Ruang Sederhana Berbagi

Rabu, April 10, 2013

Membukukan Perjalanan (2)

Jalan-Jalan Belajar
Setelah satu buku Gandawesi terbit, inspirasi kemudian muncul untuk membukukan perjalanan pribadi. Dari berbagi media yang sudah memuat catatan perjalanan seperti Buletin Wanadri, Pikiran Rakyat, Kompas Jawa Barat, saya mengumpulkannya untuk kemudian dirangkum dalam sebuah buku.
Buku ini jadi buku keempat yang lahir setelah buku yang berjudul "Bermain Belajar". Karena satu ide dengan kegiatan belajar, maka buku ini diberi judul "Jalan-Jalan Belajar".
Mengapa "Jalan-Jalan Belajar"? itu pertanyaan umum. Karena bukan semata-mata melakukan perjalanan, tetapi sebuah perjalanan tentang mencari ilmu, perjalanan mencari inspirasi, perjalanan tentang belajar dari satu tempat ke tempat lain.
Buku Jalan-Jalan Belajar juga berisi inspirasi tentang pemikiran orang-orang yang sudah belajar dan jalan-jalan jauh sebelumnya seperti kisah Marco Polo, kisah Christhoporus Colombus, kisah Alexander Tramp, dan masih banyak lagi sosok-sosok yang inspiratif yang membuat sejarah melakukan penjelajahan ke berbagai tempat.
Dari sisi terdekat, orang-orang serta kelompok yang menginspirasi untuk melakukan penjelajahan seperti organisasi Gandawesi KPALH di Kampus Setiabudi dan tentu saja dari tokoh-tokoh di Wanadri seperti Iwan Abdurahman. Bahkan dalam satu halaman, saya menuliskan sebuah kisah petualangan berisi candaan tetapi penuh makna. Beginilah ceritanya:

Suatu kali Abah Iwan (Iwan Abdurahman) di acara pesta kejutan berbungkus seminar menyampaikan satu hal yang menarik. "Oh, Bahaya?!" Dalam tulisan mungkin jadinya ada dua tanda, tanda tanya dan tanda seru. Menandakan keheranan dan pertanyaan.
Abah bercerita tentang pengalaman para pengarung samudera dalam ekspedisi garis depan nusantara. Mereka berhasil mengarungi samudera dengan perahu. Tentu saja dengan perahu bukan yang lain. Tetapi yang spesialnya adalah perahunya, perahu tak bercaping. Perahu sederhana yang katanya sering digunakan nelayan biasa untuk melaut.
Saat ekspedisi sudah berhasil, beberapa orang dari kelautan yang entah itu militer laut, dinas laut, atau yang ahli bertualang di laut kemudian bilang "Hebat benar kalian, dengan perahu ini berhasil menyelesaikan ekpsedisi"
Di jawab sama mereka "Memangnya kenapa?"
Kemudian mereka menjelaskan "Perahu ini terlalu sederhana untuk mengarungi lautan. Ini BAHAYA!"
Jawaban para pengarung yang mengesankan "Oh, bahaya?!"
Coba kita renungkan! Apa dibalik makna "Oh, bahaya?!" 


Nah, menarik bukan? jadi ayo pesan sekarang juga di www.nulisbuku.com. Sampai bertemu di buku selanjutnya, yah!
Share:

Membukukan Perjalanan


"Buku ini akan bersifat lebih universal, lebih menyeluruh dan lebih menggambarkan bagaimana Gandawesi menjadi bagian penting dalam membangun kehidupan mental seorang Gandawesi"  
Gandawesi : Meretas Jalan Membangun
 Generasi Peduli Lingkungan
Cita-cita membuat sebuah buku tentang perjalanan Gandawesi sudah tertanam jauh sebelum akhirnya mewujud pada tahun 2010. Ini berawal dari tercecernya dokumen penting yang memuat laporan perjalanan dan juga catatan-catatan lainnya. Jika seandainya catatan yang tercecer itu disatukan dalam sebuah bundel kemudian dikemas dalam bentuk yang menarik, mungkin lebih baik. Ide bundel laporan makalah sudah dilakukan oleh teman saya. Dari dokumen bundel itu, banyak yang belajar tentang Teknik Hidup di Alam Bebas. Sementara laporan perjalanan, belum ada yang membundel.
Sebenarnya Gandawesi sendiri bisa dibilang bukan untuk yang pertama kalinya mengeluarkan sebuah catatan perjalanan, jurnal, catatan kegiatan, artikel, yang memang biasa dimuat dalam Blog, Buletin Gandawesi, maupun Majalah Dinding Gandawesi. Akan tetapi, khusus untuk buku ini yang dikemas berbeda dari yang sudah ada belum mewujud.
Dibuatlah  tim kerja pembuatan buku. Tim ini yang harus membuat perumusan, sampai distribusi, beberapa anggota bertugas untuk mencatat beberapa file perjalanan anggota Gandawesi yang juga akan menjadi menu pelengkap pada beberapa halaman di dalamnya.
Buku itu kemudian memuat tiga segmen utama, yaitu catatan tentang sejarah berdirinya Gandawesi, perjalanan kegiatan Gandawesi dari awal sampai sekarang, dan beberapa catatan yang ditulis oleh anggota berdasarkan pengalamannya masing-masing, disamping bubuhan kisah-kisah serta artikel lainnya yang menarik untuk dibaca.
Sangat menarik, karena banyak pengalaman dari sekedar merangkum banyak catatan kemudian membukukannya. (Iden Wildensyah)
Share:

Selasa, April 09, 2013

Mawar

Jelita menusuk hati
Tak bosan mata memandang
Setajam duri runcing
Merona memerah senja
sungguh sayang!


Share:

Rabu, Desember 12, 2012

Tanggungjawab Sikap Kritis


Bertanggungjawab adalah sikap baik yang menjadi dasar untuk melakukan sesuatu. Tanggungjawab adalah modal dasar seorang individu bisa dipercaya atau tidak berada dalam tim atau sebagai individu. Menurut saya, tanggungjawab dibagi dalam 3 bentuk, tanggungjawab terhadap diri sendiri, tanggungjawab terhadap orang lain, dan tanggungjawab terhadap Tuhan. Tanggungjawab ketika masalah muncul ataupun ketika masalah itu tidak muncul. Jika masalah muncul maka selesaikan dengan baik, dan jika tidak ada masalah, ciptakan masalah untuk membangun suasana lebih kritis dan dinamis.
Sikap kritis adalah sikap baik yang akan membawa seseorang pada titik penemuan yang baik. Sikap kritis bisa muncul karena ada sesuatu yang harus dipecahkan, dirumuskan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk karya atau pemikiran. Sikap kritis yang bertanggungjawab adalah sikap kritis di mana seseorang tidak terjebak dalam kritisisme sempit yang hanya bisa mengkritisi tetapi tidak bisa memberikan solusi yang baik atas hal yang dikritisinya. Unsur yang bisa menjadi pembeda di antara keduanya adalah tanggungjawab, ketika sesuatu dikritisi berarti ada hal penting yang harus menjadi perhatian. Dan ketika perhatian untuk membutuhkan implementasi, dia harus bergerak untuk mengimplementasikannya dalam bentuk apapun.

Share:

Sabtu, Desember 08, 2012

Pendidik Anak-Anak


Sebagai pendidik anak-anak ada yang menganggap pilihan dan mungkin saja ada juga menganggap sebagai pekerjaan, atau keduanya. Tidak bisa sekedar mengatakan sebagai pilihan saja karena ketika ada kata kerja “kerja” berarti ada kesungguhan dan nilai-nilai pekerjaan yang harus kita lakukan sebaikmungkin. Jika hanya pilihan seadanya, akan muncul kondisi seadanya. Pilihan dan pekerjaan adalah dua hal yang bisa selaras, keduanya saling melengkapi
Bermainbelajar Menyenangkan!
Kedua terminologi pilihan dan pekerjaan tentu sangat membutuhkan pengorbanan, konsekuensi, tujuan, keberanian dan apresiasi. Pilihan sekecil apapun yakin pasti ada konsekuensinya, setiap ada konsekuensi, dia pasti membutuhkan pengorbanan. Begitu seterusnya. 
Jangan lupakan juga apresiasi, saya selalu percaya siapapun akan sangat senang ketika pencapaian sesuatu diapresiasi. Bentuknya bisa bermacam-macam. Terpenting dari itu juga, kita harus merasa bahwa ini adalah media untuk berbagi kebaikan. Walaupun diakui belum cukup kapasitas menjadi guru yang baik, tetapi selalu yakin selama ada semangat untuk terus belajar dan menimba pengalaman yang bisa dibagikan selama berkegiatan di sekolah bersama anak-anak, guru yang baik bisa dicapai. Guru adalah sebentuk proses belajar yang terus menerus.
Share:

Selasa, Desember 04, 2012

Individu dan Tim

Creative Think!
Diri kita sendiri adalah sebentuk individu yang digerakkan oleh kesadaran sendiri tanpa ada keharusan dari luar untuk mengerjakan sesuatu di luar kehendak dirinya, dia bergerak bebas tanpa harus merasakan tekanan dari siapapun. Bebas menentukan kemana arahnya sesuai dengan pikiran dan perasaan yang dibentuknya. Sementara diri sebagai tim adalah sebentuk manifestasi kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial yang harus bisa bersosialisasi dan menyesuaikan dalam lingkungan di mana pun dia berada. 
Tim adalah alat untuk mencapai tujuan, sebagaimana fungsinya alat, dia hanya bekerja jika dibutuhkan. Sebagai anggota tim, individu harus bisa memberikan dan mengeluarkan potensi serta kemampuannya untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Individu sebagai tim dituntut agar bisa seirama, selaras dalam arah yang sama dengan arah tim. Individu tidak bisa seenaknya membawa pribadi dalam tim yang bertentangan dengan arah yang akan dicapai bersama-sama.

Share:

Jumat, November 30, 2012

Pengantar Sisi Lain Arsitektur, Sipil, dan Lingkungan


“Kesadaran ekologis yang mendalam adalah kesadaran spiritual atau religius” (Fritjop Capra)
 Setiap bidang yang berhubungan dengan manusia sangat menarik untuk dikaji dengan melihat sisi lainnya. Ada banyak keterkaitan yang saling mendukung satu sama lain. Keterkaitan ini membuat simpul-simpul masalah saling berhubungan. Di samping itu, solusi yang diharapkan bisa muncul dengan berpikir holistik, terintegrasi, dan melibatkan banyak pemikiran lainnya.Dalam paradigma berpikir holistik, masalah lingkungan selalu berkaitan satu sama lain. Lingkungan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Untuk melihat keterkaitan ini misalnya Mahasiswa Teknik Sipil dan Mahasiswa Teknik Arsitektur bisa belajar dengan memulainya dari melihat masalah air. Ketika membahas tentang siklus air dalam mata kuliah hidrologi, terdapat keterkaitan antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. 

Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.Dari siklus air bisa kita lihat keterkaitan antara matahari, suhu, penguapan, hutan, sungai, dan laut. Jika salah satu proses ada yang salah atau bermasalah maka bersiaplah menghadapi perubahan yang akan terjadi. Dampaknya bukan saja pada manusia tetapi juga pada mahluk hidup yang mendiami bumi. Sekarang sudah berkembang isu tentang hutan dan banjir, pemanasan global, pembalakan liar. Semua isu itu sangat erat dengan kondisi lingkungan yang terjadi.

Air merupakan sumber daya alam strategis yang keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia. Air yang di zaman dulu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari dan pertanian, kini merupakan komoditi yang diperebutkan untuk berbagai kepentingan. Hal terjadi karena ketersediaan air (dalam hal ini air tawar) ternyata tidak tersedia dengan cukup. Air tawar yang terdapat di sungai, danau maupun air tanah kurang dari 1 % dari jumlah total air di permukaan bumi. Hubungan selanjutnya selain pada perencanaan ruang, ketersediaan air bagi perumahan juga pada perencanaan jalan dan drainase kota. Ini menunjukan terdapat banyak kaitan yang saling berhubungan dari satu titik pembahasan, yaitu air. 

Banyak juga masalah lain yang meluas padahal awalnya hanya berasal dari satu titik saja. Misalnya penulis menemukan kesulitan pada saat mencari kategori lingkungan, arsitektur, atau teknik sipil pada isu yang sedang hangat, yaitu konstruksi berkelanjutan. Konstruksi pada dasarnya bukan saja manifesto teknik sipil, dia juga menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur, tetapi ketika berbicara tentang keberlanjutan berarti sudah masuk lingkungan. Sementara ketika berbicara lingkungan, maka semua hal yang ada di dalamnya sudah saling berkaitan.Sisi lain fenomena menjamurnya baja ringan dan gempuran produsen dari China yang memasok kebutuhan baja ringan murah, menjadi bahasan menarik ketika dihubungkan dengan lingkungan. Ini menyangkut jejak ekologis dan jawaban atas pertanyaan “benarkah baja ringan ramah lingkungan?”. 

Baja ringan diklaim memiliki sifat yang ramah lingkungan, karena menggunakan material yang bisa mengurangi pembalakan liar (illegal logging). Hal ini juga karena tidak jarang kita menemui brosur rangka atap baja ringan dengan kode ekolabel atau ramah lingkungan, label yang menjelaskan produk yang dijual adalah ramah terhadap lingkungan. Namun apakah benar ramah lingkungan?. Untuk mengetahui itu, baiknya kita ketahui dulu penjelasan tentang produk yang ramah lingkungan atau ekolabel. Di sini kita diajak untuk melihat dan berpikir lebih dalam tentang baja ringan.Lebih luas misalnya ketika melihat lingkungan, lingkungan harus dilihat secara utuh dan holistik tidak bisa parsial dengan memilah-milah. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan akan menyangkut semua bidang yang bersentuhan dengan manusia. Segala tindakan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan biotik dan abiotik. Dari hal terkecil yang dilakukan manusia, selalu ada dampak yang terjadi pada lingkungan sekitar. Dalam hal ini, penulis setuju dengan kutipan Gandhi bahwa bumi ini cukup untuk semua orang tapi tidak untuk keserakahan kita. Isu-isu ramah lingkungan, konsep green building, konstruksi berkelanjutan, dan lain-lain sudah sangat banyak kita temui melalui slogan dan berita-berita di media masa. Tetapi, pernahkah kita berpikir tentang sisi lainnya? Misalnya tentang memikirkan kembali konsep hijau. 

Berpikir lebih mendalam tentang isi yang disampaikan melalui banyak media tentang isu hijau, membuat kita bisa mengerti lebih dalam tentang ungkapan Gandhi. Di sinilah kita butuh untuk “rethingking konsep green” yang sudah sering kita dengar.Masih banyak isu-isu lingkungan lainnya yang perlu kita pikirkan serta solusi yang diharapkan. Ini menyangkut tindakan bijaksana dalam memperlakukan lingkungan sekitar. Dari hal terkecil yang kita bisa agar lingkungan menjadi lebih baik. Kadang kita tidak menyadari banyak hal di sekeliling kita yang bisa membuat bencana, atau bahkan memberikan banyak solusi atas krisis lingkungan yang sedang terjadi. Sisi-sisi yang dituliskan dalam buku ini nyaris tidak ditemukan dalam perkuliahan. 

Dengan berbekal pengalaman empiris saat penulis berhubungan dengan banyak pihak seperti kontraktor, arsitek perencana, dan aktivis lingkungan. Buku ini memaparkan banyak sisi-sisi yang menarik tentang dunia konstruksi, arsitektur, dan lingkungan. Sisi yang menarik dalam pandangan holistik yang saling berkaitan satu sama lain. Harapannya semoga buku ini menjadi bagian holistik dalam dunia teknik sipil, arsitektur, dan lingkungan. Harapan selanjutnya tentu saja kepedulian terhadap lingkungan yang semakin baik di masa yang akan datang.

Judul            :  Sisi Lain Arsitektur, Teknik Sipil, dan Lingkungan
Penerbit      : Alfabeta, Bandung 2012
Penulis        :  Iden Wildensyah





Share:

Selasa, November 27, 2012

Belajar Dari Carlos Tevez


Banyak pelajaran menarik dari atlet sepak bola yang bisa kita ambil hikmahnya. Misalnya mencermati seorang atlet sepak bola yang bernama Carlos Tevez. Nah, buat penggemar Liga Primer Inggris, nama Carlos Tevez bukan seorang yang asing. Pemain asal Argentina yang sempat menjadi pilihan Sir Alex Ferguson saat membela MU dan selalu dipuja pendukung setan merah saat berhasil membobol gawang lawan. Tevez tidak bertahan lama di MU karena sikapnya yang kurang baik, dia kemudian dijual ke saingan terdekat MU. "Tetangga yang berisik" demikian Sir Alex menyebut klub saingannya Manchester City. Kepindahannya sontak membuat pendukung MU mencibir tetapi bagi pendukung "The Citizens", Tevez adalah idola baru. Terbukti memang, Tevez menjadi senjata ampuh mengalahkan MU pada derby Kota Manchester.
Peristiwa penyisihan group Liga Champion saat Manchester City melawan Bayern Munich, membuyarkan cita-cita pendukung The Citizens merengkuh piala Champion. Pasalnya adalah Carlos Tevez. Tevez menolak main. Saat itu saya melihat karir Tevez pasti berakhir. Kenyataannya memang benar, Roberto Mancini menegaskan karir Tevez sudah habis. Tevez tidak menjadi pilihan Mancini, Tevez tidak bermain ketika teman-temannya bermain.
Selama beberapa bulan, Tevez benar-benar harus instrospeksi diri. Tevez tidak diikutkan dalam laga-laga penting selama masa itu. Barulah kemudian, setelah hampir 5 bulan Tevez didiamkan, atas pertimbangan banyak pihak Tevez meminta maaf kepada Mancini atas sikapnya yang tidak baik waktu main di Munich. Gayung bersambut,Mancini berbesar hati memaafkan Tevez. Sedikit demi sedikit Tevez kemudian memasuki kembali atmosfer Liga Inggris yang ketat. Apalagi pada waktu itu perebutan posisi pertama sangat sengit dengan rival sekota Manchester. MU adalah saingan terberat yang harus diselesaikan.
Kehadiran kembali Tevez menjadi bagian penting bagi kekompakkan tim yang sedang berjuang meraih hasil maksimal di akhir musim kompetisi. Kehadiran memberikan banyak sisi positif. Setelah sisi positif ini muncul, ternyata Mancherter City mampu melewati saat-saat kritis di Liga Inggris. Misalnya pada saat derby kota Manchester yang kemudian dimenangkan oleh City. Sampai pada akhirnya setelah 44 tahun menunggu gelar liga primer Inggris, The Citizen berhasil meraih trofi Liga Primer Inggris.
Share:

Mandeg

Siang di sebuah ladang, matahari masih belum tampak. Mendung menggelayut di atas bukit tersebut. Cuaca menjadi dingin dengan tiupan angin pembawa awan-awan hujan.
Dua orang anak muda berbincang santai sambil merokok. Mereka melepas lelah setelah mencangkul sampai waktu "pecat sawed". Waktu pecat sawed berarti pekerjaan harus dihentikan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan kepada kerbau makan. Sambil menunggu kerbau makan rumput hijau di tempat yang disediakan, pekerja yang ngawuluku atau membajak ladang juga ikut beristirahat dengan menyantap makanan yang dibawa oleh para istri mereka.
Berbeda dengan mereka yang sudah berumah tangga, ada sebagian pemuda yang membawa bekal sendiri dari rumah masing-masing. Biasanya mereka makan kemudian dilanjutkan dengan merokok. Saat-saat seperti itu sangat menyenangkan. Melepas sejenak dari pekerjaan hari itu yang harus diselesaikan.
"Kang, ini teh gimana yah?" Tanya Kurdi kepada Lamsijan
"Ada apa kamu teh, Kurdi?"Lamsijan balik bertanya.
"Itu ladang sebelah wetan mau di bajak sekarang juga. Katanya Mang Engkos, kalau gak dibajak sekarang, takut gak keburu nanam jagung" Kata Kurdi menjelaskan masalahnya.
"Oh, itu. Begini bae, Di, gimana kalau si jangkung bawa sama kamu. Biarin saya mah pake si jabrig buat nerusin di sini" KataLamsijan.
"Iya, kang. tapi gimana di sini juga kan butuh cepat diselesaikan. Ntar Pak Haji marah kalau gak beres hari ini" Kata Kurdi.
"Heueuh oge nya. Nya eunggeuslah, daripada teu kaditu teu kadieu, urang bereskeun heula we nu didieu. Mun beres bareng ka nu wetan" Kata Lamsijan menjelaskan.
"Nya atuh, yuk kita kerjakan!"Kata Kurdi
Mereka pun melanjutkan pekerjaannya hari itu, ngawuluku ladang buat nanam jagung.
Share:

Postingan Populer