Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Kopi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kopi. Tampilkan semua postingan

Selasa, Maret 22, 2016

Waanal Coffee Sebuah Hal Menarik di Timika

Waanal Coffee (iden wildensyah)
Matahari sudah terbenam beberapa menit yang lalu, di luar sudah tampak gelap. Beberapa tempat terang benderang oleh cahaya listrik. Malam di Timika, Papua sudah terasa. Suara binatang malam membunyikan kekhasan malam. Berbeda dengan kesunyian kampung, di kota Timika berdenyut seperti halnya kota-kota di Indonesia.
Di tengah gemerlap malam kota Timika ini ada sebuah kafe yang menawarkan kehangatan malam dalam secangkir kopi panas. Namanya Waanal Coffee. Terletak di sebuah ruko yang sekilas tidak terlihat ada kehidupan. Di bagian bawah terdapat sebuah bengkel kendaraan bermotor dan tepat di bagian atasnya berdiri Waanal Coffee. Tempat gaul yang sangat menarik di Kota Timika.
Interior ruangan yang sangat menarik, paduan warna klasik dengan suasana kafe sungguh membuat hangat ruangan. Demikian juga dengan tambahan ornament dan pernak-pernik menarik di dinding kafe membuat kafe ini terasa berbeda.
Ornamen di dinding kafe (iden wildensyah)
Kopi, yah, jangan ditanyakan rasanya. Berbagai jenis kopi ditawarkan di sini untuk memanjakan para pengunjung. Untuk penikmat kopi, banyak sekali pilihan kopi yang bisa diseduh. Seperti espresso, kopi tubruk, maciato, dan masih banyak lagi.
Buat anda yang suka travelling, jangan lewatkan kafe ini dari list kunjungan anda ke Timika.
Hmmm... yah everyday is a good day for coffee! Mari kita ngopi!

Despresso! (iden wildensyah)

Share:

Sabtu, Februari 27, 2016

Mencicipi Kopi Amungne


Musim hujan bulan Februari ini memang asyik dengan mencicipi kopi. Udara yang dingin dan secangkir kopi panas, cukup untuk menghangatkan sore atau pagi kita. Aroma kopi yang muncul dari secangkir kopi dihirup hidung perlahan sebelum diseruput, membuat semangat kembali meningkat.

Sensasi kopi selalu berbeda ditiap orang yang mencicipinya. Perbedaan karena asal kopi tersebut atau cara penyajiannya. Bandingkan rasa kopi dari Jawa Barat dengan Kopi dari Jawa Tengah, tentu akan terasa bedanya karena dipengaruhi oleh ketinggian wilayah, suhu udara, dan tanah.

Demikian halnya dengan penyajian, rasa kopi tubruk yang disajikan dengan cara diaduk langsung kopi dan gulanya kemudian dituangkan air panas ke dalam cangkir akan berbeda dengan kopi yang dituangkan misalnya dengan memakai vietnam coffee drip terlebih dahulu.

Indonesia termasuk negara dengan jenis kopi yang variatif dan perlu kita banggakan sebagai penikmat kopi. Nah, salah satu kopi terbaik dari Indonesia itu berasal dari Papua yaitu Kopi Amungne. Kopi yang ditanam di tanah Papua ini menjadi kebanggan tersendiri untuk masyarakat Papua. Di tanam di atas ketinggian 1.300 mdpl tentu memiliki rasa yang khas.

Amungne, mengingatkan saya pada Suku Amungne dan Kamoro. Keduanya adalah suku terbesar yang menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat PT Freeport Indonesia. Suku Amungne di dataran tinggi, sementara Suku Kamoro di dataran rendah. Perbedaan keduanya terlihat dari bentuk tubuhnya. Saya tahu perbedaan ini Pak Stefanus di Asrama Papua.

Suku Amungme adalah kelompok Melanesia terdiri dari 13.000 orang yang tinggal di dataran tinggi Papua Indonesia. Mereka menjalankan pertanian berpindah, menambahnya dengan berburu dan mengumpul. Amungme sangat terikat kepada tanah leluhur mereka dan menganggap sekitar gunung suci.

Kembali ke Kopi Amungne, kopi ini menjadi salah satu primadona produk binaan PT Freeport Indonesia. Tak salah jika menyebutnya sebagai primadona karena rasa kopi amungne memang berbeda dari kopi yang berasal dari daerah lain. Punya kekhasan pada rasa yang membuatnya terasa berbeda.

Waanal_Coffee di Timika
Share:

Selasa, September 30, 2014

Hari Kopi Internasional

Ada hal baru yang saya dapat hari ini yaitu International Coffee Day atau Hari Kopi Internasional. Dulu sih cuma tahu hari ini sebagai hari pemberontakan PKI atau yang dikenal dengan G30S/PKI. Diluar masalah kontroversi yang menyelimutinya, peristiwa tersebut buat anak tahun 80-an akan selalu dikenang karena malam harinya akan ada film G30S/PKI.

Lupakan itu semuanya, sekarang kita ngopi saja di Hari Kopi Internasional. Sayangnya bertepatan dengan hari kopi itu saya belum bisa menikmati kopi. Sudah tiga hari terbaring karena ngedrop setelah beberapa hari yang lalu mondar-mandir kesana kemari termasuk naik dan turun gunung. 

Ngopi adalah tradisi yang menarik di tiap tempat. Dulu, waktu di kampung, ngopi adalah bentuk keakraban antar penduduk kampung mulai dari tua sampai muda. Kegiatan ngopi dilakukan pada sore hari menjelang adzan maghrib. Ngopi sambil ngudud adalah padanan yang serasi karena keduanya seolah saling melengkapi. 

Obrolan-obrolan ringan selalu hadir saat ngopi di teras rumah. Mulai dari hal-hal yang berhubungan dengan pertanian sampai hal-hal sederhana bisa muncul di acara ngopi tersebut. Sampai kini, tradisi ngopi masih terus berlangsung di kampung.

Lain di kampung lain di kota, kegiatan ngopi seolah menjadi trend baru dikalangan anak muda. Banyak tempat nongkrong untuk ngopi yang bermunculan di Kota Bandung ini. Kopi-kopi yang beraneka rasa dihadirkan untuk memanjakan penikmatnya. Kedai-kedai kopi juga tak kalah hebat dalam bersaing. Ada kedai kopi yang datang dari luar negeri semacam Starbucks lalu ada juga kedai kopi lokal semacam Ngopdoel. Tetapi kedai kopi yang sejak lama bertahan dan tidak tergantikan hanya Kedai Kopi Aroma. Kalau lewat jalan itu, aroma kopinya sangat menggoda.

Ngopi bukan sekedar meminum air kopi saja lebih dari itu ngopi adalah sebentuk media keakraban yang harus dijaga keberlangsungannya. Adanya ngopi membuat kita bisa akrab satu sama lain. Yuk kita ngopi!

#InternationaCoffeeDay #HariKopiInternasional 

Share:

Postingan Populer