Ruang Sederhana Berbagi

Kamis, April 07, 2016

Ingin Mengendarai Haul Truck? Coba Dulu Simulatornya

Memasuki ruang simulator kendaraan di Institut Pertambangan Nemangkawi terasa seperti berada di ruang bermain arena ketangkasan di pusat-pusat perbelanjaan. Tak terasa bahwa ruangan itu adalah inkubator pencetak generasi muda Indonesia dan pemuda-pemudi Papua khususnya untuk menjadi seorang teknisi terlatih di bidang pertambangan khususnya operator lapangan.

Semua bidang operasi pertambangan harus dilakukan secara cermat dan seksama. Maka dari itu setiap individu yang akan terjun di lapangan harus terlatih dan terampil dalam bidangnya. Khusus untuk mengoperasikan kendaraan super besar yang bannya setinggi mobil jeep type double cabin atau setinggi rumah satu lantai, harus benar-benar tersertifikasi khusus oleh lembaga independen yang mengurus bidang lisensi mengendarai kendaraan raksasa ini.

Untuk itu, Institut Pertambangan Nemangkawi memfasilitasi para peserta didiknya dengan ragam fasilitas yang memadai agar siap terjun di lapangan dengan baik. Simulator kendaraan berat salah satunya. Yah, simulator ini berbeda untuk tiap jenis kendaraannya. Dump truck tentu berbeda dengan kendaraan penggali, tentu juga berbeda cara mengoperasikannya. Bus, truck, jeep, dan masih banyak lagi jenis kendaraan yang beroperasi di lokasi tambang PT Freeport Indonesia. Simulator ini tentu saja berbeda dengan simulator di kepolisian untuk test saat ingin mendapatkan Surat Ijin Mengemudi.

Bagaimana dengan simulator di arena permainan? Tentu saja beda. Walaupun saat pertama kali melihat berjajar seperti di arena permainan, ini berbeda. Banyak sekali tombol-tombol instruksi yang harus diamati. Lalu lampu indikator yang juga lumayan harus diingat saat mengendarainya. Isyarat yang muncul juga harus benar-benar diperhatikan. Misalnya jenis-jenis gangguan yang bisa muncul tiba-tiba saat mengendarai.

Bunyi alarm? Iya! Ada bunyi peringatan jika kita salah langkah. Bunyi ini untuk mengingatkan banyak hal termasuk yang terpenting adalah bahaya atau kewaspadaan. Rem, ini juga terhitung rumit. Ada tiga jenis rem. Saya lupa satu persatu tapi intinya rem ini pertama jika harus berhenti, menahan kendaraan, dan memberi kesempatan kepada pengendara untuk loncat dari Haul Truck. Tapi jangan khawatir, pedalnya cuma dua yaitu gas dan rem.

Tibalah saat mencoba. Instruktur dari Institut Pertambangan Nemangkawi menjelaskan langkah-langkahnya mulai dari starter, mesin menyala, lalu menjalankannya. Ringan bukan? Teori iya, seperti ringan. Tinggal injak gas untuk maju dan injak rem untuk berhenti. Kenyataan, tiba-tiba ada kendaraan dari belakang mau menyusul dan kita harus menepi. Lalu saat mau berbelok ke kanan misalnya, tiba-tiba ada kendaraan lain dari depan dan harus mendahulukan mereka. Kita harus berhenti menunggu. Atau tiba-tiba ada hujan es, ada hujan salju, tanah jadi licin. Kendaraan Haul Truck tidak bisa dikendalikan. Sudah diinjak rem tapi masih maju, pakai rem tangan masih maju. Lalu rem mesin yang otomatis berhenti menyalakan alarm bahaya. Maka loncatlah secepatnya keluar dari kendaraan raksasa tersebut.

Nah, sekelumit cerita itu menggambarkan betapa mengendarai sebuah kendaraan raksasa Haul Truck itu sangat menantang dan butuh latihan yang terus menerus. Berlatih membuat kita paham segala sesuatu yang berhubungan dengan kendaraan. Berlatih di simulator kendaraan di Institut Pertambangam Nemangakawi sungguh sangat dibutuhkan untuk mereka yang akan terjun di lokasi tambang.

Share:

Senin, April 04, 2016

Alun Alun Kuala Kencana di Timika, Papua

Membayangkan sebuah kota mandiri untuk dijadikan sebagai bahan study banding tak usah jauh-jauh ke luar negeri. Datang saja ke Kuala Kencana di Timika Papua. Kuala Kencana adalah sebuah kawasan kota mandiri di Papua yang penataan lingkungan sangat baik. Dari hal kecil misalnya penataan kabel listrik di Kuala Kencana nyaris tak akan terlihat kabel melintang di udara  Lalu pengelolaan kebersihan kota, pengaturan angkutan umum, dan pengelolaan lainnya yang menyangkut elemen kota seperti penatasaan kawasan pemukiman, penataan kawasan perkantoran, penataan kawasan pendidikan, dan masih banyak hal lain yang bisa dipelajari dari pengelolaan sebuah kota mandiri dari Kuala Kencana.
Nah, tentang contoh baik dalam pengelolaan jaringan kabel bawah tanah bisa kita bedakan dengan kota-kota besar di Indonesia. Jaringan kabel di atas seringkali merusak pemandangan saat mengambil foto gedung bersejarah atau gedung-gedung menarik lainnya karena berada di jalur pinggir jalan raya terkadang semrawut tak karuan di depan sebuah gedung.
Baiklah, saya tak mau lebih jauh melihat atau membandingkan hal yang tak bisa dibandingkan. Saya ingin bercerita tentang Alun Alun di Kuala Kencana. Alun Alun yang merupakan pusat kota terlihat lengang siang itu. Tak banyak aktivitas warga seperti berolah raga, berlari, atau sekedar jalan-jalan. Maklum hari itu bukan hari libur.
Para orang tua sibuk bekerja ke kantor atau ke kawasan tambang di Tembagapura dan anak-anak masuk sekolah seperti biasa. Bis pengantar jemput yang gratis datang satu dua kali dalam hitungan waktu yang tepat. Bis yang datang untuk mengantarkan para warga yang tinggal di Kuala Kencana untuk ke luar atau ke tempat lain di Timika.
Empat buah patung khas Papua menyambut di depan gerbang masuk ke kawasan Kuala Kencana. Setelah melewati pos pemeriksaan, kami melaju ke tengah tepatnya ke pusat kota Kuala Kencana. Jalanan lebar dengan tumbuhan dan bunga di pinggir jalan. Pemisah jalan satu lajur dibuat sangat ramah mata. Enak dilihat dan menarik untuk diabadikan. Pada jarak tertentu, shelter bis dibangun. Beberapa penduduk tampak menunggu kehadiran shuttle bus.
Patung dari besi khas Nyoman Nuarta berdiri megah di pusat alun-alun. Siang itu cuaca sedang mendung. Pada beberapa titik terdapat genangan sisa hujan semalam. Kami berhenti di dekat Masjid Besar bernama Masjid Baiturrahim. Masjid megah di Kuala Kencana ini digunakan untuk aktivitas keagamaan pemeluk agama Islam. Di depan masjid, kolam air mancur terbentang memanjang seolah menyambut kedatangan kami.
Di alun alun Kuala Kencana, kelompok musik Slank pernah mengadakan konser. Animo masyarakat sekitar sangat tinggi. Lapangan alun alun yang luas menampung penonton yang ingin menyaksikan langsung penampilan band alternatif Slank di kotanya.
Alun alun Kuala Kencana merupakan bagian tak terpisahkan dengan Kota Kuala Kencana yang dibangun oleh Freeport Indonesia untuk perumahan karyawan. Setelah Tembagapura di ketinggian tak mampu lagi menampung banyaknya jumlah karyawan.
Setelah puas mengelilingi alun-alun Kuala Kencana, kamipun beranjak lagi ke tempat lain untuk melihat secara langsung proses transfer ilmu pengetahuan seputar pertambangan di Institut Pertambangan Nemangkawi.
Share:

Sabtu, April 02, 2016

Tukang Kayu dan Mandor

Tukang Kayu dan Mandor (Iden Wildensyah)
Alkisah, seorang Tukang Kayu yang merasa sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesinya sebagai Tukang Kayu yang sudah ia jalani selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tuanya bersama istri serta anak cucunya. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya menyadari bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun itu, ia lebih merasakan dan mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.

Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada mandornya. “Saya mohon maaf Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk menopang beban-beban berat di pundak saya saat bekerja..”.

Setelah sang mandor mendengar niat Tukang Kayu tersebut, ia merasa sedih. Karena sang mandor akan kehilangan salah satu Tukang Kayu terbaiknya, ahli bangunan handal yang dimiliki dalam timnya. Namun apalah daya, mandor tidak dapat memaksa untuk mengurungkan niat si Tukang Kayu untuk berhenti bekerja.

Terlintas dalam fikiran sang mandor, untuk meminta permintaan terakhir sebelum dirinya pensiun. Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya. Untuk sebuah proyek dimana sebelum Tukang Kayu tersebut berhenti bekerja.

Akhirnya, dengan berat hati Tukang Kayu menyanggupi permintaan mandornya meskipun ia merasa kesal karena jelas-jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.

Di balik pengerjaan proyek terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan mengerjakannya dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan mengatakan pada Tukang Kayu pada hari pertama ketika proyeknya dikerjakan, “Seperti biasa, aku sangat percaya denganmu. Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau bekerja denganku. Bahkan, dalam proyek terakhir ini kamu bebas membangun dengan semua bahan-bahan yang terbaik yang ada”.
Kayukrea Woodcraft (iden wildensyah)

Tukang Kayu itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan. Bahkan dengan asal-asalan ia  membuat rangka bangunan. Ia malas mencari, maka ia menggunakan bahan-bahan bangunan berkualitas rendah. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, rumah itupun selesai. Ditemani Tukang Kayu tersebut, sang mandor datang memeriksa. Ketika sang mandor memegang gagang daun pintu depan hendak membuka pintu, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu”.
Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, sekarang ia harus tinggal di sebuah rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.


Share:

Jumat, April 01, 2016

Kisah Tukang Kayu


Jauh di pedalaman terdapat sebuah desa petani yang subur dan dialiri banyak sungai-sungai kecil. Di desa itu hidup sepasang saudara yang selalu berbagi dan saling menolong. Keduanya diwarisi bidang tanah yang cukup besar untuk diolah. Selama berpuluh-puluh tahun mereka saling bertukar alat pertanian, berbagi benih dan bibit, serta berbagai cara-cara sukses dalam bertani.

Suatu hari terjadi sebuah kesalahpahaman kecil diantara keduanya. Dengan emosi yang kian memuncak, harmoni dan hubungan baik yang dulu terjalin pun rusak akibat kata-kata keras yang menyakitkan dan pertengkaran hebat. Perang dingin pun terjadi diantara kedua saudara ini.

Di satu pagi, seorang tukang kayu mendatangi rumah sang kakak. Dengan hormat, si tukang kayu mengetuk pintu rumah sang kakak.

“Anda siapa? Ada perlu apa?” ujar sang kakak.

Sambil tersenyum kecil si tukang kayu menjawab, “Saya seorang tukang kayu keliling. Saya sedang mencari pekerjaan. Apakah ada yang bisa saya kerjakan untuk tuan?”

Sambil mengelus-elus janggut, sang kakak pun akhirnya menjawab penuh semangat, “Ah kebetulan sekali! Saya membutuhkan jasa Anda!”

Sang kakak pun mengajak si tukang keyu ke dekat parit yang cukup lebar yang membatasi tanah pertaniannya. “Anda lihat tanah yang di seberang parit itu? Itu tanah adik saya. Beberapa hari yang lalu dia mengeruk tanah di sekitar parit sana sehingga parit ini semakin besar. Dia memang benci pada saya. Jadi, saya butuh bantuan Anda untuk membangun sebuah pagar yang tinggi dan tebal sehingga saya tidak perlu lagi melihat dia atau tanahnya. Anda bisa?”

Sambil mengedikkan kepala, si tukang kayu menjawab, “Baiklah, saya mengerti. Saya akan membantu Tuan.”

“Bagus sekali. Semakin cepat selesai semakin baik! Tapi saya harus pergi ke kota, nanti sore baru kembali. Kalau Anda butuh bantuan panggil saja pekerja di rumah saya.” Kemudian sang kakak pun pergi.

Si tukang kayu mengeluarkan semua peralatannya dan mulai bekerja. Sepanjang hari itu, si tukang kayu bekerja keras, mulai dari mencari kayu-kayu terbaik, membeli paku dan bor, memotong kayu, dan membangun. Kerja kerasnya yang luar biasa langsung selesai sore itu juga. Tersenyum lebar, sang tukang kayu memandangi hasil kerja kerasnya.

Ketika sang kakak kembali dari kota, ia bingung mendapati banyak orang yang berkumpul di sekitar rumahnya. Ia pun bergegas menghampiri kerumunan untuk melihat apa yang mereka lihat. Sang kakak pun terkesiap ketika melihat sebuah jembatan kayu yang terlihat kuat, kokoh, namun cantik menjulang di atas parit yang menghubungkan tanahnya dan tanah sang adik.

Sambil berlari mendekati jembatan itu, ia melihat si tukang kayu sedang membereskan peralatannya. Belum sempat ia menghampiri si tukang kayu, terdengar suara sang adik dari ujung jembatan, “Kak!! Saya tidak percaya kakak membangun jembatan ini setelah semua yang telah saya lakukan pada kakak.”

Melihat wajah haru sang adik, sang kakak pun berlari ke atas jembatan dan mereka berpelukan sambil saling meminta maaf. Warga desa yang melihat kejadian itu pun ikut menitikkan air mata haru.Ketika sang tukang kayu hendak meninggalkan rumah sang kakak, sang kakak berkata, “Tunggu sebentar, saya masih punya banyak pekerjaan untuk Anda.”

Si tukang kayu menggeleng sambil berkata, “Masih banyak jembatan yang perlu saya bangun.”
Share:

Senin, Maret 28, 2016

Mencari Makna Main Kayu

Berkarya kayu bersama Kayukrea Woodcraft
Membuat mainan kayu yang lebih hangat dan ramah lingkungan (dok. Iden Wildensyah)

Hal menyenangkan yang saya lakukan waktu kecil adalah main kayu. Saat ini, ketika waktu terus berjalan kesenangan bermain kayu ternyata tidak pudar. Semakin menggila ketika tahu banyak hal yang menarik dibalik main kayu ini. Apapun itu yang berhubungan kayu pasti saya suka. Mengukir, membuat kotak kayu, membuat mobil-mobilan dan masih banyak lagi. Sebelum melangkah lebih jauh, ternyata ada istilah main kayu. Dalam catatan Gustaf Kusno di kompasiana, saya menemukan istilah main kayu "Masih ingatkah Anda dengan istilah ’main kayu’ yang merupakan kata kiasan menggambarkan ’tindakan yang tidak sportif atau tidak fair’. Istilah ini masih menyimpan misteri, karena belum saya temukan korelasi antara ’bermain kayu’ dan ’perbuatan curang’ ini"

Nah, istilah lain atau makna lain dari main kayu ternyata juga ada di KBBI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari main kayu adalah:
1.Cakapan (tidak baku) berbuat yang keji-keji; berbuat mesum;
2. Berbuat curang (dalam permainan dan sebagainya) ;
3. Main keras yang menjurus menyakiti lawan (dalam permainan olahraga dan sebagainya) ; main kasar
Main Kayu bersama Kayukrea Woodcraft
Tempat berkarya mengolah kayu bekas, Kayukrea Woodcraft (dok. Iden Wildensyah)

Penjelasan selanjutnya jika dipecah menjadi main dan kayu maka kita akan dapatkan main/ma·in/ v 1 melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak): -- bola; -- kelereng; -- cari-carian; 2 cak melakukan perbuatan untuk bersenang-senang (dengan alat-alat tertentu atau tidak): anak-anak sedang -- di halaman; 3 berjudi: sepanjang hari kerjanya hanya -- domino; 4 dalam keadaan berlangsung atau mempertunjukkan (tontonan dan sebagainya): filmnya sudah --; 5 bertindak sebagai pelaku dalam sandiwara (film, musik, dan sebagainya): dia sering ikut -- dalam pementasan drama di sekolah; 6 berbuat serong: saya benci kepada laki-laki yang suka -- dengan perempuan lain; 7 bekerja, bergerak, berputar, dan sebagainya secara sepatutnya (tentang mesin dan sebagainya): jarum jamnya sudah tidak -- lagi; 8 cak berbuat sesuatu dengan sesuka hati; berbuat asal berbuat saja: jangan -- pinjam saja, pikirkan juga bagaimana cara mengembalikannya; kalau sudah marah, ia suka -- pukul saja; 9 cak menjalankan usaha (taksi, becak, dan sebagainya); mencari nafkah dengan: dulu -- becak, sekarang -- taksi; 10 cak selalu menggunakan (memakai): sekarang dia sudah tidak mau naik bus, -- taksi melulu;-- kong kalingkong, pb menjalankan akal jahat untuk kepentingan diri sendiri; tidak jujur;

Tempat main kayu, KAYUKREA WOODCRAFT (dok. Iden Wildensyah)
Sementara main kayu  berarti: 1 cak berbuat yang keji-keji; berbuat mesum; 2 berbuat curang (dalam permainan dan sebagainya); 3 main keras yang menjurus menyakiti lawan (dalam permainan olahraga dan sebagainya); main kasar;
Nah, kalau kayu itu sendiri adalah kayu1/ka·yu/ n 1 pohon yang batangnya keras; 2 bagian batang (cabang, dahan, dan sebagainya) pokok yang keras (yang biasa dipakai untuk bahan bangunan, dan sebagainya); di mana -- bengkok, di sanalah musang meniti, pb di tempat yang tidak terjaga, di situlah pencuri datang;

Wah, ternyata banyak sekali yah maknanya main kayu. Apapun itu, main kayu sangat menyenangkan. Bermain alat-alat pertukangan selalu membuat saya ketagihan.


Share:

Jumat, Maret 25, 2016

LGBT dan Keseimbangan Alam

Sudah lama saya mau menulis tentang LGBT dari persfektif lingkungan. Pikiran iseng aja sih, tadinya mau dilempar dulu di forum lingkungan. Ingin tahu dari sisi orang lain tentang LGBT dan lingkungan. 
Sejak tahu LGBT itu penyimpangan dari statementnya seorang psikolog yang rajin mengampanyekan anti penyimpangan dengan cara meraih para orangtua agar waspada pada setiap perilaku anak di era digital, Elly Risman, maka saya melihat sisi lainnya. Segala sesuatu yang menyimpang dari kodrat alam maka akan terjadi sesuatu pada alam itu sendiri. Misalnya bumi yang menyimpang sedikit saja dari garis edarnya di dalam tata surya kita maka akan terjadi sesuatu pada bumi itu sendiri. Misalnya perubahan angin, suhu, dan bisa jadi medan magnet juga akan berubah. Efeknya akan banyak terjadi pada semua kehidupan di muka bumi. 
Penyimpangan selanjutnya misalnya kita ubah cara mengendarai mobil di jalan. Jika semula di Indonesia mengendarai mobil dengan stir kanan kemudian pindah ke kiri dan bawa mobil diubah jadi di kanan jalan, alhasil akan banyak kecelakaan dan makian dari pengendara yang lain karena kemungkinan tabrakan sangat besar. Berlawanan arah dari arah yang sudah umum.
Kehadiran manusia di bumi ini berdasarkan hukum alam yang sudah ditentukan. Sperma bertemu indung telur. Sperma dari laki-laki dan indung telur dari perempuan. Entah jika kemudian terjadi penyimpangan dimana sperma bertemu dengan sperma akan menghasilkan spesies baru yang berbeda dari hal-hal sebelum atau tidak?. Atau indung telur bertemu indung telur yang menghasilkan spesies baru di muka bumi ini. Hmmm!
Ada yang menarik dan ingin ditelusuri lebih dalam lagi adalah perilaku penyimpangan ini apakah terjadi juga pada hewan seperti monyet, ayam, bebek, burung, semut, kelinci, dll. Saya belum menemukan penyimpangan di dunia satwa. Misalnya ayam jago di kampung saya sampai hari ini saya perhatikan masih mencari ayam betina untuk membuahinya. Belum menemukan misalnya tiba-tiba ayam jago saling membuahi satu sama lain. Belum ada penyimpangan yang terjadi di dunia ayam.
Sesuatu yang menyimpang biasanya mengakibatkan ketidakseimbangan. Penyimpangan arah angin akan mengakibatkan perahu tidak bisa kembali ke titik semula. Burung kebingungan saat migrasi dan hama tanaman bisa menyebar ke berbagai arah karena tertiup angin. 
Dari penyimpangan tersebut, bisa jadi LGBT juga akan mengganggu keseimbangan alam. Sebuah hal yang alamiah jika keseimbangan terganggu maka kerusakan alam akan terjadi. Secara keseluruhan jika ini dibiarkan maka salah satu spesies yang terancam adalah manusia. 

Keseimbangan Alam! Jalan yuk!

Share:

Rabu, Maret 23, 2016

Taman Kota dan Interaksi Warga

Teras Cikapundung (dok. Iden Wildensyah)
Ketika mengunjungi Vietnam tahun 2013 tepat di kota Saigon atau sekarang yang dikenal dengan nama Ho Chi Minh City, saya senang bukan main karena melihat banyak taman kota. Hampir di setiap tempat saya melihat taman kota yang tertata dengan baik.

Setiap sore dan pagi, di taman kota tersebut penuh dengan aktivitas warga yang berolahraga dan aktivitas lainnya. Olah raga yang melibatkan banyak orang seperti bola volley, futsal, atau olah raga yang cukup dilakukan berdua seperti badminton tersedia di tiap taman kota. Untuk yang individual juga ada seperti berlari, kebugaran dengan alat bantu yang ada di tiap sudutnya. 

Tak hanya itu, ada juga senam aerobik, dansa, Tai Chi, dan masih banyak lagi permainan yang dilakukan orang kota di Saigon. Mereka berinteraksi satu sama lain. Jika sudah malam, semua beranjak pulang. Dengan handuk di pundak keringat mengucur, mereka istirahat dan mandi dengan pikiran dan badan yang segar.

Taman Kota di Bandung

Warga Bandung bersyukur karena walikotanya seorang arsitek. Dengan sentuhan tangan dingin Ridwan Kamil, kini sudah mulai bertambah banyak taman-taman kota yang bisa diakses warganya. Dengan tema-tema khusus untuk tiap taman kota, tentu mengundang warga untuk mendatanginya. Misalnya taman superhero, taman olahraga, taman satwa, dan masih banyak lagi taman tematik di Kota Bandung.

Mengubah bentuk taman yang tadinya kaku menjadi dinamis ternyata mampu menarik respon yang positif dari warga kota. Sebut saja taman balaikota yang awalnya terlihat kaku dan berjarak, kini jadi dinamis dan tak berjarak dengan warganya. Lihat saja hampir setiap akhir pekan banyak warga yang bermain di taman kota tersebut.

Taman kota lainnya yang menarik banyak perhatian di media sosial atau media lainnya adalah teras Cikapundung. Taman kota di sisi sungai Cikapundung ini menarik antusiasme warga untuk mengunjunginya. Dengan sentuhan arsitek yang bagus, wilayah yang tadinya terlihat kumuh kini menjadi taman yang indah.

Sayangnya, pengelolaan taman kota tidak dibarengi dengan fasilitas umum lainnya seperti tempat parkir dan toilet umum. Banyak yang menyayangkan hal ini karena warga yang ingin menikmati kebersamaan dengan warga lainnya kadi terganggu karena minimnya fasilitas umum di taman kota.

Walaupun demikian, kehadiran taman kota-taman kota di Kota Bandung buat saya sangat patut diapresiasi karena tak membangun taman kota itu tak semudah membalikan tangan. Banyak sekali rintangan dan godaan kepada pelaksana yang melaksanakan proses konstruksi di lapangan. Untuk itu, sebagai warga kota yang baik, selayaknya kita menjaga aset Kota Bandung yang sangat berguna  sebagai bagian dari kepedulian kita terhadap lingkungan. 
Teras Cikapundung (dok. Iden Wildensyah) 

Sawah di Teras Cikapundung (dok. Iden Wildensyah) 




Share:

Selasa, Maret 22, 2016

Waanal Coffee Sebuah Hal Menarik di Timika

Waanal Coffee (iden wildensyah)
Matahari sudah terbenam beberapa menit yang lalu, di luar sudah tampak gelap. Beberapa tempat terang benderang oleh cahaya listrik. Malam di Timika, Papua sudah terasa. Suara binatang malam membunyikan kekhasan malam. Berbeda dengan kesunyian kampung, di kota Timika berdenyut seperti halnya kota-kota di Indonesia.
Di tengah gemerlap malam kota Timika ini ada sebuah kafe yang menawarkan kehangatan malam dalam secangkir kopi panas. Namanya Waanal Coffee. Terletak di sebuah ruko yang sekilas tidak terlihat ada kehidupan. Di bagian bawah terdapat sebuah bengkel kendaraan bermotor dan tepat di bagian atasnya berdiri Waanal Coffee. Tempat gaul yang sangat menarik di Kota Timika.
Interior ruangan yang sangat menarik, paduan warna klasik dengan suasana kafe sungguh membuat hangat ruangan. Demikian juga dengan tambahan ornament dan pernak-pernik menarik di dinding kafe membuat kafe ini terasa berbeda.
Ornamen di dinding kafe (iden wildensyah)
Kopi, yah, jangan ditanyakan rasanya. Berbagai jenis kopi ditawarkan di sini untuk memanjakan para pengunjung. Untuk penikmat kopi, banyak sekali pilihan kopi yang bisa diseduh. Seperti espresso, kopi tubruk, maciato, dan masih banyak lagi.
Buat anda yang suka travelling, jangan lewatkan kafe ini dari list kunjungan anda ke Timika.
Hmmm... yah everyday is a good day for coffee! Mari kita ngopi!

Despresso! (iden wildensyah)

Share:

Sabtu, Februari 27, 2016

Mencicipi Kopi Amungne


Musim hujan bulan Februari ini memang asyik dengan mencicipi kopi. Udara yang dingin dan secangkir kopi panas, cukup untuk menghangatkan sore atau pagi kita. Aroma kopi yang muncul dari secangkir kopi dihirup hidung perlahan sebelum diseruput, membuat semangat kembali meningkat.

Sensasi kopi selalu berbeda ditiap orang yang mencicipinya. Perbedaan karena asal kopi tersebut atau cara penyajiannya. Bandingkan rasa kopi dari Jawa Barat dengan Kopi dari Jawa Tengah, tentu akan terasa bedanya karena dipengaruhi oleh ketinggian wilayah, suhu udara, dan tanah.

Demikian halnya dengan penyajian, rasa kopi tubruk yang disajikan dengan cara diaduk langsung kopi dan gulanya kemudian dituangkan air panas ke dalam cangkir akan berbeda dengan kopi yang dituangkan misalnya dengan memakai vietnam coffee drip terlebih dahulu.

Indonesia termasuk negara dengan jenis kopi yang variatif dan perlu kita banggakan sebagai penikmat kopi. Nah, salah satu kopi terbaik dari Indonesia itu berasal dari Papua yaitu Kopi Amungne. Kopi yang ditanam di tanah Papua ini menjadi kebanggan tersendiri untuk masyarakat Papua. Di tanam di atas ketinggian 1.300 mdpl tentu memiliki rasa yang khas.

Amungne, mengingatkan saya pada Suku Amungne dan Kamoro. Keduanya adalah suku terbesar yang menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat PT Freeport Indonesia. Suku Amungne di dataran tinggi, sementara Suku Kamoro di dataran rendah. Perbedaan keduanya terlihat dari bentuk tubuhnya. Saya tahu perbedaan ini Pak Stefanus di Asrama Papua.

Suku Amungme adalah kelompok Melanesia terdiri dari 13.000 orang yang tinggal di dataran tinggi Papua Indonesia. Mereka menjalankan pertanian berpindah, menambahnya dengan berburu dan mengumpul. Amungme sangat terikat kepada tanah leluhur mereka dan menganggap sekitar gunung suci.

Kembali ke Kopi Amungne, kopi ini menjadi salah satu primadona produk binaan PT Freeport Indonesia. Tak salah jika menyebutnya sebagai primadona karena rasa kopi amungne memang berbeda dari kopi yang berasal dari daerah lain. Punya kekhasan pada rasa yang membuatnya terasa berbeda.

Waanal_Coffee di Timika
Share:

Postingan Populer