Ruang Sederhana Berbagi

Kamis, November 19, 2015

Jagung Manis Dari Lahan Reklamasi

Cuaca cerah dengan suhu berkisar antara 30 sampai 33 derajat celcius dan langit biru di kota Mimika mengiringi perjalanan kami menuju MP 21. Suhu 30 derajat celcius bisa jadi sangat terasa panas untuk kami yang biasa berada di suhu 25-29 derajat celcius. MP 21 adalah sebutan untuk pusat reklamasi dan keanekaragaman hayati yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia. MP 21 adalah departemen khusus yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup. Siang itu, seorang petugas dari MP 21 menerima dengan ramah di ruang tamu. Setelah perkenalan satu persatu, obrolan mengalir ke sana ke mari terutama berhubungan dengan kegiatan operasional. Jagung berwarna kuning serta nanas yang sudah dipotong-potong tersaji di meja. Sementara obrolan terus berlanjut dari satu kegiatan-kegiatan yang lainnya.
Jagung Manis Dari Lahan Reklamasi (iden wildensyah)
Beberapa hal yang menarik di MP 21 antara lain program reklamasi lahan, pengelolaan endapan tailing yang meliputi reforestrasi tanaman kehutanan, kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, penelitian, pendidikan, pengendalian erosi, penunjang fasilitas konservasi, dan pemantauan suksesi alami tumbuhan.
Pendidikan Lingkungan
Semua bidang garapan kerja di MP 21 sangatlah menarik. Sebut saja tentang pendidikan. Pendidikan lingkungan untuk generasi muda adalah hal yang sangat penting. Pendidikan menjadi tulang punggung pembangunan Indonesia, demikian sering dikatakan oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Anies Baswedan. Dengan pendidikan yang baik, maka generasi muda sebagai tonggak penerus estafet negeri ini akan memiliki modal yang baik dalam membangun kelak dikemudian hari.
Di area kerja MP 21, pendidikan lingkungan sering dilakukan kepada anak-anak sekolah di sekitar lokasi di Mimika, Papua. Anak-anak dikenalkan kepada berbagai jenis flora dan fauna endemic Papua yang harus dikenali oleh anak-anak. Sebut saja di lokasi konservasi kupu-kupu, anak-anak bisa melihat langsung berbagai jenis kupu-kupu serta proses menjadi kupu-kupu mulai dari ulat, kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Pendidikan lingkungan bukan hanya mengenal flora dan fauna saja, pendidikan lingkungan lebih luas dari sekadar melihat hal yang ada di alam ini. Pendidikan lingkungan adalah penyadaran. Nah, harapannya dengan anak-anak melihat langsung keanekaragaman hayati Papua, mereka memiliki jiwa yang peduli dan sadar untuk bertindak ramah lingkungan.
Lebih jauh tentang pertambangan, anak-anak bisa melihat setiap aktivitas pemulihan lingkungan yang dilakukan oleh PT Freeport. Anak mengenal sisi-sisi lainnya tentang pengawasan yang ketat kepada pengendapan tailing di hilir yang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk konstruksi seperti pasir beton, pengeras jalan raya, dan lain-lain.
Lahan Reklamasi
Di lahan reklamasi selain bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan konstruksi, lahan tersebut bisa juga diolah untuk menanam berbagai jenis tanaman yang bisa dikonsumsi. Misalnya untuk menanam cabai, menanam terong, menanam berbagai jenis tanaman khas Papua seperti buah merah. Lapisan tanah di endapan tailing pada waktu tertentu bisa kembali seperti semula. Saya melihat langsung lapisan tanah yang sudah ditumbuhi secara alami oleh tanaman keras dan lunak. Tanaman keras seperti pohon pinus, pohon manga, serta tanaman lunak seperti jenis rumput-rumputan bisa tumbuh dengan baik. Suksesi alami berjalan dengan baik pada saat intervensi manusia tidak terlalu mendominasi. Intervensi manusia seperti pemupukan yang berlebihan, penebangan pohon yang tidak terkendali, dan lain-lain.
Berbagai jenis pohon tumbuh subur di lahan reklamasi PT Freeport Indonesia (iden wildensyah)
Dalam data yang dirilis oleh environmental departement PT Freeport Indonesia, di lahan pertanian di atas tanah tailing sudah berhasil menanam lebih dari 20 tanaman sayuran, padi, dan palawija dengan total lebih dari 70 varietas. Metode yang digunakan terdapat dua jenis yaitu hidroponik dan pertanian konvensional. Hasil pertanian ini dipantau secara ketat dan sistematis termasuk memantau serapan logam yang terkandung dalam tanaman yang akan dikonsumsi nanti. Hasilnya sungguh menarik, pengukuran serapan logam dalam tanaman menunjukan nilai yang memenuhi baku mutu makanan jika mengacu kepada keputusan Dirjen Pom no. 03725/B/SK/B/VII/89.
Acuan ini sebenarnya membuat siapapun yang mengonsumsi makanan dari tanaman yang ditanam di lahan reklamasi tidak perlu merasa khawatir. Ini pula yang membuat kami merasa sangat menikmati siang itu, menikmati suguhan jagung rebus segar yang rasanya manis. Rasa jagung biasanya khas tanpa rasa atau sedikit manis. Untuk jagung siang itu, rasanya manis dan membuat kami tak segan untuk kembali mencicipi jagung yang disuguhkan di depan kami.
Share:

0 komentar:

Postingan Populer