Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, Februari 07, 2017

Spiritualisme Itu Penting Pertamakali Diajarkan Di Sekolah

"One's everyday life is never capable of being separated from his spiritual being" (Mahatma Gandhi)

Saya memilih konsep ketuhanan dari sekian banyak pilihan workshop yang bisa saya ikuti dalam Temu Pendidik Nusantara. Saya tahu konsep ketuhanan itu nyata tetapi bagaimana dari persfektif orang lain yang juga sudah lama berkecimpung dalam bidang keagamaan ini. Hasilnya! Sungguh luar biasa. Banyak sekali jawaban-jawaban yang saya dapatkan dari Pak Ustadz, saya panggil pak Ustadz sebagai bentuk penghargaan dan penghormataan saya pada keilmuan yang sudah dimiliki pemateri saat itu.

Ustadz menyampaikan dengan cara yang elegan bahwa untuk mengenal konsep ketuhanan ini hal yang utama dan mendasar perlu ditanamkan dalam diri anak adalah konsep spiritualisme. Spiritualisme ini sangat penting agar kelak anak tidak memahami agama sebagai aksiomatik. Agama bukan sekadar dogmatik saja tetapi agama adalah sebuah kebutuhan hidup yang memancarkan kebaikan untuk umatnya.

Spiritualisme Itu Penting Pertamakali Diajarkan Di Sekolah (Iden Wildensyah)
Hal ini menampik kenyataan banyaknya orang yang beragama tetapi masih dipermukaan saja, isinya sangat jauh berbeda. Bungkus yang berbeda dengan isi, padahal seharusnya bungkus menggambarkan isi dari dalam. Nah, konsep ketuhanan yang didasari oleh spiritualisme ini seiring degan kajian-kajian di Studi Group yang saya ikuti saat membahas pemikiran Rudolf Steiner atau yang menginisiasi Sekolah Waldorf, bahwa mengajarkan agama itu lewat spiritualisme bukan lewat dogma-dogma yang sekarang bertebaran di sekolah-sekolah.

Menginternalisasi nilai-nilai agama dalam diri pendidik adalah hal utama sebelum mengajarkan agama yang baik pada anak didik di sekolah atau di rumah. Internalisasi ini menjadi sangat penting karena nilai inilah yang akan memancarkan kebaikan untuk anak-anak kemudian diserapnya menjadi sebuah kebaikan yang universal.

Tentang hal ini saya mengingat sebuah tulisan dari Emha Ainun Najib berikut ini:
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama.

Idealnya, orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.

Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat, baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama.

Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.

Spiritualisme dalam Kebersihan Pangkal Kesehatan

Di sesi selanjutanya saya bernyanyi bersama-sama. Tidak bertolak belakang, keduanya memiliki nilai spiritualisme yang menarik satu sama lain. Dalam sesi workshop kedua itu saya bertemu dengan para pegiat pendidikan alternatif yang sudah lama melakukan kegiatan peduli musik anak seperti Karina dan Ribut Cahyono. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan saat bersama-sama mengkaji kedalaman sebuah arti musik untuk anak-anak. Terlebih dari musik bukan sekadar lagu yang akan dinyanyikan dan harus dihapal tetapi lebih dari itu, musik akan menumbuhkan sense yang berguna untuk anak-anak.

Bernyanyi selanjutnya adalah kebersihan pangkal kesehatan! Jauh dari pembahasan awal di tulisan saya tetapi lagu sederhana yang dinyanyikan untuk anak-anak biasanya memiliki nilai yang luar biasa besar. Less is more, semakin sedikit semakin besar makna yang didapatkan oleh anak. Daripada banyak-banyak instrumen, melodi, dan lirik yang aduhai banyak, cukup sedikit tapi akan memberikan banyak makna untuk anak-anak.

Lalu, apa spiritualisme dalam sebuah kalimat ‘kebersihan pangkal kesehatan?’ Kalau di sekolah-sekolah sering terlihat banyak sekali slogan-slogan yang dipampang di pintu atau di dalam kelas. Misalnya berlomba-lomba dalam kebajikan, jangan menunda pekerjaan, jagalah kebersihan, dan kebersihan sebagian dari iman. Akan tetapi kenyataan masih kotor di beberapa tempat, kamar mandi atau wc siswa di beberapa sekolah penuh dengan coretan-coretan, berbau tak sedap, bahkan tak jarang kotornya sangat keterlaluan. Pertanyaannya apakah siswa atau guru tidak bisa membaca makna dari kebersihan sebagian dari iman? Mereka bisa membaca, tahu tapi hanya sekadar tahu tidak mempraktikannya dalam keseharian. Persis seperti beragama, banyak yang tahu ayat-ayat tetapi pada praktiknya masih jauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam ayat tersebut.

Sangat komplek dan begitu mendalam bahasan ini buat saya. Inilah kenapa saya katakan bukan sekadar pertemuan, ini adalah tentang berbagi inspirasi, berbagi semangat, dan berkolaborasi. Kolaborasi dalam sebuah nyanyian terasa merdu saat semua orang diberi kesempatan yang sama dengan apresiasi yang sama pula dari semuanya. Tak bisa berdiri sendiri, iyah! Nyanyian terasa merdu saat dinyanyikan dengan penghayatan yang dalam. Jadi, Mas Ibut ayo ambil gitarnya mari bernyanyi! “Kebersihan pangkal kesehatan!”

Share:

Senin, Februari 06, 2017

Bukan Sekadar Pertemuan Tapi Berbagi Inspirasi Mendidik

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever” (Mahatma Gandhi)

Bulan November 2016 hujan sedang mengguyur sebagian besar Indonesia tak terkecuali Kota Jakarta. Hujan tak menyurutkan semangat para pendidik dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bersama-sama berbagi cerita dalam sebuah acara yang inspiratif, Temu Pendidik Nusantara. Dari Bandung saya bergegas berangkat pada hari H, beberapa pendidik sudah hadir di Jakarta sehari sebelumnya terutama yang berasal dari luar pulau Jawa. Mereka bersemangat untuk menghadiri dengan aktif pertemuan dan workshop yang sudah jauh-jauh hari disampaikan dalam media publikasi yang disebarkan oleh panitia pelaksana.

Bukan Sekadar Pertemuan Tapi Berbagi Inspirasi Mendidik (Iden Wildensyah)

Pertemuan para penggerak guru belajar dilaksanakan di Gelanggang Remaja Jalan Ragunan no 1 Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Najeela Shihab, seorang pendiri sekolah Cikal dan Bukik sudah memandu acara sejak pagi, saya datang di tengah-tengah acara berlangsung. Walaupun datang di tengah-tengah, saya sudah menangkap beberapa inti dari pertemuan sebelumnya. Diskusi interaktif tersebut begitu memukau karena menghadirkan guru-guru inspiratif yang memberikan warna-warna baru buat pendidikan di Indonesia.

Kalau cuma sekadar mengikuti acara duduk manis kemudian pulang itu sudah mainstream dilakukan pendidik di Indonesia. Memberikan dimensi yang berbeda pada setiap pertemuan itu baru antimainstream. Bertemu tokoh-tokoh yang menginspirasi dari berbagai pelosok negeri ini adalah hal termewah yang saya syukuri saat itu. Mereka adalah guru saya, mereka adalah inspirator saya dalam bergiat. Sebut saja ada Lany Rh, Rizqy Rahmat Hani, Imanuel Lawalata, mereka memberikan dimensi yang menarik selama pertemuan. Bersama mereka saling menguatkan semangat, berbagi ide, berbagi keceriaan, dan tidak lupa bagi-bagi nomor telepon satu sama lain.

Berbagi Inspirasi Lewat Diskusi Interaktif

Kegiatan yang dilakukan para pendidik di Indonesia biasanya monoton, ada pemateri kemudian sisanya duduk manis. Dalam beberapa kesempatan saya selalu tak bisa tahan dalam kondisi seperti itu. Saya memilih keluar ruangan kemudian mencari ide segar di luar seminar atau workshop jika kondisi terjadi satu arah.

Berbeda dengan seminar para pendidik umumnya, diskusi pagi itu adalah diskusi interaktif yang sangat saya sukai. Saya suka bukan hanya pengemasanya tetapi juga konten dan konteksnya. Sebut saja salah satu pemicu diskusi kelompok yang saya ikuti yaitu tentang bagaimana meningkatkan kreativitas dengan mendobrak senioritas yang muncul dalam lembaga pendidikan. Senioritas perlu dilawan dengan kreativitas dengan tetap memunculkan rasa hormat untuk mereka yang sudah duluan terjun dalam mendidik anak-anak. Yah, saya paling suka melawan jika muncul senioritas. Senioritas hanya melahirkan sikap arogan yang tidak membangun. Sikap ini bisa menghilangkan kreativitas dalam mendidik yang hadir dari para anak muda yang mau menjadi pendidik.

Diskusi lainnya tak kalah menarik terutama misalnya saat mendengarkan cerita Bupati Bojonegoro yang dipandu oleh Najwa Shihab. Dengan gaya yang interaktif, Najwa mampu membawa peserta merasa terlibat dalam setiap diskusinya. Nah, di saat itu ada satu pertanyaan yang bisa juga menjadi satu pernyataan untuk Bupati Bojonegoro dalam persfektif saya yaitu sikapnya terhadap pendidikan alternatif. Baiklah, saya tuliskan saja di sini. Saya ingin tahu bagaimana pengelolaan sekolah-sekolah alternatif di Bojonegoro dalam mempertahankan keunikannya. Apakah dengan tetap mengikuti standarisasi yang diberikan oleh pemerintah atau berani untuk tetap bertahan sekalipun kemudian seolah terlepas dari akreditasi, misalnya! Nah hal ini ingin saya sampaikan mengingat salah satu tantangan sekolah alternatif adalah hantu standarisasi dari pemerintah.

Share:

Selasa, Desember 27, 2016

Berjalan Mengelilingi Bumi

Sempat terlintas dalam benak ini ketika selesai menonton film Around The World In 80 Days, berjalan kaki mengelilingi dunia. Fantastis bukan? Nah karena ini sangat fantastis, berarti persiapan juga harus fantastis. Membayangkan setiap hari di sebuah daerah baru yang tidak dikenal sebelumnya.
Berjalan Mengelilingi Bumi Sepertinya Menantang

Pertanyaannya adalah butuh berapa lama waktu untuk mengelilingi dunia dengan berjalan kaki? Pertanyaannya keren kan? Yah, ini pertanyaan yang ternyata sempat terlontar dari banyak orang. Pertanyaan unik selalu memunculkan keingintahuan yang unik juga, dan jawaban yang tidak terduga.

Sebuah majalah pendidikan menjawab keingintahuan ini. Dalam catatannnya dituliskan sebagai berikut: Jika kita berjalan mengelilingi Bumi dalam satu putaran, jaraknya kira-kira 40.000 km. Jika seorang berjalan 5.000 langkah setiap hari dengan jarak tiap langkah 0,5 m maka hasilnya akan terjadi seperti ini:

5.000 langkah x 0,5 m x 365 hari = 912.500 m
Karena 1 km = 1.000 m  maka 40.000 km = 40.000.000 m
40.000.000 m : 912.500 m = 43,8

Jadi, untuk mengelilingi Bumi dalam satu putaran membutuhkan waktu 43,8 tahun!

Nah, catat 43,8 tahun! Sekarang tambahkan dengan umur kamu saat ini. Kalau mulai dari umur sekarang, berarti selesai mengelilingi pada umur berapa tahun? Silahkan hitung sendiri.
Share:

Senin, November 14, 2016

10 Nilai Penting Dalam Pendidikan Anak

Jika ada nilai yang harus dikeluarkan oleh sebuah sekolah terhadap anak didiknya berarti pertama-tama nilai itu harus diberikan kepada guru atau fasilitatornya terlebih dahulu. Nilai ini buat saya bukan sekadar nilai, bukan angka, tetapi lebih dalam dari itu. Nilai dan makna yang akan menjadi pondasi dasar dalam setiap kegiatan di masyarakat. Baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga.
10 nilai penting dalam pendidikan anak ini terutama buat para pendidiknya sebelum memberikan referensi kepada anak didiknya. Hal ini menjadi sangat penting karena nilai-nilai ini harus diinternalisasi dalam diri pendidikan. Sebenarnya bukan hanya 10, tetapi lebih banyak lagi nilai kehidupan yang baik untuk diterapkan sebagai dasar dalam mendidik anak-anak.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing)

Nilai-nilai itu antara lain, integritas, tekad, kompetensi, loyalitas, kerjasama, kepemimpinan, konsistensi, keteguhan, cinta, dan kreativitas.
1. Integritas
Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
2. Tekad
Tekad/te·kad/ /tékad/ v kemauan (kehendak) yang pasti; kebulatan hati; iktikad: memasang --; sudah bulat -- nya; membarui -- nya;
3. Kompetensi
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
4. Loyalitas
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Loyalitas hanya bisa didapatkan, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah
5. Kerja sama
Kerja sama adalah/ Kerja sama yaitu/ Kerja sama merupakan/ yang dimaksud Kerja sama/ arti Kerja sama/ definisi Kerja sama. Pengertian Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
7. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Demikian juga dengan pekerjaan-pekerjaan kecil, namun dilakukan secara konsisten tentu akan memberikan manfaat yang sangat besar. Konsistensi adalah kunci dalam kesuksesan dalam hidup ini. Secerdas apapun seseorang, tapi selama tidak memiliki sifat ini, tidak akan pernah menghasilkan apa-apa dalam kehidupan ini.
8. Keteguhan
Keteguhan adalah kekuatan atau ketetapan (hati, iman, niat, dsb); kekukuhan: ~ hati dan ketabahan jiwa yg beginilah yg menunjukkan sifat keperwiraannya; ~ setianya tidak diragukan lagi.
 9. Cinta
Cinta adalah Emosi yang berasal dari kasih sayang yang kuat dan rasa tertarik terhadap suatu objek (dapat berupa apa saja seperti manusia, hewan, tumbuhan, alat-alat dan lain sebagainya) dengan cenderung ingin berkorban, memiliki rasa empati, perhatian, kasih sayang, ingin membantu dan mau mengikuti apapun  yang diinginkan oleh objek yang di cintainya. Sebenarnya cinta itu sulit untuk di definisikan karena sifatnya subjektif jadi setiap individu dapat memiliki pemahaman yang berbeda mengani cinta, tergantung bagaimana ia menghayati dan pengalaman yang dialaminya.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan waktu dan masa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
10. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). (diolah dari berbagai sumber)
Share:

Selasa, November 08, 2016

Mendongeng Adalah Salah Satu Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan

"Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it" -Hannah Arendt-

Sudah lama saya menggunakan media mendongeng sebagai bagian dari pembelajaran menarik. Dongeng adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Dalam dongeng terdapat banyak petuah-petuah dari orangtua yang disampaikan melalui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Dongeng adalah sebuah hiburan yang selalu dinantikan pada zaman dahulu. Biasanya dilakukan menjelang tidur. Seorang tua duduk di tengah-tengah kemudian dilingkari oleh generasi muda. Mereka adalah anak-anak usia sekolah yang selalu disuruh orangtuanya untuk mendengarkan dongeng dan kisah-kisah yang akan disampaikan oleh pendongengnya.

Kebajikan jaman dahulu disampaikan melalui dongeng! Mendongeng Menjadi Salah Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan
Di rumah, orangtua biasanya akan mendongeng untuk anak-anaknya sebelum tidur. Setelah maghrib kemudian berkumpul di ruang tengah dan mulailah mendengarkan cerita-cerita yang menarik. Ada yang diikuti dengan makanan ringan dan minuman penghangat. Seperti kacang tanah, ubi, goreng singkong, dan lain-lain.

Dongeng-dongeng yang dituturkan beragam mulai dari kisah kebajikan sampai legenda-legenda. Tokoh-tokohnya seperti hewan atau manusia yang ada pada masa lampau. Hewan-hewan akan diceritakan dengan jenaka dan sesekali mengundang tawa anak-anak. Tetapi sesekali juga akan membawa kisah tragis. Pendongeng biasanya jarang memberikan nasehat-nasehat setelah mendongeng. Ia akan memberikan seutuhnya kepada pendengarnya untuk mengambil makna dan pelajaran dari dongeng yang sudah dituturkannya.

Di kelas, saya juga meneruskan tradisi dongeng ini. Biasanya saya ambil dari buku kumpulan dongen yang dikumpulkan oleh Grimm Brother dan juga buku-buku lainnya yang mendukung terutama untuk dongeng bahasa Sunda seperti dongeng sakadang kuya dan sakadang kancil. ada juga buku Pamekar Basa yang menceritakan kisah seorang anak kelas 3 bersama keluarganya di kampung. Di buku itu, ada kisah-kisah dongeng sunda-nya.

Seperti kata Hannah Arendt "Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it"  Yah memilih dongeng sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena dalam dongeng ada banyak makna yang menarik untuk menjadi pembelajaran tanpa merasa sedang belajar, diceramahi tanpa merasa diceramahi, disalahkan tanpa merasa disalahkan. Khusus untuk kesalahan tentu diceritakan untuk dihindari dan dicari solusinya oleh pendengar tanpa intervensi pendongengnya.

Sampai hari ini, bagi saya mendongeng dan mendengarkan dongeng menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Share:

Jumat, November 04, 2016

Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Belajar dan bermain adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Jika melihat jauh ke belakang, ke masa dahulu kala bahwa dalam permainan tradisional terdapat banyak pembelajaran yang bisa diambil. Menurut Mohammad Zaini Alif dari Komunitas Hong, lewat permainan tradisional yang sederhana dan dekat dengan alam, anak-anak diberi jalan untuk mencari tahu. Permainan tradisional menjadi media untuk transfer ilmu pengetahuan hidup dari generasi lalu ke generasi yang akan datang. Terdapat 3 unsur inti pembelajaran dalam permainan tradisional yaitu ke sesama manusia, lingkungan dan Tuhan sebagai manifesto spiritualisme.
Bermain dan Belajar Itu Sama Pentingnya, Lho!

Seiring kemudian muncul sekolah yang dikembangkan oleh para pendatang ke Indonesia dengan pemilahan sekolah inlander dan sekolah pribumi, permainan tradisional pun mengalami sedikit demi sedikit penyusutan. Walaupun di beberapa daerah kegiatan permainan tradisional ini masih dilakukan oleh anak-anak sekolah saat jeda istirahat. Mereka memainkan dengan suasana yang ceria diluar pelajaran. Dari sinilah kemudian menjadi tersekat antara pelajaran dan permainan. Sekat itu yang kemudian menggiring opini terdapat perbedaan mendasar dalam belajar dan bermain.

Sejatinya jika melihat ke permainan tradisional, justru bermain itulah yang menjadi media pembelajaran. Tidak ada sekat antara belajar dan bermain. Opini yang berkembang dengan mensekat definisi bahwa belajar adalah sesuatu yang serius, statis, dan duduk di dalam kelas. Sementara bermain ada sesuatu yang tidak serius, dinamis, dan dilakukan di luar ruangan.

Inilah yang kemudian menjadikan sekolah menjadi sesuatu yang membosankan karena membatasi ruang gerak anak-anak. Padahal, kegiatan utama pada masa anak-anak adalah bermain. Mereka belajar pada saat bermain, mereka mencerna setiap pesan yang kemudian menjadi bekal ketika dia dewasa. Dalam pemikiran anak-anak bisa jadi sebenarnya pendidikan tentang rumus, matematika, sosial, dan budaya terkandung sangat dalam di setiap permainan.

Saat sekarang yang bisa dilakukan salahsatunya mengubah mindset bahwa bermain itu sama dengan belajar. Demikian pula ketika belajar itu sama dengan bermain. Jika demikian terjadi saya yakin belajar bukan lagi sesuatu yang membosankan, belajar akan menjadi sangat menarik sebagaimana anak-anak bermain.
Share:

Rabu, November 02, 2016

Bermain Permainan Tradisional Yang Menyenangkan

Semasa kecil, hari minggu pagi adalah waktunya bermain. Bermain sepuas hati karena punya banyak waktu luang. Semua anak-anak di kampung berkumpul di satu tempat lapang. Satu persatu datang setelah tuntas sarapan atau mengerjakan tugas yang diberikan orangtuanya. Misalnya ada yang disuruh dulu menyiram tanaman, ada yang disuruh mengantar dagangan, dan lain-lain.

Waktunya bermain adalah waktu yang paling menyenangkan. Biasanya permainan yang akan dimainkan seringkali musiman atau usum-usuman. Kalau lagi rame bermain kelereng, hampir setiap waktu bermain kelereng. Kalau lagi rame main petak umpet, pasti main petak umpet. Banyak sekali permainan tradisional yang dimainkan setiap hari minggu.

Banyak sekali contoh-contoh permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak. Misalnya: egrang, permainan dengan bambu yang dinaiki. Keseimbangan adalah kuncinya. Seorang yang hendak menaiki egrang, harus mampu menjaga keseimbangannya.
Bermain jajangkungan atau egrang
Lompat tali yang dimainkan dengan dua orang pemegang tali dan satu orang atau lebih berloncatan di antara dua orang pemegang tali. Tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki juga senang bermain lompat tali ini. Istilah ucing yang akan kebagian memegang tali. Motorik kasar anak, keseimbangan, serta koordinasi antara mata dan gerakan harus benar. Kalau tidak, harmonisasi antara loncatan dan ayunan tali tidak akan terwujud.
Loncat Tali
Gasing. Permainan yang dibuat dari kayu atau bambu ini sangat digemari banyak anak laki-laki. Di berbagai tempat banyak jenis permainan gasing. Ngadu gasing adalah saat dimana dua orang atau lebih saling melemparkan gasingnya kemudian melihat gasing yang paling lama berputar yang akan terpilih sebagai pemenang.
Gasing
Lodong. Permainan ini biasanya khusus dimainkan pada bulan ramadhan saja. Menunggu waktu buka puasa kemudian bermain lodong. Lodong terbuat dari bambu yang ukuran diameter lingkarannya besar. Nama bambunya, awi lodong. Seperti mercon, dengan karbit dan air serta api, lodong akan meledak saat kenai api. Saling berbalas dentuman. Semakin besar semakin bagus dan meriah.
Lodong
Pepeletokan atau bebedilan bambu. Ini permainan perang-perang yang senjatanya dibuat dari bambu dan pelurunya kertas basah. Saat bermain, tiap anak akan berkelompok kemudian menyingkir dan saling serang markasnya. Kalau tim lawan sudah ampun, maka tim satunya lagi tampil sebagai pemenang.
Pepeletokan

Nah, itulah beberapa jenis permainan tradisional. Bermain tidak bisa dipisahkan dengan belajar. Saat bermain maka saat itu juga belajar. 
Share:

Jumat, Oktober 07, 2016

Inspirasi Menulis Cerita Anak Pauline Oud

Sore itu di Jagad Alit Waldorf, Pauline Oud (53), seorang ilustrator dan penulis buku dari Belanda memberikan inspirasi menulis dan berkarya dalam acara We Share We Care Clavis Indonesia. Pauline Oud, yang awalnya sempat menjadi pelukis abstrak itu ternyata mengubah haluannya menjadi penulis dan ilustrator buku anak-anak. Dunia anak yang begitu dinamis membuatnya jatuh cinta.

Banyak sekali karya Pauline Oud yang sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa diberbagai negara. Misalnya Belgia, Inggris, Belanda, dan lain-lain. Salah satu tokoh dalam buku yang sudah dibuatnya dan terkenal di mancanegara adalah Lily and Milo. Lily and Milo menceritakan dua sahabat hewan, yaitu tikus dan kelinci, yang mengajarkan tentang hal sehari-hari seperti makan yang baik, mandi yang baik, dan kisah-kisah keseharian lainnya yang dikemas secara menarik. Seri pertama Lily and Milo yang dibuat Pauline Oud, berjudul Getting Dress with Lily and Milo.

Pauline Oud sedang menyampaikan proses kreatifnya dibalik karya buku anak yang dihasilkannya (Iden Wildensyah)

Pauline menuturkan dalam proses kreatifnya, membuat cerita bergambar untuk anak-anak itu tidak mudah dan gampang seperti yang dikira. Ia harus menciptakan karakter dan cerita yang dekat dengan anak-anak serta mengandung nilai-nilai positif. Hal itu yang membuatnya harus bisa mencari ide-ide sederhana lewat kegiatan sehari-hari anak di rumah atau di sekolah. 

Setelah mendapatkan ide, dalam proses membuat bukunya ia akan menggambar sketsa terlebih dahulu dengan menggunakan pensil. Ia sangat senang dengan gambar manual yang rutin dilakukannya ketika mendapatkan ide cerita. Gambar manual disebutkannya memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan gambar komputer. Setelah itu proses selanjutnya adalah mewarnai. Keseluruhannya ia kerjakan secara manual sampai benar-benar mendapatkan gambar yang sempurna. Gambar yang sudah diwarnai kemudian dipindai secara digital. Di situ ia akan menambahkan pola untuk melengkapi gambar yang sudah ada misalnya bunga-bunga, kotak-kotak, dan objek lain yang menurutnya menarik untuk anak-anak.

Pauline Oud sedang menandatangi kartu pos (Iden wildensyah)
Proses pindai bisa juga menjadi semacam pemeriksaan untuk kualitas. Jika ada yang tidak sesuai, ia akan ulangi bagian yang dianggapnya belum sempurna. Barulah jika sudah sesuai, ia akan menambahkan cerita dalam ilustrasi gambar yang sudah ia buat. Proses selanjutnya diperiksa, disunting, dan dicetak. Sore itu Pauline benar-benar membuka proses kreatifnya mendapatkan ide dan menuangkannya menjadi karya. 

Pauline berharap hasil karyanya bisa dibaca oleh anak-anak Indonesia melalui Clavis Indonesia. Clavis Indonesia adalah perwakilan dari Penerbit Clavis yang berpusat di Hasselt, Belgium dengan ruang lingkup di bidang penerbitan, pendidikan,pelatihan dan pemasaran buku bacaan anak berkualitas tinggi. Produk utama Clavis Indonesia adalah buku bacaan anak untuk sasaran pembaca usia 2-14 tahun.
Bersama Pauline Oud selepas acara diskusi
Buku-buku terbitan Clavis merupakan buku bacaan anak bermutu dengan standar international dan memiliki reputasi terbaik. Selain karena cerita yang menarik, mendidik dan penuh dengan pesan-pesan yang baik untuk penguatan karakter, kreativitas dan imaginasi anak-anak tanpa batas. Buku-buku terbitan clavis juga menawarkan nilai seni yang tinggi dari segi ilustrasi dan dikerjakan dengan penuh dedikasi dan rasa kecintaan yang besar. Selain itu semua buku bacaan Clavis juga di konsultasikan dengan ahli pendidikan terlebih dulu sebelum diterbitkan.

Yah lewat Clavis Indonesia sebagai pemegang hak untuk menerbitkan dan memproduksi tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, kita tunggu kehadiran buku-buku anak yang menarik karya Pauline Oud di Indonesia dan semoga menginspirasi anak-anak untuk berkarya.
Share:

Selasa, September 27, 2016

Inilah Alasan Mengapa Nonton PON XIX Bersama Anak Sangat Baik

PON XIX yang sedang di Jawa Barat sekarang ini sangat menarik untuk diikuti. Melewatkan begitu saja hanya akan membuat penyesalan dikemudian hari. Beberapa sekolah mengajak anak-anak didiknya untuk menyaksikan langsung pertandingan. Sengaja menetapkan jadwal jauh-jauh hari untuk dapat mendukung team dari daerahnya. Ada juga beberapa sekolah yang tetap pada jadwal biasa, melewatkan setiap moment langka yang hanya berlangsung setiap 4 tahun sekali.
Sangat disayangkan jika tidak bisa menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung bersama anak-anak karena banyak sekali pembelajaran yang bisa didapatkan anak selama penyelenggaraan pertandingan PON berlangsung. 
Menonton Pertandingan Olahraga Bersama Anak

Inilah beberapa pelajaran penting yang bisa didapatkan jika membawa anak didik nonton PON secara langsung:
1. Mengajarkan arti berusaha sungguh-sungguh untuk meraih prestasi
Setiap atlet yang bertanding adalah pilihan terbaik dari setiap daerah yang bertanding. Ada jutaan orang yang tercatat sebagai penduduk tetapi hanya puluhan atau ratusan orang yang terpilih untuk menjadi utusan daerah. Mereka yang bertanding membawa gengsi daerah, mereka bekerja keras untuk memenangkan setiap pertandingan. Pelajaran kesungguhan dalam berusaha ini akan menjadi inspirasi untuk anak didik yang menonton.
2. Mengajarkan arti bekerja sama untuk meraih prestasi
Beberapa cabang olahraga yang dipertandingan bersifat individual, tetapi yang lainnya berkelompok. Pertandingan seperti beladiri tinju, karate, bulutangkis, tenis meja, kelompok individu dan kelompok beregu. Sementara olahraga seperti sepakbola, baseball, softball, hockey, bola volley adalah kelompok olah raga yang membutuhkan kerjasama antar individu.
3. Mengajarkan sportivitas
Sportivitas adalah hal penting yang harus dimiliki oleh anak-anak. Sportivitas bisa dalam bentuk menerima kekalahan dan tetap rendah hati ketika meraih kemenangan. Menjunjung tinggi sportivitas sangat penting karena akan menjadi modal dasar untuk anak-anak dalam bertindak dan berteman dengan siapapun baik di sekolah atau di luar sekolah.
4. Menunjukan kesenangan beraktivitas di luar dengan mendukung team kesayangan
Hadirnya gadget tak bisa dipungkiri membuat anak-anak terkurung dalam dunia sendiri. Mereka jadi asyik sendiri dengan mainan elektroniknya. Nah, membawa anak ke stadion olah raga untuk mendukung team kesayangan akan membuat anak-anak mendapat pengalaman yang menyenangkan. Merasakan keasyikan bernyanyi bersama-sama di dalam stadion adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Masih banyak lagi sebenarnya nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan selama nonton langsung pertandingan terutama untuk anak-anaknya. Jadi, para guru sekolah, ayo ajak anak didikmu untuk menonton langsung pertandingan. Untuk orangtua, menonton pertandingan bersama anak akan terasa sangat menyenangkan. Ayo nyanyi bersama-sama di stadion dan rasakan keasyikannya!
Share:

Jumat, September 23, 2016

Belajar Kebijaksaan Dari Seorang Petani

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang puteranya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa.

Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satunya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: 'Wahai Pak tani,sungguh malang nasibmu!'. Pak tani hanya menjawab, 'Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ...'

Keesokan harinya, ternyata kuda Pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang Pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni 'koleksi' kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan hargatinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tuanya.


Kisah Inspiratif Kebijaksanaan Seorang Petani

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: 'Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!'. Pak tani hanya menjawab, ' Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ...'

Keesokan harinya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda barunya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kakinya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: 'Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!'. Pak tani hanya menjawab, ' Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ...'

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya. Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali. Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putranya bertempur,dan berkata: 'Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!'. Pak tani hanya menjawab, 'Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ...'

Share:

Sabtu, April 02, 2016

Tukang Kayu dan Mandor

Tukang Kayu dan Mandor (Iden Wildensyah)
Alkisah, seorang Tukang Kayu yang merasa sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesinya sebagai Tukang Kayu yang sudah ia jalani selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tuanya bersama istri serta anak cucunya. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya menyadari bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun itu, ia lebih merasakan dan mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.

Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada mandornya. “Saya mohon maaf Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk menopang beban-beban berat di pundak saya saat bekerja..”.

Setelah sang mandor mendengar niat Tukang Kayu tersebut, ia merasa sedih. Karena sang mandor akan kehilangan salah satu Tukang Kayu terbaiknya, ahli bangunan handal yang dimiliki dalam timnya. Namun apalah daya, mandor tidak dapat memaksa untuk mengurungkan niat si Tukang Kayu untuk berhenti bekerja.

Terlintas dalam fikiran sang mandor, untuk meminta permintaan terakhir sebelum dirinya pensiun. Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya. Untuk sebuah proyek dimana sebelum Tukang Kayu tersebut berhenti bekerja.

Akhirnya, dengan berat hati Tukang Kayu menyanggupi permintaan mandornya meskipun ia merasa kesal karena jelas-jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.

Di balik pengerjaan proyek terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan mengerjakannya dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan mengatakan pada Tukang Kayu pada hari pertama ketika proyeknya dikerjakan, “Seperti biasa, aku sangat percaya denganmu. Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau bekerja denganku. Bahkan, dalam proyek terakhir ini kamu bebas membangun dengan semua bahan-bahan yang terbaik yang ada”.
Kayukrea Woodcraft (iden wildensyah)

Tukang Kayu itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan. Bahkan dengan asal-asalan ia  membuat rangka bangunan. Ia malas mencari, maka ia menggunakan bahan-bahan bangunan berkualitas rendah. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, rumah itupun selesai. Ditemani Tukang Kayu tersebut, sang mandor datang memeriksa. Ketika sang mandor memegang gagang daun pintu depan hendak membuka pintu, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu”.
Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, sekarang ia harus tinggal di sebuah rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.


Share:

Jumat, April 01, 2016

Kisah Tukang Kayu


Jauh di pedalaman terdapat sebuah desa petani yang subur dan dialiri banyak sungai-sungai kecil. Di desa itu hidup sepasang saudara yang selalu berbagi dan saling menolong. Keduanya diwarisi bidang tanah yang cukup besar untuk diolah. Selama berpuluh-puluh tahun mereka saling bertukar alat pertanian, berbagi benih dan bibit, serta berbagai cara-cara sukses dalam bertani.

Suatu hari terjadi sebuah kesalahpahaman kecil diantara keduanya. Dengan emosi yang kian memuncak, harmoni dan hubungan baik yang dulu terjalin pun rusak akibat kata-kata keras yang menyakitkan dan pertengkaran hebat. Perang dingin pun terjadi diantara kedua saudara ini.

Di satu pagi, seorang tukang kayu mendatangi rumah sang kakak. Dengan hormat, si tukang kayu mengetuk pintu rumah sang kakak.

“Anda siapa? Ada perlu apa?” ujar sang kakak.

Sambil tersenyum kecil si tukang kayu menjawab, “Saya seorang tukang kayu keliling. Saya sedang mencari pekerjaan. Apakah ada yang bisa saya kerjakan untuk tuan?”

Sambil mengelus-elus janggut, sang kakak pun akhirnya menjawab penuh semangat, “Ah kebetulan sekali! Saya membutuhkan jasa Anda!”

Sang kakak pun mengajak si tukang keyu ke dekat parit yang cukup lebar yang membatasi tanah pertaniannya. “Anda lihat tanah yang di seberang parit itu? Itu tanah adik saya. Beberapa hari yang lalu dia mengeruk tanah di sekitar parit sana sehingga parit ini semakin besar. Dia memang benci pada saya. Jadi, saya butuh bantuan Anda untuk membangun sebuah pagar yang tinggi dan tebal sehingga saya tidak perlu lagi melihat dia atau tanahnya. Anda bisa?”

Sambil mengedikkan kepala, si tukang kayu menjawab, “Baiklah, saya mengerti. Saya akan membantu Tuan.”

“Bagus sekali. Semakin cepat selesai semakin baik! Tapi saya harus pergi ke kota, nanti sore baru kembali. Kalau Anda butuh bantuan panggil saja pekerja di rumah saya.” Kemudian sang kakak pun pergi.

Si tukang kayu mengeluarkan semua peralatannya dan mulai bekerja. Sepanjang hari itu, si tukang kayu bekerja keras, mulai dari mencari kayu-kayu terbaik, membeli paku dan bor, memotong kayu, dan membangun. Kerja kerasnya yang luar biasa langsung selesai sore itu juga. Tersenyum lebar, sang tukang kayu memandangi hasil kerja kerasnya.

Ketika sang kakak kembali dari kota, ia bingung mendapati banyak orang yang berkumpul di sekitar rumahnya. Ia pun bergegas menghampiri kerumunan untuk melihat apa yang mereka lihat. Sang kakak pun terkesiap ketika melihat sebuah jembatan kayu yang terlihat kuat, kokoh, namun cantik menjulang di atas parit yang menghubungkan tanahnya dan tanah sang adik.

Sambil berlari mendekati jembatan itu, ia melihat si tukang kayu sedang membereskan peralatannya. Belum sempat ia menghampiri si tukang kayu, terdengar suara sang adik dari ujung jembatan, “Kak!! Saya tidak percaya kakak membangun jembatan ini setelah semua yang telah saya lakukan pada kakak.”

Melihat wajah haru sang adik, sang kakak pun berlari ke atas jembatan dan mereka berpelukan sambil saling meminta maaf. Warga desa yang melihat kejadian itu pun ikut menitikkan air mata haru.Ketika sang tukang kayu hendak meninggalkan rumah sang kakak, sang kakak berkata, “Tunggu sebentar, saya masih punya banyak pekerjaan untuk Anda.”

Si tukang kayu menggeleng sambil berkata, “Masih banyak jembatan yang perlu saya bangun.”
Share:

Rabu, Februari 10, 2016

Mendaki Gunung Bagi Kesehatan Tubuh

Di bumi ini, salah satu keajaiban dari ciptaan-Nya yang Maha Kuasa adalah pegunungan yang menjulang tinggi dan indah. Di bumi ini ada lebih dari puluhan ribu pegunungan dan gunung yang tersebar di berbagai benua dan pulau. Di Indonesia sendiri juga banyak sekali gunung, baik itu yang sering didaki, maupun yang belum pernah didaki.

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang cukup digemari oleh beragam kalangan, baik itu kalangan pelajar, karyawan, pengusaha, bahkan masih ada lansia yang sanggup mendaki gunung. Di Indonesia sendiri, banyak sekali gunung yang bisa anda taklukan, mulai dari gunung yang mudah hingga gunung yang membutuhkan keterampilan khusus. Seperti memanjat tebing, kemampuan bertahan hidup dan keterampilan dalam mengatur stamina.

Mendaki gunung sendiri pada dasarnya memiliki berbagai macam manfaat. Tentu saja manfaat ini ada beberapa yang langsung dapat dirasakan, dan ada pula manfaat lainnya yang tidak dapat terlihat langsung. Apa saja manfaat mendaki gunung? Berikut ini diantaranya :

Inilah Mendaki Gunung Bagi Kesehatan Tubuh (dok. Iden Wildensyah)
1. Meningkatkan kapasitas kerja jantung dan paru-paru

Mendaki gunung memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Manfaat kesehatan dari mendaki gunung yang pertama adalah dapat meningkatkan kapasitas kerja dari jantung dan paru-paru. Dengan kata lain, mendaki gunung dapat memperkuat jantung dan paru-paru kita. Hal ini disebabkan oleh kegiatan mendaki gunung yang membutuhkan tenagA yang besar, yang akan membentuk kekuatan dari jantung dan paru-paru. Dengan meningkatnya kapasitas kerja dari organ tersebut, maka anda akan :

Memperkecil resiko serangan jantung dan stroke
Mengoptimalkan supali oksigen dan peredaran darah
Terhindar dari berbagai macam penyakit
2. Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh

Manfaat mendaki gunung juga sangat baik untuk menjaga dan meningkatkan stamina serta daya tahan tubuh anda. dengan mendaki, maka anda pastinya membutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang lebih, sehingga dengan seringnya anda melakukan pendakian, daya tahan tubuh dan stamina anda akan tetap terjaga, dan malahan semakin meningkat.

3. Menjaga kesehatan tubuh

Mendaki juga dapat menjaga kesehatan tubuh. Selain karena kapasitas kerja jantung dan paru-paru yang meningkat, serta stamina dan daya tahan tubuh yang terjaga, mendaki gunung juga dapat menjaga kesehatan tubuh. Karena udara yang anda hirup masih jauh dari racun polusi udara yang ada di daerah perkotaan.

4. Memperkuat otot-otot kaki

Tidak dapat dipungkiri kegiatan mendaki yang bisa anda lakukan secara rutin, pastinya akan memperkuat otot kaki, dan juga dapat berpengaruh pada kekuatan tulang tulang anda, sehingga mampu memperkecil resiko terkena osteoporosis.

5. Sebagai media olahraga

Manfaat mendaki gunung bagi tubuh juga sebagai salah satu kegiatan untuk berolahraga, terutama bagi mereka yang senang dengan kegiatan-kegiatan di alam. Biasanya kegiatan olahraganya berupa berlari naik turun gunung.

6. Mendekatkan diri pada alam

Kegiatan mendaki biasanya dikaitkan dengan mendaki gunung. Biasanya, gunung memiliki lingkungan dan ekosistem yang masih alami dan indah. Sehingga bagi anda yang sedang mencari ketenangan dalam suasana alam, kegiatan mendaki sangatlah cocok bagi anda.

7. Memberikan pengalaman baru

Mendaki juga akan memberikan pengalaman baru bagi anda, baik itu pengalaman secara fisik, maupun pengalaman secara spiritual. Saat mendaki gunung, mungkin anda akan bertemu banyak hal yang tidak terduga, yang pastinya akan menambah pengalaman anda.

8. Menambah relasi dengan orang lain

Biasanya kegiatan mendaki dilakukan tidak sendirian. Dan apabila melakukannya sendirian, biasanya di tengah jalan pendakian anda akan bertemu dengan pendaki lain ketika sedang beristirahat. Hal ini lah yang akan membantu anda dalam menambah relasi dengan orang baru ketika mendaki.

9. Menurunkan berat badan

Ya, tentu saja manfaat mendaki gunung bagi kesehatan dapat menjadi salah satu metode olahraga paling ampuh untuk menurunkan berat badan. Hal ini disebabkan karena kalori yang terbakar ketika anda melakukan kegiatan pendakian sangatlah besar.

10. Sebagai pemuasan dari hobi

Beberapa orang menganggap mendaki merupakan hobi dan tujuan hidup. Jadi dengan mendaki berbagai gunung yang ada, hal ini akan sangat memuaskan kebutuhan diri mereka akan hobi dan tujuan hidup. Dengan tercapainya kepuasan, maka kualitas hidup seseorang akan menjadi lebih baik.

11. Menambah ilmu pengetahuan

Dengan mendaki, anda akan belajar mengenal alam, melalui tanda – tanda alam yang muncul, seperti arah angin, arah matahari, dan juga tanda – tanda lain seperti jejak binatang liar dan sebagainya. Dengan ini, maka ilmu pengetahuan yang anda miliki akan semakin bertambah dan dapat anda aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

12. Belajar hidup secara mandiri

Dengan mendaki, itu berarti kita hanya akan mengandalkan perbekalan, insting dan juga kondisi alam sekitar kita untuk bertahan hidup, terutama ketika mendaki daerah-daerah yang cukup ekstrim. Maka dari itu, manfaat mendaki gunung dapat mengajarkan kita untuk belajar hidup mandiri dan bertahan tanpa bantuan teknologi canggih.

13. Membentuk mental dan pikiran yang kuat dan sehat

Mendaki juga sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter, mental dan pikiran yang kuat serta tegas. Dalam mendaki dibutuhkan keahlian dalam hal pengelolaan insting, dan juga pengelolaan emosi yang baik. Dengan seringnya melakukan kegiatan mendaki, maka pengelolaan insting dan emosi akan terasah dengan baik, dan akan berpengaruh pada mental dan pikiran yang sehat dan kuat.

14. Relaksasi dan hiburan

Anda juga dapat memanfaatkan kegiana mendaki sebagai salah satu media dalam mencari relaksasi dan hiburan. Bagi anda yang sudah penat dengan kehidupan kota yang memberikan banyak tekanan, maka anda dapat mendapatkan relaksasi dan hiburan anda melalui kegiatan mendaki.

Itulah beberapa manfaat yang bisa anda peroleh dari kegiatan mendaki.perlu diingat, sebelum mendaki ada banyak hal yang harus disiapkan, antara lain :
  • Kesiapan fisik dan mental
  • Kesiapan logistik, peralatan mendaki dan perbekalan
  • Kondisi cuaca yang bersahabat
  • Lokasi pendakian yang harus sesuai dengan kemampuan dari pendaki
  • Niat dan juga berdoa untuk keselamatan

Share:

Minggu, Maret 29, 2015

Sokola Rimba

"Segalanya ada mantera-manteranya, harus terbebas dari segala pikiran buruk" (Nyungsang Bungo)
Sokola Rimba merupakan film Indonesia yang mengangkat kisah hidup Butet Manurung, pengajar asal Jakarta yang mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak Rimba penduduk asli hutan Bukit Duabelas di provinsi Jambi. Diadaptasi dari buku memoar yang ditulis oleh Butet sendiri, film Sokola Rimba dibintangi oleh Prisia Nasution sebagai Butet, serta didukung oleh wajah-wajah asli Orang Rimba.
Butet Manurung (Prisa Nasution) sedang mengajari baca tulis (Sokola Rimba)
Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung (Prisia Nasution) telah menemukan hidup yang diinginkannya, mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Hingga suatu hari Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) nama anak itu, berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di’cap jempol’ oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.
Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bias membawa malapetaka bagi mereka.
Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo, hingga malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.

Share:

Selasa, April 22, 2014

Satyagraha dan Anak

Gandhi buat saya adalah sosok yang sangat menginspirasi. Lewat kisah hidupnya ia memberikan banyak pelajaran-pelajaran penting untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup serta mencarikan jalan keluarnya lewat ajaran-ajaran yang sudah ia lakukan. Ia memberikan pelajaran dengan pengalamannya. Sekali lagi, lewat pengalamannya. 

Gandhi bermain dengan anak (deepprayers.blogspot.com)

Salah satu hal yang menarik yang ingin saya bagikan perilah pendidikan anak yang sudah Gandhi lakukan dalam ajarannya yaitu satyagraha. Satyagraha bukanlah merupakan sebuah metode. Apapun yang lebih dari cinta adalah metode. Gandhi melihat satyagraha sebagaimana sebuah perilaku, sebuah kondisi internal dari cinta nirkekerasan yang menjadi kerangka hubungan kita dengan manusia lainnya. Perilaku ini datang dari dalam, bukan dari luar.

Lalu bagaimana hubungannya satyagraha dengan anak? Satyagraha memiliki tempat tersendiri. Kesabaran yang dipadukan dengan ketegasan yang akan membentuk pendekatan ini. Keadaan yang tak dapat disederhanakan dalam satyagraha keluarga adalah bahwa kesejahteraan anak merupakan yang pertama; pertumbuhan dan perkembangan mereka diutamakan di atas kepentingan yang lainnya. Ini berarti mengorbankan sedikit kesenangan pada waktu-waktu tertentu atau menolak, dengan halus tetapi tegas, jauh lebih sering. Yang paling penting, dalam pemikiran Gandhi, adalah teladan orangtua.
Gandhi bermain dengan anak (deepprayers.blogspot.com)

Ada kisah menarik tentang bagaimana Gandhi memberi teladan kepada anak. Pada usia 30-an ada seorang wanita yang datang ke Sevagram dan meminta Gandhi untuk membuat anak lelakinya berhenti makan gula karena tidak baik baginya. Gandhi menjawab dengan samar, "Kembalilah minggu depan."

Wanita itu pergi dengan bertanya-tanya, tetapi kembali seminggu kemudian dengan patuh menuruti instruksi dari Gandhi. "Jangan makan gula," Gandhi bekata kepada si anak ketika menemuinya. "Gula tidak baik untukmu." Lalu ia bercanda dengan si anak sebentar, memeluknya, dan mengembalikannya. Namun, sang ibu tidak mampu menahan rasa penasarannya dan kemudian bertanya, "Bapu, mengapa kau tidak mengatakannya hal ini minggu lalu ketika kami datang kepadamu? Mengapa kau membuat kami datang kembali?"

Gandhi tersenyum. "Minggu lalu," ia berkata sang ibu, "Aku juga sedang makan gula."
Satu lagi, kutipan Gandhi yang terus saya ingat "Bumi ini cukup untuk semua orang, tapi tidak untuk dua orang yang serakah" Selamat hari Bumi, 22 April.


Share:

Postingan Populer