Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Mural. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mural. Tampilkan semua postingan

Jumat, September 16, 2016

Kolaborasi Kreatif Menghias Mural di Kota Bandung

Senja (15 Tahun, bukan nama sebenarnya) bergegas memakai sepatu menuju mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah. Pagi itu ia sangat bersemangat karena akan menjadi salah satu orang yang terlibat dalam proyek seni di Kota Bandung. Ia akan menjadi bagian dari kelompok relawan menghias mural di kawasan Babakan Siliwangi tepat di jalan Siliwangi. Senja dan teman-temannya sudah berkoordinasi sebelum hari pelaksanaan. Berkoordinasi tentang alat dan bahan, tentang tema, dan tentang segala sesuatu yang harus dipersiapkan agar saat menghias mural semuanya berjalan dengan baik.
Kolaborasi Kreatif Menghias Mural di Kota Bandung (Iden Wildensyah)

Senja adalah salah satu remaja dari sebuah sekolah menengah di Kota Bandung yang ikut serta dalam proyek seni mural. Mural di dinding jalan Siliwangi Kota Bandung merupakan sebuah cerita yang sangat menarik untuk disimak. Tahun 2016 ini, proyek seni mural di jalan Siliwangi dikerjakan secara bersama-sama dengan melibatkan banyak pihak di luar jurusan Seni Rupa ITB. Jika proyek sebelumnya, Seni Rupa ITB sangat dominan dalam menggarap seni mural ini maka tahun ini termasuk yang berbeda dalam tema dan proses pengerjaannya.

Kolaborasi Bukan Kompetisi

Saya selalu teringat bahwa di jaman sekarang sudah bukan lagi waktunya mengembor-gemborkan kompetesi. Alih-alih berkompetisi, para pakar pendidikan dan futurolog di dunia banyak menyarankan untuk memperbanyak kolaborasi. Berkompetisi hanya dengan diri sendiri. Cukup dengan diri sendiri untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Sementara dengan orang lain, darimanapun golongannya, lebih baik membangun kolaborasi. Kolaborasi memungkinkan keselarasan dan keharmonisan. Sementara kompetisi hanya akan membuat kondisi sebaliknya terlebih di tempat yang belum dewasa saat menerima kemenangan atau menghadapi kekalahan.

Kolaborasi bersifat positif dan membangun satu sama lain. Sementara kompetisi hanya akan menghasilkan individu-individu yang egois dan mementingkan kemenangan tanpa memperdulikan orang lain. Berkolaborasi satu sama lain dalam hal apapun menjadi tantangan tersendiri untuk para pegiat pendidikan alternatif. Dalam pendidikan alternatif yang tidak tersekat oleh ruang, semua orang atau kelompok adalah pendidik untuk siapapun yang berinteraksi dengannya. Ketika satu kelompok mampu memberikan pendidikan yang baik untuk kelompok lainnya maka akan terjadi kebaikan yang terus menerus. Dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Tentu saja semua berawal dari individu yang mau terbuka untuk kolaborasi satu sama lain tanpa melihat embel-embel kepentingan dibalik kehadiran individu lainnya.

Jika niat baik untuk membangun sebuah kondisi yang baik, maka kolaborasi kreatif yang dilakukan dalam kegiatan menghias mural di Kota Bandung bisa menjadi stimulan yang baik untuk kolaborasi di tempat-tempat kreatif lainnya. Niat baik untuk menghadirkan kebaikan bagi lingkungan sekitar. Persis seperti niat dan semangat seorang Senja yang begitu antusias menghias mural dari pagi sampai sore.

“Senang kak, senang banget bisa menjadi relawan menghias mural ini. Cape sih tapi tidak apa-apa. Kalau mural sudah selesai, kelihatannya kan jadi indah” Demikian Senja berkata sambil membereskan alat-alat lukis dan cat yang sudah digunakannya sejak pagi tadi. Senja pun mengakhiri kegiatan hari itu di sebuah jalan yang akan ia kenang sampai tua dan menjadi cerita untuk anak-anaknya kelak.
Mural di Jalan Siliwangi (Iden Wildensyah)

Bukan hanya Senja yang merasa senang, kolaborasi kreatif ini juga menjadi ajang berkumpulnya komunitas-komunitas di Kota Bandung. Ada pegiat blogger dan komunitas sepeda yang juga begitu antusias membuat sejarah di Kota Bandung. Para pegiat pendidikan, para pegiat seni, para pecinta kreativitas yang tergabung dalam proyek menghias mural di Kota Bandung ini tentu akan semakin senang ketika kelak sesudah semua dinding terhias dijaga bersama-sama. Proses menjaga ini sepenuhnya diserahkan kepada warga Kota Bandung. Dengan kesadaran penuh untuk saling menjaga satu sama lain, bukan tak mungkin keharmonisan sebagai buah dari kolaborasi kreatif ini akan muncul secara kolektif dalam setiap diri warga yang melihat dan menikmati keindahannya.

Hari sudah sore, Senja dan teman-temannya sudah pulang. Tinggal beberapa kelompok mahasiswa yang masih menyelesaikan beberapa bagian yang belum dituntaskannya. Mereka masih mengayunkan kuasnya, mengambil warna cat sesuai hiasan yang ingin dibuatnya. Kolaborasi kreatif hari pertama ditutup dengan perasaan yang sangat lega.  
Share:

Postingan Populer