Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Holistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Holistik. Tampilkan semua postingan

Senin, Desember 05, 2016

Pentingnya Mengajarkan Lagu Kebangsaan Di Sekolah

Learning without thinking is useless, but thinking without learning is very dangerous!Sukarno, dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi

Lagu-lagu kebangsaan Indonesia menggambarkan semangat, kegigihan, kecintaan, persatuan dan kesatuan, serta kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman yang selalu dinyanyikan pada saat perayaan hari-hari penting nasional. Lagu Indonesia Raya rutinnya dinyanyikan pada saat upacara bendera. Saya masih ingat saat sekolah, setiap senin adalah upacara bendera. Upacara bendera kata guru saya selain menanamkan kecintaan pada negara Indonesia tetapi juga menanamkan kedisiplinan.
Menumbuhkan semangat kebangsaan lewat lagu kebangsaan 
Kecintaan kepada negara Indonesia karena pada saat upacara bendera selain menyanyikan lagu kebangsaan, juga ikut merenungkan bangsa Indonesia secara umum. Kemudian mendoakan para pahlawan yang sudah gugur pada saat mengheningkan cipta, dan bersemangat dengan bangsa Indonesia saat menyanyikan lagu kebangsaan. Semangat dan harapan ini terus dipupuk dalam diri siswa-siswa yang sedang mengikuti upacara bendera. Mereka benar-benar menyanyikan dengan semangat, lantang, dan kompak. Sementara pengibar bendera mengerek bendera sampai ke ujung tiang yang ada di tengah-tengah lapangan upacara bendera.

Pada saat mengerek bendera sampai ke ujung, ada yang ditunggu-tunggu sebagai bahan candaan. Maklum masih remaja, ketika ada hal menarik untuk ditertawakan langsung menarik perhatian. Saat yang ditunggu tersebut adalah kesesuaian antara akhir lagu kebangsaan dengan sampainya bendera di ujung tiang bendera. Jika terjadi kesesuaian maka bahan candaan hilang dan upacara lancar, sementara jika tidak terdapat kesesuaian maka spontan beberapa orang akan tersenyum bahkan mungkin tertawa. Walau tidak terbahak-bahak tapi peristiwa lucu saat upacara bisa menjadi perbincangan ketika waktu istirahat tiba. Kelucuan-kelucuan yang menarik dikenang sekarang. Bukan karena menertawakan lagu kebangsaan atau upacara benderanya, lebih karena merasa lucu atas tingkah polah remaja.

Semangat Kebangsaan

Lagu kebangsaan yang membuat bersemangat lainnya adalah Hari Merdeka. Kalau menyanyikan lagu ini, rasanya semangat benar-benar berkobar sangat besar. Tambah membesar ketika dinyanyikan serentak dalam jumlah orang yang menyanyikannya banyak. Lagu kebangsaan ini dinyanyikan biasanya pada saat upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. Perhatikan liriknya “Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat dikandung badan!”. Bergetar semangat ini saat lirik tersebut. Inilah saat yang menarik dan bersemangat ketika upacara bendera.

Sementara lagu syahdu yang harus khidmat pada saat lagu kebangsaan yang dinyanyikannya ketika mengheningkan cipta. Ketika menyanyikan lagu ini, rasanya merinding, apalagi pemimpin upacara meminta untuk mendoakan arwah para pahlawan yang sudah gugur. Mendengar kata ‘arwah’ saja rasanya sudah merinding, apalagi ditambah dengan lagu mengheningkan cipta yang syahdu dan senyap. Yah... pada saat dinyanyikan lagu ini, suasana terasa senyap dan hening. Bayangan menjelajah ke para pahlawan yang sudah gugur pada saat berjuang merebut kemerdekaan dan juga berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Di tengah-tengah suasana senyap, sunyi, dan khidmat ini, terselip juga rasa patriotisme yang tinggi. Ada semacam kebanggaan yang muncul saat ketika upacara. Saat-saat mengheningkan cipta adalah saat merenungkan dan bersyukur atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan bangsa asing. Merenungkan dan mengheningkan diri untuk merasakan lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk kebaikan di masa yang akan datang. Pada saat itu pula, ada semacam tuntutan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Patriotisme memang tidak hadir dari slogan-slogan, dia hadir dari perenungan dan tindakan semua bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Patriotisme

Patriotisme yang muncul dari upacara bendera tentu sangat berbeda dengan patriotisme yang muncul dari teori-teori yang diajarkan di dalam kelas. Teori-teori yang ada dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa, dan Pendidikan Kewarganegaraan, hanyalah sebagian kecil usaha yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tetapi patriotisme yang hadir dari perenungan yang mendalam saat upacara berbeda, rasanya lebih baik dibandingkan dengan teori-teori saja. Terpenting juga, lagu kebangsaan bisa menumbuhkan kebanggaan dan patriotisme bagi yang menghayatinya.

Setiap lagu kebangsaan memberikan rasa yang berbeda untuk siapa saja yang menyanyikan dengan penghayatan tinggi. Salah satu contoh lainnya adalah lagu kebangsaan berjudul Ibu Kita Kartini. Saat menyanyikan lagu ini, ada rasa yang sangat berbeda dengan lagu kebangsaan lainnya seperti Hari Merdeka dan Indonesia Raya. Dalam lagu Ibu Kita Kartini, ada semacam cita rasa wanita yang kuat dan tegar. Perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia sangat fenomenal. Lagu Ibu Kita Kartini adalah sebentuk apresiasi atas jasa pahlawan perempuan yang berani menegakkan emansipasi wanita.

Sementara pada saat menyanyikan lagu syukur, ada segenap rasa syukur yang dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kadang ini menjadi saat-saat yang mengharukan, apalagi misalnya dinyanyikan setelah mengikuti pendidikan dasar pecinta alam. Pada saat pelantikan menjadi anggota baru, menyanyikan lagu syukur dengan senandung saja membuat suasana sangat haru bercampur baur dengan kesenangan karena sudah berhasil melewati tahapan berat di Pendidikan Dasar.

Lagu kebangsaan lainnya yang menarik dan memberikan semangat adalah Halo-Halo Bandung. Walaupun hanya berada di Bandung tetapi kekuatan lagu ini sangatlah besar. Halo Halo Bandung adalah lagu penyemangat yang membara dan membakar semangat untuk bergerak maju. Dalam lirik lagu Halo Halo Bandung terkandung semangat besar “mari bung rebut kembali”. Ada semacam pesan untuk berjuang tanpa lelah dalam mengambil kembali Bandung yang sudah dibakar.

Share:

Jumat, November 11, 2016

Pembelajaran Mendalam Yang Hadir Di Buku Kami Tidak Seragam dari Sanggar Anak Alam Yogya

Jika orientasi pendidikan hanyalah urusan duniawi semata, maka apalah guna nyalimu? Ia bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan materi” (Sanggar Anak Alam)

Setiap kali ada karya siswa yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya melebihi harapan guru, di situ saya selalu merasa takjub dengan potensi anak-anak. Apresiasi yang besar juga saya sampaikan untuk para fasilitator yang mengantarkan proses belajar menyenangkan. Fasilitator yang mampu memfasilitasi anak hingga mengeluarkan potensi terbaik dari dalam dirinya.
Pembelajaran mendalam atau deep learning adalah salah satu fokus pembelajaran yang sering saya lakukan. Untuk diri saya, pembelajaran mendalam membuat saya memahami sisi-sisi lain dari setiap hal yang saya pelajari. Sementara mengantarkan asyiknya pembelajaran mendalam buat anak menjadi pengantara agar anak tidak sekadar belajar saja. Lebih dari sekadar belajar tetapi memaknai, mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam keseharian, dan mampu menjadi bagian utuh dalam dirinya yang tidak terpisah satu sama lain.
Mula-mula lewat proses berpikir mendalam pada setiap kejadian atau pada setiap pelajaran setelah itu terbiasa melakukannya dalam keseharian. Berpikir mendalam akan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan penting yang akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pertanyaan menjadi jalan masuk untuk mempelajari sesuatu, penuh rasa ingin tahu, takjub, kemudian bertanya sesuatu yang mendasar lewat ‘mengapa?’. Mengapa begini, mengapa begitu, bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana jika begini, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan terbuka yang membuat gairah untuk mencari tahu semakin besar.
Peran Guru
Guru di jaman sekarang bukan lagi sosok super yang tahu segala hal. Guru bukan lagi sumber ilmu pengetahuan. Guru sekarang harus bisa menjadi fasilitator untuk pembelajaran anak. Membangun kemandirian anak agar mampu belajar dengan cara sendiri. Guru tidak perlu tahu segala sesuatu karena bantuan teknologi membuat anak bisa mengakses sendiri pengetahuan yang ingin ia dapatkan. Guru hanya memberikan sebuah stimulan tentang bagaimana mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut. Guru tak perlu menjawab semua pertanyaan karena hal ini bisa membuat anak tergantung segalanya kepada guru. Efeknya saat tidak ada guru, anak menjadi malas untuk belajar mandiri, belajar mencaru tahu sendiri, ngulik, dan efek kemalasan lainnya.
Guru yang baik di jaman sekarang harus mampu menyesuaikan kebutuhan pembelajaran anak dengan memfasilitasi pembelajaran di mana pun dan kapan pun. Jika sudah memahami konsep pengalaman adalah guru terbaik, maka sebaik-baiknya guru cukup dengan memberikan pengalaman pada tiap anak didiknya kemudian biarkan anak yang mengambil pelajaran dari pengalaman yang sudah dialaminya.
Less is more, semakin sedikit guru berperan dalam kehidupan anak maka semakin besar potensi anak untuk belajar lewat pengalaman dirinya sendiri. Demikian juga sebaliknya semakin besar peran guru, maka semakin kecil peran anak untuk belajar mandiri.
Sanggar Anak Alam Yogyakarta (salamjogja.wordpress.com)
Pembelajaran mendalam di Sanggar Anak Alam
Lewat pengalaman yang dilalui bersama teman-temannya, anak-anak di Sanggar Anak Alam Yogyakarta mampu mengambil pelajaran penting yang berguna untuk kehidupannya. Anak-anak yang karyanya ditulis dalam buku Kami Tidak Seragam menunjukan kedalaman berpikir yang sangat menarik. Sebut saja Natalia Nane atau Nane anak kelas 6 yang menuliskan pengalaman bertanding badminton. Ia tidak sekadar bermain badminton, ia tidak sekadar bertanding, ia tidak sekadar berlatih, ia mengambil pelajaran penting dari kegiatan yang dilakukannya.
Di buku itu menulis “Selama ini aku dilatih dan disiapkan oleh Pak Ari untuk menjadi pemain tunggal. Pemain tunggal biasanya mengupayakan agar lawan bergerak ke sekeliling lapangan sesering mungkin, dan agar dia berpindah dari posisi basis atau pangkalannya. Pada akhirnya, lawan terpaksa melakukan pukulan yang lemah, agar bola itu bisa dipukul jatuh. Dan lawan harus dibuat bergerak pontang-panting terus, dengan mengubah teknik pukulan dari dropshot ke lop dan melakukan lop sedalam mungkin ke sudut backhandnnya”.
Di akhir ia juga menulis sebuah pengalaman yang sangat indah “Untuk menjadi pemain badminton yang berhasil, aku harus disiplin berlatih, makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan berdoa kepada Tuhan agar membantu serta merestui usahaku ini”.
Di cerita yang lain, Elang Sakti Wiwardana kelas 5 misalnya menuliskan sisi yang menarik tentang proses pembelajaran mendalam ini. Risetnya tentang kegiatan memancing. Dari kegiatan memancing ia menulis pembelajaran yang ia dapatkan. Misalnya ia menulis “menunggu ikan itu sangat lama dan membutuhkan kesabaran yang tinggi....... Memancing itu butuh kesabaran, walaupun aku tidak dapat ikan tetapi aku tetap senang”. Kesenangan adalah awal dari pembelajaran yang bermakna. Dengan senang hati ia tidak akan merasa capai untuk belajar bahkan ia tidak merasa sedang belajar padahal banyak sekali pembelajaran yang ia dapatkan.
Kedua cerita singkat itu sangat indah dan dalam bukan? Yah buat saya, ia tidak sekadar memancing, bermain, dan berlatih saja tetapi ia membagi tips dan pelajaran penting dari sebuah pengalaman yang sudah dilaluinya. Pengalaman yang dituliskan Nane buat beberapa anak yang berlatih mungkin saja terlewatkan. Demikian juga pengalaman memancing Elang, bisa terlewatkan begitu saja karena berbagai alasan seperti capai dan malas berpikir. Sayangnya hal itu tidak berlaku buat mereka. Mereka tetap mengambil pelajaran dari kegiatan mancing atau berlatih badminton. Jangan lupakan berdoa kepada Tuhan, kedalaman spiritualisme muncul dari seorang anak kelas 6 lewat kegiatan berlatih badminton. Persis seperti kutipan di atas, “Jika orientasi pendidikan hanyalah urusan duniawi semata, maka apalah guna nyalimu? Ia bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan materi”. Ayo sebarkan semangat pembelajaran mendalam karena pendidikan bukan sekadar urusan duniawi, ada yang lebih dalam dari itu!

Kami Tidak Seragam, Rekam Jejak Anak Salam (Iden Wildensyah)



Share:

Kamis, November 10, 2016

Cerita Menarik Ketika Kami Tidak Seragam Dari Buku Rekam Jejak Anak Salam

Orang banyak berkonsentrasi belajar dari buku dan melupakan untuk belajar dari alam bebas yang sebenarnya lebih kaya, alam terkembang jadi guruRabindranath Tagore

Belajar di era teknologi sekarang semakin terbuka dan mudah. Kemudahan yang didapat kemudian memberikan dua sisi mata uang yang menarik. Di satu sisi membuat semua orang bisa melek informasi setiap waktu, di sisi yang lain membuat beberapa orang malas untuk mencari sesuatu yang baru ketika merasa semua bisa disediakan dengan mudah. Keseimbangan untuk tetap mencari sesuatu yang baru lewat kegiatan sehari-hari menjadi sangat penting. Salah satu kuncinya adalah melatih bertanya!
Di dunia pendidikan sekarang, di mana semua kemudahan sudah tampak di depan mata, kemampuan bertanya itu menjadi sangat penting. Melatih anak untuk bertanya menjadi sebuah tantangan tersendiri setidaknya buat saya selama bergiat di sekolah alternatif. Pada awal bergiat di sekolah, anak sangat sulit untuk bertanya. Kesulitan anak untuk bertanya ini bisa jadi efek dari metode pembelajaran sebelumnya yang masih konvensional seperti anak duduk dan guru ceramah seharian penuh. Duduk pasif dan hanya mengulang kata-kata gurunya. Giliran diberikan kesempatan bertanya, semua membisu begitu saja. Kemampuan bertanya diawali oleh kemerdekaan yang harus dimiliki anak, anak yang merdeka tidak akan merasa sungkan untuk bertanya. Bertanya tentang fenomena alam, bertanya tentang keseharian, bertanya tentang pelajaran, bertanya tentang keterkaitan materi satu dengan materi lainya, dan pertanyaan lainnya. Buat saya munculnya kemampuan bertanya ini juga diawali oleh guru yang merdeka yang siap memberikan cara untuk mengarahkan anak mendapatkan jawaban. Bukan guru yang menjawab semua pertanyaan anak sehingga anak menjadi dimanjakan oleh ketersediaan jawaban yang spontan dijawab saat ada pertanyaan dari anak.
Kami Tidak Seragam, Rekam Jejak Anak Salam (Iden Wildensyah)

Membangun keterampilan untuk berlatih bertanya menjadi pengantar menarik buku Kami Tidak Seragam karya Sanggar Anak Alam Yogyakarta. Sanggar Anak Alam yang dikenal dengan nama SALAM ini membagikan proses pembelajaran menarik lewat buku. Toto Rahardjo dalam pengantar buku menuliskan bahwa proses belajar pada dasarnya melatih berpikir, tidak sekadar menambah pengetahuan, pendidikan tidak berhenti dalam dunia persekolahan tetapi merupakan proses belajar sepanjang hayat.
Mengaitkan Pembelajaran
Kemampuan bertanya bisa mewujud dalam bentuk praktik pembelajaran di sekolah yang selalu mengaitkan antara teori dengan realitas. Kemampuan mengaitkan ini menjadi sangat penting karena anak akan belajar menyeluruh dari satu aspek yang dipelajari. Nah, salah satu permasalahan besar pendidikan di Indonesia adalah sekolah hanya fokus pada ranah teori pengetahuan saja tetapi lupa mengaitkannya dengan realitas. Lewat daur belajar yang dipraktikan di SALAM Yogya, anak diajak untuk mengenal, memahami asal usul, sebab akibat, struktur sejak dari menemukan data, fakta, sampai dengan kesimpulan.
Praktik-praktik yang berdasarkan daur belajar tersebut muncul dalam bentuk laporan yang menarik serta cerita-cerita yang unik dari persfektif anak. Misalnya pada halaman 67 seorang anak kelas 4 menuliskan tentang riset jus jeruk. Dalam riset tersebut anak tidak sekadar melihat buah jeruk saja, ia menuliskan juga alasan pemilihan jeruk. Walaupun tetap saja ada faktor ibu dalam memilih jeruk tersebut. Ia menuliskan manfaat jeruk manis, menggambarkan bagian-bagian dari buah jeruk, kemudian menggambarkan daur hidup jeruk dari mulai biji lalu tumbuh tunas menjadi pohon lalu berbuah dan kembali ada biji.
Dalam cerita laporan riset jus jeruk, ia menuliskan “Sebelum membuat jus jeruk aku mencuci alat pemerasnya. Setelah itu aku memotong 2 jeruk lalu aku peras. Setelah itu aku memotong 4 jeruk terus aku memerasnya lalu dimasukan dalam gelas lalu aku yang minum.... “
Banyak sekali kisah-kisah lain sebagai hasil pembelajaran menyenangkan di SALAM Yogya yang ada dalam buku tersebut. Hampir kesemuanya memiliki keterkaitan yang kuat dengan kehidupan ini. Tidak ada yang terpisah satu sama lain. Anak menuliskan pengalaman di sekolah dan juga kegiatan di luar sekolah. Bidang-bidang yang ada dalam kehidupan bercampur baur dalam buku setebal 144 Halaman ini. Sebut saja fotografi, olahraga, musik, pertanian, teknologi, elektronika, lengkap menjadi kesatuan yang utuh dalam pembelajaran di sekolah.
Tidak Seragam Itu Pilihan
Di tengah penyeragaman-penyeragaman yang kencang dihembuskan oleh berbagai pihak, memilih tidak seragam adalah sebuah hal yang sangat menarik. Penyeragaman bisa muncul dalam berbagai wujud yang menyeramkan. Sebut saja proses standarisasi sekolah-sekolah mulai dari seragam anak-anak, seragam guru, bentuk bangunan yang sama, bahkan buku paket juga diseragamkan atas nama pemerataan pendidikan. Pada kenyataan, pendidikan seharusnya bisa mengapresiasi keberagaman manusia. Manusia beragam dalam banyak hal, latar belajang budaya, adat istiadat, dan keberagaman lainnya yang mendasari Bhineka Tunggal Ika.
Tidak seragam bisa dikaitkan sebagai bentuk pakaian yang dipakai sehari-hari dengan membebaskan anak untuk memakai baju apapun yang penting sopan dan juga lebih dalam dari sekadar fisik yaitu pemikiran. Keberagaman pemikiran hendaknya menjadi acuan untuk tetap bisa saling berkolaborasi satu sama lain. Hasil riset anak-anak di SALAM Yogya ini memunculkan keberagaman dalam pemikiran anak-anak yang khas. Yah, mereka tidak seragam bukan saja pakaiannya tetapi juga pemikirannya.
Saya merasakan banyak sekali pembelajaran yang bisa diserap dari proses belajar anak di SALAM Yogya ini, proses belajar yang sangat bermakna sehingga meninggalkan kesan yang mendalam untuk siapa saja yang bergiat bersama-sama di sekolah tersebut. Bukan hanya untuk anak yang sedang belajar, orangtua yang mendampingi, dan fasilitator yang membuka pengalaman baru tetapi juga untuk pembaca seperti saya. Pengalaman yang sangat berharga untuk menjadi referensi dalam mendidik anak. Inilah sebentuk solusi praktis dan kreatif untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Praktik pendidikan  di lapangan yang menarik. Tidak sekadar berteori saja persis seperti penutup dalam buku “Daripada sibuk bersungut tentang isu-isu pendidikan yang terasa makin seragam dan tidak masuk akal, saya memilih untuk belajar lagi tentang apa sesungguhnya makna belajar. Mengutip sebuah cara pandang SALAM: Belajarlah dimanapun kamu berada, karena pengetahuan sesungguhnya ada di setiap hembusan nafas”
Share:

Selasa, November 08, 2016

Mendongeng Adalah Salah Satu Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan

"Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it" -Hannah Arendt-

Sudah lama saya menggunakan media mendongeng sebagai bagian dari pembelajaran menarik. Dongeng adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Dalam dongeng terdapat banyak petuah-petuah dari orangtua yang disampaikan melalui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Dongeng adalah sebuah hiburan yang selalu dinantikan pada zaman dahulu. Biasanya dilakukan menjelang tidur. Seorang tua duduk di tengah-tengah kemudian dilingkari oleh generasi muda. Mereka adalah anak-anak usia sekolah yang selalu disuruh orangtuanya untuk mendengarkan dongeng dan kisah-kisah yang akan disampaikan oleh pendongengnya.

Kebajikan jaman dahulu disampaikan melalui dongeng! Mendongeng Menjadi Salah Alternatif Pembelajaran Yang Menyenangkan
Di rumah, orangtua biasanya akan mendongeng untuk anak-anaknya sebelum tidur. Setelah maghrib kemudian berkumpul di ruang tengah dan mulailah mendengarkan cerita-cerita yang menarik. Ada yang diikuti dengan makanan ringan dan minuman penghangat. Seperti kacang tanah, ubi, goreng singkong, dan lain-lain.

Dongeng-dongeng yang dituturkan beragam mulai dari kisah kebajikan sampai legenda-legenda. Tokoh-tokohnya seperti hewan atau manusia yang ada pada masa lampau. Hewan-hewan akan diceritakan dengan jenaka dan sesekali mengundang tawa anak-anak. Tetapi sesekali juga akan membawa kisah tragis. Pendongeng biasanya jarang memberikan nasehat-nasehat setelah mendongeng. Ia akan memberikan seutuhnya kepada pendengarnya untuk mengambil makna dan pelajaran dari dongeng yang sudah dituturkannya.

Di kelas, saya juga meneruskan tradisi dongeng ini. Biasanya saya ambil dari buku kumpulan dongen yang dikumpulkan oleh Grimm Brother dan juga buku-buku lainnya yang mendukung terutama untuk dongeng bahasa Sunda seperti dongeng sakadang kuya dan sakadang kancil. ada juga buku Pamekar Basa yang menceritakan kisah seorang anak kelas 3 bersama keluarganya di kampung. Di buku itu, ada kisah-kisah dongeng sunda-nya.

Seperti kata Hannah Arendt "Storytelling reveals meaning without committing the error of defining it"  Yah memilih dongeng sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena dalam dongeng ada banyak makna yang menarik untuk menjadi pembelajaran tanpa merasa sedang belajar, diceramahi tanpa merasa diceramahi, disalahkan tanpa merasa disalahkan. Khusus untuk kesalahan tentu diceritakan untuk dihindari dan dicari solusinya oleh pendengar tanpa intervensi pendongengnya.

Sampai hari ini, bagi saya mendongeng dan mendengarkan dongeng menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Share:

Kamis, Juni 11, 2015

Sisi Lain Bermain, Bertualang, Belajar [2]

Buat saya, buku Bermain, Bertualang, Belajar itu terasa sangat berkesan. Buku tahun ini yang lahir bersama anak-anak di Sekolah Alam Bandung. Bukan buku saya, itu adalah buku mereka. Salah satu alasan mendasar kenapa lahir karya buku ini adalah keinginan memberikan sebuah jejak yang baik untuk sebuah tempat yang ditinggalkan. Nah, anak-anak Sekolah Alam Bandung jenjang SD 6 ini membuat sebuah buku yang diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk adik-adik kelas atau siapapun yang membacanya.

Bermain, Bertualang, Belajar
Saat membaca buku tersebut, beragam rasa berkumpul, banyak sekali pengalaman anak-anak yang bisa dijadikan pelajaran. Mereka menuliskan banyak sekali kesan tentang perjalanan mereka selama bersekolah di Sekolah Alam Bandung.

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kita mengenalnya sebagai sebuah ungkapan yang terus menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Menghadirkan pengalaman adalah bagian terbaik yang bisa dilakukan oleh guru agar anak-anak bisa belajar secara mengasyikan dan menyenangkan. Banyak pengalaman-pengalaman di sekolah yang bisa dijadikan sebagai pelajaran selain pelajaran-pelajaran tertulis seperti mata pelajaran pada umumnya.

Inilah ringkasan beberapa catatan pengalaman anak yang ada di buku Bermain, Bertualang, Belajar!


Pada waktu buka kelas,yang terseru adalah dimana kita saling berbagi cerita. Setelah itu kita mengaji 3 lembar Al-Qur’an. Terus kami langsung belajar sesuai jadwal .Yang paling ditunggu tunggu setelah belajar pastinya istirahat. Biasanya pada saat istirahat kami bermain bola di lapangan (Adli)

Sekolah di SAB sangat menyenangkan buat saya dan tidak akan pernah saya lupakan, karena lingkungan sekolah yang sangat alami,  sejuk dan asri, pemandangan yang indah, teman-teman yang kompak, guru-guru yang baik dan dekat dengan saya dan saya ke sekolah tidak usah memakai seragam dan sepatu. (Dhafin)

Setelah outbond kami memasak makanan sendiri, kelompok saya memasak tahu, kornet, sarden, telur, dan sayuran. Setelah kami memasak lalu saya makan makanan yang baru di masak. ada kelompok lain yang memasak sarden pedas dan salah satu kelompok nya ada yang sakit perut. (Fikri)

Aku langsung berlari keluar bivak sambil mengangkat kakiku tinggi-tinggi. Aku menghampiri wida yang matrasnya di bagian bawah bivak dan bersentuhan dengan matras dari bivak laki-laki yang ada di bawah bivak kami (Tata)

Kenapa pak Dino belum datang, padahal sekarang kami semua sudah kelas 5. Hari- haripun telah berlalu, sampai kami memasuki kelas 6. Kami sudah mulai serius belajar, saat sedang istirahat, aku melihat pak Dino di luar kelas. Akupun langsung pergi ke arahnya dan salam, walau pak Dino terlambat ia sudah menetapi janjinya (Faiza)

Aku punya guru-guru dan teman-teman yang menyenangkan yang juga serasi dengan pemandangan sekolahku yang asri mulai dari sawah, sungai, bukit, dan pepohonan yang banyak sekali (Salma)

Aku tak mengira waktu berjalan cepat sekali. Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Tidak terasa sekarang kami melaksanakan ujian kenaikan kelas untuk bisa lulus dan naik kelas ke kelas 5 SD. Enaknya ujian itu kita tidak harus terlalu menyamakan apa yang ada di buku atau modul, cukup dengan pemahaman kita tentang hal tersebut (Fida)

Saat kemah kelas 4, tempat yang dipilih adalah Rancaupas, di sana saya dan tim memilih tempat untuk membangun tenda, di sana juga saya diajarkan cara menggunakan kompas lalu saya dan yang  lainnya berpetualang menggunakan kompas.  Tim saya sempat tersesat,  tetapi akhirnya bisa kembali dengan selamat.  Saat saya mau pulang, ternyata ada masalah yang membuat kami semua jalan kaki dari dalam Rancaupasnya sampai ke kecamatan pasir jambu,  ternyata itu hanya sebagian dari latihan, dan kami semua hanya berjalan sampai kawah putih dan akhirnya berendam di kolam air panas untuk bermain-main (Ilmi)

  
Share:

Kamis, April 16, 2015

Ujian Nasional, Enjoy saja!

Ujian Nasional atau disingkat UN adalah hajat tahunan setiap sekolah dimulai dari kementerian pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota, dinas pendidikan daerah, rayon, sub rayon, dan sekolah. Sebuah gelaran yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang mulai dari orang di pemerintahan sampai rakyat di manapun berada. Menunggu untuk segera menyelesaikannya dan tuntas agar bisa melanjutkan ke SMP buat siswa kelas 6 SD, melanjutkan ke SMA untuk siswa kelas 9 SMP, dan melanjutkan kuliah untuk siswa kelas 12 SMA.

Mari memanjat tebing selepas Ujian Nasional (UN) (iden)
Banyak yang juga ketar-ketir menghadapi UN ini. Ada yang melakukannya dengan cara belajar sungguh-sungguh sampai mati-matian. Ada yang ke dukun, ada yang berdoa bersama, ada yang bakti sosial, dan masih banyak lagi persiapan agar UN bisa dilewati dengan baik, lancar dan hasilnya sangat memuaskan. Tak salah memang, manusia seharusnya demikian, berusaha dan terus berusaha.

Selain ada yang ketar-ketir, ada juga santai sesantai-santainya. Enjoy menghadapi UN dengan tidak bertindak berlebihan. Menganggap UN sebagai sesuatu yang biasa saja. Mengalir seperti air dan tinggal dikerjakan saat pelaksanaannya. Isi di LJK (Lembar Jawab Komputer) dengan tepat dan benar lalu kumpulkan dan beres. Waktunya cuma 3 hari, eh ada Ujian Sekolah, Ya sudah, ujian sekolah juga hadapi dengan santai saja. Enjoy dan nikmati saja prosesnya. Kalau sekarang ada yang Ujian Nasional Online, maka kerjakan dengan baik. Isi sesuai instruksi dengan tepat. Jaringan internet bukan urusan siswa, itu urusan penyelenggara. Buat jaga-jaga, gak apa-apa bawa modem sendiri, pada saat jaringan terganggu, kamu masih bisa menjawab soal UN. Jangan sekali-kali mencari jawaban UN di mesin pencari. Misalnya dengan mengetik "Kunci Jawaban UN 2015". Itu kecurangan luar biasa. Ingat, sesuatu yang curang itu tidak baik.

Anggap saja UN itu sebagai ujian kenaikan menuju jenjang selanjutnya. Bukan satu-satu harga mati untuk kelulusan apalagi menteri Anies Baswedan sudah menetapkan bahwa UN bukan penentu kelulusan. UN hanya bagian dari tantangan untuk diselesaikan agar mendapat hasil yang baik. UN adalah tantangan hidup saat ini buat kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA. Sisanya akan banyak lagi tantangan di depan yang membutuhkan semangat belajar dan semangat pantang menyerah yang akan membutuhkan persiapan dengan baik.



Share:

Rabu, Februari 25, 2015

Cerita[nya] Menginspirasi

Catatan ini adalah kisah di balik kegiatan Kelas Inspirasi Bandung #3 Kelompok 40. 
Saat-saat bersama terutama kelompok 40 yang dikirim ke SDN Babakan Ciparay Timur itu sangatlah seru dan menyenangkan. Banyak keseruan dan keasyikan yang muncul antar sesama inspirator.
Sebenarnya keinginan untuk ikut sudah muncul sejak pertama kali dilakukan 2 tahun yang lalu. Tapi baru bisa tahun KI 3. Dengan berbagai dinamika tahun-tahun sebelumnya, saya gagal berpartisipasi. Tapi kegagalan tersebut saya obati dengan mempersiapkan diri agar bisa ikut pada kegiatan tahun selanjutnya.
Banyak sekali ide-ide yang bisa dibagikan saat kegiatan Kelas Inspirasi ini. Ide berbagi inspirasi dengan multiprofesi ini muncul saat bertemu . Waktu itu kita berpikir "tidak salah kalau di kita coba yang berbeda!"
Awalnya ketika kebingungan menentukan profesi yang akan disampaikan kepada anak-anak. Nah di sini kemudian muncul ide kreatif sedikit jail dan sedikit lagi iseng. Profesi yang muncul dan terpikir waktu itu adalah profesi jadi manusia! Ya profesinya manusia! Saat semua terkotak kita bikin tak berkotak.
Jadi manusia saja, profesi apapun yang penting berguna dan bermanfaat. Utk anak SD terutama adalah menginspirasi!
Saat terkotak dalam profesi A, B, C, maka jadi manusia bisa jadi apapun. Saya milih jadi pejalan kaki, pendongeng, pemusik, guru, traveler.
Setelah itu, sayapun menyiapkan segalanya. Guitalele, kopiah, kameja, kaos oblong, topi, dan dasi. Siap menginspirasi .
Dan akhirnya, memilih multiprofesi untuk menginspirasi anak-anak. Setelah mengobrol saat evaluasi, kenyataan, bukan hanya beberapa orang yang bingung menentukan profesinya, ternyata banyak juga.
Masuk kelas pertama jadi guru, guru agama, matematika, musik. Anak-anak antusias mendengar ceritaku, mendengarkan kisah tentang mencintai negeri Indonesia dan belajar bersungguh-sungguh untuk mencintai Indonesia .

Di antara anak!
Kelas kedua jadi pemusik, traveler, pejalan kaki. Anak-anak makin senang bernyanyi lagu nasional. Mencintai negeri Indonesia dengan lagu-lagu nasional seperti Tanah Airku, Ibu Pertiwi, Syukur, Terima Kasih Guru, dan Rayuan Pulau Kelapa. 
Mari bersyukur!
Kelas ketiga jadi pemusik, pejalan kaki. Mereka semakin senang bernyanyi lagu anak-anak, ingat lagu anak! Saat gempuran lagu-lagu dewasa yang dinyanyikan anak-anak maka lagu anak-anak seperti karangan Ibu Sud, Pak Kasur, dll, menjadi pilihan tepat untuk kembali dinyanyikan karena isinya sangat bagus, tentang semangat, tentang mencintai tanah air, tentang kebersamaan, tentang keindahan, dan tentang persaudaraan. . 

Bersama mereka bisa menjadi apapun!
Namanya kelas inspirasi, berarti harus menginspirasi! Itu kata yang saya camkan saat ikut dengan apapun profesinya.
Di sisi anak, kehadiran inspirator di sehari itu harus bisa menyegarkan keseharian mereka yang berdinamika bersama gurunya dalam satu tahun.
Sesuatu yg segar, mengasyikan, menyenangkan akan selalu terkenang dalam kehidupan anak-anak .
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik .
Di sisi sekolah, SDN Babakan Ciparay Timur termasuk sekolah yang asyik, kompak dan menerima kehadiran kita dgn baik. Inspirator buat mereka, seperti mendapat kehormatan untuk menerima rombongan dari  untuk berbagi cerita di sekolahnya. Hal ini terlihat dari antusiasme para guru dan kepala sekolah. Antusiasme yang juga menular kepada anak-anak.
SDN Babakan Ciparay Timur selanjutnya ditulis SD bacip timur itu sekolah hijau peduli lingkungan. Ada roof garden

lihatlah, ini roofgarden! menarik!
Di setiap sudutnya banyak himbauan agar peduli lingkungan. Harus bawa misting kalau mau jajan ke luar, harus selalu memungut sampah. Membawa misting untuk menampung makanan dari jajanan adalah pilihan yang tepat. Wadah makanan yang selalu kita bawa bisa mengurangi sampah. Jadi gerakan zero waste berlangsung dengan baik di SDN Babakan Ciparay Timur ini.
Oh iya, dari sekolah sambutan guru2 dan kepala sekolahnya juga sangat ramah. Mereka terbuka dan menyambut baik.

ini adalah saat Kepala Sekolah memberikan sambutan di awal kegiatan
Dan terutama tidak kalah menariknya juga adalah kelompok 40. Ada @jainarbarliana dan duh yang lain apa yah akun twitternya?
El Comandante mau diajak diskusi 'aneh' di kubangan no 7 Taman Film Bandung. Bersyukur saya sekelompok sama dia hahaha.

Hidup lebih bermakna dengan saling menginspirasi satu sama lain. Menginspirasi itu membahagiakan!
Eh, di Kel 40 ada Teh Jainar (@jainarbarliana) , sosok inspiratif multitalent yang menguasai bahasa isyarat, darinya tahu lambang 'love'. Awalnya kita tahu lambang tangan tiga (kelingking, telunjuk, dan jempol) dikenal sebagai lambang metal


Di kelas, ada yang bertanya "Sebenarnya profesi bapak apa sih?" saya bisikin aja. "Bapak adalah Power Ranger yang sedang menyamar"!
Jadi, menginspirasi anak-anak itu mudah, tidak harus dengan sesuatu yang jauh, dekatkan saja dengan dunianya, mereka akan terinspirasi
jadilah diri sendiri, mengalir, sewajarnya, unpredictable, maka kegiatan menginspirasi akan semakin mengasyikan.
Sesuatu yang mengalir, sewajarnya, apa adanya, lebih mudah diterima oleh anak di kelas. Anak selalu lebih peka menangkap kejujuran :)
Saya coba hadirkan pengalaman baru dalam berinteraksi antara guru dan anak-anak, bahwa pengalaman itu guru yang baik.
Baru masuk kelas, "Bapak siapa?" terheran-heran lalu saya dekati anak itu, "Bapak adalah Batman!. "Kok gak berubah?". "Ini siang, nak!"
Nah, sekian dulu aja berbagi cerita sebagai berbagai profesi di .


Catatan ini adalah bagian utuh dari twit yang sudah disampaikan di @idenide.
Share:

Minggu, Januari 25, 2015

Cuaca Tidak Bagus

Percakapan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Santolo antara penjual dan pembeli ikan di sela-sela waktu mereka saling tawar.
"Kenapa hasil tangkapan ikannya gak bagus? Cuaca sedang tidak bagus yah" kata pembeli.
"Ah cuaca mah baik-baik saja, ikannya saja sedang tidak ada" jawab penjual ikan.

Percakapan singkat itu menyadarkan tentang cara memandang setiap hal yang terjadi dalam keseharian. Terkadang menyalahkan pihak luar lebih mudah dibandingkan dari pada meraba ke dalam diri sendiri untuk instrospeksi. Kalau kata Gobind Vasdhev, semua hal di luar diri kita itu bernilai netral, diri kita sendirilah yang memberi nilainya.

Ketiadaan ikan bisa dilihat karena kesalahan cuaca atau karena memang ikannya sedang tiada. Lebih mudah menyalahkan maka salahkan cuaca karen ketiadaan ikan. Padahal di laut yang maha luas, ketersediaan ikan sangat berlimpah. Ikan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Bisa jadi ketiadaan ikan terjadi karena ikannya pergi sementara nelayan menangkap pada tempat yang sama.
Pada hari tertentu setiap bulan ikan memang sulit ditangkap karena pancaran cahaya bulan menganggu konsentrasi nelayan. Pernah lihat film yang tokohnya berjuang di lautan dengan harimau? Film yang berjudul Life Of Pi itu dalan satu scene-nya menceritakan suasana malam hari. Ikan-ikan memancarkan warna-warni yang elok. Punggung ikan bisa terlihat jelas pada malam hari. Nah demikianlah para nelayan juga menentukan jenis ikannya pada malam hari dengan melihat pancaran punggung ikannya.

Kalau hasil tangkapan nelayan berkurang, benar kata penjual ikan, ikannya sedang tidak ada. Jadi tenang saja, nanti akan ada lagi ikannya, akan mudah lagi ditangkap oleh nelayan asal tidak serakah agar ketersediaan di alam terbuka masih melimpah.

Share:

Selasa, Desember 09, 2014

Alam Terbuka Untuk Pendidikan Anak

Belajar Bersama Alam (www.gettyimages.com)
Sudah sering saya mendampingi anak-anak camping atau berkemah di alam terbuka. Memfasilitasi acara berkemah anak-anak berbeda dengan memfasilitasi berkemah orang dewasa. Ada banyak dinamika yang menarik dan perlu jadi bahan perhatian selama mendampinginya. Baik secara teknis atau pun nonteknis, berkemah bersama anak-anak itu butuh kesiapan mental yang kuat. Mulai dari menyiapkan fisik anak-anak sampai kesiapan mental anak-anak. Terutama juga meyakinkan orangtua bahwa pendidikan di alam terbuka untuk anak-anak itu sangat baik. Ada hal-hal yang harus disiapkan menjelang keberangkatan agar anak siap.

Beberapa hal positif dari pendidikan di alam terbuka untuk anak-anak adalah sebagai berikut:
1. Belajar sambil melakukan
Belajar sambil melalukan dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan praktik. Anak akan belajar langsung dilapangan. Mereka akan mendapatkan pengalaman secara langsung.

2. Kegiatan berkelompok
Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling bekerjasama dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.

3. Kegiatan menarik dan menantang
Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan. Diutamakan pada kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik anak, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.

4. Membangun kemandirian 
Seorang anak yang bergiat di alam terbuka akan dibiasakan untuk mandiri. Anak harus mandiri mulai dari menyiapkan fisik dan mental sendiri, menyiapkan kebutuhan selama bergiat di alam terbuka oleh sendiri, melakukan perjalanan secara personal tetapi butuh kerjasama untuk menyukseskannya. Untuk beberapa tahap tentu saja masih harus ada bantuan dari pembimbingnya.

Masih banyak lagi hal positif lainnya yang bisa anak dapatkan dari pendidikan di alam terbuka. Kegiatan camping dan outbond lainnya sangat diperlukan untuk membangun kepribadian anak-anak. Anak yang sering bergiat di alam terbuka akan terbangun fisiknya dengan baik. Begitu pula dengan mentalnya, ia akan berkembang sesuai tahapan tumbuh kembang anak. Orangtua tentu saja akan mendukung saat melihat hasil kemandirian dalam diri anaknya. Tidak instan tetapi prosesnya perlu kita alami bersama-sama dengan kesabaran dan tetap berusaha. Ayo bergiat di alam terbuka!

Share:

Selasa, November 25, 2014

Membongkar Prototipe Guru Lama


Prototipe (pro·to·ti·pe) n model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas. Dalam istilah internet Prototipe adalah model kerja dasar dari pengembangan sebuah program (software) atau perangkat lunak. Prototipe dalam Bahasa Inggris “prototype” disebut juga dengan purwarupa. Prototipe biasanya dibuat sebagai model untuk tujuan demonstrasi atau sebagai bagian dari proses pengembangan atau pembuatan sebuah software
Ikuti di twitter @kreatifmendidik untuk melihat 
alternatif pembelajaran menarik
Kata prototipe berasal dari Bahasa Latin, yaitu kata “proto” yang berarti asli, dan “typus” yang berarti bentuk atau model. Dalam konteks non-teknis, prototipe adalah contoh khusus sebagai wakil dari kategori tertentu. Dalam bidang desain, prototipe atau purwarupa atau disebut juga dengan arketipe adalah bentuk awal sebagai contoh atau standar ukuran dari sebuah entitas. Sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi dikarenakan salah satu inti ajaran agama Sikh adalah kepercayaan terhadap ajaran sepuluh guru Sikh. Hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Guru pertama, Guru Nanak Dev adalah pendiri agama ini. Orang India, Cina, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu, seorang guru sangat dihormati dan terkenal di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk mendapat keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang tua mereka.

Secara formal di Indonesia, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.

Gambaran Guru

Inilah gambaran umum guru yang sering muncul dibenak masing-masing orang. Berkumis bisa tipis atau tebal, berambut rapi, berkacamata dan bersafari rapi. Sayapun dulu sempat membayangkan bahwa guru itu bentuknya seperti ini. Oh iya, kata teman saya selain rapi dan selalu klimis, juga senang meroko (Maaf ini sering saya temukan pada beberapa guru sekolah saat rapat nun jauh di tempat yang dirahasiakan).

Guru-guru seperti ini, seperti gambaran umum yang selalu muncul lengkap dengan motornya yaitu vespa adalah ciri khas guru yang selalu baik. Ia mampu memberikan kesan yang mendalam kepada semua masyarakat tentang sisi guru yang baik. Kesan ini bisa terus menerus menempel dalam diri masyarakat sehingga ia bisa dikenang terus bahkan sampai rambut, kumis tipisnya, baju safarinya, dan juga suara klakson vespanya. Berkahilah para guru ya Tuhanku!

Guru Sekarang
Tanpa mengurangi rasa hormat pada semua guru yang sudah berpakaian rapi dan tampil berkesan, saya sebenarnya lama mengidam-idamkan sebuah bentuk baru dari guru-guru yang ada di Indonesia. Saya pernah mendengar di sebuah sekolah di Kota Yogyakarta, tatanan rapi dalam bentuk fisik ini pernah didobraknya. Mereka membolehkan gurunya tampil kasual, memakai celana jeans, kaos oblong, dan rambut yang bisa dipanjangkan.

Di sebuah sekolah di Kota Bandung, ternyata saya menemukan bentuk-bentuk baru guru yang lebih fresh dan tampil natural. Guru-gurunya bisa dibilang kreatif dan mungkin saja melanggar pakem guru yang ada dalam gambaran dahulu. Memakai kaos, bercelana jeans, rambut gondrong, dll. Kreatifitas mereka menjadi modal dalam mendidik anak-anaknya di kelas.
Mereka lebih terlihat segar dan kreatif. Wajarlah jika kemudian anak-anak didiknya juga akan lebih kreatif daripada guru-gurunya. Dengan pakaian yang bisa luwes, maka pendekatan ke anak didik pun akan lebih luwes dan dekat. Mereka jadi bisa berinteraksi dengan anak-anak secara bebas. Bebas tapi tetap membangun sikap hormat satu sama lainnya.

Sekedar baju saja ternyata tidak cukup, pakaian itu hanya permukaannya saja, yang harus dilihat lebih dalam adalah jiwa dan semangatnya. Bukan sekedar berpakaian yang harus dibongkar dari guru lama, tetapi juga sikap pembelajar serta karakter pendidik yang harus dijiwai. Pernah beberapa kali saya mengikuti seminar yang pesertanya guru-guru. Sikap mereka tidak menunjukan hormat yang baik pada saat ada pembicara, ada yang asyik mengobrol, main hape, dan terutama pada saat mengantri, ada beberapa guru yang berpakaian safari 'nyelonong' begitu saja. Ia tak mau mengantri. Dan, yang bikin saya gregetan adalah buang puntungnya yang sembarangan. Sangat tidak menunjukan sikap sebagai pendidik yang berbaju safari rapi.

Pada saat mengikrarkan diri kita menjadi guru, maka sewajarnya kita harus menjiwai peran kita sebagai guru. Tak bisa dipisahkan antara kehidupan dalam kelas dengan kehidupan di luar kelas. Kata John Dewey "Education is not preparation for life; education is life itself"Bebaskan diri kita dari pakem-pakem dan gambaran yang kaku tentang guru lama, buat sesuatu yang baru. Kreativitas dalam mendidik sangat menentukan di era sekarang. Guru yang kreatif akan lebih menyenangkan dibandingkan guru yang konvensional dan kaku. (diolah dari berbagai sumber)

Iden Wildensyah (@idenide) saat ini bergiat di Sekolah Alam Bandung.
Mengelola twitter @kreatifmendidik

Share:

Sabtu, November 22, 2014

Olah Sampahmu!

"Buanglah sampah pada tempatnya!" Itu slogan lama. Ajakan untuk membuang sampah itu bisa jadi pada saat itu kebiasaan orang membuang sampah sembarangan. Kemudian disediakan tempat sampahnya maka masalah sampah selesai.

Kini, setelah sistem open dumping sudah usang karena volume sampah yang semakin hari semakin meningkat di Tempat Pembuangan Akhir Sampahnya, maka membuang sampah pada tempatnya menjadi masalah baru. 

Sebuah lembaga yang giat mengampanyekan gerakan zero waste bernama YPBB di Kota Bandung, sudah lama mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah mulai dari diri sendiri. Konsepnya jika semua orang berhasil tidak menghasilkan sampah, maka sampah tidak akan ada. Cara ini sangat ideal untuk mendidik warga kota menjadi lebih kreatif dalam memperlakukan sampah.

Sebagai pendidik, ajakan lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah itu harus terus dikampanyekan. Jangan cukup berhenti hanya sekedar mampu membuang sampah pada tempatnya saja, lebih dari itu mengajak lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah.

Ayoo, olah sampahmu!

Gambar di bawah ini bisa dijadikan referensi buat berkarya



Share:

Sabtu, November 15, 2014

Mencintai Matematika

Matematika bagi beberapa anak terlihat seperti menakutkan. Hal ini wajar karena matematika menjadi salah satu pelajaran yang sulit untuk dipahami. Apalagi dengan konsep-konsep yang abstrak, anak-anak sulit untuk membayangkannya. Dengan penghantaran materi yang tidak bertahap, langsung ke hal abstrak, makin sulitlah anak memahaminya.

Di tahap awal, pendidikan matematika untuk anak-anak bisa diawali dengan hal-hal yang nyata. Dari benda yang bisa disentuh dan dirasakan oleh anak tanpa melabeli dengan kata-kata matematika. Hal ini untuk mengajak anak merasakan bahwa matematika adalah bagian dari kehidupan. Bukan sesuatu yang jauh dan hanya dipelajari di sekolah.

Ditahap selanjutnya, ajak anak untuk menghitung misalnya uang saat belanja di pasar. Anak akan terasa langsung pada proses matematika untuk kehidupan. Atau melihat-lihat angka yang tertera pada pelat nomor kemudian ajak main dengan menjumlahkannya saat melihat pelat nomor kendaraan lainnya.

Di rumah, banyak sekali aktivitas yang bisa membuat matematika menjadi sangat menyenangkan. Misalnya permainan kartu, sondah, ular tangga, monopoli, lego, bisa menjadi alternatif lain dalam mengantarkan matematika secara tidak sadar. Misalnya menghitung langkah setelah dadu dilempar, kemudian ajak anak untuk menjumlahkan setelah muncul angka dari dadu.

Kalau di luar ruangan, bisa lebih banyak lagi. Misalnya saat menaiki tangga, ajak anak untuk menghitung setiap langkahnya. Lalu saat melihat ubin yang coraknya menarik, tidak salah untuk menghitungnya kemudian menjumlahkan. 

Mendekatkan matematika dengan kehidupan adalah tugas semua. Jangan dipilah-pilah bahwa seolah matematika hanya ada di sekolah saja. Kesalahan fatal ketika pembelajaran di sekolah dipisahkan dengan keseharian anak-anak. Dengan mendekatkan dalam keseharian anak, saya yakin semua pelajaran akan terasa menyenangkan dan proses belajar akan berlangsung secara terus menerus baik dalam kehidupan anak.

Share:

Postingan Populer