Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Ramah Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramah Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Jumat, November 13, 2015

Reklamasi Lahan Yang Menarik di Sisi Grasberg

Rumput hijau yang indah di sisi tebing karst (Iden Wildensyah)
Selama ini banyak orang hanya terfokus melihat penambangan terbuka yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia di Grasberg tetapi tak banyak orang yang melirik aktivitas reklamasi lahan di sisi yang lainnya. Reklamasi di sisi Grasberg juga sangat penting untuk diperhatikan selain aktivitas penambangannya itu sendiri. Penambangan dan reklamasi lahan adalah dua hal yang harus berjalan beriringan. Ketika salah satu aktivitas dilakukan tanpa diikuti dengan aktivitas lainnya, maka ketidakseimbangan ekosistem akan terjadi. Reklamasi ini sangat penting dalam rangka mengembalikan kondisi tanah sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya, maka terhadap lahan bekas pertambangan, selain dilakukan penutupan tambang, juga harus dilakukan pemulihan kawasan bekas pertambangan.
Penambangan terbuka jelas mengubah bentuk dan struktur bumi. Misalnya dari sebuah lahan terbuka dengan banyak sekali vegetasi, ketika terjadi penambangan maka lahan tersebut akan hilang. Vegetasi alami yang awalnya tumbuh di atas lapisan atas akan berubah seiring perubahan pada kontur tanahnya. Perubahan ini bukan tanpa sebab, perubahan lahan ini memang di desain untuk mendapatkan kandungan mineral yang dibutuhkan. Mineral yang ditambang misalnya seperti tembaga, emas, dan perak. Bahan mineral ini kemudian diolah menjadi bahan baku untuk barang-barang yang kita gunakan sehari-hari seperti perangkat alat elektronik, kendaraan, dan kebutuhan lainnya.

Kelestarian Alam dan Reklamasi

Bibit tanaman untuk reklamasi lahan PT Freeport Indonesia (Iden Wildensyah)
Dalam bukunya Etika Lingkungan, Sony Keraf mengatakan bahwa melestarikan warisan alam adalah memberi prioritas pada nilai lain selain nilai ekonomis, nilai keindahan alam, nilai penghormatan akan apa yang diciptakan sendiri dan lebih dari itu, nilai kehidupan itu sendiri.
Reklamasi tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan kembali kondisi lahan setelah aktivitas penambangan selesai. Aktivitas pertambangan yang melakukan penggalian dan merubah bentang lahan, perubahan iklim mikro hingga ke kondisi fisik lingkungan harus dilakukan usaha memulihkan kembali. Pemulihan ini berguna agar bentang alam yang sudah rusak masih mampu menopang kehidupan di sekitarnya. Baik untuk hewan, tumbuhan, bahkan manusia. Di sisi yang lain industri pertambangan juga menimbulkan dampak positif sebagai sumber devisa negara, pendapatan asli daerah, penciptaan lahan kerja, perubahan ekonomi hingga bertindak sebagai development agen bagi daerahnya. 

Reklamasi Lahan di Grasberg

Luas areal pertambangan terbuka Grasberg berdiameter sekitar 4 km, dengan kedalaman 1 km lebih. Dari Grasberg ini cadangan tembaga, emas, dan peraknya ditambang setiap hari. berdasarkan data produksi bijih (batuan mineral) PT Freeport Indonesia sekitar 220.000-240.000 ton per hari, sekitar 70% datang dari Grasberg.  Grasberg merupakan ikon tambang dunia yang terkenal. Tepat di bagian atas lokasi penambangan Grasberg terdapat sebuah lahan luas yang diperuntukan sebagai tempat budidaya tanaman endemik Papua yang nantinya akan ditanam di lokasi bekas urugan batuan sisa tambang. Lokasinya bernama Nursery Manado Grasberg. Dengan ketinggian lebih dari 3.800 Mdpl, beberapa tanaman khas yang hidup di daerah sub alpine dipelihara setiap hari. Dengan pengawasan yang ketat serta sistematis, beberapa tanaman jenis rumput-rumputan sudah menyebar tumbuh dengan baik di ketinggian Grasberg. Grasberg yang berarti gunung rumput begitu menawan karena kontrasnya warna gunung dinding karst dengan hijaunya daun rumput.
Sebagian polybag menggunakan bahan dari tumbuhan lokal (Iden Wildensyah)
Vegetasi tumbuhan yang dikembangkan di areal pembibitan tersebut antara lain: Deschamsia Klosii, Deschamsia Caespitosa, Rhododendiron spp, dan lain-lain. Tiga bagian yang saya sebut adalah jenis yang ditanam paling banyak. Untuk mereka yang sering naik gunung, beberapa jenis paku-pakuan, serta tanaman yang hanya tumbuh di puncak gunung pasti sudah tak asing lagi saat melihat langsung.
Tanaman-tanaman tersebut dipelihara dan akan menjadi tanaman pelopor di kawasan reklamasi tambang. Tanaman pelopor yang diharapkan menjadi awal untuk mengundang berbagai jenis satwa liar yang biasa hidup di lokasi seperti berbagai jenis burung dan satwa-satwa kecil. Keberadaan satwa ini akan menjadi penyebar alami lewat buah dimakannya kemudian biji yang keluar bersama kotoran hewan tersebut.
Nah, menarik bukan? Buat saya bukan hanya menarik dari sisi pemandangan tetapi dari cara berpikir. Di Grasberg saya melihat cara berpikir yang utuh dan terintergasi saat melakukan eksplorasi alam. Hal ini menjadi penting karena lingkungan itu satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Saat melakukan kegiatan pertambangan, semua aspek lingkungan harus dipikirkan secara bersamaan. Reklamasi lahan di lokasi PT Freeport Indonesia ini bisa menjadi contoh untuk siapapun. Tentang sistemnya, tentang keteraturan, dan tentang pengawasan yang ketat pada segala aspek lingkungan.
Share:

Postingan Populer