HL | 30 June 2010 | 09:46 Dibaca: 1444 Komentar: 39 6 dari 8 menilai Menarik
Namanya Tahura Ir Juanda tetapi lebih populer dengan nama Tahura Dago Pakar. Tahura adalah singkatan dari Taman Hutan Rakyat di Dago, dulunya memang menjadi semacam arena rekreasi rakyat. Kini, beberapa orang menyebutnya dengan Taman Hutan Raya. Tahura adalah tempat yang biasa dijadikan berkumpulnya para pecinta lingkungan, banyak kegiatan lingkungan yang biasa dilaksanakan di Tahura. Sebut saja Bicons (Bird Conservations) sering mengadakan acara Bird Watching, demikian juga Konus (Konservasi Alam Nusantara) yang melakukan pengamatan satwa liar. Beberapa sekolah dasar sampai menengah atas banyak juga yang mengadakan kunjungan lapangannya di Tahura. Biasanya praktek lingkungan yang berhubungan dengan pelajaran Biologi dll. Dago Pakar adalah nama yang umum didengar. Tanpa harus menyebutkan Tahura, orang Bandung pada umumnya langsung akan menunjukan pada lokasi yang dimaksud. Dari arah Dago terus keatas sampai terminal akhir. Maju ke arah atas sampai pertigaan ada petunjuk yang menuju ke arah Tahura Dago Pakar sebelum Dago Resort dan belokan Dago Bengkok yang ke Selasar Seni Sunaryo.
Masuk ke lokasi Tahura yang dikelola oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) ini, kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 8.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 10.000,- untuk wisatawan asing. Biaya parkir roda empat Rp. 10.000,- untuk roda dua Rp. 5.000,- bis/truk Rp. 20.000 dan sepeda Rp.2.500. Dari gerbang masuk saja, suasana asri, rimbun penuh dengan pepohonan akan tampak langsung kita rasakan. Pohon pinus sepanjang jalan akan menyambut kedatangan pengunjung. Berjajar tinggi-tinggi seakan melindungi pengunjung dari sinar matahari. Pilihan wisatanya beragam, ada Curug, Jogging Track, Jalur Sepeda, dan dua Gua bersejarah yaitu Gua Jepang dan Gua Belanda. Yang pertama akan ditemui adalah Gua Jepang. Berderet 4 lubang masuk kedalam gua. Mulut gua itu satu sama lain saling berhubungan. Persis seperti pintu gerbang sebuah bangunan. Lorongnya sangat gelap gulita, tapi jangan khawatir, didepan sudah ada jasa penyewaan senter dan bahkan guide jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan. Gua Jepang ini berbeda dengan gua Jepang yang pernah saya ulas sebelumnya yaitu Gua Jepang yang ada di Garut Selatan. Diameter lubangnya lebih besar sehingga leluasa untuk memasuki serta mengamati dari dekat. Maju terus ke arah utara, gua selanjutnya adalah Gua Belanda. Gua Belanda ini lebih mirip bangunan daripada gua semata. Didalamnya sangat tertata dengan rapi. Gua ini terbagi kedalam beberapa bagian, seperti ruang interogasi dan ruang penahanan. Disamping ruang interogasi dan penahanan ada juga ruang jaga serta pos-pos pengintai agar didalamnya aman dari serangan sewaktu-waktu. Gua Belanda seperti markas yang sengaja dibuat pertahanan. Gua ini dibawah bukit, gua ini adalah bangunan gedung dengan konstruksi alamiah. Sama halnya dengan gua jepang, di mulut Gua Belanda juga terdapat penyewaan senter. Bagi anda yang hendak mengeksplorasi lebih jauh tentang Gua ini, saya sarankan untuk menyewa karena cahaya didalam gua sangat minim. Gua ini menembus bukit, dari lubang di depan keluar dari lubang belakang menuju Maribaya Lembang. Perjalanan ini sangat menyenangkan karena akan menemui spot-spot menarik selama perjalanan seperti Curug, Satwa Liar, rimbunnya pepohonan serta pedagang tradisional yang menjajakan dagangan khasnya. Terdapat 3 curug yang dilewati seperti Curug Kaengan, Curug Lalay dan Curug Omas di Maribaya. Sayangnya, saya tidak sempat menemui satupun curug karena kekurangan akses informasi seputar jalur menuju curug ini.
Bagi anda yang kelaparan atau sekedar merefresh perjalanan yang melelahkan, di tengah-tengah perjalanan ada saung-saung yang menjajakan jajanan tradisional seperti Nasi Timbel lengkap dengan sambalnya, Gorengan Bala-bala, Gorengan tempe, lontong, minuman aren (lahang), dll. Sepanjang jalur ini tidak usah khawatir terpeleset karena jalurnya sudah menggunakan paving blok, walaupun beberapa titik ada longsor yang menutup jalur, hingga harus berhati-hati jangan sampai terpeleset. Saya sarankan menggunakan sepatu kets agar nyaman menembus hutan dari Dago menuju Lembang.
Inilah dokumentasi sebagian perjalanan trek Tahura Dago yang menarik dan mengasikan, boleh anda coba bersama keluarga atau sekedar melepas penat dan stress dengan menghirup udara segar Utara Bandung.
Namanya Tahura Ir Juanda tetapi lebih populer dengan nama Tahura Dago Pakar. Tahura adalah singkatan dari Taman Hutan Rakyat di Dago, dulunya memang menjadi semacam arena rekreasi rakyat. Kini, beberapa orang menyebutnya dengan Taman Hutan Raya. Tahura adalah tempat yang biasa dijadikan berkumpulnya para pecinta lingkungan, banyak kegiatan lingkungan yang biasa dilaksanakan di Tahura. Sebut saja Bicons (Bird Conservations) sering mengadakan acara Bird Watching, demikian juga Konus (Konservasi Alam Nusantara) yang melakukan pengamatan satwa liar. Beberapa sekolah dasar sampai menengah atas banyak juga yang mengadakan kunjungan lapangannya di Tahura. Biasanya praktek lingkungan yang berhubungan dengan pelajaran Biologi dll. Dago Pakar adalah nama yang umum didengar. Tanpa harus menyebutkan Tahura, orang Bandung pada umumnya langsung akan menunjukan pada lokasi yang dimaksud. Dari arah Dago terus keatas sampai terminal akhir. Maju ke arah atas sampai pertigaan ada petunjuk yang menuju ke arah Tahura Dago Pakar sebelum Dago Resort dan belokan Dago Bengkok yang ke Selasar Seni Sunaryo.
Masuk ke lokasi Tahura yang dikelola oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) ini, kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 8.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 10.000,- untuk wisatawan asing. Biaya parkir roda empat Rp. 10.000,- untuk roda dua Rp. 5.000,- bis/truk Rp. 20.000 dan sepeda Rp.2.500. Dari gerbang masuk saja, suasana asri, rimbun penuh dengan pepohonan akan tampak langsung kita rasakan. Pohon pinus sepanjang jalan akan menyambut kedatangan pengunjung. Berjajar tinggi-tinggi seakan melindungi pengunjung dari sinar matahari. Pilihan wisatanya beragam, ada Curug, Jogging Track, Jalur Sepeda, dan dua Gua bersejarah yaitu Gua Jepang dan Gua Belanda. Yang pertama akan ditemui adalah Gua Jepang. Berderet 4 lubang masuk kedalam gua. Mulut gua itu satu sama lain saling berhubungan. Persis seperti pintu gerbang sebuah bangunan. Lorongnya sangat gelap gulita, tapi jangan khawatir, didepan sudah ada jasa penyewaan senter dan bahkan guide jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan. Gua Jepang ini berbeda dengan gua Jepang yang pernah saya ulas sebelumnya yaitu Gua Jepang yang ada di Garut Selatan. Diameter lubangnya lebih besar sehingga leluasa untuk memasuki serta mengamati dari dekat. Maju terus ke arah utara, gua selanjutnya adalah Gua Belanda. Gua Belanda ini lebih mirip bangunan daripada gua semata. Didalamnya sangat tertata dengan rapi. Gua ini terbagi kedalam beberapa bagian, seperti ruang interogasi dan ruang penahanan. Disamping ruang interogasi dan penahanan ada juga ruang jaga serta pos-pos pengintai agar didalamnya aman dari serangan sewaktu-waktu. Gua Belanda seperti markas yang sengaja dibuat pertahanan. Gua ini dibawah bukit, gua ini adalah bangunan gedung dengan konstruksi alamiah. Sama halnya dengan gua jepang, di mulut Gua Belanda juga terdapat penyewaan senter. Bagi anda yang hendak mengeksplorasi lebih jauh tentang Gua ini, saya sarankan untuk menyewa karena cahaya didalam gua sangat minim. Gua ini menembus bukit, dari lubang di depan keluar dari lubang belakang menuju Maribaya Lembang. Perjalanan ini sangat menyenangkan karena akan menemui spot-spot menarik selama perjalanan seperti Curug, Satwa Liar, rimbunnya pepohonan serta pedagang tradisional yang menjajakan dagangan khasnya. Terdapat 3 curug yang dilewati seperti Curug Kaengan, Curug Lalay dan Curug Omas di Maribaya. Sayangnya, saya tidak sempat menemui satupun curug karena kekurangan akses informasi seputar jalur menuju curug ini.
Bagi anda yang kelaparan atau sekedar merefresh perjalanan yang melelahkan, di tengah-tengah perjalanan ada saung-saung yang menjajakan jajanan tradisional seperti Nasi Timbel lengkap dengan sambalnya, Gorengan Bala-bala, Gorengan tempe, lontong, minuman aren (lahang), dll. Sepanjang jalur ini tidak usah khawatir terpeleset karena jalurnya sudah menggunakan paving blok, walaupun beberapa titik ada longsor yang menutup jalur, hingga harus berhati-hati jangan sampai terpeleset. Saya sarankan menggunakan sepatu kets agar nyaman menembus hutan dari Dago menuju Lembang.
Inilah dokumentasi sebagian perjalanan trek Tahura Dago yang menarik dan mengasikan, boleh anda coba bersama keluarga atau sekedar melepas penat dan stress dengan menghirup udara segar Utara Bandung.