Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Guru. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Guru. Tampilkan semua postingan

Senin, Mei 27, 2013

Pojok Guru

Salah satu bahasan menarik dari buku Jenny Gichara adalah teacher corner. Saya menangkapnya bukan sekedar memiliki pojok khusus guru tetapi guru juga harus berkarya seperti anak-anak yang sedang belajar. Guru harus punya karya yang bisa menginspirasi muridnya. Guru tidak sekedar berbicara teori tetapi juga praktek. Salah satu bentuk praktek guru yang akan menginspirasi murid-muridnya adalah karya itu sendiri.
Pengalaman mengunjungi sebuah sekolah dengan konsep Waldorf School di Thailand sedikit banyak memberikan inspirasi untuk guru dalam berkarya. Waldorf School yang berdasarkan pemikiran Rudolf Steiner sangatlah inspiratif. Di sekolah tersebut, saya merasakan guru bukan sekedar guru. Guru adalah bagian kehidupan seseorang, bukan sebagai pekerjaan. Guru bisa berperan dalam bidang apapun sebagai dirinya sendiri. Guru bisa menjadi seorang pekerja kayu, guru juga adalah seorang pelukis, guru juga adalah seorang penulis, guru juga adalah seorang pemusik, guru juga adalah seorang penyanyi, dan semua hal yang bisa menginspirasi murid-muridnya.
Teacher corner kadang memancing ide anak-anak. Misalnya setiap pagi anak-anak datang menghampiri meja kemudian bertanya "Kak, ini apa? Kita berkarya ini yu Kak" sambil menunjukkan pada rajutan atau buku inspirasi lainnya.
Teacher corner bukan semata-mata pojok, tetapi lebih dalam dari itu, teacher corner adalah sebuah ajakan untuk guru berkarya dalam hal apapun. Memberikan pembelajaran menyenangkan dengan bukti dari guru tanpa harus banyak berbicara melalui teori. 
Teacher corner juga sebuah percikan ide dan semangat berkarya lebih baik!
Teacher cornerku di sekolah, ada sebuah buku Jalan-Jalan Belajar, recorder, jarum rajut, hasil rajutan, dan lain-lain. Ayo guru, mari berkarya!
Share:

Mendidik Sepenuh Jiwa

Mendidik adalah bagian kehidupan seorang manusia. Tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Utuh melengkapi semuanya. Mendidik dengan hati, pikiran, dan fisik, untuk kebaikan semua. Seorang guru mendidik dengan jiwa yang baik untuk memberikan pengalaman kehidupan yang menyenangkan. Guru yang baik sadar pentingnya membawa setiap jiwa dalam segala bentuk pendidikannya.
http://www.nsta.org
Suatu hari, seorang anak akan tumbuh besar dengan pengalamannya. Mereka yang akan mengganti generasi sebelumnya. Demikian seterusnya, sebagai manusia maka pendidikan adalah media memberikan pengalaman menyenangkan tentang segala hal. Bisa jadi ada saat mengalami saat tidak menyenangkan, tetapi itulah kehidupan. Saat apapun, ketika dilakukan dengan menyenangkan maka hasilnya akan menyenangkan.
Setiap anak menangkap jiwa gurunya, ia lebih peka dari apapun. Tanpa harus banyak berkata-kata, seorang anak paham dengan hantaran di bawah sadar yang dibawa oleh gurunya.
Mendidik sepenuh jiwa, memberikan pengalaman bagi anak-anak tentang jiwa yang baik. Dengan dasar spiritualitas yang tinggi, guru akan menjadi panutan di kemudian hari. Jiwa yang selalu dipenuhi kebaikan akan memancarkan kebaikan pula bagi lingkungan sekitarnya. Inilah guru yang mendidik dengan sepenuh jiwa. Guru yang mendidik dengan hati, mendidik dengan pikiran, dan mendidik fisik untuk kebaikan semuanya. Semoga kita termasuk pendidik yang mampu menampilkan sepenuh jiwa kita untuk kebaikan anak-anak.

Share:

Minggu, Mei 26, 2013

Guru (juga) Manusia

Seorang guru memiliki peran penting dalam kehidupan seorang manusia. Jangan jauh-jauh kepada kemajuan bangsa seperti yang dilakukan oleh Jepang kepada guru-gurunya. Saat di bom atom tahun 1945, kaisar menanyakan berapa guru yang masih hidup, membuktikan guru sangat besar bagi bangsa Jepang. 
Selain orangtua sebagai peletak dasar kehidupan, guru juga menjadi bagian utuh sebagai referensi anak untuk menghadapi dunia nyata. Bukan menghadapi, lebih tepatnya memberi makna pada kehidupannya kelak di masa yang akan datang saat anak dewasa.
Guru mengajarkan kehidupan melalui banyak cara, melalui materi pelajaran juga melalui pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
Memberi pondasi dasar yang baik dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, akan memberikan banyak makna menarik bagi seorang anak. Idealnya guru adalah sosok yang harus bisa menggambarkan kehidupan baik bagi anak didiknya. Melalui perilaku yang baik, sikap yang baik, serta karakter yang baik pula. Karakter bisa muncul melalui kebiasaan-kebiasaan baik yang terus ditanam setiap hari. Ingat saja "benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan". Sebuah benih walaupun kecil tetapi punya pengaruh besar dikemudian hari.
Guru juga manusia, terkadang mengalami masa sulit dalam menjalani kehidupannya. Persis seperti kehidupan yang selalu pasang surut, pun dengan seorang guru. Dia sosok yang tetap manusia. Bukan malaikat yang bersih selamanya. Ada saat guru mengalami kesalahan. Misalnya salah mengoreksi soal, salah memberi soal, salah menilai, dan masih banyak lagi.
Selama kita menyadari hal itu sebagai hal yang manusiawi, maka jalannya kehidupan akan ringan. Guru tetap manusiawi dalam mengerjakan semua kewajibannya tanpa merasa berdosa saat mengalami kesalahan. Anggap saja sebagai kehidupan yang naik turun. Kesalahan sedikit bukan sebuah hal yang akan menghancurkan cita-cita dan harapan besarnya pada perkembangan seorang anak didik.
Tetap berpikir positif saat mengalami kesalahan adalah jalan terbaik untuk siapa saja baik itu guru maupun anak didik. Saat salah, akui dan segera perbaiki. Ini akan ringan dibanding 'blaming' ke banyak pihak.
Cari sisi-sisi lainnya saat kita salah, pasti ada pelajaran penting dibalik kesalahan yang sudah dibuat.
Guru juga manusia, bertindak dan bersikap manusiawi saja!
Ingatlah selalu setiap benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Maka, hal-hal yang akan merusak kebaikan harus kita singkirkan. Termasuk bibit-bibit yang akan merusak buah di masa yang akan datang.
Share:

Postingan Populer