Kabut yang turun sore hari seiring rintik-rintik hujan
membuat suasana pegunungan semakin terasa. Kepulan uap yang keluar dari mulut
saat menghembuskan nafas semakin meyakinkan tingginya permukaan tanah yang
diinjak. Untuk para pendaki gunung, suasana tersebut sangat dirindukan. Berada
di ketinggian gunung dengan cuaca yang dingin, mendirikan tenda, bakar api
unggun, dan menghabis semalam suntuk di depan perapian sambil kongres kalau
kata orang-orang di kampus saya. Kongres adalah ngawangkong teu beres-beres
(ngobrol tak beres-beres). Dari satu topic pembicaraan ke pembicaraan yang
lain. Suasana yang sangat akrab dan hangat antara satu sama lain. Tembagapura,
sebuah eksotisme kota di ketinggian mengembalikan memori saya tentang kongres
tersebut. Menjelang malam, suhu semakin dingin tetapi suasana semakin hangat
dengan berbagai obrolan.
Tembagapura, eksotisme kota di ketinggian (iden wildensyah) |
Suhu yang kurang dari 20 derajat celcius sebenarnya bukan
suhu yang baru dan aneh buat saya. Sehari-hari berada di kota dengan ketinggian
800-850 meter di atas permukaan laut (mdpl) tak membuat saya cepat merasa dingin. Tembagapura sendiri berada
di ketinggian 1.800-an memang lebih dingin. Untuk mereka yang sehari-hari
berada di dataran rendah seperti dekat dengan permukaan laut, suhu 20 derajat
celcius pasti terasa dingin.
Eksotisme kota di ketinggian ini semakin terasa jika kita
keluar sebentar dari Tembagapura, naik ke ketinggian untuk meninjau lebih luas
Tembagapura ini. Berada tepat di lembah, diapit oleh pegunungan yang menjulang
tinggi. Di sisi tebing-tebingnya mengalir puluhan air terjun yang indah sekali.
Saat cuaca cerah di pagi atau siang hari sebelum turun kabut, kita bisa melihat
begitu banyak air terjun yang keluar dari balik gunung. Berwarna putih yang
mencolok sementara latar gunung yang berwarna kehitaman semakin menambah
indahnya sebuah kota di ketinggian tersebut.
Hal-hal yang menarik di kota ketinggian
Lalu apa saja hal-hal yang menarik selain eksotisme kota di
ketinggian tersebut? Inilah beberapa catatan yang terekam dalam memori saat
mengunjunginya.
1. Fasilitas
Yang Memadai
Lapangan bola di Tembagapura (iden wildensyah) |
Tembagapura
dibangun oleh PT Freeport Indonesia sebagai sarana pendukung untuk karyawan
yang bekerja di sana. Berbagai sarana yang memadai disediakan karena
kepentingan bermasyarakat adalah kebutuhan yang utama. Fasilitas seperti sekolah,
rumah sakit, sarana ibadah, sarana olahraga, dan fasilitas umum lainnya seperti
pasar swalayan, kafe, dan perumahan, tersedia di Tembagapura untuk karyawan.
Lapangan bola di atas ketinggian pernah digunakan timnas Indonesia untuk
berlatih menghadapi SEA Games di bawah kepelatihan Indera Sjafri. Membawa
pasukan U19 berlatih di lapangan sepakbola Tembagapura untuk penyesuaian para
pemainnya sebelum bertanding di daerah yang memiliki suhu rendah.
2. Kedisiplinan
Warga
Jangan
berharap melihat sampah berserakan begitu saja di Tembagapura atau melihat
orang tidak tertib saat mengantri di dapur umum, semuanya begitu teratur dan
disiplin. Kedisiplinan ini misalnya pada jadwal bus yang akan datang dan pergi.
Bus selalu datang dan pergi dengan tepat waktu. Penduduk yang menunggu di tiap
halte tidak perlu khawatir dengan kedatangan bus. Dijamin tepat waktu. Jika ada
perubahan paling Cuma 5 sampai 10 menit itu juga karena factor alam yang tidak
bisa diduga sebelumnya. Kedisiplinan warga terlihat juga dari menyeberang
jalan, sekalipun tidak ada kendaraan yang lewat, para warga yang melintasi
jalan selalu menggunakan jalur khusus. Saat berjalan di pinggir jalan, warga
selalu menggunakan trotoar. Jarang sekali saya melihat pejalan kaki yang tidak
menggunakan trotoar.
3. Lisensi
Khusus Para Pengendara
Parkir kendaraan di tembagapura (iden wildensyah) |
Anda
bisa mengendarai kendaraan di jalanan Jakarta belum tentu bisa menggunakan
kendaraan di Tembagapura. Seorang teman di Tembagapura bercerita bahwa iapun
berkali-kali mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi dari otoritas setempat.
Lisensi mengendarai di ketinggian berbeda dengan lisensi mengendarai di dataran
rendah. Setiap jenis mobil yang beredar di Tembagapura memiliki tingkat ujian
yang berbeda. Ketatnya pengaturan lisensi ini sangatlah wajar. Dengan safety
procedure di pertambangan yang begitu ketat tentu mempengaruhi ketatnya
peraturan di semua lini. Ini adalah tentang keamanan yang menyangkut semua.
Artinya peraturan yang ketat dibuat dirasakan oleh semua warga sebagai
keharusan karena menyangkut keamanan bukan saja untuk dirinya tetapi juga
keamanan untuk orang lain. Menyangkut keamanan ini, ada kode khusus yang unik
saat berada di Tembagapura, pengemudi akan membunyikan klakson dua kali saat
akan maju dan tiga kali saat akan memundurkan kendaraannya. Teman saya bercerita
kebiasaan ini pernah menjadi kelucuan tersendiri saat ia mengendarai di luar
Tembagapura, selalu membunyikan klakson yang sekalipun tidak berada di
Tembagapura atau Timika.
4. Pejalan
Kaki lewat, mobil berhenti
Ini
menarik buat saya karena pejalan kaki dihormati begitu besar oleh pengendara
mobil. Bayangkan jika sikap ini juga terjadi di masyarakat Indonesia secara
umum, pasti tidak akan terjadi kecelakaan tertabraknya pejalan kaki oleh
pengendara. Masalahnya bukan pada berhenti atau tidaknya mobil saat melihat ada
pejalan kaki yang akan melintasi jalan tetapi pada sikap hormatnya seorang
pengendara kepada pejalan kaki. Ini yang penting buat saya! Penting dicatat
untuk kita semua. Menghormati orang lain yang sedang berjalan kaki itu sangat
utama.
Menarik
bukan? Yah, inilah yang membuat Tembagapura memiliki keunikan tersendiri dari
kota-kota lain pernah saya datangi. Inilah eksotisme kota di ketingggian yang
menarik untuk dikunjungi (kembali)!