan fakta dan kenyataan yang terjadi pada anak berusia 8 tahun tersebut. Sayangnya kebohongan yang ditutupi serapatmungkin akan terbuka dengan sendirinya. Misalnya kecurigaan pada tingkah laku pembohong yang sering tanpa sadar berlaku kikuk kalau berhadapan dengan orang lain untuk menanyakan kepadanya. Sebut saja, penolakan menteri, penolakan KPAI yang akan datang, dan masih banyak lagi kejanggalan yang tercium oleh pihak kepolisian.

Kepedulian Kita

Di luar dinamika yang berkembang, saya melihat sebuah reaksi sosial yang muncul di kalangan masyarakat atas peristiwa Angeline. Kepedulian dan kemaharan publik atas kenyataan yang terjadi. Hal ini bisa dilihat dari fanpage sebuah media sosial pada awal kasus kehilangan muncul dan setelah jasad Angeline ditemukan.

Kepedulian masyarakat begitu berkembang pesat saat melihat foto-foto dan video yang diunggah ke media sosial tersebut. Ada semacam empati yang berkembang untuk keluarga korban setelah melihat foto betapa lucunya seorang Angeline kemudian membayangkan berada di kuasa penculik. Ramai-ramai orang ikut menyampaikan rasa empati mendalam atas kehilangan tersebut. Merasakan hal yang sama jika seandainya terjadi pada dirinya. Semua membantu untuk mendapatkan kembali Angeline. Bukan hanya bentuk empati untuk meringankan beban keluarga saja yang bermunculan, tak sedikit mengeluarkan dana untuk membantu pencarian anak tersebut.

Sayangnya, empati atau kepedulian dari masyarakat ini kemudian berubah total setelah berita ditemukannya jasad seorang anak di bawah kandang ayam di belakang rumah yang disinyalir sebagai jasad Angeline. Masyarakat berbalik menjadi marah atas sikap keluarga yang sudah melakukan kebohongan publik lewat gerakan sosial yang dirancangnya. Tak sedikit cacian dan makian yang muncul di fanpage tersebut kepada keluarga angkat Angeline. Semua mengutuk sikap ibu angkatnya, kakak-kakak angkatnya, dan siapapun yang pernah terlibat dalam penyebaran berita kebohongan di media sosial. Tipisnya batas antara kepedulian dan ketakpedulian itu terlihat dari kasus di atas. Masyarakat bisa memuji kemudian bisa mengutuk dengan kejam saat merasa kebohongan yang besar terungkap.

Analisis atas pembunuhanpun berkembang. Teori-teori konspirasi atas kematian seorang anak bernama Angeline ini bermunculan di berbagai media. Di luar itu semua, saya hanya bisa mendoakan semoga arwah Angeline tenang bersamaNya. Kepedulian kita terhadap anak-anak harus semakin ditingkatkan. Sekolah, orangtua, dan guru harus mampu memberikan keamanan secara fisik maupun psikis kepada anak-anak agar ia tumbuh dengan baik di manapun berada.

Angeline, semoga engkau tenang disisi Allah SWT. Aamiin!

Share:

Kamis, Juni 11, 2015

Sisi Lain Bermain, Bertualang, Belajar [2]

Buat saya, buku Bermain, Bertualang, Belajar itu terasa sangat berkesan. Buku tahun ini yang lahir bersama anak-anak di Sekolah Alam Bandung. Bukan buku saya, itu adalah buku mereka. Salah satu alasan mendasar kenapa lahir karya buku ini adalah keinginan memberikan sebuah jejak yang baik untuk sebuah tempat yang ditinggalkan. Nah, anak-anak Sekolah Alam Bandung jenjang SD 6 ini membuat sebuah buku yang diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk adik-adik kelas atau siapapun yang membacanya.

Bermain, Bertualang, Belajar
Saat membaca buku tersebut, beragam rasa berkumpul, banyak sekali pengalaman anak-anak yang bisa dijadikan pelajaran. Mereka menuliskan banyak sekali kesan tentang perjalanan mereka selama bersekolah di Sekolah Alam Bandung.

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kita mengenalnya sebagai sebuah ungkapan yang terus menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Menghadirkan pengalaman adalah bagian terbaik yang bisa dilakukan oleh guru agar anak-anak bisa belajar secara mengasyikan dan menyenangkan. Banyak pengalaman-pengalaman di sekolah yang bisa dijadikan sebagai pelajaran selain pelajaran-pelajaran tertulis seperti mata pelajaran pada umumnya.

Inilah ringkasan beberapa catatan pengalaman anak yang ada di buku Bermain, Bertualang, Belajar!


Pada waktu buka kelas,yang terseru adalah dimana kita saling berbagi cerita. Setelah itu kita mengaji 3 lembar Al-Qur’an. Terus kami langsung belajar sesuai jadwal .Yang paling ditunggu tunggu setelah belajar pastinya istirahat. Biasanya pada saat istirahat kami bermain bola di lapangan (Adli)

Sekolah di SAB sangat menyenangkan buat saya dan tidak akan pernah saya lupakan, karena lingkungan sekolah yang sangat alami,  sejuk dan asri, pemandangan yang indah, teman-teman yang kompak, guru-guru yang baik dan dekat dengan saya dan saya ke sekolah tidak usah memakai seragam dan sepatu. (Dhafin)

Setelah outbond kami memasak makanan sendiri, kelompok saya memasak tahu, kornet, sarden, telur, dan sayuran. Setelah kami memasak lalu saya makan makanan yang baru di masak. ada kelompok lain yang memasak sarden pedas dan salah satu kelompok nya ada yang sakit perut. (Fikri)

Aku langsung berlari keluar bivak sambil mengangkat kakiku tinggi-tinggi. Aku menghampiri wida yang matrasnya di bagian bawah bivak dan bersentuhan dengan matras dari bivak laki-laki yang ada di bawah bivak kami (Tata)

Kenapa pak Dino belum datang, padahal sekarang kami semua sudah kelas 5. Hari- haripun telah berlalu, sampai kami memasuki kelas 6. Kami sudah mulai serius belajar, saat sedang istirahat, aku melihat pak Dino di luar kelas. Akupun langsung pergi ke arahnya dan salam, walau pak Dino terlambat ia sudah menetapi janjinya (Faiza)

Aku punya guru-guru dan teman-teman yang menyenangkan yang juga serasi dengan pemandangan sekolahku yang asri mulai dari sawah, sungai, bukit, dan pepohonan yang banyak sekali (Salma)

Aku tak mengira waktu berjalan cepat sekali. Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Tidak terasa sekarang kami melaksanakan ujian kenaikan kelas untuk bisa lulus dan naik kelas ke kelas 5 SD. Enaknya ujian itu kita tidak harus terlalu menyamakan apa yang ada di buku atau modul, cukup dengan pemahaman kita tentang hal tersebut (Fida)

Saat kemah kelas 4, tempat yang dipilih adalah Rancaupas, di sana saya dan tim memilih tempat untuk membangun tenda, di sana juga saya diajarkan cara menggunakan kompas lalu saya dan yang  lainnya berpetualang menggunakan kompas.  Tim saya sempat tersesat,  tetapi akhirnya bisa kembali dengan selamat.  Saat saya mau pulang, ternyata ada masalah yang membuat kami semua jalan kaki dari dalam Rancaupasnya sampai ke kecamatan pasir jambu,  ternyata itu hanya sebagian dari latihan, dan kami semua hanya berjalan sampai kawah putih dan akhirnya berendam di kolam air panas untuk bermain-main (Ilmi)

  
Share:

Super Unduhan Cepat

Siapapun yang bergerak di dunia internet pasti membutuhkan kecepatan yang bagus. Kecepatan ini menyangkut efektivitas dalam pengerjaan yang berhubungan dengan kontennya. Butuh super unduhan cepat yang membuat pekerjaan menjadi sangat mudah.

Banyak operator yang bisa dijadikan referensi untuk mendapatkan super unduhan cepat ini. Nah operator-operator ini kemudian bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pelanggan yang loyal. Untuk itu, butuh tips yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam memilih operator super unduhan cepat ini.

Salah satu referensi yang bisa dijadikan sebagai bagian dari pekerjaan adalah UC Browser. Anda akan mendapatkan layanan yang menjadi pilihan lebih dari 400.000.000 orang dalam bekerja di dunia internet. Klik di sini untuk mendapatkan informasi seputar layanan super unduhan cepat ini.

Super Unduhan Cepat

Share:

Pelepasan: Harus Berpisah Untuk Kembali Bertualang

Seminggu ini rasanya diaduk-aduk perasaan oleh sebuah peristiwa pelepasan sekolah. Walaupun hanya satu tahun bersama-sama tetapi tetap saja, saat harus berada dalam situasi haru, meneteslah air mata ini.

Setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan. Hal ini sudah diketahui bersama. Bertemu kemudian berpisah. Berpisah kemudian bertemu kembali. Ini hal lumrah karena inilah kehidupan. Tidak ada yang abadi. Semua hal yang terjadi selalu ada akhirnya. Bahkan dunia ini, kita percaya ada akhirnya. 

Melepas mereka untuk tidak bersama-sama lagi adalah kebahagiaan tersendiri. Mendidik dalam kebersamaan dan kerjasama selama berbulan-bulan, melewati banyak dinamika yang menyenangkan dan juga tidak menyenangkan. 

Seperti menjalani pendakian gunung, ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Sampai di puncak gunung harus berjuang sekuat tenaga untuk kembali turun. Kepuasan sampai di puncak gunung karena berhasil melewati banyak rintangan. Sampai kemudian harus turun kembali dan bersiap menyongsong tantangan selanjutnya. 

Demikian halnya dengan saat kita harus berpisah dari teman-teman seperjuangan selama setahun, ada keharuan dan juga kebanggaan. Saya tak bisa menahan segala rasa yang berkecamuk. Tapi semua harus terjadi dan kita harus pergi untuk petualangan selanjutnya. Untuk jenjang selanjutnya, untuk dinamika selanjutnya, dan tentu saja untuk pertemuan dan perpisahan selanjutnya. 

Keharuan anak-anak saat melepas kakak kelasnya di Sekolah Alam Bandung

Share:

Rabu, Juni 10, 2015

Perdebatan dan Kearifan

Di Tiongkok pernah ada seorang guru yang sangat dihormati karena tegas & jujur.

Suatu hari, 2 murid menghadap sang guru. Mereka bertengkar hebat & nyaris beradu fisik.

Keduanya berdebat tentang jumlah hitungan 3x7. Murid yg pandai mengatakan 21, Sedangkan si murid bodoh bersikukuh mengatakan 27.

Perdebatan dan Kearifan
Murid bodoh menantang murid pandai u/ meminta sang guru sebagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar di antara mereka.

Si murid bodoh mengatakan, "Jika saya yang benar 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru, tapi jika kamu yg benar (3x7=21) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri." kata si bodoh menantang dengan sangat yakinnya.

"Katakan guru mana yang benar?" tanya si murid bodoh.

Ternyata sang guru memvonis cambuk 10x bagi si murid pandai (yang menjawab 21).

Si murid pandai protes keras!

Sang guru menjawab, "Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk ketidakarifanmu yg mau-maunya berdebat dgn orang bodoh yg tidak tahu kalo 3x7 adalah 21.

"Sang guru melanjutkan, "Lebih baik melihatmu dicambuk & menjadi arif, daripada saya harus melihat 1 nyawa terbuang sia-sia!"

Berdebat atau bertengkar untuk hal yg tidak benar & tidak berguna, hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita diam u/ menghindari perdebatan atau pertengkaran yg sia-sia. Diam bukan berarti kalah, bukan? Memang tidak mudah, tapi janganlah sekali-kali berdebat dgn orang yang tidak memahami permasalahan, tapi merasa dirinya sudah paling benar padahal sudah jelas-jelas salah.

"Merupakan suatu kearifan bagi kita, yg bisa mengontrol & menjauhkan Diri dari perdebatan yg tak berguna." 
Semoga bermanfaat"
Share:

Senin, Juni 08, 2015

Orang Tua [Kisah dari Negeri Jepang]

Konon di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yg sudah tua ke hutan. 

Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Parents (sumber disini)
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya kehutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya, menaburkannya di sepanjang jalan yg mereka lalui. 

Sesampainya di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut lalu mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap ibunya.

Justru si Ibu yg tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata 'Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan hingga hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. 
Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah..

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dgn sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang kerumah. Pemuda itu akhirnya merawat Ibu yg sangat mengasihinya hingga Ibunya meninggal..

Orang tua bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya..

Karena pada saat engkau menggapai sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya orang tua yang mengerti kita, bathinnya akan menderita kalau kita susah.. 
Belum tentu istri, suami, ataupun teman sanggup menyayangi seperti itu.. 

Orang tua kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita terkadang kurang ajar dan mengabaikan orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita..

Mulai sekarang mari kita lebih mengasihi orang tua kita selagi mereka masih hidup.
Share:

Minggu, Juni 07, 2015

LAZADA: Alternatif Jual Beli di Internet

Ingat produk Xiomi? Yah, sebuah telepon seluler yang beken keluaran dari Tiongkok tetapi memiliki kualitas yang hampir menyamai produk dari Amerika. Ingat Xiomi ingat LAZADA! Saya katakan demikian karena kehadiran Xiomi di Indonesia melalui perantara LAZADA.

Bukan hanya xiomi produk yang ada di Lazada, hampir semua kebutuhan sehari-hari juga muncul di sana. Layanan yang sangat baik karena terpercaya banyak orang. Handphone merek lain juga hadir di sana. Dijual secara online ternyata lebih efektif karena menjangkau banyak kalangan dengan daerah yang lebih luas.

Di era yang super cepat ini, berjualan di internet adalah adalah sebuah alternatif yang bisa kita pilih. Semakin hari perkembangan internet dan teknologi lainnya semakin berkembang dengan cepat. Demikian halnya dengan akses jual beli yang semakin revolusioner dengan kehadiran media internet ini.

Tertarik! silahkan gunakan layanan yang terpercaya agar anda mendapatkan kepuasan dalam berbelanja. Klik di sini untuk mendapatkan banyak manfaat dari berinteraksi dan jual beli di internet yang lebih baik.


Share:

Pada Awalnya Sebuah Mall Berdiri

"Sejak dulu, Jakarta adalah kota yang kalah. Dia dibangun dari sinergi kemunafikan manusia yang menjadi penghuninya. Tidak ada kegagahan dalam sejarahnya. Jakarta bukan kota yang patut untuk dicintai" (Rahasia Meede hal 198)
Dari Pusat Perniagaan Menjadi Benteng
Mengikuti sejarah Indonesia dan mengkomparasi dengan kehidupan sekarang, sepertinya tidak jauh berbeda. Sayangnya beberapa pengambil kebijakan seakan lupa sejarah atau bisa jadi melupakan sejarah. Ingat kata-kata Soekarno "Jangan sekali-kali melupakan sejarah". Salah satu bagian yang saya komparasi adalah pembangunan mall. Pembangunan mall atau pusat perbelanjaan, atau tempat perniagaan yang kian marak di setiap kota sekarang mengingatkan saya pada pola penjajahan Belanda melalui VOC yang diawali oleh pembangunan sebuah pusat perniagaan. Saya katakan saja sebagai pusat perbelanjaan atau sebuah mall untuk kata yang lebih nge-trend di jaman sekarang.
Kita lihat ke belajabf, bahwa pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Jakarta doeloe (sumber: di sini)
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
Berdirinya pusat perniagaan berawal dari seorang negosiator ulung bernama Kapten Jacques L 'Hermite yang diutus oleh Gubernur Jenderal VOC pertama, Pieter Both, Pangeran Jayawikarta (penguasa Batavia setelah Portugis kalah oleh tentara Demak di bawah pimpinan Fatahillah) memberikan ijin pada VOC untuk membangun pangkalan niaga di Jayakarta pada tahun 1611. Pada tanah yang terletak di pinggir timur muara sungai Ciliwung itu, VOC membangun huis, loge, danfactorij. Bangunan itu kemudian disebut Nassau Huis. Perjanjian itu kemudia diperbarui lagi pada masa Gubernur Jenderal Gerard Reynst. Terus dipertahankan hingga masa pemerintahan singkat Gubernur Jenderal Dr. Laurens Reael.
Ketika pucuk pimpinan berpindah ke tangan Jan Pieterszoon Coen, keadaan tidak lagi sama. Dia menambahkan bangunan baru, Mauritius Huis. Di antara Nassau Huis dan Mauritius Huis dibangun tembok batu yang dijejali dengan meriam. Kekuatan penjaga ditambah berkali lipat. Tembok-tembok itu kemudian disempurnakan menjadi benteng oleh Piere de Carpentier, yang menjadi penguasa selama JP Coen berlayar ke Maluku. Tembok yang membentuk sebuah kota itu kemudian disebut Kasteel Jacatra. Keadaan ini membuat hubungan VOC dan Pangeran Jayawikarta menjadi tegang. Perimbangan kekuatan bermuara pada ide penguasa tunggal terhadap kota.
Kejatuhan Jayakarta tinggal menghitung hari. Dengan tujuh belas armada kapalnya dari Maluku, Coen memimpin sendiri penyerangan terhadap Banten dan Jayakarta. Tepat pada tanggal 30 Mei 1619, Kota Jayakarta dihancurkan. Daerah yang direbut menjadi bagian dari Batavia. Pada 4 Maret 1621, secara resmi Batavia dikukuhkan sebagai nama kota. Mimpi Coen untuk menjadikan Batavia sebagai pusat kerajaan dagang yang terbentang mulai dari Tanjung Harapan hingga Jepang pun dimulai.
Mall Jaman Sekarang
Lantas ada apa dengan pusat perniagaan jaman sekarang? pertanyaan itu untuk memulai mengkomparasi kenyataan bahwa berawal dari mall penjajahan dimulai. Banyak yang bilang bahwa penjajahan jaman sekarang bukan bersifat fisik seperti tanam paksa, kerja paksa dan paksa-paksaan lainnya yang terlihat. Penjajahan jaman sekarang adalah paksaan pada kebutuhan untuk terus menerus menjadi konsumtif. Tidak sadar di jajah oleh merek, oleh gengsi dan oleh mall itu sendiri. Mall sudah menginvasi daerah-daerah vital yang menjadi tempat hidup semua mahluk. Baik manusia maupun hewan. Mall dibangun dibekas sawah, ladang dan pemukiman yang terpaksa harus ditinggalkan karena pembangunan mall.
Banyak sawah yang menjadi korban, sawah hilang berarti sumber makanan harus mendatangkan dari luar. Jika mendatangkan dari luar berarti konsekuensinya kita bergantung pada pihak luar penyedia makanan tersebut. Jika kita bergantung pada pihak luar maka pihak luar dengan mudahnya memainkan harga, kualitas dan kuantitas semaunya. Inilah bentuk penjajahan yang tidak terasa sudah sangat merasuki semua manusia Indonesia, kecuali daerah yang belum terinvasi oleh mall.
Pada awalnya pusat perniagaan, berkembang menjadi pemukiman lalu menjadi benteng dan akhirnya menguasai kota. Kondisi nyata terjadi pula di beberapa kota, sebut saja Kota Bandung. Pada awal berdirinya, ijin dikeluarkan untuk pembangunan mall, lalu berkembang sedikit-sedikit dibangun tempat bermain, berkembang kemudian menjadi tempat parkir dengan alasan tempat yang sudah ada tidak bisa menampung parkir, berkembang kemudian tumbuh hotel. Yang awalnya hanya sebuah mall dengan kawasan hijau yang asri, kini berkembang menjadi sebuah tempat bermain dan hotel. Lalu apa kata walikota melihat perkembangan tidak sesuai ijin ini. "kami kecolongan" setiap kali ada pembangunan, selalu jawaban saktinya adalah "kami kecolongan". halagh cape dech.
Adalah sangat wajar jika ada beberapa kalangan yang menolak pembangunan di beberapa tempat di Kota Bandung. Mereka khawatir kejadian "kecolongan" dan "kecolongan" terus menjadi trend dan sikap developer terus saja membangun agar terus kecolongan, bangun saja dulu, ijin belakangan. Untuk mengantisipasi ini, baiknya pihak terkait, birokrasi dan aparat penegak hukum tegas terhadap segala jenis pelanggaran pembangunan. Saya katakan "saya bukan anti pembangunan, hanya saja pembangunan yang tidak ramah lingkungan, tolong jangan dipaksakan hanya untuk mengejar gengsi dan kebutuhan yang tidak perlu".
Sawah jangan dihilangkan, masa kita harus kehilangan bebegig dan kita hanya bisa melihat sawah di mall. kritik saja, sawah jangan diganti oleh mall dan tolongan jangan tamak dan merusak lingkungan.

Sumber:
www.id.wikipedia.com
Ito, E. Rahasia Meede. 2007. Hikmah. Bandung

Share:

Postingan Populer