Cuaca cerah dengan suhu berkisar antara 30 sampai 33 derajat
celcius dan langit biru di kota Mimika mengiringi perjalanan kami menuju MP 21.
Suhu 30 derajat celcius bisa jadi sangat terasa panas untuk kami yang biasa
berada di suhu 25-29 derajat celcius. MP 21 adalah sebutan untuk pusat
reklamasi dan keanekaragaman hayati yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia.
MP 21 adalah departemen khusus yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
Siang itu, seorang petugas dari MP 21 menerima dengan ramah di ruang tamu.
Setelah perkenalan satu persatu, obrolan mengalir ke sana ke mari terutama
berhubungan dengan kegiatan operasional. Jagung berwarna kuning serta nanas
yang sudah dipotong-potong tersaji di meja. Sementara obrolan terus berlanjut
dari satu kegiatan-kegiatan yang lainnya.
Jagung Manis Dari Lahan Reklamasi (iden wildensyah) |
Beberapa hal yang menarik di MP 21 antara lain program
reklamasi lahan, pengelolaan endapan tailing yang meliputi reforestrasi tanaman
kehutanan, kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, penelitian,
pendidikan, pengendalian erosi, penunjang fasilitas konservasi, dan pemantauan
suksesi alami tumbuhan.
Pendidikan Lingkungan
Semua bidang garapan kerja di MP 21 sangatlah menarik. Sebut
saja tentang pendidikan. Pendidikan lingkungan untuk generasi muda adalah hal
yang sangat penting. Pendidikan menjadi tulang punggung pembangunan Indonesia,
demikian sering dikatakan oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Anies
Baswedan. Dengan pendidikan yang baik, maka generasi muda sebagai tonggak
penerus estafet negeri ini akan memiliki modal yang baik dalam membangun kelak
dikemudian hari.
Di area kerja MP 21, pendidikan lingkungan sering dilakukan
kepada anak-anak sekolah di sekitar lokasi di Mimika, Papua. Anak-anak
dikenalkan kepada berbagai jenis flora dan fauna endemic Papua yang harus
dikenali oleh anak-anak. Sebut saja di lokasi konservasi kupu-kupu, anak-anak
bisa melihat langsung berbagai jenis kupu-kupu serta proses menjadi kupu-kupu
mulai dari ulat, kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Pendidikan
lingkungan bukan hanya mengenal flora dan fauna saja, pendidikan lingkungan
lebih luas dari sekadar melihat hal yang ada di alam ini. Pendidikan lingkungan
adalah penyadaran. Nah, harapannya dengan anak-anak melihat langsung
keanekaragaman hayati Papua, mereka memiliki jiwa yang peduli dan sadar untuk
bertindak ramah lingkungan.
Lebih jauh tentang pertambangan, anak-anak bisa melihat
setiap aktivitas pemulihan lingkungan yang dilakukan oleh PT Freeport. Anak
mengenal sisi-sisi lainnya tentang pengawasan yang ketat kepada pengendapan
tailing di hilir yang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk konstruksi
seperti pasir beton, pengeras jalan raya, dan lain-lain.
Lahan Reklamasi
Di lahan reklamasi selain bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan
konstruksi, lahan tersebut bisa juga diolah untuk menanam berbagai jenis
tanaman yang bisa dikonsumsi. Misalnya untuk menanam cabai, menanam terong,
menanam berbagai jenis tanaman khas Papua seperti buah merah. Lapisan tanah di
endapan tailing pada waktu tertentu bisa kembali seperti semula. Saya melihat
langsung lapisan tanah yang sudah ditumbuhi secara alami oleh tanaman keras dan
lunak. Tanaman keras seperti pohon pinus, pohon manga, serta tanaman lunak
seperti jenis rumput-rumputan bisa tumbuh dengan baik. Suksesi alami berjalan
dengan baik pada saat intervensi manusia tidak terlalu mendominasi. Intervensi
manusia seperti pemupukan yang berlebihan, penebangan pohon yang tidak
terkendali, dan lain-lain.
Berbagai jenis pohon tumbuh subur di lahan reklamasi PT Freeport Indonesia (iden wildensyah) |
Dalam data yang dirilis oleh environmental departement PT
Freeport Indonesia, di lahan pertanian di atas tanah tailing sudah berhasil
menanam lebih dari 20 tanaman sayuran, padi, dan palawija dengan total lebih
dari 70 varietas. Metode yang digunakan terdapat dua jenis yaitu hidroponik dan
pertanian konvensional. Hasil pertanian ini dipantau secara ketat dan
sistematis termasuk memantau serapan logam yang terkandung dalam tanaman yang
akan dikonsumsi nanti. Hasilnya sungguh menarik, pengukuran serapan logam dalam
tanaman menunjukan nilai yang memenuhi baku mutu makanan jika mengacu kepada
keputusan Dirjen Pom no. 03725/B/SK/B/VII/89.
Acuan ini sebenarnya membuat siapapun yang mengonsumsi
makanan dari tanaman yang ditanam di lahan reklamasi tidak perlu merasa
khawatir. Ini pula yang membuat kami merasa sangat menikmati siang itu,
menikmati suguhan jagung rebus segar yang rasanya manis. Rasa jagung biasanya
khas tanpa rasa atau sedikit manis. Untuk jagung siang itu, rasanya manis dan
membuat kami tak segan untuk kembali mencicipi jagung yang disuguhkan di depan
kami.
0 komentar:
Posting Komentar