Curug ini sangat unik karena tersembunyi dari keramaian tetapi lokasinya
tidak terlalu jauh dari jalan raya. Tepat dipinggir jalan sehingga
sangat mudah untuk melihatnya, cukup menengok ke arah kiri, kita sudah
disuguhi dengan deburan air yang terjun bebas dari bukit.
Setiap
perjalanan selalu membuat kisah yang menarik. Setiap kisah yang menarik
selalu memberikan kesan yang berharga dan kesan yang berharga akan
menjadi lebih bermakna jika direkam dan dituliskan untuk dikenang.
Perjalanan ke Selatan Garut mengantar saya
pada lokasi yang belum terjamah banyak orang. Belum terekspose secara
luas walaupun keindahannya bisa mengalahkan objek wisata yang sudah umum
dikunjungi.
Curug Cibadak (dok.iden wildensyah) |
Sebuah
keindahan yang tidak bisa dibeli dengan uang, sangat sulit
menguangkannya, sangat sulit memindahkan keindahan tersebut ke lokasi
manapun selain menikmati ditempat. Dari sebuah jembatan itu kita tinggal
duduk saja, jika penasaran merasakan dinginnya air, tinggal turun dan
langsung mencicipi segar dan sejuknya air terjun tersebut. Dijamin
bersih karena belum tercemar dari hulunya.
Bukan
itu saja, karena kedua curug ini masih alami, sampah tidak ada. Yah,
sampah adalah musuh bersama yang selalu mencemari setiap objek wisata.
Saya ambil contoh saja, Curug Dago serta Curug Sigey di Bandung hampir
tidak lepas dari masalah sampah. Sampah berserakan dimana-mana. Ada sisi
yang sangat disayangkan jika sebuah kawasan wisata alam penuh dengan
sampah, sampai plastik pula yang bisa terurai sampai ratusan tahun.
Sampah ini kadang membuat keindahan, keunikan sebuah wisata alam menjadi
terganggu.
Curug Cibadak masih hijau tanpa sampah (dok.iden wildensyah) |
Jika
anda menyukai petualangan atau perjalanan ke kawasan wisata alam yang
masih alami, saya sarankan mencoba mengunjungi kedua curug ini. Jangan
lupa untuk mengabadikan setiap moment selama perjalanan, jauh sih tetapi
saya jamin terbayar oleh keindahan Curug yang menawan hati ini.
Kekurangannya
hanya akses jalan, jangan berharap mendapatkan jalan yang mulus tanpa
gelombang. Jalan itu lho, waaah… sungguh membuat pinggang pegal-pegal.
Untungnya saya terbiasa dengan jalur-jalur ajaib yang tidak terduga
sebelumnya. Misalnya saya menyangka jalurnya cukup untuk sebuah
kendaraan roda empat tipe sedan, ternyata jalannya terjal, bebatuan yang
belum teraspal sebagian dan curam menukik ke bawah. Benar-benar membuat
sport jantung. Saya sarankan memakai kendaraan type 4 wheel drive atau
minimal sejenis kijang yang suspensinya agak tinggi. Atau gunakan motor
trail aja sekalian. Saya sih hanya gunakan bebek saja, itupun setelah
mengontak pejabat desa setempat.
Walaupun
akses jalan tidak sebaik jalan di kota besar, saya yakin terbayar oleh
keindahan kedua curug tersebut. Jangan berkecil hati, karena petualangan
itu mengasikan. Salam petualangan! (Iden Wildensyah)
0 komentar:
Posting Komentar