Rumput hijau yang indah di sisi tebing karst (Iden Wildensyah) |
Selama ini banyak orang
hanya terfokus melihat penambangan terbuka yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia
di Grasberg tetapi tak banyak
orang yang melirik aktivitas reklamasi lahan di sisi yang lainnya. Reklamasi di sisi Grasberg juga sangat
penting untuk diperhatikan selain aktivitas penambangannya itu sendiri. Penambangan dan reklamasi
lahan adalah dua hal yang harus berjalan beriringan. Ketika salah satu
aktivitas dilakukan tanpa diikuti dengan aktivitas lainnya, maka
ketidakseimbangan ekosistem akan terjadi. Reklamasi ini sangat penting dalam rangka mengembalikan kondisi tanah sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya, maka terhadap
lahan bekas pertambangan, selain dilakukan penutupan tambang, juga harus
dilakukan pemulihan kawasan bekas pertambangan.
Penambangan terbuka
jelas mengubah bentuk dan struktur bumi. Misalnya dari sebuah lahan terbuka
dengan banyak sekali vegetasi, ketika terjadi penambangan maka lahan tersebut
akan hilang. Vegetasi alami yang awalnya tumbuh di atas lapisan atas akan
berubah seiring perubahan pada kontur tanahnya. Perubahan ini bukan tanpa
sebab, perubahan lahan ini memang di desain untuk mendapatkan kandungan mineral
yang dibutuhkan. Mineral yang ditambang misalnya seperti tembaga, emas, dan
perak. Bahan mineral ini kemudian diolah menjadi bahan baku untuk barang-barang
yang kita gunakan sehari-hari seperti perangkat alat elektronik, kendaraan, dan
kebutuhan lainnya.
Kelestarian
Alam dan Reklamasi
Bibit tanaman untuk reklamasi lahan PT Freeport Indonesia (Iden Wildensyah) |
Dalam bukunya Etika
Lingkungan, Sony Keraf mengatakan bahwa melestarikan warisan alam adalah
memberi prioritas pada nilai lain selain nilai ekonomis, nilai keindahan alam,
nilai penghormatan akan apa yang diciptakan sendiri dan lebih dari itu, nilai
kehidupan itu sendiri.
Reklamasi
tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan kembali
kondisi lahan setelah aktivitas penambangan selesai. Aktivitas pertambangan
yang melakukan penggalian dan merubah bentang lahan, perubahan iklim mikro
hingga ke kondisi fisik lingkungan harus dilakukan usaha memulihkan kembali.
Pemulihan ini berguna agar bentang alam yang sudah rusak masih mampu menopang
kehidupan di sekitarnya. Baik untuk hewan, tumbuhan, bahkan manusia. Di sisi
yang lain industri pertambangan juga menimbulkan dampak positif sebagai sumber
devisa negara, pendapatan asli daerah, penciptaan lahan kerja, perubahan ekonomi
hingga bertindak sebagai development agen
bagi daerahnya.
Reklamasi Lahan di Grasberg
Luas areal pertambangan
terbuka Grasberg berdiameter sekitar 4 km, dengan kedalaman 1 km lebih. Dari
Grasberg ini cadangan tembaga, emas, dan peraknya ditambang setiap hari.
berdasarkan data produksi bijih (batuan mineral) PT Freeport Indonesia sekitar
220.000-240.000 ton per hari, sekitar 70% datang dari Grasberg. Grasberg merupakan ikon tambang dunia yang
terkenal. Tepat di bagian atas lokasi penambangan Grasberg
terdapat sebuah lahan luas yang diperuntukan sebagai tempat budidaya tanaman
endemik Papua yang nantinya akan ditanam di lokasi bekas urugan batuan sisa
tambang. Lokasinya bernama Nursery Manado Grasberg. Dengan ketinggian lebih
dari 3.800 Mdpl, beberapa tanaman khas yang hidup di daerah sub alpine
dipelihara setiap hari. Dengan pengawasan yang ketat serta sistematis, beberapa
tanaman jenis rumput-rumputan sudah menyebar tumbuh dengan baik di ketinggian
Grasberg. Grasberg yang berarti gunung rumput begitu menawan karena kontrasnya
warna gunung dinding karst dengan hijaunya daun rumput.
Sebagian polybag menggunakan bahan dari tumbuhan lokal (Iden Wildensyah) |
Vegetasi
tumbuhan yang dikembangkan di areal pembibitan tersebut antara lain: Deschamsia Klosii, Deschamsia Caespitosa,
Rhododendiron spp, dan lain-lain. Tiga bagian yang saya sebut adalah jenis
yang ditanam paling banyak. Untuk mereka yang sering naik gunung, beberapa
jenis paku-pakuan, serta tanaman yang hanya tumbuh di puncak gunung pasti sudah
tak asing lagi saat melihat langsung.
Tanaman-tanaman
tersebut dipelihara dan akan menjadi tanaman pelopor di kawasan reklamasi
tambang. Tanaman pelopor yang diharapkan menjadi awal untuk mengundang berbagai
jenis satwa liar yang biasa hidup di lokasi seperti berbagai jenis burung dan
satwa-satwa kecil. Keberadaan satwa ini akan menjadi penyebar alami lewat buah
dimakannya kemudian biji yang keluar bersama kotoran hewan tersebut.
Nah,
menarik bukan? Buat saya bukan hanya menarik dari sisi pemandangan tetapi dari
cara berpikir. Di Grasberg saya melihat cara berpikir yang utuh dan terintergasi
saat melakukan eksplorasi alam. Hal ini menjadi penting karena lingkungan itu
satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Saat melakukan kegiatan
pertambangan, semua aspek lingkungan harus dipikirkan secara bersamaan.
Reklamasi lahan di lokasi PT Freeport Indonesia ini bisa menjadi contoh untuk
siapapun. Tentang sistemnya, tentang keteraturan, dan tentang pengawasan yang
ketat pada segala aspek lingkungan.