Ruang Sederhana Berbagi

Selasa, Maret 20, 2012

Pelatih Hebat

Beberapa manajer tim terbaik sudah menunjukkan kinerja yang lumayan mentereng. Dengan segudang pengalaman mereka berhasil mewujudkan mimpi para supporter. Mereka adalah orang yang berjasa membuat supporter tak berhenti bersorak gembira untuk kemenangan timnya. Dari beberapa manajer yang ada, saya coba merangkumnya sebagai apresiasi atas jasa mereka.

Pep Guardiola
Salah satu manajer paling sensasional tahun 2009 adalah Josep 'Pep' Guardiola. Manajer Barcelona yang mengantarkan Barca menggenggam 6 piala dalam setahun. Tak tanggung-tanggung pelatih kawakan di Liga InggriS, Sir Alex Ferguson menyatakan kekagumannya. Sir Alex bahkan berani mengatakan bahwa Pep Guardiola adalah orang yang tepat menggantikan dirinya menjadi manajer Manchester United.
Bapak Mertua saya mengatakan bahwa kemenangan dan keberhasilan Barca itu adalah kemenangan momentum. Ya, ketika Pep Guardiola memegang Barca, semua pemain sedang on fire. Katakan saja, Lionel Messi, Thiery Henry dan Charles Puyol yang kalau bermain kayak 'kesetanan'. Tidak saja pemain utama tetapi juga barisan pemain lapis yang tidak kalah 'greng' ketika dimainkan. Inilah momentum dimana pemain yang bagus, bertemu manajer yang bagus, pada saat yang bagus.
Saat yang bagus bisa saja diartikan sebagai saat dimana team lain sedang krisis. Coba saja tengok bagaimana Real Madrid walaupun bertabur bintang tetapi belum bisa mengalahkan Barcelona. Pemain sekelas Kaka, Christiano Ronaldo ternyata belum bisa diandalkan untuk mendongkrak dominasi Barca walaupun secara klasemen saat ini mereka unggul.
Inilah sepakbola yang penuh dinamika dan pemikiran yang lumayan dinamis. Bukan semata-mata tendang menendang saja tetapi juga motivasi dan kepemimpinan manajer.
Sir Alex Ferguson
Saya menaruh hormat pada Manajer yang satu ini, Sir Alex Ferguson adalah sosok yang kagumi sekaligus saya benci. Saya pernah menonton bagaimana dia melatih, membangun semangat dan menjelaskan filosofi bekerja sama. Bukan saja sebagai manajer tetapi juga sebagai guru yang mengajarkan bagaimana seharusnya bertindak baik dan benar.
Arahan Sir Alex ini baca disalahsatu majalah olahraga, sementara cara dia menyampaikan instruksi saya melihatnya direkaman video tentang MU. Sungguh pantas dia mendapatkan predikat pelatih yang berkarakter. Salahsatunya adalah ciri atau kekhasan dia yang tidak bisa dimiliki oleh manajer lainnya. 
Keistimewaan dia bagi saya terutama bisa meramu tim dan bisa membangkitkan semangat di 'Injury Time'. Untuk membangkitkan semangat kemenangan di 'Injury Time' saya garisbawahi, inilah keistimewaan Sir Alex yang tidak dimiliki oleh Manajer lain. 
Saya memperhatikan beberapa kali pertandingan Manchester United yang selalu menang di 'Injury Time'. Bagi saya ini bukan kebetulan, ini adalah racikan, ini adalah hasil Sir Alex dalam membuat komposisi pemain yang bermental juara di awal dan akhir. Masih teringat dalam benak saya ketika MU mengkandaskan Bayern Munich di Final Piala Champion, saat MU ketinggalan 2-0 lalu berbalik menjadi 2-3 untuk kemenangan MU, pencetak gol waktu itu Ole Gunnar Solkjaer (si Killing Machine Like Baby ini mengingatkan saya pada teman SMU).
Saya masih ingat juga keajaiban di Injury Time saat MU mengalahkan Arsenal, atau MU menahan Imbang Sunderland dini hari tadi (04.10.09). Begitu fantastis meraih kemenangan di sisa waktu, karena tidak semua tim bisa meraih peluang dari sedikit kesempatan yang tersisa.
Di balik semua itu bagi saya adalah Sir Alex, dialah otak dari setiap kemenangan Injury Time MU. Saya menilainya bahkan Sir Alex adalah spesialis peraih kemenangan disaat Injury Time. Tidak banyak yang mengetahui bagaimana Sir Alex bisa meramu tim seperti itu. Tetapi memang tidak demikian dengan Jose Mourinho ketika masih menjadi Manajer Chelsea. The Spesial One ini berhasil menahan laju gempuran MU di injury time, caranya dengan menumpuk pemain sebanyak-banyak di dalam kotak penalti hingga pemain MU kesulitan menembus barisan pertahanan Chelsea.
Sir Alex juga saya benci karena kemampuannya. Ini terjadi karena saya kurang begitu suka dengan team MU, saya lebih suka Liverpool, chelsea dan Arsenal. Saya juga mendukung team lain yang sedang bertanding melawan MU dengan harapan MU bisa kandas. 
Sir Alex adalah fenomena bagi saya, karena itu saya menaruh hormat bagi manajer yang berhasil meraih point di injury time. Tetapi bagi saya ini juga kelemahan sir Alex, karena merasa selalu menang di injury time, dia selalu menuntut injury time yang lumayan lama. Contoh saja ketika menjamu Manchester City, MU diberi 6 menit injury time dan terbukti owen bisa membuat gol, sir Alex senang. Merasa sebagai spesialis injury time, sir Alex memprotes ketika wasit Wiley hanya memberikan 4 menit saja tambahan waktu saat menjalani laga kandang melawan sunderland.
Yah.. Sir Alex adalah manusia biasa, selalu ada kelemahan dibalik kesempurnaannya meramu tim. Saya menaruh hormat kepada dia. 
Mourinho Si Spesial One
 Saya katakan kepada pemain sebelum bertanding adalah sebuah pernyataan Albert Einstein seorang ilmuwan besar bahwa ada dorongan yang lebih kuat daripada mesin uap, listrik, dan energi atom, yaitu kemauan” (Jose Mourinho) 
 Selain kontroversinya, ada sisi-sisi lain yang membuat saya kagum pada Manajer berkebangsaan Portugal ini. Juru taktik yang dingin dan pintar memotivasi adalah dua hal yang patut disandangkan pada Mourinho. Keberhasilannya memenangkan Liga Champion di dua klub yang berbeda adalah prestasi tersendiri. Walaupun sekarang mungkin tersendat dan butuh keajaiban untuk lolos ke putaran final, tetapi setidaknya dalam beberapa laga terakhir, Mourinho sudah berhasil membuktikan diri sebagai juru taktik yang berhasil meracik team.
Komentarnya yang tajam dan kontroversial kadang membuat panas kuping team lawan. Mourinho pintar memainkan psikologis team lawan sebelum bertanding. Inilah yang menjadi berbeda karena di era sebelumnya tidak ada manajer sekontroversial Mourinho dalam berkomentar. Sir Alex saja sering panas kuping kalau menjelang pertanding melawan Chelsea dulu. Saling serang tetapi ternyata saling merindukan. Terbukti dalam beberapa media dilansir bahwa Sir Alex merasa kehilangan sosok Mourinho di Liga Inggris saat dia berlabuh ke Inter Milan. 
Share:

0 komentar:

Postingan Populer