Malam itu
Desa Sukamaju sangat rame, lampu menerangi setiap sudut. Desa menjadi terang
benderang bukan lagi desa lama yang malamnya sangat gelap gulit. Sepulang
ngaji, anak-anak bermain dengan ceria, mereka bernyanyi, bermain petak umpet,
kejar-kejaran, hari tidak berhenti di waktu isya. Kesenangan anak-anak seolah
bertambah waktu. Jika sebelumnya mereka berhenti ketika memasuki waktu maghrib,
malam itu mereka mendapatkan waktu tambahan bermain.
Di sudut
lain, dalam sebuah ruangan yang luas, para bapak-bapak berkumpul. Tampak di
depan sebuah jajaran meja yang diberi taplak meja berwarna merah dengan motif
bunga. Di belakang meja tersebut duduk tiga orang dengan pakaian safari dan
kemeja lengkap dengan kopiah. Pakaian yang rapi menandakan bukan bagian dari
petani warga Desa Sukamaju. Seorang yang memakai safari hitam dengan kopiah
duduk di antara dua bapak-bapak yang memakai kemeja batik adalah Pak Mijan. Pak
Mijan adalah kepala desa, sudah 10 tahun menjadi kepala desa. Kepemimpinan yang
bersahaja dan perhatian terhadap warga membuat Pak Mijan nyaris tak mendapatkan
pesaing yang bisa menggantikan kedudukannya. Dua orang di sampingnya adalah Pak
Ayat dan Pak Juju. Pak Ayat adalah ketua RW dan Pak Juju adalah ketua RT,
keduanya juga sama dengan Pak Mijan. Masyarakat sudah sangat percaya pada
keduanya. Di bawah kepemimpinan mereka rakyat Sukamaju sejahtera. Setiap ada
yang sakit dan harus diantar ke Puskesmas, Pak Ayat atau Pak Juju selalu
menyempatkan diri untuk mengantar, bahkan jikapun harus ke Rumah Sakit di Kota
yang jaraknya 72 kilometer dari Desa Sukamaju.
“Bapak-bapak
warga Desa Sukamaju yang saya hormati, pada kesempatan kali ini saya akan
menyampaikan sebuah berita untuk kemajuan desa kita” Pak Kades memulai
pertemuan warga malam itu.
“Wah berita
dari Pak Kades, biasanya sangat bagus, euy” Kata Mang Ujang yang duduk paling
depan.
“Ini
merupakan usulan Pak Sekdes, Jajang. Dia kemarin baru dari Balai Kota mengikuti
pelatihan tehnologi informasi. Usulan Pak Jajang setelah ikut pelatihan tersebut
adalah internet ke desa. Internet itu bapak-bapak, bisa jadi alat untuk mencari
berbagai informasi. Misalnya bapak-bapak mencari informasi pupuk organik,
bapak-bapak bisa melihat dari internet” Pak Kades menjelaskan.
“Tuh kan,
bener. Informasi dari Pak Kades mah selalu menarik” Kata Mang Ujang. “Kalau
internet itu apa, Pak Kades?” Mang Ujang bertanya
“Eeeh Mang
Ujang, mah. Kirain sudah tahu internet. Internet itu adalah jaringan media
informasi untuk kita semua. Mang Ujang bisa mendapatkan banyak informasi dari
internet” Pak Kades menjawab pertanyaan Mang Ujang.
“Tetapi kita
belum menentukan provider penyedia jaringan internetnya, nah untuk itu saya
mengusulkan kepada anak-anak muda Desa Sukamaju untuk mencari informasi seputar
penyedia jaringan internet untuk kita gunakan di desa ini. Sementara pertemuan
dicukupkan sampai di sini, pertemuan selanjutnya besok setelah kita pilih nama
jaringannya” Pak Kades menutup pertemuan malam itu. Tidak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 22.00.
Warga yang
hadir riuh rendah menjelang bubaran, ada yang bercanda, ada yang mengobrolkan
kembali usulan Pak Kades, dan ada juga yang langsung menuju rumahnya. Di antara
warga, tampak tiga orang pemuda desa yang turut serta mendengarkan dari tadi
terlihat berbincang di sudut Balai Desa.
Pemuda
tersebut adalah Marjuki atau dipanggil Juki, Udin, dan Komar. Juki memakai
sarung diselendangkan di bahunya, sementara Udin memakai kopiah, dan komar
memakai baju koko dengan sarung tetap terjaga dipinggangnya.
“Mar, gimana
nih usulan Pak Kades kepada pemuda untuk mencari informasi perihal provider
penyedia jaringan internet” Juki mengawali percakapan.
“Menurutmu,
apa yah yang bisa kita gunakan agar internetnya jalan dengan baik, soalnya
kalau salah pilih katanya bisa rugi kita” Komar menjawab.
“Rugi gimana
maksud kamu, Mar?” Udin bertanya pada Komar.
“Rugi gini,
Din. kalau salah pilih, katanya jaringan internetnya bisa lambat, terus
harganya juga mahal. Kalau lambat, giliran kamu mau lihat cara-cara menanam
sayuran organik bisa lama, mungkin setengah jam setiap kamu lihat informasi
baru” Juki ikut menjawab.
“Wah bisa
kesel atuh nungguinnya, Juk” Kata Udin kepada Juki. “Mending langsung praktek
aja kalau nunggu lama mah” Udin menambahkan.
“Iya makanya,
kita harus pintar-pintar mencari penyedia layanan internet atau ISP yaitu
singkatan dari Internet Service Provider.
Otomatis harus terpercaya dan jaringannya bagus” Kata Juki.
“Gimana kalau Indosat Internet, dulu
sih namanya indosat broom. Indosat Internet itu tepat kita gunakan. Indosat
memberikan broadband dengan Oh iya starter pack Indosat Internet Rp50K
dan Rp100K adalah starter pack internet dengan Quota terbesar di pasaran
penyedia jaringan internet. Tambahannya nih, starter pack Indosat Internet preloaded
Rp100k itu memiliki unlimited atau quota 2GB dan kecepatan 1 mbps dengan
masa aktif paket 30 hari” kata Juki menjelaskan panjang lebar kepada kedua
temannya
“Terus,
terus apa lagi, Juk?” Tanya Komar.
“Informasi
tambahannya untuk Strater Pack Indosat preloaded Rp50K, unlimited atau
quota 500Mb dengan kecepatan 384 Kbps dan masa aktif paket 30 hari. Jika
dibandingkan dengan yang lain, jelaslah Indosat Internet lebih baik” Kata Juki.
“Wah kalau
gitu mah, ya udah kita pakai saja Indosat Internet biar hebaaat internetnya”
Kata Udin.
“Okelah, kita
usulkan besok kepada Pak Kades di pertemuan warga nanti” Kata Juki menutup
perbincangan.
Mereka
bergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Obrolan tentang provider jaringan
internet itu sangat menarik hati, mereka menyimpan dalam dirinya masing-masing.
Sambil tersenyum mereka pulang membawa kenangan untuk dijadikan obrolan besok
malam di Balai Desa.
Keesokan
harinya, matahari sudah tenggelam. Langit berubah menjadi gelap. Desa Sukamaju
tidak seperti desa lainnya, lebih terang benderang karena listrik sudah masuk.
Sebagian sudah memasuki rumah masing-masing. Sebagian duduk-duduk di teras
rumah sambil melihat anak-anak yang bermain di halaman sehabis mengaji di surau
kampong mereka.
Malam ini
adalah malam kedua untuk pertemuan warga desa membahas pilihan provider untuk
jaringan internet. Balai Desa itu tampak lebih ramai dari biasanya, malam ini
penentuan untuk provider yang akan di pilih. Sudah tampak di depan Kepala Desa,
Ketua RW, Ketua RT, dan tiga pemuda desa yang terlihat grogi dalam sorotan
banyak warga.
“Bapak-bapak
warga Desa Sukamaju, syukur Alhamdulillah kita punya tiga pemuda desa yang
hebat ini. Mereka akan presentasi perihal provider penyedia layanan internet
yang kita pilih” Pak Kades membuka acara pertemuan warga.
“Wah,
Alhamdulillah Pak Kades. Coba atuh sekarang langsung mereka yang memberikan
informasinya” Mang Ujang seperti biasa memulai dengan permintaan.
“Sabar Mang
Ujang, nanti juga pasti saya beri kesempatan kepada mereka” kata Pak Kades.
“Mangga, sekarang giliran kalian yang di depan untuk member tahu warga mengenai
provider yang kita pilih” Pak Kades mempersilahkan kepada tiga pemuda untuk ke
depan.
Pemuda yang
paling depan maju dengan grogi, dia adalah Juki, sementara dua temannya, Udin
dan Komar duduk di belakang. Mereka berdua tidak berani untuk bicara di depan
warga. Juki terbilang hebat, dia seolah di-tua-kan oleh mereka karena
keberanian dan pengetahuannya. Juki adalah lulusan pesantren yang unggul
beberapa tahun yang lalu.
“Assalamualikum
warohmatulloh wabarokatuh, bapak-bapak warga Desa Sukamaju yang saya hormati.
Saya mau berbagi informasi perihal provider penyedia layanan internet yang akan
kita pilih untuk program internet Desa Sukamaju. Maka saya mengusulkan untuk
menggunakan Indosat Internet. Soalnya Indosat Internet, jaringannya bagus,
kecepatannya hebat, dan dijamin memuaskan. Hal ini karena akses internet yang
cepat berkaitan erat dengan penyedia layanannya. Nah sekali lagi kita pilih dan
gunakan Indosat Internet” Kata Juki.
Serentak
warga terlihat antusias dan bertepuk tangan, mereka bangga memiliki seorang
pemuda desa yang terampil dan berpengetahuan. Sejak saat itu, Desa Sukamaju
menggunakan Indosat Internet sebagai provider penyedia layanan internet. Desa
Sukamaju pun semakin maju dengan masuknya internet. (iden wildensyah)