Ruang Sederhana Berbagi

Rabu, Juli 24, 2013

Menonton Film

Bisa jadi bagi beberapa orang menonton film bukan sebagai bagian dari pembelajaran. Tetapi berbeda dengan mereka, saya suka mengajak anak-anak menonton film. Tentu saja dengan judul-judul film yang terpilih. 
Pilihannya beragam mulai dari film dokumenter, film drama, dan film imajinatif. Buat anak-anak (juga buat orang dewasa) menonton film itu mengasyikan. Dalam film kita bisa melihat kehidupan di luar diri kita. Ada tawa, sedih, dan segala perasaan yang tumpah di dalamnya.
Buat pembelajaran, menonton film itu akan membawa anak pada pengalaman imajinasi. Sebut saja film Dr Seus, imajinasi dan hiburan bersatu di dalamnya. Kita bisa belajar tentang kehidupan dari film tersebut.
Hari ini saya mengajak nonton film untuk pertama kalinya di tahun pendidikan 13-14 ini. Saya ingin mengajak mereka dalam pembelajaran tentang fokus, tenang, dan konsentrasi. Lewat film, anak dituntut untuk bisa memfokuskan diri. Hasilnya, untuk satu moment ini ternyata anak-anak mampu fokus dengan baik sesuai harapan.
Suasana saat anak menonton film di pojok perpustakaan sekolah.
Share:

Selasa, Juli 23, 2013

Hari Anak

Hari ini tanggal 23 Juli katanya diperingati sebagai Hari Anak. Tentu ada tujuan dibalik peringatan tersebut. Ada juga makna dibalik peringatan tersebut.
Buat saya, anak adalah dunia yang sangat menyenangkan. Masa yang sangat indah dan penuh dengan kedamaian. Masa dimana belum mengenal dunia sebagai bagian yang terpisahkan dari diri.
Ada tawa di dalamnya juga ada tangis. Yang tidak ada adalah prasangka buruk terhadap segala sesuatu. Yang ada adalah keingintahuan yang besar atas segala sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya selalu.
Dalam keseharian, anak tak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Sebagai anak yang tumbuh di kampung dengan banyak pohon dan air yang mengalir jernih, dunia anak terasa sangat berkesan dan selalu dekat dengan alam.
Alam adalah bagian dalam diri anak-anak. Untuk itu menjaga alam yang baik sangat mendukung perkembangan anak yang baik.
Sebagai orang dewasa sekarang, tugasnya adalah membangun lingkungan yang kondusif untuk anak-anak tumbuh dengan baik. Selamat Hari Anak!

Share:

Mengulik Tampilan

Sebenarnya saya tidak begitu suka mengutak-atik tampilan blog. Tetapi, tetapi, tetapi, ada seorang anak yang sangat rajin sekali mengubah tampilan blognya. 
Sebenarnya ketika pertama kali demam bloger, saya mencoba-coba banyak tampilan melalui berbagi media. Senangnya saat berhasil membuat sesuatu yang baru, berbeda, dan unik.
Sebenarnya, mengutak-atik HTML itu sudah saya kerjakan lama sekali. Tetapi setelah dunia instan merajalela, saya lebih memilih konten saja daripada tampilan. Tampilan cari yang instan, kemudian fokus di isi. Ingat selalu contens is king!
Sebenarnya tampilan itu sangat penting! Sama pentingnya dengan isi. Nah keduanya harus bisa berjalan beriringan. Dan yang sebenar-benarnya, hari ini saya senang karena bisa membuat hari menyenangkan.

Share:

Menulis

Menulis adalah berkarya! menulis itu menyenangkan. Tulisan (katanya) abadi, menulis juga berbagi kebaikan. Oh iya, saya percaya bahwa benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Jadii.. mari kita berbagi kebaikan!
Based on true story www.andertoons.com
Share:

Senin, Juli 22, 2013

Senin Ceria

Senin berarti ceria
Senin adalah mengasyikan
Senin adalah petualangan
Ada harapan di hari senin
Bertemu lagi denganmu di hari senin



Share:

Sabtu, Juli 20, 2013

Pakaian Seorang Guru

Guru dalam bahasa sunda sering disebut sebagai sosok digugu dan ditiru yang berarti diikuti perkataannya dan ditiru perbuatannya. Tentu saja semua berharap pada kebaikan. Perkataan yang baik dan perbuatan yang baik juga.
Mengingat perannya yang sangat besar, guru hendaknya memahami hal ini sebagai sesuatu sangat penting dalam kesehariannya. Ucapan yang baik saat menyapa anak-anak, menyapa teman, dan lain-lain. Nah dalam perbuatan bentuknya bisa beragam. Misalnya cara berjalan, cara bekerja, cara berpakaian guru, dan masih banyak lagi. 
Tentang cara berpakaian, saya akan berbagi pengalaman tentang seorang teman di sekolah. Sekolah kita memang bukan sekolah dengan seragam sekolah yang pada umumnya. Kasual dan santai, demikian saya menggambarkannya. Ada alasan tertentu dari pilihan ini, selain mengajak untuk selalu kreatif bukan karena pakaian juga membangun suasana santai dan kreatif selama belajar dan bermain. Kecuali hari jumat, anak-anak berseragam semacam kaos. Jumat bebas tetapi tetap memperhatikan kesopanan.
Kasual dan santai ini kemudian memberi dasar bagi guru untuk juga bisa seiring anak-anak dalam berpakaian. Guru tidak kalah kasual dan santainya, dengan kaos dan celana jeans yang sopan, guru bisa beraktivitas mengajar dengan santai dan tidak terkekang oleh pakaian dinas yang kaku.
Teman saya bercerita, setiap hari ketika memasuki kelas dia menganggap semacam pertunjukan yang harus ia siapkan mulai dari pakaian, cara menyampaikan materi, dll. 
Bagi saya, berpakaian yang sopan itu penting tetapi tidak terbatas pada jenis bahannya. Jeans dan kaos oblong adalah pilihan utama, sisanya sebagai pelengkap. Pelengkap untuk kegiatan-kegiatan tertentu semacam acara formal. Dari dulu, saya paling tidak suka diatur-atur masalah berpakaian tetapi sekarang dalam konteks pendidikan dan menginspirasi anak-anak, saya jadi lebih suka bereksperimen dengan berbagai jenis berpakaian. Tentu saja selalu mengutamakan kesopanan.
Teringat sebuah buku bacaan tentang sekolah, saat seorang guru perempuan yang selalu lengkap berpakaian blazer di tengah-tengah muridnya yang berpakaian kasual. Ia mengatakan "suatu hari anak akan menggunakan pakaian semacam ini saat mereka memasuki dunia kerja, saya berhak mengenalkannya mulai dari sekarang". Nah dengan dasar itulah saya sekarang suka mengeksplorasi berpakaian saat bersama anak-anak. Kadang kasual, kadang kemeja, kadang berdasi lengkap dengan celana setelan. Semuanya dilakukan untuk memberi referensi bagi anak didik kita di kelas. 
Kadang rapi dengan kemeja dan celana katun. Rapi dengan tampilan seperti orang kantoran.
Kadang menjadi (seperti) petualang dengan pakaian kasual dan celana jeans untuk bergiat bersama anak-anak. Ini pilihan cocok setiap hari, lebih simpel, lebih leluasa bergerak dan bergiat.

Share:

Jumat, Juli 19, 2013

Mengalir Seperti Air

Hidup itu mengalir saja, dengan harapan dan kebaikan yang terus dipupuk setiap hari, kita bisa jalani setiap hari dengan baik. Mengalirkan setiap dinamika yang terjadi serta selalu merefleksikan hal sudah terjadi.
Kemampuan mengalirkan semua ini butuh latihan. Salah satunya adalah kesabaran dan ikhlas. Selalu terbayang si Master Sifu dan Po yang belajar mengendalikan damai mulai dari diri sendiri. Hanya mengalirkan saja tetapi segalanya menjadi terkendali.


Share:

Harapan

Salah satu hal yang tersisa walaupun sedikit dari kotak Pandora adalah harapan. Ini berarti walaupun kecil tetapi sebuah harapan sangatlah besar peranannya dalam kehidupan ini. Mendidik sepenuh jiwa dengan harapan-harapan yang baik untuk anak didik adalah bentuk kepedulian terhadap generasi yang akan datang. Harapan tentang kebaikan dan kehidupan masa depan yang lebih baik.
Membangun harapan dalam diri di setiap anak untuk bisa menjadi dirinya, untuk menjadi manusia seutuhnya yang mampu memberikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan yang lain. Anak tumbuh dan kemudian akan menjadi penerus generasi harus selalu dipupuk harapannya. Sekolah punya peran besar dalam membangun harapan ini. Setiap harapan orangtua agar anaknya mampu menjadi anak yang baik dan harapan setiap anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Inilah harapan semua yang harus tetap ada. Anak belajar dari pengalamannya, dan sebagai orangtua harus memberikan banyak harapan tentang the world is good, the world is beautiful, dan the world is truthful.


Share:

Senin, Juli 15, 2013

Mendampingi Sepenuh Jiwa

Kalau berada di sekolah dan masih menganggap sebagai pekerjaan, bersiaplah untuk menerima kondisi terseok-seok dengan ritme anak-anak yang aktif dan membuncah.
Bersama anak-anak adalah sebuah panggilan jiwa, bukan panggilan pekerjaan. Banyak detail-detail yang harus dikerjakan dengan baik untuk mendampingi anak-anak selama mereka berproses. Anak-anak berkembang setiap hari. Itu berarti ada banyak dinamika yang akan terjadi setiap harinya. 
Bayangkan jika kita menganggap itu pekerjaan, pasti berat karena ritme anak itu tidak bisa ditebak. Kita bisa mengarahkannya atau mengikuti. Tergantung pada kondisi yang terjadi pada saat itu.
Mendampingi anak harus sepenuh jiwa karena anak-anak adalah jiwa murni yang masih bisa menangkap sisi-sisi bawah sadar orang dewasa. Saat kita memberikan sepenuh jiwa kita untuk mendampingi mereka maka pendidikan akan bermakna bagi mereka.
Kelas kenangan Bengkirai
Share:

Postingan Populer